Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Nannochloropsis sp phytoplankton culture technique laboratory scale Hidayat, Nurul; Putri, Mega Novia; Kurniawan, Ronal
South East Asian Marine Sciences Journal Vol. 1 No. 2 (2024): March
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/seamas.1.2.73-76

Abstract

Nannochloropsis sp is a phytoplankton often used in marine fish hatchery activities as feed for the mass production of rotifers, and its availability is very much needed for rearing marine fish larvae. This activity aims to study pure culture techniques for Nannochloropsis sp on a laboratory scale. The method used is a literature study method and a direct practical method regarding Nannochloropsis sp phytoplankton culture techniques laboratory scale and conducted interviews with employees at the BPBL Batam Phytoplankton Live Food Production Unit Laboratory. Based on observations, it was found that the peak growth or optimum cell density of Nannochloropsis sp. occurred on the sixth day in a 1000 mL Erlenmeyer, namely 60.95 - 62.10 million cells/mL with an initial density of 10.15 - 10.55 million cells/mL and in a 2000 mL Erlenmeyer, namely 58.75 - 60, 25 million cells/mL with an initial density of 8.25 – 8.45 million cells/mL.
POTENTIAL OF VARIOUS INDONESIAN MEDICINAL PLANTS TO INHIBIT THE GROWTH OF Aeromonas hydrophila BACTERIA Kurniawan, Ronal; Windarti, Windarti; Effendi, Irwan; Putri, Mega Novia; Syahputra, Tomi; Gusriansyah, Dimas
Asian Journal of Aquatic Sciences Vol. 7 No. 2 (2024): August
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/ajoas.7.2.299-304

Abstract

Aeromonas hydrophila is a gram-negative bacterium that can infect fish and is zoonotic to humans. Efforts to prevent this bacterial infection can be made using herbal plants due to the content of secondary metabolite compounds. This study aims to explore plants that have the potential as antibacterials, especially A. hydrophila bacteria. This research was conducted in February 2024 at the Marine Biotechnology Laboratory, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Universitas Riau. The experimental method used included the stages of preparation of plant leaf samples and antibacterial tests using Kirby-Bauer discs. The plants used were the leaves of senduduk (Melastoma malabathricum), kantong semar (Nepenthes sp), lime (Citrus aurantifolia), belimbing bukit (Acetosella barreligeri), sirsak (Annona muricata), mucuna (Mucuna bracteata), Israel grass (Asystasia gangetica), and miana (Coleus scutellariodes). The results showed that the leaves of kantong semar, senduduk, and belimbing bukit could inhibit bacterial growth in a strong category. In contrast, the leaves of sirsak, mucuna, Israel grass, miana, and lime were classified as moderately inhibiting the growth of A. hydrophila bacteria. In conclusion, these herbal plants can potentially prevent A. hydrophila bacterial infection.
Penetasan Ikan dengan Bahan Alami: Literatur Review Putri, Mega Novia; Kurniawan, Ronal
South East Asian Aquaculture Vol. 2 No. 2 (2025): Januari
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/seaqu.2.2.54-59

Abstract

Penetasan telur merupakan tahap penting dalam budidaya ikan yang memengaruhi kelangsungan hidup larva. Metode konvensional dengan bahan kimia seperti formalin dan metilen biru sering menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan residu berbahaya bagi kesehatan manusia. Sebagai alternatif, bahan alami seperti daun sirih (Piper betle), daun pepaya (Carica papaya), daun kamboja (Plumeria sp.), daun kersen jamaika, dan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) telah dilaporkan memiliki sifat antijamur dan antimikroba yang mendukung keberhasilan penetasan. Artikel ini merangkum berbagai penelitian tentang efektivitas bahan alami dalam meningkatkan daya tetas telur ikan. Beberapa studi menunjukkan hasil positif, seperti larutan daun sirih dengan dosis 2 mL/L yang meningkatkan tingkat penetasan hingga 96,67% dan daun pepaya dengan dosis 4 g/0,96 L mencapai 94,06%. Keberhasilan ini terkait dengan kandungan bioaktif seperti fenol, flavonoid, tanin, dan saponin yang bekerja melawan patogen tanpa membahayakan telur. Penggunaan bahan alami mendukung praktik akuakultur yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan dosis optimal dan mengurangi potensi efek toksik pada konsentrasi tinggi. Artikel ini memberikan wawasan penting bagi pengembangan teknologi penetasan ikan berbasis bahan alami yang efisien dan aman
Pemanfaatan Rumput-Rumputan dalam Pencegahan Penyakit pada Ikan: Review Kurniawan, Ronal; Putri, Mega Novia; Karsih, Okta Rizal; Gusriansyah, Dimas
Agriculture and Biological Technology Vol. 2 No. 1 (2024): Desember
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/agiotech.2.1.1-5

