Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

The Role of Effective Communication in Reducing Medication Errors in Pharmacy Practice Zakiah, Fitri; Nuari, Ris Ayu; Hermawan, Asep
Journal La Medihealtico Vol. 5 No. 4 (2024): Journal La Medihealtico
Publisher : Newinera Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37899/journallamedihealtico.v5i4.1441

Abstract

Medication errors or errors in administering medications are serious health problems that occur in various health care facilities such as hospitals, clinics, and pharmacies. These errors can occur at the stage of writing prescriptions by doctors, providing and preparing drugs by pharmacists, to administering drugs to patients by nurses or patients themselves. Medication errors can lead to a variety of negative consequences, ranging from mild side effects to life-threatening events. This study aims to examine the role of effective communication in reducing medication errors in pharmacy practice. The research method used is a qualitative approach with an exploratory case study at the Salsabilah pharmacy in Leuwikujang Village, Leuwimunding District, Majalengka Regency and the Salsabilah 2 pharmacy in Trajaya Village, Palasah District, Majalengka Regency. The research sample consisted of health workers (pharmacists and doctors) at the Salsabilah pharmacy in Leuwikujang Village, Leuwimunding District, Majalengka Regency and the Salsabilah 2 pharmacy in Trajaya Village, Palasah District, Majalengka Regency, as well as patients who received services at the pharmacy. The results of the study show that effective communication between health workers and patients can improve patient safety by reducing the risk of medication errors. Good communication helps patients understand the treatment they are receiving, so they can follow instructions correctly and report any other side effects or problems immediately.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI GRANUL SERBUK LIMBAH IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) DENGAN BAHAN TAMBAHAN KULIT BIJI PADI (Oryza Sativa L.) TERHADAP BAKTERI Pseudomonas fluorescens Meiria A, Dwi; Nuari, Ris Ayu; Zuniarto, Ahmad Azrul; Pandanwangi, Siti; Haerunnisa, Tita
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 6 No 2 (2023): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.604 KB) | DOI: 10.58365/ojs.v6i2.203

