Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Aktivitas Antioksidan Ekstrak, Fraksi dan Sub Fraksi Ekstrak Etanol Daun Manggis (Garcinea mangostana) dan Kuantifikasi Senyawa Aktif Dalam Kelompok Sub Fraksi Secara Densitometri erikania, susanti; Silfiana, Dita; Kurniawati, Nurrizka; Kristyanti, Yulia
Media Farmasi Indonesia Vol. 18 No. 2 (2023): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53359/mfi.v18i2.220

Abstract

Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) banyak dilaporkan memiliki aktivitas farmakologi seperti antimikroba, antikanker, antiinflamasi, antidiabetes, dan antioksidan. Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menyerap atau menetralisir radikal bebas sehingga mampu mencegah penyakit degenaratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak, fraksi dan sub fraksi ekstrak etanol daun manggis beserta kuantifikasi senyawa aktifnya. Ekstraksi dilakukan secara maserasi menggunakan etanol 96%. Ekstrak hasil maserasi di partisi secara ECC. Ekstrak dan fraksi hasil ECC dilakukan uji antioksidan menggunakan metode DPPH. Hasil antioksidan tertinggi selanjutnya difraksinasi secara KCV (kromatografi cair vakum). Fraksi dimonitoring menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) menghasilkan 3 kelompok sub fraksi yaitu A, B dan C. Pengujian antioksidan dilanjutkan pada 3 kelompok sub fraksi dengan metode DPPH. Kuantifikasi senyawa aktif dalam kelompok sub fraksi menggunakan metode KLT densitometri dengan fase diam silica gel F254 dan fase gerak etil asetat : toluen : metanol : asam format (6:6:3:2). Analisis data dan statistik menggunakan SPSS One way Anova. Hasil penelitian menunjukkan fraksi etanol hasil ECC memiliki nilai IC50 tertinggi yaitu 3,21 ppm dibandingkan ekstrak etanol 4,00 ppm, fraksi n heksan 4,59 ppm dan fraksi etil asetat 3,56 ppm. Kelompok sub fraksi C memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai IC50 yaitu 18,09 ppm dibandingkan A sebesar 311,81 ppm dan B sebesar 60,52 ppm. Kuantifikasi kelompok sub fraksi secara KLT densitometri diperoleh nilai kadar yaitu C sebesar 1,92 µg/ml, B sebesar 0,80 µg/ml dan A sebesar 1,84 µg/ml. Hasil uji SPSS One way Anova menunjukkan nilai signifikan (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok sub fraksi A, B, dan C. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok sub fraksi C memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan IC50 sebesar 19,09 ppm dan memiliki kadar senyawa aktif tertinggi yaitu 1,92 µg/ml.
Validasi Metode Penetapan Kadar Etanol pada Parfum Isi Ulang yang Dijual di Kota Madiun menggunakan Metode Kromatografi Gas Detektor FID (Flame Ionization Detection) Wigyaningrum, Amelia Ike; Kurniawati, Nurrizka; Erikania, Susanti
Indonesian Journal of Medical and Pharmaceutical Science Vol. 3 No. 2 (2024)
Publisher : Sultan Agung Islamic University of Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/ijmps.v3i2.202

Abstract

Background: Perfume and fragrance oils are among the thousands of industrial products that are in demand by the public. The general public uses fragrance oils as body fresheners, for clothing and for rooms. Perfume is a mixture of essential oils and aromatic compounds, binders and solvents used to provide fragrance to the human body, objects or rooms. The purpose of this study was to analyze the ethanol content in refill perfume products. Method: This study used gas chromatography, gas chromatography is a dynamic method for the separation and detection of volatile compounds in a mixture. Gas chromatography can be used to determine the concentration of ethanol. This method has been improved and shows a significant increase in determining the concentration of ethanol. The tests carried out include qualitative and quantitative tests. Results: The results of the qualitative test showed that all perfume samples were positive for ethanol. While the results of the quantitative test to determine the ethanol content in perfume samples showed results of 1.9%; 2.04%; 2.03%; 1.83% and 1.84%. According to BPOM, the safe ethanol content in perfume is 5% calculated as % of ethanol and isopropanol. Conclusion: The FID detector gas chromatography method is efficiently used in determining the ethanol content in perfume. The results of the calculation of the content values contained in sequence from samples 1,2,3,4, and 5 are 1.9%; 1.49%; 2.03%; 1.83% and 1.84%. All refill perfume samples sold in perfume shops in Madiun City meet BPOM standards.
ANALISIS KADAR SIKLAMAT PADA ES OYEN DI KOTA MADIUN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Ramadhani, Resta; Kurniawati, Nurrizka; Perwirahayu Aji Saputri, Ika Sutra
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi Vol 9 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STIFI Bhakti Pertiwi Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61685/jibf.v9i1.116

