Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Representasi praktik nepotisme keluarga Jokowi pada sampul majalah Tempo Ihsan, Lugina Nurul; Karlinah, Siti; Adiputra, Andika Vinianto
Comdent: Communication Student Journal Vol 1, No 2 (2023): November 2023 - April 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/comdent.v1i2.54312

Abstract

Latar Belakang: Menjelang Pilpres 2024, praktik nepotisme yang dilakukan keluarga Jokowi semakin terang-terangan. Isu tersebut menjadi penting untuk dikaji karena mendapat banyak perhatian publik dan media massa, salah satunya Majalah Tempo. Tempo telah menyoroti isu tersebut sebagai laporan utama dengan sampul majalah yang multitafsir. Tujuan: Studi ini bertujuan untuk menjelaskan representasi makna denotasi dan makna konotasi pada tanda visual sampul majalah serta memahami mitos dan ideologi yang dikonstruksikan Tempo dalam ilustrasi kartun politik sampul majalahnya. Metode: Tanda visual tersebut dianalisis menggunakan metode analisis isi kajian semiotika Roland Barthes dengan pendekatan penelitian kualitatif paradigma konstruktivis. Subjek yang dianalisis adalah empat dari lima belas sampul majalah Tempo periode menjelang Pemilihan Presiden 2024 dengan praktik nepotisme Jkeluarga Jokowi sebagai objeknya. Hasil: Ditemukan bahwa praktik nepotisme keluarga Jokowi dilakukan dengan menggunakan sumber daya internal – external melalui bantuan pejabat di tatanan vertikal – lateral dengan cara-cara yang tidak sah atau illegitimate. Bentuk praktik nepotisme tersebut terdiri atas penyalahgunaan kekuasaan pejabat publik dan penyalahgunaan instrumen negara yang telah menyebabkan pelanggaran dalam Pemilu 2024. Tempo menilai bahwa praktik nepotisme tersebut telah merusak demokrasi, sehingga sampul majalah ini menjadi bentuk kritik dalam upayanya menentang ideologi dominan yang telah menyimpang dari demokrasi.
Dinamika Komunikasi kelompok fandom ARMY Indonesia dalam melakukan aktivisme digital Muthmainnah, Saafira; Dewi, Evie Ariadne Shinta; Adiputra, Andika Vinianto
Comdent: Communication Student Journal Vol 1, No 2 (2023): November 2023 - April 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/comdent.v1i2.50572

Abstract

Latar Belakang: FESTApora merupakan rangkaian aktivisme dan kegiatan sosial oleh fandom ARMY Indonesia yang direncanakan, digerakkan, dan dipromosikan melalui Twitter. Peneliti mencermati bahwa aktivisme ini tidak hanya memberikan manfaat kepada komunitas lain melalui proyek donasi, namun juga bermanfaat bagi para anggota ARMY yang berpartisipasi. Contohnya di kolaborasi FESTApora dengan SAFEnet, mereka membagikan ruang aman dengan penyintas kekerasan melalui webinar “#SpeakYourSelf: Ruang Aman untuk Penyintas dari ARMY” dan mengajarkan tentang privasi, konsen, dan dasar keamanan digital melalui workshop “Lebih Aman Saat #SpeakYourself” kepada para ARMY. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana dinamika komunikasi kelompok fandom ARMY di Twitter dalam melakukan aktivisme digital FESTApora. Metode: Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan studi kasus single case. Data dikumpulkan melalui wawancara semi terstruktur dengan 10 informan. Analisis data dilakukan menggunakan teori budaya partisipatif Jenkins dan teori konstruksi sosial teknologi Bijker. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi melalui ruang virtual Twitter memungkinkan terjadinya komunikasi timbal balik, komunikasi terbuka, dan pemanfaatan jaringan sosial dalam fandom selama pelaksanaan aktivisme FESTApora. Fandom ARMY di Twitter dapat menggerakkan anggotanya karena adanya solidaritas kelompok yang didasari oleh kesamaan antar anggota dan keinginan kolektif untuk membantu, serta adanya profesionalitas komunikator dan penggunaan pesan persuasif yang diamplifikasi dari sosok teladan. Twitter digunakan sebagai sarana aktivisme FESTApora karena efisiensi pesan dan jangkauan Twitter yang luas, serta adanya keunikan fandom di Twitter yaitu jumlah yang besar, identitas yang kuat, dan keberagaman individu.
Keberimbangan Detik.com dalam Pemberitaan Amicus Curiae pada Masa Sidang Sengketa Pilpres 2024 Nafis, Muhammad Falah; Sjafirah, Nuryah Asri; Adiputra, Andika Vinianto
Jurnal ISO: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Humaniora Vol. 5 No. 1 (2025): June
Publisher : Penerbit Jurnal Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53697/iso.v5i1.2247