Abstract

Kajian ini mengeksplorasi potensi rumput-rumputan sebagai alternatif antibiotik dalam pengendalian infeksi Aeromonas hydrophila pada ikan. Intensifikasi budidaya ikan telah meningkatkan kerentanan terhadap penyakit, sementara penggunaan antibiotik sintetis menimbulkan masalah resistensi dan dampak lingkungan. Analisis literatur dari jurnal-jurnal (2016-2024) menunjukkan bahwa senyawa bioaktif dalam rumput-rumputan, termasuk flavonoid, saponin, dan tanin, memiliki aktivitas antibakteri melalui berbagai mekanisme seperti penghambatan sintesis peptidoglikan dan perusakan membran sel bakteri. Studi molekuler mengungkapkan efek positif ekstrak rumput-rumputan terhadap sistem imun ikan dan penghambatan gen virulensi bakteri. Standardisasi ekstrak, kontrol kualitas, dan evaluasi keamanan menjadi aspek kritis dalam pengembangan produk. Dari segi ekonomi, pemanfaatan rumput-rumputan menawarkan keunggulan biaya dan potensi pemberdayaan masyarakat melalui budidaya. Pengembangan teknologi ekstraksi yang efisien dan ekonomis diperlukan untuk optimalisasi pemanfaatan. Kajian ini menyimpulkan bahwa rumput-rumputan memiliki potensi signifikan sebagai agen antibakteri alami dalam akuakultur, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk aspek keamanan dan efektivitasnya
POTENTIAL OF VARIOUS INDONESIAN MEDICINAL PLANTS TO INHIBIT THE GROWTH OF Aeromonas hydrophila BACTERIA Kurniawan, Ronal; Windarti, Windarti; Effendi, Irwan; Putri, Mega Novia; Syahputra, Tomi; Gusriansyah, Dimas; Riswan, M
Asian Journal of Aquatic Sciences Vol. 7 No. 2 (2024): August
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/ajoas.7.2.299-304

Abstract

Aeromonas hydrophila is a gram-negative bacterium that can infect fish and is zoonotic to humans. Efforts to prevent this bacterial infection can be made using herbal plants due to the content of secondary metabolite compounds. This study aims to explore plants that have the potential as antibacterials, especially A. hydrophila bacteria. This research was conducted in February 2024 at the Marine Biotechnology Laboratory, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Universitas Riau. The experimental method used included the stages of preparation of plant leaf samples and antibacterial tests using Kirby-Bauer discs. The plants used were the leaves of senduduk (Melastoma malabathricum), kantong semar (Nepenthes sp), lime (Citrus aurantifolia), belimbing bukit (Acetosella barreligeri), sirsak (Annona muricata), mucuna (Mucuna bracteata), Israel grass (Asystasia gangetica), and miana (Coleus scutellariodes). The results showed that the leaves of kantong semar, senduduk, and belimbing bukit could inhibit bacterial growth in a strong category. In contrast, the leaves of sirsak, mucuna, Israel grass, miana, and lime were classified as moderately inhibiting the growth of A. hydrophila bacteria. In conclusion, these herbal plants can potentially prevent A. hydrophila bacterial infection
HISTOPATHOLOGICAL OF STRIPED CATFISH (Pangasianodon hypophthalmus) REARED IN DIFFERENT SALINITIES Riswan, M; Syawal, Henni; Tang, Usman M; Effendi, Irwan; Kurniawan, Ronal; Wahyuni, Sri; Putri, Mega Novia
Asian Journal of Aquatic Sciences Vol. 8 No. 1 (2025): April
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/ajoas.8.1.1-6