Abstract

Siklamat merupakan pemanis buatan yang tidak meninggalkan rasa pahit dengan tingkat kemanisan ± 30 kali kemanisan gula alami yang dapat menyebabkan tumor dan kanker jika penggunaannya melebihi batas yang diizinkan. Siklamat dapat digunakan dalam pembuatan es oyen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan siklamat dan kadar siklamat dalam es oyen yang beredar di salah satu pusat keramaian di Kota Madiun. Identifikasi adanya siklamat dilakukan dengan metode pengendapan sedangkan uji kuantitatif dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis serta dilakukan validasi metode yang meliputi linieritas, LOD, LOQ, akurasi dan presisi. Hasil penelitian kualitatif menunjukkan 2 dari 6 sampel positif mengandung siklamat yang ditandai dengan adanya endapan putih yaitu pada sampel B dan E. Hasil penelitian kuantitatif dengan metode spektrofotometri UV-Vis yang serapannya diukur pada panjang gelombang 313 nm didapatkan kadar siklamat pada sampel B sebesar 41,054 mg/kg dan pada sampel E sebesar 57,994 mg/kg. Hasil uji validasi diperoleh linieritas y = 0,0122x-0,1942 dengan r = 0,9973; LOD dan LOQ sebesar 1,814 ppm dan 6,049 ppm; akurasi sebesar 100,179%; dan presisi sebesar 0,022%. Hasil penelitian menunjukkan sampel B dan E tidak melebihi batas maksimum yang ditetapkan oleh Perka BPOM No. 11 tahun 2019 yaitu sebesar 250 mg/Kg.
UJI IN SILICO SENYAWA DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ANTIKANKER KOLOREKTAL SERTA PREDIKSI PROFIL FARMAKOKINETIK DAN TOKSISITAS Pratama, Jayanti Putri; Kurniawati, Nurrizka; Erikania, Susanti
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2023 : SIKesNas 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/sikenas.vi.2823

Abstract

Kanker merupakan penyakit yang menjadi ancaman terhadap kesehatan manusia yang ditandai dengan ploriferasi sel atau pembelahan sel yang tidak terkendali. Terapi perawatan kanker kolorektal menggunakan obat 5-Fluorouracil (5-FU) sebagai kontrol positif atau ligan standar pembanding yang dapat membantu meningkatkan kelangsungan hidup pasien pada berbagai jenis kanker. Berdasarkan efek samping yang di timbulkan, hal ini kemudian mendorong masyarakat untuk beralih pengobatan ke bahan alam atau obat tradisional. Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) merupakan salah satu jenis tanaman yang dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu sumber pengobatan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi senyawa kimia yang terkandung dalam daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) sebagai antikanker kolorektal dengan metode in silico, serta prediksi profil farmakokinetik (ADME) dan nilai toksisitas. Hasil penelitian ini adalah senyawa 7 (1,4-Dimethylnaphthalene) memiliki nilai ΔGbinding paling rendah terhadap 3 protein yaitu Chk1:-6,2 (Kkal/mol), Cyclin A:-3,6 (Kkal/mol), Apoptosis Regulator Bcl-2:-6,2 (Kkal/mol). Prediksi profil farmakokinetik dengan hasil yaitu senyawa 3 (1,4-Diethylbenzene) yang memenuhi parameter ADME. Prediksi toksisitas menunjukkan 6 senyawa uji termasuk dalam kategori 1 yaitu toksisitas rendah (Low Class), dan 13 senyawa memiliki hasil negatif terhadap genotoksik maupun nongenotoksik karsinogen sehingga tidak bersifat karsinogenik
DETERMINASI ASAM SALISILAT DALAM SEDIAAN SERUM ANTI ACNE YANG DIJUAL DI TOKO KOSMETIK KOTA MADIUN SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Mustarsyida, Shilfina Rusyda; Febriana, Laela; Kurniawati, Nurrizka
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2024: SIKesNas 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/sikenas.vi.3894

