Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Mengwi II Ni Putu Helena Priscayanti; Ida Bagus Nyoman Maharjana; Ni Putu Wintariani; I Putu Gede Adi Purwa Hita
Jurnal Mahasiswa Ilmu Kesehatan Vol. 1 No. 3 (2023): Juli : Jurnal Mahasiswa Ilmu Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/jumkes.v1i3.95

Abstract

Diabetes melitus tipe 2 merupakan kasus yang biasanya memiliki riwayat kelainan yang dimulai dengan resistensi insulin. Berbagai komplikasi akibat diabetes dapat terjadi pada semua system tubuh seperti saraf, jantung, pembuluh darah, ginjal, mata, dan otak. Jika tidak segera ditangani akan menyebabkan kematian. Kepatuhan pengobatan yang rendah terhadap terapi dapat menyebabkan peningkatan risiko biaya pengobatan, peningkatan komplikasi penyakit dan risiko rawat inap. Selain itu, dukungan keluarga juga menjadi satu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan pengobatan pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum obat pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Mengwi II. Metode penelitian dilakukan secara observasional dengan jumlah sampel yang digunakan 100 sampel. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Analisis statistik yang digunakan yaitu uji Spearman Rank dengan instrument kuesioner dukungan keluarga dan MMAS-8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 65 responden (65%) mendapatkan dukungan keluarga yang baik dengan tingkat kepatuhan minum obat dengan kategori sedang. Analisa Spearman Rank menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (<0,05). Hal ini berarti ada hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum obat pasien diabetes melitus tipe 2. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Mengwi II.
Tingkat Pengetahuan Dagusibu dalam Penggunaan Antibiotik pada Siswi Sekolah Menengah Atas I Putu Aris Septa Permana; Ni Putu Aryati Suryaningsih; I Putu Gede Adi Purwa Hita; Ida Ayu Manik Partha Sutema
Aesculapius Medical Journal Vol 4 No 2 (2024): June
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/amj.4.2.2024.194 - 201

Abstract

Antibiotik dalam pelayanan kesehatan seringkali digunakan secara tidak tepat sehingga dapat menimbulkan pengobatan yang kurang efektif dan peningkatan risiko terhadap keamanan pasien. DAGUSIBU merupakan Program Gerakan Keluarga Sadar Obat untuk mencapai pemahaman dan kesadaran masyarakat akan penggunaan obat yang benar melalui kegiatan kesehatan oleh tenaga kefarmasian. Remaja memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan masa dewasa yang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan DAGUSIBU dalam penggunaan antibiotik Siswi Sekolah Menengah Atas Kota Gianyar. Penelitian ini menggunakan studi observasional analitik dan teknik non probability sampling. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner dengan 16 pertanyaan terkait pengetahuan DAGUSIBU antibiotik dengan jumlah sampel sebanyak 76 sampel. Dari hasil analisis diperoleh tingkat pengetahuan siswi sekolah menengah atas tentang DAGUSIBU memperoleh hasil sebanyak 14 (18%) responden termasuk dalam kategori baik, 50 (66%) responden dalam kategori cukup, 12 (16%) responden dalam kategori kurang dalam pengetahuan DAGUSIBU antibiotik. Hasil karakteristik penggunaan antibiotik melalui kuesioner oleh siswi Sekolah Menengah Atas Kota Gianyar diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar siswi sekolah menengah atas mendapatkan informasi penggunaan antibiotik dari dokter dan antibiotik yang paling banyak digunakan adalah amoxicillin.
Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Porang (Amorphophallus muelleri B.) dengan Pelarut Ekstraksi Etanol, Etil Asetat dan N-Heksana I Putu Gede Adi Purwa Hita; I Gusti Ayu Agung Septiari
Journal Sport Science, Health and Tourism of Mandalika (Jontak) e-ISSN 2722-3116 Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jontak.v5i2.1936

Abstract

Radikal bebas adalah suatu molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif karena mempunyai satu atau lebih elektron tidak berpasangan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Antioksidan dari luar dapat diperoleh dalam bentuk sintetik dan alami. Adanya dampak negatif pada antioksidan sintetik membuat penelitian antioksidan alami semakin berkembang. Salah satu tanaman yang dapat diteliti sebagai antioksidan alami adalah tanaman porang (Amorphophallus muelleri Blume) yang merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki potensial baik secara teknologi maupun komersial dalam segi medis, industri serta pangan. Pemilihan pelarut dengan polaritas yang berbeda akan mempengaruhi hasil ekstraksi sehingga pada penelitian ini digunakan pelarut ektraksi yang memiliki perbedaan polaritas pelarut dengan tujuan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder dan aktivitas antioksidan yang terkandung dalam ekstrak daun porang (Amorphophallus muelleri Blume) dengan pelarut etanol 96%, etil asetat dan n-heksana. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazil) diukur menggunakan Spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 516 nm. Aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol daun porang memperoleh nilai IC50 100 ppm (kategori kuat) sedangkan nilai IC50 ekstrak etil asetat 131,54 ppm (kategori sedang) dan nilai IC50 ekstrak n-heksana 215,39 ppm (kategori sangat lemah). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ketiga ekstrak daun porang dengan pelarut yang berbeda memiliki aktivitas antioksidan dengan kategori yang berbeda.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN BAWANG MERAH (Allium cepa L.) DENGAN METODE DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) Dwi Agustyarini, Pande Kadek; Putu Yudhistira Budhi Setiawan; I Putu Gede Adi Purwa Hita; I Gusti Ayu Agung Septiari
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 3 No 02 (2024): BENZENA PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v3i02.5094

Abstract

Tubuh kita sering terpapar radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu berbagai penyakit. Untuk menangkal kerusakan ini, tubuh membutuhkan antioksidan. Antioksidan alami, seperti yang ditemukan pada buah-buahan dan tanaman, dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Bawang merah, khususnya pada bagian daunnya, kaya akan senyawa antioksidan. Penelitian ini ingin mengetahui seberapa aktivitas antioksidan, parameter spesifik dan non spesifik, seberapa besar nilai IC50 dengan metode DPPH, sebuah metode umum untuk mengukur aktivitas antioksidan. Untuk mendapatkan ekstrak daun bawang merah, daun tersebut direndam dalam etanol 96% selama 24 jam. Proses perendaman ini disebut maserasi. Ekstrak yang dihasilkan kemudian diuji aktivitas antioksidannya dengan cara mengukur kemampuannya untuk menghentikan aktivitas radikal bebas DPPH. Hasilnya dinyatakan dalam nilai IC50 yang menunjukkan seberapa banyak ekstrak yang dibutuhkan untuk menghambat 50% aktivitas radikal bebas. Selain itu, kandungan senyawa fenol dan flavonoid dalam ekstrak juga ditentukan menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis. Untuk mengetahui jenis senyawa lain yang terkandung, dilakukan skrining fitokimia menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun bawang merah memiliki kemampuan untuk menangkal radikal bebas, dengan nilai IC50 sebesar 445,476 ppm dengan kategori lemah. Ekstrak ini juga mengandung flavonoid dan fenol, masing-masing sebesar 1,9470% dan 1,9939%. Selain itu, daun bawang merah menghasilkan nilai kadar abu sebesar 9,951% dan susut pengeringan sebesar 5,271%. Proses pembuatan ekstrak ini juga menghasilkan rendemen sebesar 16,383%.