Abstract

Sebagai negara demokrasi, Indonesia menyelenggarakan pemilihan umum presiden (pilpres) setiap lima tahun sekali. Usai pemungutan dan perhitungan suara pilpres seringkali menimbulkan pro dan kontra yang menyebabkan adanya sidang sengketa. Pengajuan amicus curiae ke Mahkamah Konstitusi oleh salah satu politisi menjelang putusan sidang sengketa pilpres 2024 menimbulkan banyak diskursus karena belum diatur dengan jelas dalam Undang-Undang Pemilu. Media massa memberitakan terkait amicus curiae tersebut karena menjalankan fungsi pengawasan pemerintah atau watchdog. Oleh karena itu, media massa harus objektif khususnya berimbang dalam menyajikan pemberitaan agar bisa dipercaya dan diandalkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keberimbangan Detik.com dalam pemberitaan amicus curiae dengan analisis isi kuantitatif Krippendorf dengan teori objektivitas Westerstahl sebagai acuan. Hasil penelitian terhadap 58 sampel yang diteliti menunjukkan Detik.com mempunyai tingkat keberimbangan yang rendah terhadap pemberitaan amicus curiae pada masa sidang sengketa pilpres 2024. Detik.com belum sepenuhnya berimbang karena pemberitaan didominasi oleh salah satu pihak saja. Dengan demikian, Detik.com perlu melakukan peningkatan agar dapat mencapai tingkat keberimbangan yang lebih baik lagi.
UNDERSTANDING RISK PERCEPTION AND RISK TOLERANCE AMONG VACCINE REFUSERS IN BANDUNG: A CASE STUDY OF RISK COMMUNICATION DURING THE COVID-19 PANDEMIC Adiputra, Andika Vinianto; Sjuchro, Dian Wardiana; Suminar, Jenny Ratna; Kheokao, Jantima
TOPLAMA Vol. 2 No. 2 (2025): TOPLAMA
Publisher : PT Altin Riset Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61397/tla.v2i2.308

Abstract

Public rejection and hesitation towards vaccination continue to increase. Based on data from the West Java Provincial Health Office, various obstacles hinder vaccination coverage in the region. This study aims to identify and analyze the factors that influence people's risk perception and risk tolerance in making decisions related to vaccination during the COVID-19 pandemic, especially in Bandung City, the largest city in West Java. This research uses a qualitative method with a constructivist paradigm and a case study approach. The research subjects consisted of 12 Bandung residents who refused or hesitated to vaccinate and were selected through a purposive sampling technique. Primary data was obtained through in-depth interviews, while secondary data was collected from documentation studies, literature, and other supporting sources. The results showed that risk perception towards vaccination is influenced by several aspects, such as underestimating the danger of the virus and distrusting the government, lack of understanding about the virus and vaccines, belief in the haram status of vaccines and conspiracy theories, personal experiences related to negative impacts on loved ones or livelihoods, and concerns about side effects and vaccine effectiveness. Meanwhile, risk tolerance is influenced by subjective and socioeconomic aspects. These factors play a major role in the lack of changes in health behavior in the future, especially in decisions related to vaccination.
Analisis Wacana Kritis terhadap Wawancara Khusus Mata Najwa Episode “Jokowi Soal IKN, Gibran, dan Adili Jokowi” Suryanto, Btari Gaia Kaila; Hidayat, Dadang Rahmat; Adiputra, Andika Vinianto
Edutik : Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 5 No. 5 (2025): EduTIK : Oktober 2025
Publisher : Jurusan PTIK Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/zeaakw51

Abstract

Penelitian ini menganalisis wawancara eksklusif Mata Najwa episode "Jokowi Soal IKN, Gibran, dan Adili Jokowi" menggunakan Analisis Wacana Kritis (AWK) model Teun A. Van Dijk, didukung oleh teori ekonomi politik media dan teori realitas sosial. Tujuan utama adalah mengungkap struktur wacana dan makna ideologis yang dibangun Presiden Jokowi, serta bagaimana media independen seperti Narasi mengkonstruksi dan merepresentasikan wacana politik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan metode observasi non-partisipatif, dokumentasi (transkrip wawancara), dan wawancara semiterstruktur dengan produser Mata Najwa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dimensi makrostruktur, narasi dominan meliputi legitimasi IKN, isu politik dinasti dan Gibran, kritik "Adili Jokowi", serta intervensi politik "cawe-cawe". Jokowi cenderung melakukan justifikasi dan normalisasi terhadap isu-isu ini. Dimensi superstruktur menunjukkan pola wawancara semi-terstruktur dengan pembukaan, inti, dan penutup yang terorganisir. Pada dimensi mikrostruktur, Jokowi menggunakan pengulangan, paralelisme, kalimat kompleks, sapaan akrab, idiom Jawa, frasa informal, metafora, dan retorika pertanyaan untuk membentuk makna dan memengaruhi persepsi. Secara kognisi sosial, Jokowi membangun citra pemimpin bijaksana yang menerima kritik namun tetap peduli pada program strategis, sementara Najwa Shihab menampilkan diri sebagai jurnalis kritis yang merepresentasikan kekhawatiran publik. Konteks sosial menunjukkan dinamika kekuasaan informal Jokowi pasca-jabatan presiden dan peran media sebagai pengawas demokrasi di tengah pengaruh eksternal. Secara ideologis, Jokowi berupaya melegitimasi warisan kepemimpinannya dan menolak tuduhan yang merusak citra, dengan strategi normalisasi, justifikasi, dan pembingkaian ulang isu sensitif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tayangan tersebut merupakan platform strategis di mana Presiden Jokowi membentuk struktur wacana untuk mengelola persepsi publik dan media beroperasi dalam dinamika ekonomi politik dan tetap menjunjung nilai jurnalistik kritis.