Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Edukasi Tentang Hipertensi dan Pemberian Informasi Obat Antihipertensi Untuk Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat di UPT. Puskesmas Teladan Br Ginting, Grace Anastasia; Raissa Fitri; Mainal Furqan; Rezza Fikrih Utama; Jintawadi Situmorang
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 5 No. 1 (2024): JURNAL ABDIMAS MUTIARA
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal. Hipertensi merupakan masalah yang perlu diwaspadai, karena tidak ada tanda gejala khusus pada penyakit hipertensi dan beberapa orang masih merasa sehat untuk beraktivitas seperti biasanya. Hal ini yang membuat hipertensi sebagai silent killer, orang-orang akan tersadar memiliki penyakit hipertensi ketika gejala yang dirasakan semakin parah dan memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan. Banyak faktor resiko penyebab semakin parahnya hipertensi, salah satunya adalah kurangnya informasi dan pengetahuan masyarakat tentang hipertensi dan penggunaan obat antihipertensi yang baik dan benar. Tujuan dari program edukasi dan pemberian informasi obat adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang hipertensi dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penggunaan obat antihipertensi yang baik dan benar. Mahasiswa dan dosen dari Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker dan Program Studi Sarjana Farmasi Universitas Sari Mutiara Indonesia diminta untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di UPT. Puskesmas Teladan tentang hipertensi dan penggunaan obat antihipertensi. Ini adalah salah satu kegiatan tridarma perguruan tinggi yang mengabdikan diri kepada masyarakat. Diharapkan bahwa kegiatan ini akan memberikan pengetahuan dan pemahaman, secara tidak langsung mencegah penggunaan obat yang salah dan mencegah komplikasi lanjutan hipertensi.
PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG MANAJEMEN PEMBUANGAN SAMPAH YANG BAIK DI DESA PERKEBUNAN MARPINGGAN KECAMATAN ANGKOLA SELATAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN Artha Yuliana Sianipar; Supartiningsih; Raissa Fitri
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 3 No. 1 (2022): JURNAL ABDIMAS MUTIARA (In Press)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampah merupakan permasalahan kompleks yang dihadapi oleh negara-negara maju di dunia, termasuk Indonesia. Sampah bukan lagi sekedar masalah kebersihan dan lingkungan saja. Sampah yang melonggok pada tempat penampungan atau pembuangan sampah secara sembarangan tanpa mengikuti ketentuan teknis di lokasi yang sudah ditentukan. Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan manusia yang berwujud padat, baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai, dan dianggap sudah tidak berguna lagi, sehingga dibuang ke lingkungan.
Edukasi Tentang Penyakit Diare Kepada Masyarakat di UPT. Puskesmas Amplas Medan Raissa Fitri; Ginting, Grace Anastasia br; Mainal Furqan; Cut Putri Meiliana
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 5 No. 2 (2024): JURNAL ABDIMAS MUTIARA
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air bersih yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer. Diare yaitu penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, dan buang air besar lebih dari tiga kali, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam. Diare adalah suatu keadaan buang air besar (BAB) dengan konsistensi lembek hingga cair dan frekuensi lebih dari tiga kali sehari. Diare terbagi menjadi dua yaitu diare cair akut dan diare akut infeksius. Diare cair akut didefinisikan sebagai penyakit yang ditandai bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari atau sama dengan 3 kali per hari dengan konsistensi tinja yang lunak atau cair dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare akut infeksius yang disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit paling banyak terjadi di negara berkembang. Rotavirus merupakan penyebab tersering diare di Indonesia, penyebaran tersering melalui transmisi faecal oral deengan masa inkubasi 1 sampai 3 hari.
