Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku Phubbing pada Remaja Pengguna Instagram Lestari, Bonieta Dwi; Suratmini, Dwi
Jurnal Keperawatan Vol 16 No 2 (2024): Jurnal Keperawatan: Juni 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/keperawatan.v16i2.1789

Abstract

Remaja memanfaatkan Instagram sebagai sarana untuk memperoleh informasi yang dapat diakses secara fleksibel di setiap waktu. Jika penggunaannya tidak terkontrol hal ini akan mengganggu interaksi sosial remaja di dunia nyata. Penggunaan media sosial melalui smartphone dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku phubbing pada remaja pengguna Instagram di SMA Negeri 6 Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 319 responden remaja di SMA Negeri 6 Depok yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling sesuai kriteria inklusi penelitian. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan phubbing scale kuesioner (validitas: > r tabel 0,361 dan reliabilitas 0,920). Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berjenis kelamin perempuan (71,9%), dan mayoritas responden berada pada perilaku phubbing tingkat sedang (69%). Analisis data dengan uji Chi Square menunjukkan tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku phubbing pada remaja pengguna Instagram di SMA Negeri 6 Depok (p-value 0,319 (p>0,05)). Pendidikan kesehatan harus tetap dilakukan untuk meningkatkan partisipasi remaja pada interaksi sosial di kehidupan nyata.
The Relationship FoMO (Fear of Missing Out) and Nomophobia with Phubbing Behavior among Adolescent Instagram Users Lestari, Bonieta Dwi; Suratmini, Dwi
Indonesian Contemporary Nursing Journal (ICON Journal) Vol. 8 No. 2 (2024): Volume 8 No. 2 Februari 2024
Publisher : Faculty of Nursing, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/icon.v8i2.30750

Abstract

Aims: FoMO is experienced by many adolescents who constantly update information. The majority of adolescents have accessed information through Instagram on their mobile phones. Thus, adolescents cannot separate from a mobile phone called nomophobia, which can affect social interaction as apathetic those around called phubbing behavior. This study aims to determine the relationship between FoMO and nomophobia with phubbing behavior among adolescent Instagram users. Methods: This cross-sectional study was conducted on 319 respondents in Depok who were selected through a purposive sampling technique based on inclusion and exclusion criteria. This study was conducted using valid and reliable questionnaires: the FoMO adaptation scale) (r=0.720), the Nomophobia Questionnaire (NMP-Q) (r=0.901), and the Phubbing Scale Questionnaire (r=0.920). Univariate analysis was performed for categorical data using the frequency distribution test and central tendency test for numerical data, while the bivariate test used Pearson Correlation.  Results: The correlation analysis of FoMO with phubbing behavior showed moderate correlation strength and positive direction (p=0.001), (r=0.446), while the results of the correlation analysis of nomophobia with phubbing behavior showed weak correlation strength and positive direction (p=0.001), (r=0.395).  Conclusion: FoMO and nomophobia have a relationship with phubbing behavior among adolescent Instagram users. Health promotion and early detection of FoMO, nomophobia, related to phubbing behavior is essential to prevent disruption of adolescent development. Further research regarding improving self-management skills when using mobile phones can be provided.
EDUKASI KESEHATAN REPRODUKSI DAN GERAKAN SADARI KEPADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 5 DEPOK Lestari, Bonieta Dwi; Samaria, Dora; Febriani, Nelly; Rahma, Annisa; Meta, Melani; Izza, Nurul; Apriliana, Vionita
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol. 7 No. 2 (2023): OCTOBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jspc.v7i2.6207