Abstract

Senyawa antibakteri digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan reproduksi bakteri, terutama bakteri yang bersifat merugikan. Pseudomonas fluorescens merupakan salah satu mikroorganisme antagonis untuk pengendalian hayati dan penginduksi ketahanan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sediaan granul limbah Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) dengan bahan tambahan kulit biji padi (Oryza sativa L.) sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas fluorescens serta untuk mengetahui pada konsentrasi berapa yang paling efektif. Metode penelitian ini adalah metode experimen dengan metode cetak lubang. Variabel bebasnya adalah granul pakan dari serbuk limbah ikan tongkol (Euthynnus affinis) pada konsentrasi 35% dan bahan pengikat pati kulit padi sebanyak 0,4 Kg dengan konsentrasi pengenceran 1%, 2%, dan 4%. Uji Antibakteri dilakukan secara aseptis menggunakan metode difusi sumuran dengan media agar NA. Dari hasil data uji normalitas adanya data yang tidak berdistribusi normal sehingga pengujian dilanjutkan dengan uji non- parametrik Kruskal Wallis. Dihasilkan nilai Asmyp. Sig 0,001 < 0,05 yang dapat diartikan H0 ditolak H1 diterima, yang artinya granul serbuk limbah ikan tongkol (Euthynnus affinis) dengan bahan tambahan kulit biji padi (Oryza sativa L.) mempunyai aktivitas antibakteri Pseudomonas fluorescens. Hasil uji Mann Whitney pada konsentrasi 2% menunjukan hasil nilai signifikasi 0,076 > 0,050 dapat disimpulkan bahwa konsentrasi yang paling efektif yaitu konsentrasi 2% karena tidak ada perbedaan yang signifikan dengan kontrol positif.
R UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR SABUN CAIR INFUSA BATANG NANAS (Ananas comosus L.) TERHADAP JAMUR Candida albicans NUARI, RIS AYU; RACHMAWATY, DIANY
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 3 No 1 (2019): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui antijamur infusa buah batang nanas (Ananas comosus) serta untuk mengetahui konsentrasi infusa buah batang nanas yang paling efektif yang dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida Albicans dan untuk mengetahui aktivitas antijamur infusa buah batang nanas (Ananas comosus) yang diformulasikan kedalam bentuk sediaan sabun cair. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi STF YPIB Cirebon dengan menggunakan metode eksperimen yang meliputi : jamur Candida Albicans, beberapa konsentrasi infusa buah batang nanas (Ananas comosus) dengan variasi konsentrasi 4%, 8%, dan 12%. serta kontrol positif sabun cair antiseptik merk X dan kontrol negatif basis sabun cair. Hasil dari penelitian ini adalah sabun cair infusa batang nanas (Ananas comosus) dengan konsentrasi 4% memiliki rata-rata daya hambat sebesar 0,54cm, konsentrasi 8% memiliki rata-rata daya hambat 0,73 cm, konsentrasi 12% memilki rata-rata daya hambat sebesar 1,62, kontrol positif memiliki rat-rata daya hambat sebesar 1,75cm, dan kontrol negatif memiliki rata-rata daya hambat 0,38 cm. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah infusa buah batang nanas (Ananas comosus) yang diformulasikan kedalam bentuk sediaan sabun cair memiliki aktivitas antijamur terhadap pertumbuhan jamur Candida Albicans. infusa batang buah nanas (Ananas comosus) yang paling efektif yang dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida Albicans adalah konsentrasi 12%. ABSTRACT This study aims to determine the antifungal of pineapple stem fruit infusa (Ananas comosus) and to determine the most effective concentration of pineapple stem infusion that can inhibit fungal growth of Candida Albicans and to determine the antifungal activity of pineapple stem anus (Ananas comosus) formulated into dosage forms liquid soap. This research was conducted in the STF YPIB Cirebon Microbiology laboratory using an experimental method which included: mushroom Candida Albicans, several concentrations of pineapple stem fruit infusa (Ananas comosus) with variations in concentrations of 4%, 8%, and 12%. and positive control of brand X liquid antiseptic soap and negative control of liquid soap base. The results of this study are pineapple stem infusion liquid soap (Ananas comosus) with a concentration of 4% has an average inhibition of 0.54cm, a concentration of 8% has an average inhibition of 0.73 cm, a concentration of 12% has an average the inhibitory power is 1.62, the positive control has an average inhibition of 1.75 cm, and the negative control has an average inhibition of 0.38 cm. The conclusion in this study is the pineapple stem fruit infusion (Ananas comosus) formulated into liquid soap preparations has antifungal activity against the growth of fungi Candida Albicans. The most effective pineapple stem (Ananas comosus) infusion that can inhibit fungal growth of Candida Albicans is a concentration of 12%.
ANALISIS DRPs PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA PELAYANAN RAWAT INAP DI RSUD X KABUPATEN KUNINGAN Karsidin, Bambang; TW, Siti Pandanwangi; Joharudin, Ade; Mariya, Arum; Setriyadi, Dedy; Nuari, Ris Ayu
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 7 No 2 (2024): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58365/ojs.v7i2.220