Edukasi Tentang Penyakit Tuberkulosis Dan Pemberian Informasi Obat Untuk Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Di UPT. Puskesmas Amplas Br Ginting, Grace Anastasia; Raissa Fitri; Mainal Furqan; Rialita Lifiani; Rezza Fikrih Utama; Zain Muhtarom
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 6 No. 1 (2025): JURNAL ABDIMAS MUTIARA
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban tuberkulosis tertinggi. Jumlah kasus baru tuberkulosis di Indonesia tahun 2018 diperkirakan berjumlah 845.000 kasus. Jumlah kematian akibat tuberkulosis diperkirakan sebanyak 93.000 kasus. Indonesia merupakan negara dengan peringkat tertinggi ketiga di dunia dalam jumlah kasus baru tuberkulosis. Pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan obat masih sangat terbatas. Obat harus selalu digunakan secara benar agar memberikan manfaat terapi yang optimal. Pengobatan tuberkulosis membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu selama 6 bulan dan kuman tuberkulosis berisiko menjadi resistan obat jika tidak menyelesaikan proses pengobatan sampai tuntas. Pengobatan untuk tuberkulosis resistan obat membutuhkan waktu jauh lebih lama daripada tuberkulosis biasa, yakni 2 tahun. Jika penyakit tuberkulosis tidak diobati sampai sembuh, maka 1 orang pasien tuberkulosis aktif dapat menularkan ke 10-15 orang pertahunnya. Tujuan dari program edukasi dan pemberian informasi obat adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyakit tuberkulosis dan meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam penggunaan obat. Mahasiswa dan dosen dari Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker dan Program Studi Sarjana Farmasi Universitas Sari Mutiara Indonesia melaksanakan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di UPT. Puskesmas Amplas tentang penyakit tuberkulosis dan penggunaan obat. Ini adalah salah satu kegiatan tridarma perguruan tinggi yang mengabdikan diri kepada masyarakat.
REVIEW: UJI STANDARISASI SIMPLISIA HERBA MENIRAN (PHYLLANTHUS NIRURI L.) Immanuel Soladeo Simajuntak; Kristina Malau; Lisna Permata Sari Manik; Lidya Nisa Auni; Eva Diansari Marbun; Raissa Fitri
Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara Vol. 2 No. 4 (2025): AGUSTUS - SEPTEMBER 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri) yang banyak ditemukan di Indonesia dikenal memiliki manfaat sebagai antioksidan dan antibakteri. Meskipun sudah cukup banyak penelitian yang membahas khasiatnya, hingga kini belum tersedia standar baku yang dapat menjamin mutu dan keamanan Meniran sebagai bahan dasar obat herbal modern. Padahal, standarisasi sangat penting agar kualitas produk tetap terjaga dan kepercayaan masyarakat terhadap obat herbal bisa meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun standar mutu simplisia Meniran melalui serangkaian pengujian, seperti uji fisik (meliputi warna dan bentuk), analisis makroskopis dan mikroskopis, skrining senyawa aktif (fitokimia), serta pengujian kadar air dan kandungan lainnya. Hasil uji tersebut kemudian dibandingkan dengan standar yang tercantum dalam Farmakope Herbal Indonesia. Tahapan awal dimulai dengan pembersihan, sortasi, pengeringan, dan penghalusan daun Meniran, lalu dilanjutkan dengan berbagai pengujian sesuai metode yang telah ditetapkan. Pengujian fitokimia dilakukan untuk mengetahui senyawa aktif yang terkandung dalam simplisia. Setelah itu, seluruh hasil pengujian dianalisis dan dibandingkan dengan standar resmi yang berlaku. Hasil skrining fitokimia menunjukkan adanya tanin, flavonoid, saponin, steroid, dan alkaloiddalam simplisia Meniran. Uji mutu simplisia menunjukkan hasil yang bervariasi jika dibandingkan dengan Farmakope Herbal Indonesia edisi II (2017) dan Farmakope Indonesia edisi VII. Nilai susut pengeringan sebesar 9,595% dan ekstrak etanol 14,97% sudah memenuhi syarat. Namun, ekstrak air sebesar 18,96% masih di bawah batas minimum yang ditetapkan, yaitu 20,3%. Selain itu, kadar abu total mencapai 25,61%, jauh melebihi batas maksimum 6%. Sementara itu, kadar air 7,2% masih sesuai dengan ketentuan. Kesimpulannya, Meniran sangat berpotensi dijadikan bahan baku untuk obat herbal, namun proses pengolahannya masih perlu ditingkatkan, terutama untuk memperbaiki kadar sari larut air dan menurunkan kadar abu total agar sesuai standar mutu yang ditetapkan.