Abstract

Asam salisilat merupakan senyawa keratolitik yang memiliki kemampuan untuk mengobati jerawat. Penggunaan asam salisilat dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan kulit, dermatitis kontak, bahkan toksisitas sistemik. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan analisa secara kualitatif maupun kuantitatif senyawa asam salisilat yang terdapat dalam serum antiacne yang dijual di toko kosmetik Kota Madiun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode identifikasi warna dengan pereaksi FeCl3 dan metode spektrofotometri UV-Vis. Pada metode identifikasi warna bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan asam salisilat yang ditandai dengan perubahan warna ungu pada sampel saat diberi pereaksi FeCl3. Sedangkan metode spektrofotometri UV-Vis digunakan untuk mengetahui kadar asam salisilat yang terkandung dalam serum antiacne tersebut. Hasil analisis dengan pereaksi FeCl3 menunjukkan bahwa dari sepuluh sampel tujuh diantaranya positif mengandung asam salisilat yang ditandai dengan perubahan warna ungu pada sampel. Dalam analisis dengan metode spektrofotometri UV-Vis didapatkan hasil presentase kadar pada sampel A 0,07%, sampel D 0,02%, sampel E 1,17%, sampel F 0,19%, sampel H 0,63%, sampel I 0,25%, dan sampel J 0,03%. Dari hasil presentase kadar asam salisilat dalam sediaan serum antiacne tidak terdapat serum yang kadar asam salisilatnya lebih dari persyaratan yang sudah ditentukan
ANALISIS KADAR METILPARABEN DAN PROPILPARABEN DALAM TONER YANG DITOKO KOSMETIK SECARA KCKT Febriyanti, Zenich Mutiah; Kurniawati, Nurrizka; Natawaskita, Kuncara
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2024: SIKesNas 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/sikenas.vi.3915

Abstract

Metilparaben dan propil paraben merupakan bahan antibakteri dan antifungi yang banyak digunakan dalam produk kecantikan, salah satunya toner. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentang kosmetik bahwa batas maksimum kadar metilparaben dan propilparaben adalah 0.4% sebagai pengawet tunggal dan 0,8% sebagai pengawet campuran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar metilparaben dan propilparaben dalam toner. Metode yang digunakan adalah KCKT. Sebanyak 3 sampel toner yang berada dibeberapa toko kosmetik dipilih berdasarkan hasil uji kualitatif (uji warna) dengan FeCl3 dan AgNo3, diberi label B, C, dan D, dilakukan pada metode KCKT. Hasil yang diperoleh pada metode KCKT dengan menggunakan panjang maksimum 257nm, laju alir 1ml/menit, volume injeksi 20μL, fase diam c18 dan fase gerak metanol:water for injection (40:60) didapatkan pemisahan yang selektifitas dan tidak tumpang tindih. Kadar yang diperoleh sampel B metilparaben 2,5%, sampel c metilparaben 3,7% propilparaben 1,0%, dan sampel D metil paraben 3,4%, propilparaben 4,7%. Kesimpulan pada penelitian ini bahwa dari 3 sampel tersebut memiliki kadar yang melebihi batas maksimum yang ditentukan oleh BPOM.
Analisis Kadar Hidrokuinon dan Kandungan Merkuri pada Handbody Dosis Tinggi yang Beredar Di Market Place Menggunakan Metode HPLC dan Uji Warna Nurmasithoh, Juliana Umi; Kurniawati, Nurrizka; Putra, R.F.X Premihadi
Greensphere: Journal of Environmental Chemistry Vol 5, No 2 (2025): Volume 5 Nomor 2 Tahun 2025
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/gjec.2025.29442