Abstract

Diabetes melitus tipe 2 merupakan gangguan sekresi insulin yang progresif yang menyebabkan terjadinya resistensi insulin. Ini terjadi karena tetapi insulin tidak bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena terjadi resistensi insulin yang merupakan turunnya kemampuan insulin untuk menghambat produksi glukosa oleh hati, sehingga mengakibatkan rentan terjadinya Drug related problems (DRPs). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui persentase kejadian dari masing-masing DRPs yang meliputi ada indikasi tanpa obat, ada obat tanpa indikasi, ketidaktepatan pemilihan obat, dosis rendah, dosis tinggi, interaksi obat, efek samping obat dan tingkat kepatuhan pasien dalam terapi pengobatan pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD X Kabupaten Kuningan. Penelitian ini bersifat non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif dan pengambilan data rekapitulasi medik secara retrospektif. Dari 254 pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD X Kabupaten Kuningan, jumlah sampel yang diambil sebanyak 72 pasien yang mmemenuhi kriteria inklusi. Analisis kejadian DRPs dilakukan dengan membandingkan hasil penelitian dengan buku standar secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan ada kejadian Drug related problems pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD X Kabupaten Kuningan. Persentase kejadian DRPs kategori indikasi tanpa obat tidak terdapat kasus yang terjadi, obat tanpa indikasi terdapat 1 kasus (1,4%), ketidaktepatan pemilihan obat sebanyak 5 kasus (6,9%), dosis rendah sebanyak 4 kasus (5,6%), dosis tinggi sebanyak 4 kasus (5,6%), interaksi obat sebanyak 21 kasus (29,1%), kategori efek samping 35 kasus (48,6%), dan tingkat kepatuhan pasien rendah sebanyak 37 kasus (51,4%).
Analisis Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Infeksi Saluran Pernafasan Akut di Puskesmas X Rustanti, Mega; Zuniarto, Ahmad Azrul; Nuari, Ris Ayu; Joharudin, Ade
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 6 No 1 (2022): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.018 KB) | DOI: 10.58365/ojs.v6i1.191

Abstract

Acute Respiratory Infection (ARI) in developing countries is a cause of death. Drug Related Problems (DRPs) are unexpected events, in the form of patient experiences involving drug therapy. The purpose of this study was to determine the percentage of occurrence of each DRPs which included indications without drugs, drugs without indications, inaccuracy in drug selection, low doses, high doses, drug interactions, drug side effects and patient compliance levels, in infection treatment therapy. acute respiratory tract in ARI patients at X Health Center. Data collection using random sampling technique. Analysis of the incidence of drug related problems was carried out by comparing the results of the study with standard books descriptively. The results of the study from 85 cases of ARI patients who met the inclusion criteria showed the incidence of DRPs in the category of no indication without drugs as many as 18 cases (12.94%), there were drugs without indications as many as 5 cases (5.88%), inaccuracy in the selection of drugs, no cases involving occurred, low doses were 13 cases (15.29%), high doses were 9 cases (10.58%), drug interactions were 10 cases (11.76%), while for DRPs the category of drug side effects was the most nausea with the percentage of 50.0% and the DRPs level of patient compliance is low with a percentage of 60.40%.
UJI EFEKTIVITAS GEL EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP LUKA BAKAR PADA KELINCI JANTAN , stf1; Nuari, Ris Ayu; ., Subagja; Sufriyadi, Ferri
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 4 No 2 (2021): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian uji efektivitas gel ekstrak daun papaya (Carica papaya L.) terhadap luka bakar pada kelinci jantan. Daun pepaya mengandung saponin, alkaloid, polifenol, tannin dan flavonoid. Saponin dapat memacu pembentukan kolagen dan mempunyai aktivitas sebagai antiseptik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas gel ekstrak daun Pepaya (Carica papaya L.) dengan variasi konsentrasi 2%, 5% dan 8% dan efeknya terhadap penyembuhan luka bakar.Uji efektivitas gel dilakukan pada 3 ekor kelinci, bulu punggung kelinci dicukur dan dianestesi lokal menggunakan etilklorid dan setiap kelinci dibuat 5 perlakuan luka bakar menggunakan lempeng logam panas berdiameter 2 cm. Perlakuan pertama diberi gel ekstrak daun Pepaya 2%, perlakuan ke-2 diberi gel ekstrak daun Pepaya 5%, perlakuan ke-3 diberi gel ekstrak daun Pepaya 8%, perlakuan ke-4 diberi kontrol negatif dan perlakuan ke-5 diberi kontrol positif (Bioplacenton Gel). Pengamatan dilakukan selama 16 hari dengan menggunakan metode skala linkert dan dilakukan pengukuran presentase kesembuhan luka. Uji evaluasi sediaan gel yang dilakukan meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat dan sineresis.Hasil penelitian menunjukkan gel ekstrak daun Pepaya dengan variasi konsentrasi 2%, 5% dan 8% memenuhi parameter evaluasi sediaan gel. Hasil uji efektivitas menunjukkan gel ekstrak daun Pepaya dengan variasi konsentrasi 2%, 5% dan 8% memilki efek penyembuhan terhadap luka bakar. Dengan konsentrasi 8% memiliki efektivitas lebih cepat yaitu sembuh pada hari ke 10-11, dengan presentase kesembuhan luka 86%.Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa gel ekstrak daun pepaya memiliki efektivitas terhadap luka bakar dengan konsentrasi paling cepat sembuh yaitu pada konsentrasi 8%.
ANALISIS DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN ISPA PUSKESMAS WARUNGPRING PEMALANG JAWA TENGAH Regar, Dhea Novakinanda; Zuniarto, Ahmad Azrul; Nuari, Ris Ayu; Nahdliyah, Vivi Afiyatun
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 6 No 2 (2023): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.182 KB) | DOI: 10.58365/ojs.v6i2.192