Abstract

This study aimed to discover the effects of different salinities on histopathological Pangasianodon hypophthalmus. The method used is experimental by applying a completely randomized design (CRD) with four treatments: salinity 0 ppt, salinity 5 ppt, salinity 7 ppt, and salinity 9 ppt. The fish specimen is 8-10 cm in length and weighs 5 g. It was raised in a 54 L tank containing 40 L of water at a density of 2 fish 1 L-1 and kept for 45 days. Feed with commercial pellet 3 times a day in satiation. The results showed histopathological changes in gills and kidneys occurred at a salinity of 9 ppt. Chloride cell hypertrophy and secondary lamella bend in the gill organs, while the kidneys have acute tubular necrosis. Meanwhile, a salinity of 7 ppt resulted in abnormalities in the kidney organs with hemorrhage. It can be concluded that a salinity of 5 ppt indicates a safe salinity condition for the maintenance of striped catfish.
HEMATOLOGICAL RESPONSE OF Pangasianodon hypophthalmus FED Cosmos caudatus ENRICHED FEED AND REARED IN SALINE MEDIA Sahputri, Herliza Khairani; Windarti, Windarti; Efizon, Deni; Kurniawan, Ronal; Karsih, Okta Rizal; Putri, Mega Novia
Asian Journal of Aquatic Sciences Vol. 8 No. 1 (2025): April
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/ajoas.8.1.128-137

Abstract

Raising striped catfish (Pangasianodon hypophthalmus) in dark conditions with low salinity (5 ppt) can support growth but may also cause stress and affect blood health. Adding Cosmos caudatus leaves, which contain natural bioactive compounds, in fish feed could offer a natural way to help boost the immune system. This study aimed to understand the hematological response of fish toward the C.caudatus enriched feed provision. The fish were reared for 60 days in 5 ppt salinity water and under a controlled photoperiod. There were four treatments: control (no C.caudatus) T1, T2 and T3 (10 g, 20 g, and 30 g of C.caudatus leave powder in 1 kg of feed). Parameters observed were red and white blood cell number, hemoglobin, hematocrit and glucose concentration, phagocytic activity, leukocrit, and types of white blood cells. Results showed that the T1 group significantly improved the ability of red blood cells, hemoglobin, hematocrit, and phagocytosis. Survival rates were high and showed no significant differences between treatments, suggesting that C.caudatus up to 30 g/kg is safe. Based on these findings, a dose of 10 g/kg can be recommended as an effective natural feed additive to help improve the health and immune system of P.hypopthalmus cultured in controlled rearing conditions
Pemberdayaan Masyarakat melalui Budidaya Maggot (Hermetia illucens) sebagai Strategi Pengelolaan Sampah Organik dan Peningkatan Ekonomi Berkelanjutan di Desa Hurung Jilok Kurniawan, Ronal; Gusriansyah, Dimas; Karsih, Okta Rizal; Putri, Mega Novia; Harahap, Husnul Yaqin
Journal of Rural and Urban Community Empowerment Vol. 6 No. 2 (2025): April
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jruce.6.2.166-170