Abstract

Kosmetik pemutih kulit banyak diminati masyarakat, khususnya handbody whitening yang sering dipasarkan melalui market place. Namun, beberapa produk diketahui mengandung bahan berbahaya seperti hidrokuinon dan merkuri yang dapat menimbulkan efek samping serius pada kesehatan kulit maupun organ tubuh. Penelitian ini menganalisis enam sampel handbody dosis tinggi (tiga berizin BPOM dan tiga tanpa izin). Kadar hidrokuinon dianalisis secara kuantitatif dengan kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC), sedangkan merkuri dideteksi secara kualitatif menggunakan uji waena dengan pereaksi KI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh sampel (A–F) positif mengandung merkuri, ditandai dengan terbentuknya endapan merah dan butiran halus hitam pada uji warna. Uji KLT menunjukkan keenam sampel positif mengandung hidrokuinon dengan nilai Rf mendekati standar (0,69). Hasil analisis HPLC menunjukkan bahwa hidrokuinon terdeteksi pada semua sampel, padahal menrutu peraturan BPOM No.23 Tahun 2019, hidrokuinon dilarang digunakan dalam sedian kosmetik. Dapat disimpulkan bahwa keenam sampel handbody dosis tinggi yang diteliti mengandung hidrokuinon dan merkuri yang tidak sesuai dengan standar keamanan, sehingga tidak aman digunakan. Penelitian ini menegaskan pentingnya pengawasan terhadap produk kosmetik yang beredar di marketplace serta perlunya konsumen lebih selektif dalam memilih produk perawatan kulit.
Kombucha Herbal Pegagan-Melinjo: Optimasi Formulasi, Metode Ekstraksi, dan Mekanisme Sinergis Antioksidan Kurniawati, Nurrizka; Cahyaningrum, Yanuar As'hari; Febriana, Laela; Kusuma, Ilham Budi; Mukharomah, Muhimmatul
Greensphere: Journal of Environmental Chemistry Vol 5, No 2 (2025): Volume 5 Nomor 2 Tahun 2025
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/gjec.2025.29573

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan formulasi kombucha herbal menggunakan daun pegagan (Centella asiatica L.) dan melinjo (Gnetum gnemon L.) serta mengevaluasi efek sinergisnya terhadap aktivitas antioksidan. Dua belas formulasi dikembangkan dengan variasi basis teh (teh hijau dan teh hitam), ekstraksi (infus dan maserasi), dan komposisi herbal (tunggal dan kombinasi). Proses fermentasi dilakukan selama 14 hari, dan aktivitas antioksidan diukur menggunakan metode DPPH. Hasilnya menunjukkan variasi aktivitas antioksidan yang signifikan di antara formulasi, dengan nilai IC50 berkisar antara 8,70 hingga 22,60 µg/mL. Kombinasi teh hijau dengan ekstrak daun pegagan dan melinjo (Formulasi FF) menunjukkan aktivitas antioksidan terkuat (IC50 8,70 µg/mL), yang 1,6 kali lebih kuat daripada asam askorbat (IC50 14,23 µg/mL) sebagai standar. Keempat formulasi teratas dengan aktivitas antioksidan tertinggi mengandung kombinasi kedua herbal tersebut menegaskan efek sinergis yang jernih. Metode maserasi secara konsisten menghasilkan aktivitas antioksidan yang lebih unggul dibandingkan dengan metode infus. Temuan ini menunjukkan bahwa formulasi kombucha herbal yang dioptimalkan memiliki potensi besar sebagai minuman fungsional berkadar antioksidan tinggi, dengan kombinasi pegagan dan daun melinjo yang menunjukkan peningkatan sinergis yang signifikan terhadap senyawa bioaktif.