Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS DRPs PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA PELAYANAN RAWAT INAP DI RSUD X KABUPATEN KUNINGAN Karsidin, Bambang; TW, Siti Pandanwangi; Joharudin, Ade; Mariya, Arum; Setriyadi, Dedy; Nuari, Ris Ayu
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 7 No 2 (2024): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58365/ojs.v7i2.220

Abstract

Diabetes melitus tipe 2 merupakan gangguan sekresi insulin yang progresif yang menyebabkan terjadinya resistensi insulin. Ini terjadi karena tetapi insulin tidak bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena terjadi resistensi insulin yang merupakan turunnya kemampuan insulin untuk menghambat produksi glukosa oleh hati, sehingga mengakibatkan rentan terjadinya Drug related problems (DRPs). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui persentase kejadian dari masing-masing DRPs yang meliputi ada indikasi tanpa obat, ada obat tanpa indikasi, ketidaktepatan pemilihan obat, dosis rendah, dosis tinggi, interaksi obat, efek samping obat dan tingkat kepatuhan pasien dalam terapi pengobatan pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD X Kabupaten Kuningan. Penelitian ini bersifat non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif dan pengambilan data rekapitulasi medik secara retrospektif. Dari 254 pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD X Kabupaten Kuningan, jumlah sampel yang diambil sebanyak 72 pasien yang mmemenuhi kriteria inklusi. Analisis kejadian DRPs dilakukan dengan membandingkan hasil penelitian dengan buku standar secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan ada kejadian Drug related problems pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD X Kabupaten Kuningan. Persentase kejadian DRPs kategori indikasi tanpa obat tidak terdapat kasus yang terjadi, obat tanpa indikasi terdapat 1 kasus (1,4%), ketidaktepatan pemilihan obat sebanyak 5 kasus (6,9%), dosis rendah sebanyak 4 kasus (5,6%), dosis tinggi sebanyak 4 kasus (5,6%), interaksi obat sebanyak 21 kasus (29,1%), kategori efek samping 35 kasus (48,6%), dan tingkat kepatuhan pasien rendah sebanyak 37 kasus (51,4%).
UJI AKTIVITAS KRIM EKSTRAK ETANOL BERAS MERAH ( Oryza glaberrima L. ) SEBAGAI TABIR SURYA Setriyadi, Dedy; Karsidin, M.Si, Bambang; Afianti, Intan
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 3 No 2 (2020): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu bahan alam yang diduga memilki nilai SPF adalah beras merah(Oryza glaberrima L. ) yang telah diteliti aktivitasnya sebagai tabir surya. Senyawa yang befungsi sebagai antioksidan pada beras merah adalah kandungan antosianin yaitu senyawa fenolik yang masuk kelompok flavonoid yang berperan penting baik bagi tanaman itu sendiri maupun bagi kesehatan manusia. Kandungan antosianin pada setiap gram dapat menyerap sedikitnya 85% sinar matahari pada panjang gelombang 290-320 nm padi beras merah masih sangat beragam dan berkisar antara 0.34 – 93.5 ug. Penelitian diawali dengan determinasi tanaman beras merah, kemudian membuat ekstrak beras merah dengan cara maserasi, dilanjutkan dengan membuat krim dari ektrak kental dengan membuat krim ektrak2 %, 4% dan 6%. Tahap berikutnya adalah menguji nilai SPF dengan melihat nilai transmittan pada spektrofotometer uv- visible. Krim Ekstrak Etanol Beras Merah ( Oryza glaberrima L.) pada konsentrasi 2%, 4%, dan 6% memiliki aktivitas sebagai tabirsurya dengan menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis, tetapi belum memenuhi persyaratan minimal nilai SPF sebagai tabir surya. Dari ketiga formulasi tersebut dinyatakan bahwa krim ekstrak etanol beras merah ( Oryza glaberrima L.) pada formulasi X3 dengan konsentrasi 6% hanya memiliki nilai SPF paling tinggi sebesar 1,503 sedangkan yang dipersyaratkan nilai SPF minimal 2.
Effectiveness of Topical Tranexamic Acid in the Treatment of Melasma Pandanwangi, Siti; Setriyadi, Dedy; Dzulhijjah, Hawa
Journal La Medihealtico Vol. 6 No. 2 (2025): Journal La Medihealtico
Publisher : Newinera Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37899/journallamedihealtico.v6i2.1923

Abstract

Melasma is a chronic skin hyperpigmentation condition that often occurs in women of reproductive age, especially in areas exposed to sunlight. One of the therapeutic agents that has attracted attention is tranexamic acid (TXA), which was originally used as an antifibrinolytic agent, but is now known to have an effective mechanism of action in reducing hyperpigmentation. TXA works through plasminogen inhibition, tyrosinase activity, and angiogenesis, as well as providing anti-inflammatory effects. This study uses the PRISMA systematic review method, involving the analysis of 30 relevant articles out of a total of 289 articles identified. The results showed that topical TXA in various formulations, such as creams, gels, or liposomal serums, provided a significant reduction in the Melasma Area and Severity Index (MASI) score. The combination of TXA with other modalities, such as microneedling, laser, and vitamin C, showed more effective results than monotherapy. Topical TXA is an effective and safe therapeutic agent for melasma, especially in the case of refractory or combination therapies. Further research is needed to evaluate the long-term effectiveness and innovation of new formulations in improving the penetration and efficacy of TXA.
Hubungan Tingkat Pengetahuan, Persepsi dan Sikap Tenaga Teknis Kefarmasian Terhadap Peraturan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Kota Cirebon Setriyadi, Dedy; Zuniarto, Ahmad Azrul; Pandanwangi, Siti
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i12.55156

Abstract

Tingkat kepedulian tenaga kefarmasian terhadap Peraturan Pelayanan Kefarmasian dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan persepsi. Pengetahuan merupakan hasil mengetahui dan ini terjadi setelah seseorang merasakan suatu objek. Sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak. Sedangkan persepsi adalah proses dimana seseorang dapat mengatur dan menafsirkan sensasi yang dirasakan dengan tujuan memberikan makna pada suatu lingkungan. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, persepsi dan sikap Tenaga Teknis Kefarmasian terhadap Peraturan Pelayanan Kefarmasian di RSUD Kota Cirebon. Populasi dalam penelitian ini adalah teknisi farmasi RSUD Kota Cirebon yang berjumlah 162 responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 62 sampel. Kuesioner pretest posttest divalidasi oleh ahli dan SPSS. Hasil: Dari 62 orang teknisi kefarmasian, yang memiliki tingkat pengetahuan cukup terbanyak sebanyak 29 orang (46,8%), disusul responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 17 orang (27,4%) dan pengetahuan baik tentang peraturan pelayanan kefarmasian sebanyak 16 orang (25,8%). Nilai signifikansi atau sig. (2-tailed) sebesar 0,000 karena nilai sig (2-tailed) < 0,05 berarti terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi dengan sikap. Nilai koefisien korelasinya sebesar 0,467 sehingga dapat dikatakan hubungan persepsi dengan sikap terhadap pelayanan kefarmasian sangat kuat.