Abstract

Drug Related Problems (DRPs) merupakan bagian dari Medication Error (ME) yang dihadapi hampir semua negara di dunia. Salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui presentase kejadian dari masing-masing DRPs yang meliputi ada indikasi tanpa obat, ada obat tanpa indikasi, ketidaktepataan pemilihan obat, dosis rendah, dosis tinggi, efek samping obat dan tingkat kepatuhan pasien, dalam menggunakan Antibiotik pada pasien ISPA di Puskesmas Warungpring, Pemalang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif melalui pengambilan data rekam medik secara prospektif. Dari 168 kasus pasien ISPA pada Februari tahun 2022 jumlah sampel yang diambil sebanyak 118 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu pasien yang tercatat menderita ISPA yang mendapatkan Antibiotik. Pengambilan data menggunakan teknik random sampling, dilakukan Bulan Maret 2022. Hasil penelitian dari 118 kasus pasien ISPA menunjukkan kejadian DRPs kategori ada indikasi tanpa obat sebanyak 15 kasus (12,71%), tidak ada obat tanpa indikasi, tidak ada ketidaktepataan pemilihan obat, dosis tertalu rendah sebanyak 10 kasus (8,47%), dan dosis terlalu tinggi sebanyak 7 kasus (5,94 %). Sementara itu untuk DRPs kategori efek samping obat paling banyak terjadi mual/muntah dengan presentase 35,59% dan DRPs tingkat kepatuhan pasien tergolong rendah yaitu sebesar 49,20%. Sehingga dapat disimpukan bahwa presentase terbesar DRPs penggunaan antibiotik pada pasien ISPA di Puskesmas Warungpring, Pemalang yaitu terkait efek samping pengobatan dan kepatuhan pasien.
Edukasi APOCIL dan 6 Langkah Cara Cuci Tangan yang Baik dan Benar Zakiah, Fitri; Jaenudin, Jejen; Aisyah, Siti; Nugraha, Yoga; Nuari, Ris Ayu; Pratama, Aldi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 3 (2024): Mei
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i3.886

Abstract

Peran Apoteker sangat penting dalam memberikan edukasi tentang obat-obatan, khususnya vitamin. Pengenalan vitamin di tingkat sekolah dasar merupakan salah satu tugas dari seorang Apoteker. Pengabdian ini dilakukan di MI Negeri 3 Majalengka dengan tema “Pengenalan Apocil (Apoteker Cilik) dan 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar di MI Negeri 3 Majalengka Desa Pegandon Kec. Dawuan, Kab. Majalengka”. Tujuan mengajarkan 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar agar dapat menjaga kebersihan diri, mencegah infeksi silang dan sebagai pelindung diri di tingkat remaja. Dengan mengenalkan sejak tingkat sekolah dasar, diharapkan dapat mengedukasi siswa bahwa obat adalah racun yang hanya dapat digunakan sesuai kondisi, jenis penyakit, dan dosis tertentu saja. Target dari kegiatan ini adalah siswa kelas 4, 5, dan 6 MI Negeri 3 Majalengka Desa Pegandon Kec. Dawuan Kabupaten Majalengka. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan tahap persiapan, yaitu membuat instrument yang dibutuhkan (poster dan daftar presensi). Dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan, yaitu kegiatan edukasi berupa penyampaian materi, demonstrasi, dan tanya jawab. Terdapat  2 materi yang diberikan, yaitu Pengenalan Profesi Apoteker dan Edukasi 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar. Hasil kegiatan pengabdian ini didapatkan bahwa siswa mampu menerima materi pembelajaran dengan baik. Hal itu dibuktikan saat kegiatan demonstrasi dan sesi tanya jawab, semua siswa dapat mendemonstrasikan dan menjawab semua pertanyaan dengan baik dan benar
Pengaruh Home Pharmacy Care terhadap Kepuasan Pelayanan Kefarmasian pada Pasien Hipertensi di Apotek Alula Farma Losari Nopita, Juwita; Zuniarto, Ahmad Azrul; Nuari, Ris Ayu
An-Najat Vol. 3 No. 3 (2025): Agustus : An-Najat : Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/an-najat.v3i3.3308