Abstract

Adolescence or childhood to adulthood is a condition characterized by the maturation of reproductive organs and functions. In adolescent girls, it is marked by the first menstruation (menarche), and also secondary signs such as the introduction of breast cells that must be handled optimally so that it does not lead to something undesirable such as breasts. Therefore, activities are needed to identify factors of adolescent knowledge and health education to equip their reproductive health knowledge. Thus, the purpose of this activity is to analyze the knowledge factor about the reproductive system of adolescent girls at SMAN 5 Depok, followed by a demonstration of the Breast Self-Examination (BSE). The method of activity is carried out offline, using a pre-experimental design with a one group pre-test post-test design. In addition, a simulation of SADARI examination per group was carried out using phantom breasts. From the PKM that has been carried out, it is found that there is an increase in knowledge related to the reproductive system in adolescents and the introduction of SADARI, and is supported by the acquisition of significant pretest and posttest score.abstract in bahasaRemaja atau masa peralihan anak-anak menuju dewasa adalah suatu kondisi yang ditandai dengan matangnya organ dan fungsi reproduksi. Pada remaja wanita ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), dan juga tanda-tanda sekunder seperti pembesaran sel-sel payudara yang harus dirawat secara maksimal agar tidak tidak mengarah ke suatu hal yang tidak diinginkan seperti kanker payudara. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan untuk mengidentifikasi faktor pengetahuan remaja dan edukasi kesehatan untuk membekali pengetahuan kesehatan reproduksi mereka. Dengan demikian, tujuan kegiatan ini adalah untuk menganalisis faktor pengetahuan mengenai sistem reproduksi remaja putri di SMAN 5 Depok, diikuti dengan pendemonstrasian gerakan Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat (PKM) ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan para remaja putri di SMAN 5 Depok tentang sistem reproduksi khususnya menstruasi dan kanker payudara. Metode kegiatan dilakukan secara luring, menggunakan rancangan one group pretest and posttest design. Selain itu, simulasi pemeriksaan SADARI per kelompok dilakukan dengan menggunakan phantom payudara. Dari PKM yang telah dilaksanakan didapatkan hasil bahwa ada peningkatan pengetahuan terkait sistem reproduksi wanita pada remaja dan pengenalan SADARI, dan pernyataan ini didukung oleh perolehan score pretest dan posttest yang signifikan.
Pemberdayaan Kader Cilik melalui Gerakan "Asik" Aktivitas Fisik Cegah Obesitas pada Anak Usia Sekolah Anggraini, Nourmayansa Vidya; Hutahaean, Serri; Fithri, Nayla Kamilia; Apriliana, Vionita; Lestari, Bonieta Dwi; Junita, Nita
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 3 (2024): Volume 7 No 3 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i3.13223

Abstract

ABSTRAK Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia sangat beragam yang masih menjadi perhatian masyarakat hingga saat ini oleh pemerintah. Anak yang mengalami obesitas pada semua yang mengalami gangguan pertumbuhan ditandai dengan kelebihan lemak yang dapat terlihat jelas pada bentuk tubuh yang melebihi tinggi badan dan usianya. Dampak dari obesitas sangat besar bagi anak usia sekolah yang mengalami obesitas. Solusi yang ditawarkan adalah berupa pembetukan dan pemberdayaan kader cilik ASIK aktifitas fisik dalam pencegahan risiko obesitas pada anak usia sekolah. Hal ini berfungsi sebagai contoh dan perpanjangan tangan pemerintah untuk dapat mengingatkan dirinya sendiri, keluarga, teman dan orang sekitarnya untuk selalu melakukan aktifitas fisik guna terhindar dari risiko obesitas. Pemberdayaan kader cilik adalah menjadi suatu bagian strategi dan program pemerintah. Salah satu tujuan dari adanya pemberdayaan adalah untuk mewujudkan kesejahteraan warga sekolah. Hal ini sangat berperan penting dalam terpenuhinya kebutuhan hidup masyarakat. Metode pendekatan yang dilakukan berupa pembentukan dan pelatihan kader yang nantinya akan berfungi sebagai contoh dan perpanjangan tangan pemerintah untuk dapat mengingatkan dirinya, keluarga, teman-teman dan orang di sekitarnya untuk selalu melakukan aktifitas fisik guna pencegahan obesitas. Terdapat peningkatan pengetahuan kader cilik sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi, penyuluhan serta pelatihan. Sebelum dilakukan sosialiasi tingkat pengetahuan baik sebanyak 40% dan meningkat menjadi 80% setelah dilakukan sosialisasi. Sedangkan untuk tingkat pengetahuan kurang baik sebanyak 60% dan berkurang menjadi 20% setelah dilakukan sosialisasi. Kader kesehatan merupakan salah satu ujung tombak pembangunan bidang kesehatan berbasis pemberdayaan masyarakat. Peran kader kesehatan dalam pembangunan kesehatan sangatlah penting. Oleh karena itu, penting adanya pemberdayaan kader pada anak usia sekolah dalam hal menurunkan dan mencegah angka obesitas pada anak usia sekolah. Kata Kunci: Anak Usia Sekolah, Kader Kesehatan, Obesitas  ABSTRACT Public health problems in Indonesia are very diverse and are still of concern to the public today by the government. Children who are obese, all of whom have growth disorders, are characterized by excess fat which can be clearly seen in their body shape beyond their height and age. The impact of obesity is very large for school-age children who are obese. The solution offered is in the form of establishing and empowering ASIK child cadres for physical activity in preventing the risk of obesity in school-age children. This serves as an example and an extension of the government to remind itself, family, friends and those around them to always carry out physical activity to avoid the risk of obesity. Empowering young cadres is part of the government's strategy and program. One of the goals of empowerment is to realize the welfare of the school community. This plays a very important role in meeting the community's living needs. Social welfare is a system of social, material and spiritual life and subsistence that is filled with a sense of safety, decency and inner and outer tranquility, which makes it possible for every citizen to make efforts to fulfill physical, spiritual and social needs as well as possible for themselves, family and society by upholding human rights or obligations in accordance with Pancasila. The approach used is in the form of forming and training cadres who will later function as examples and extensions of the government to be able to remind themselves, their families, friends and those around them to always carry out physical activity to prevent obesity. Child cadres were recruited from 4th and 5th grade elementary school students with the aim of making them aware, motivated and willing to become child cadres for obesity prevention. Terdapat peningkatan pengetahuan kader cilik sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi, penyuluhan serta pelatihan. Sebelum dilakukan sosialiasi tingkat pengetahuan baik sebanyak 40% dan meningkat menjadi 80% setelah dilakukan sosialisasi. Sedangkan untuk tingkat pengetahuan kurang baik sebanyak 60% dan berkurang menjadi 20% setelah dilakukan sosialisasi. X Health cadres are one of the spearheads of development in the health sector based on community empowerment. The role of health cadres in health development is very important. Therefore, it is important to empower cadres of school-age children in terms of reducing and preventing obesity rates in school-age children. Keywords: School Age Children, Health Workers, Obesity
Optimalisasi Karang Taruna “Tirana" dalam Pencegahan dan Penurunan Kelebihan Berat Badan Pada Remaja di Masyarakat melalui Pengembangan Sistem Informasi Anggraini, Nourmayansa Vidya; Hutahaean, Serri; Fithri, Nayla Kamilia; Apriliana, Vionita; Lestari, Bonieta Dwi; Junita, Nita; Ningtiyas, Astuti; Anandita, Laura
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 11 (2024): Volume 7 No 11 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i11.16832