STANDARISASI SIMPLISIA DAUN KENIKIR (Cosmos caudatus Kunth) Nur Habibah Br Keliat; Cut Juliani Sahputri; Catur Rafia Ningrum; Raissa Fitri; Eva Dian Sari Marbun
Journal Central Publisher Vol 2 No 10 (2024): Jurnal Central
Publisher : Central Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60145/jcp.v2i10.531

Abstract

Latar Belakang : Cosmos caudatus Kunth atau dikenal sebagai daun kenikir merupakan tanaman obat yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional di indonesia. Kenikir dipercaya sebagai obat penurun suhu tubuh, memperbaiki sirkulasi darah, mengobati diabetes, sebagai anti-aging dan menjaga kesehatan tulang. Namun, data mutu simplisia yang terstandar masih terbatas. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas fisikokimia dan kandungan fitokimia daun kenikir berdasarkan Farmakope Herbal Indoneisa (FHI) 2017. Metode : Menggunakan metode eksperimental dengan sampel berupa daun kenikir dan diolah menjadi simplisia melalui tahapan sortasi basah, pencucian, kemudian dilakukan sortasi kering dan dihaluskan. Analisis dilakukan terhadap parameter standar simplisia yaitu parameter spesifik dan non-spesifik. Hasil dan Pembahasan : Hasil menunjukan susut pengeringan (7,04%), abu total (16,16%), abu tidak larut asam (7,21%), sari larut air (23%) dan sari larut etanol (16,06%). Uji fitokimia menunjukan adanya tanin, alkaloid, saponin dan triterpenoid namun, tidak terdeteksi senyawa alkaloid. Kesimpulan : Hasil penelitian ini menekankan pentingnya penerapan proses standar yang lebih baik dalam pengolahan simplisia, agar kualitas bahan baku pada obat tradisional dapat memenuhi standar mutu dan aman digunakan.
Formulasi Sediaan Sabun Mandi Padat Dari Ekstrak Umbi Wortel (daucus carota l. ) Sebagai Pelembab Mainal Furqan; Rezza Fikrih Utama; Raissa Fitri; Grace Anastasia Br Ginting; Marbun, Eva Diansari; Santy Simamora
JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS) Vol. 5 No. 2 (2023): JURNAL TEKNOLOGI, KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Carrot plants contain phenolic compounds, as well as natural antioxidants, namely provitamin A and carotenoids. Beta-carotene in carrot (Daucus carota L.) tubers is useful for maintaining skin moisture, softening the skin so that the skin always looks radiant. Therefore, carrot tubers make it possible to be used as an active ingredient in soap making. The aim of the study was to determine whether carrot (Daucus carota L.) tubers could be formulated into a solid bath soap that functions as a skin moisturizing soap. The method used in this study was an experimental method, namely conducting an experiment to make solid bath soap formulations from carrot tubers with concentrations of 5%, 10% and 15%. The tests carried out in this study included organoleptic tests, pH tests, high foam tests, free alkali test, skin irritation tests on volunteers, moisture tests on volunteer skin, and hedonic tests on researchers. The results showed that carrot root extract can be formulated into a solid bath soap. Which has a pH in the range of 8-11 and has a fairly high foam and does not cause irritation to the skin of volunteers and can increase moisture on the skin of volunteers. The conclusion of this study is that carrot tubers can be formulated into solid bath soap preparations as a moisturizer.