Abstract

Sampah organik merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang memerlukan solusi pengelolaan yang efektif dan berkelanjutan. Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah budidaya maggot Black Soldier Fly (Hermetia illucens), yang tidak hanya membantu mengurangi volume sampah organik tetapi juga memiliki nilai ekonomi sebagai pakan alternatif bagi ternak. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan edukasi, pelatihan teknis, dan pendampingan kepada masyarakat dalam budidaya maggot sebagai strategi pengelolaan limbah organik dan sumber pakan alternatif. Metode pelaksanaan meliputi penyuluhan, praktik budidaya, serta evaluasi ketercapaian sasaran. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam budidaya maggot, perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah organik, serta munculnya peluang ekonomi baru melalui pemanfaatan maggot sebagai pakan ternak. Dengan demikian, pelatihan ini tidak hanya memberikan manfaat ekologis tetapi juga berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Keberlanjutan program ini dapat didukung melalui kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta dalam mengembangkan budidaya maggot sebagai solusi pengelolaan sampah yang berbasis ekonomi sirkular
Potensi Tanaman Sagu (Metroxylon sagu) di Kabupaten Kepulauan Meranti : Tinjuan Literatur Putri, Mega Novia; Kurniawan, Ronal; Karsih, Okta Rizal; Apriliani, Elisa; riswan, M.
Agriculture and Biological Technology Vol. 2 No. 2 (2025): Juni
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/agiotech.2.2.34-39

Abstract

Kabupaten Kepulauan Meranti di Provinsi Riau merupakan salah satu wilayah penghasil sagu terbesar di Indonesia, dengan potensi produksi yang diperkirakan mencapai hampir 3,92 juta ton beras sagu pada tahun 2040. Selain sebagai sumber pangan, sagu juga menghasilkan limbah yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk bernilai seperti pakan ternak, pupuk organik, dan bioenergi, yang mendukung keberlanjutan dan pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan. Namun, pemanfaatan sagu masih dihadapkan pada kendala rendahnya nilai tambah produk, keterbatasan teknologi pengolahan, serta akses pasar yang terbatas. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi agronomis, sosial-ekonomi, dan lingkungan dari sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti, serta mengidentifikasi tantangan dan peluang dalam pengembangannya. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan menganalisis berbagai literatur relevan antara tahun 2010 hingga 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sagu memiliki potensi besar sebagai komoditas unggulan dengan dampak positif terhadap ketahanan pangan dan perekonomian lokal. Namun, pengembangannya memerlukan peningkatan teknologi pengolahan, dukungan infrastruktur, dan penguatan akses pasar. Sagu juga memiliki peluang sebagai bahan baku bioenergi yang ramah lingkungan, khususnya bioetanol. Untuk memaksimalkan potensi ini, diperlukan sinergi antara pemerintah, lembaga penelitian, pelaku usaha, dan masyarakat lokal dalam meningkatkan nilai tambah produk dan pengembangan industri berbasis sagu.
Madu Kelulut dan Kesejahteraan Masyarakat: Analisis Potensi Pengembangan di Kepulauan Meranti Kurniawan, Ronal; Putri, Mega Novia; Karsih, Okta Rizal; Riswan, M.
Agriculture and Biological Technology Vol. 2 No. 2 (2025): Juni
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/agiotech.2.2.40-45

Abstract

Literatur review ini mengkaji potensi madu kelulut (Trigona spp.) yang dihasilkan di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, Indonesia, sebagai komoditas bernilai ekonomi tinggi dengan manfaat kesehatan yang beragam. Melalui pendekatan literatur review komprehensif, penelitian ini menganalisis karakteristik biologis lebah kelulut, sifat fisikokimia madu yang dihasilkan, serta konteks ekologis yang mendukung budidaya lebah ini di kawasan tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa madu kelulut memiliki kandungan antioksidan tinggi, serta aktivitas antibakteri dan anti diabetes yang signifikan. Karakteristik madu kelulut dipengaruhi oleh faktor ekologis setempat, terutama keberadaan tanaman kelapa sebagai sumber nektar dan polen yang berlimpah. Budidaya lebah kelulut telah terbukti memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian masyarakat lokal melalui pengembangan produk bernilai tambah dan pemberdayaan kelompok tani. Simpulan, madu kelulut dapat menjadi tidak hanya sumber peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal tetapi juga kontributor penting dalam pelestarian keanekaragaman hayati dan pengembangan produk kesehatan alami Indonesia