Abstract

ABSTRAK Remaja merupakan aset sumber daya manusia masa datang yang perannya sangat penting dalam pembangunan suatu negara. Dampak dari kelebihan berat badan yang lain diantaranya adalah dapat menyebabkan penderitaan secara psikososial dan meningkatnya biaya kesehatan yang harus ditanggung individu dan keluarga dengan kelebihan berat badan. Masalah kelebihan berat badan harus segera diatasi supaya tidak berdampak pada penyakit tidak menular (PTM) yang akan muncul. Penatalaksanaan intervensi kelebihan berat badan badan pada remaja lebih baik dilakukan di sekolah, rumah, dan masyarakat. Perawat komunitas bisa melakukan pendidikan kesehatan kepada remaja supaya remaja bisa tahu perihal kelebihan berat badan. Promosi kesehatan merupakan salah satu upaya dalam peningkatan kesadaran individu dalam masalah kesehatan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan di wilayah kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Depok. Hasil dari kegiatan adalah terjadi peningkatan pengetahuan dan tindakan karang taruna berkaitan dengan kelebihan berat badan pada remaja. Peran kader karang taruna dalam pembangunan kesehatan sangatlah penting. Perlu dilakukan pelatihan microteaching kepada para kader karang taruna supaya bisa melaksanakan kegiatan promosi kesehatan dengan efektif. Kata Kunci: Karang Taruna, Kelebihan Berat Badan, Remaja  ABSTRACT Adolescents are a future human resource asset whose role is crucial in the development of a nation. The effects of being overweight include psychosocial suffering and increased healthcare costs that must be borne by individuals and families affected by overweight. The problem of being overweight must be addressed immediately to prevent it from leading to non-communicable diseases (NCDs). Managing overweight interventions in adolescents is best carried out in schools, homes, and communities. Community nurses can provide health education to adolescents so that they become aware of issues related to being overweight. Health promotion is one of the efforts to increase individual awareness of health problems. Community service activities were carried out in the Kukusan urban village area, Beji sub-district, Depok. The results of these activities showed an increase in the knowledge and actions of youth groups regarding overweight issues in adolescents. The role of youth group leaders in health development is very important. Microteaching training needs to be provided to youth group leaders to effectively conduct health promotion activities. Keywords: Youth Group, Overweight, Adolescents