Abstract

High-quality pharmaceutical services play a vital role in improving patient satisfaction, particularly among individuals with chronic conditions such as hypertension. One innovative approach to pharmaceutical care is Home Pharmacy Care (HPC), a service delivered directly to the patient’s home focusing on medication monitoring, patient education, and improving treatment adherence. This study aims to examine the effect of HPC on the satisfaction of pharmaceutical services among hypertensive patients at Alula Farma Pharmacy, Losari. The research employed a pre-experimental design with a pre-test and post-test without a control group. A total of 30 hypertensive patients were selected using non-probability purposive sampling. The research instrument used was a validated and reliable pharmaceutical service satisfaction questionnaire, which covered several dimensions, including responsiveness, empathy, assurance, reliability, and tangibility. Data analysis was conducted using the Wilcoxon signed-rank test. The results showed that HPC had a significant positive effect on patient satisfaction, with a significance value of 0.001 (p < 0.05). The most notable improvements were observed in the aspects of responsiveness, empathy, and reliability, reflecting better patient–pharmacist interaction and trust in service delivery. These findings indicate that HPC is an effective strategy to enhance patients’ perceptions of pharmaceutical service quality. Furthermore, the implementation of HPC highlights the potential to reduce barriers to accessing care, promote better medication adherence, and strengthen patient-centered services. It is expected that this study can serve as a foundation for the development and broader application of home-based pharmaceutical care models, particularly in the management of chronic diseases.
Pengaruh Video Swamedikasi Terhadap Tingkat Pengetahuan Dagusibu Obat pada Masyarakat di Desa Pabean Udik Indramayu Nuari, Ris Ayu; Zuniarto, Ahmad Azrul; Suryani, Mega
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i11.54915

Abstract

DAGUSIBU merupakan program yang dibuat oleh IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) untuk memberikan edukasi kesehatan dengan tujuan mewujudkan Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO) merupkana langkah konkrit dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang tinggi. Tujuan penelitian ini Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang DAGUSIBU (Dapatkan Gunakan, Simpan, Buang) obat melalui video swamedikasi. Dengan metode penelitian pra-eksperimen dengan desain one group pre test-/post test sampel 100 orang penduduk desa. Data dikumpulkan dengan kuesioner.Analisis pengujian menggunakan uji validasi, uji realibitas, dan uji t berpasangan. Adapun hasil penelitian ini pengetahuan DAGUSIBU sebelum video 63,55% cukup. Pengetahuan DAGUSIBU setelah video 75,50% baik. Terdapat pengaruh video swamedikasi terhadap pengetahuan DAGUSIBU (p<0,001), faktor sosiodemografi yang berhubungan dengan pengetahuan pendidikan (p<0,030) dan faktor sosiodemografi yang tidak berhubungan dengan pengetahuan usia (p<0,270) jenis kelamin (p<0,156) pekerjaan (0<2,14), riwayat penyakit (p<0,660). Kesimpulan penelitian ini Video swamedikasi efektif meningkatkan pengetahuan DAGUSIBU pada masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi.