Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Konsep Taubat pada Ayat-ayat Hudud dalam Kitab Tafsir Al-Mishbah Ridho, Muhammad Mukharom; Fatimah, Hanna
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 5 No. 2 (2021): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v5i2.104

Abstract

Penelitian ini di latar belakangi karena masih jarangnya pembahasan mengenai konsep taubat tersebut dalam tema yang khusus yaitu, tema hudud. Kemudian sebab lainnya yaitu, karena masih banyak orang-orang yang ingin bertaubat atas dosa dan kesalahan yang melanggar hudud tersebut namun dia tidak mengetahui bagaimana cara bertaubat atas dosa-dosanya. Dengan demikian, penting kiranya bagi umat muslim untuk mengetahui hakikat konsep taubat dalam ayat-ayat hudud tersebut, sehingga diharapkan agar menjadi sarana dalam proses perbaikan diri menjadi hamba yang senantiasa lurus di atas petunjuk-Nya. Kemudian diharapkan pula penelitian ini menjadi sarana untuk mengubah stigma buruk masyarakat terhadap salah satu perintah Allah yaitu, hukum hudud. Yang mana mayoritas masyarakat menganggap pelaksanaan hukum hudud mereka anggap sebagai kekejaman serta tidak manusiawi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan (library research) dengan pendekatan maudlu’i (tematik). Dalam mengumpulkan ayat-ayat dengan tema hudud, penulis merujuk pada kitab Minhajul Muslim karya Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, kemudian setelah mengumpulkan ayat-ayat mengenai hudud, lalu memaparkan tafsir dari ayat-ayat hudud tersebut sebagaimana yang disebutkan oleh Quraish Shihab dalam kitab tafsirnya, selanjutnya menganalisa ayat-ayat yang didalamnya membahas mengenai konsep taubat beserta implementasinya. Hasil penelitian yang di dapat menjelaskan bahwa, inti konsep taubat yang terkandung dalam ayat-ayat hudud tersebut adalah syarat-syarat dari taubat itu sendiri. Dengan demikian penelitian ini mengukuhkan pemaparan ulama mengenai syarat-syarat taubat dalam karya mereka, yang tentunya merujuk pada Al-Quran dan Al-Hadits. Kemudian pada sisi implementasi, peneliti menyimpulkan bahwa implementasi dari konsep taubat yakni penerapan terhadap 4 syarat dalam bertaubat sebagaimana yang telah dipaparkan dalam poin konsep taubat sebelumnya. Dan terdapat penjelasan bahwa seseorang memiliki tanda bahwa ia bersungguh-sungguh dalam mengimplementasikan taubat, Kemudian, terdapat pula pembahasan mengenai eksistensi dari hukum hudud tersebut, yakni sebagai bentuk ta’dib dan tarbiyyah (pendisiplinan dan pendidikan), bukan kekejaman ataupun balas dendam dari Allah.
Alternatif Penyelesaian Sengketa dalam Al-Qur’an Ridho, Muhammad Mukharom
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 1 No. 2 (2017): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v1i2.78

Abstract

Dalam perjalanan sejarah kehidupan manusia, tak luput mereka selalu diwarnai berbagai permasalahan konflik mulai dari yang terkecil adalah konflik pribadi hingga konflik kelompok dan bahkan agama, bangsa maupun negara. Kondisi seperti ini menuntut langkah cepat untuk memperbaiki dan merekonsiliasi hubungan antara pihak-pihak terkait sehingga senantiasa tercipta kehidupan yang harmonis saling pengertian dan damai. Usaha penyelesaian sengketa di dalam Al-Qur’an biasa disebut dengan istilah Al-Ishlah. Term ishlah sendiri dapat juga diartikan sebagai perbuatan terpuji dalam kaitannya dengan perilaku manusia. Beberapa ahli fiqih memberikan definisi yang hampir sama meskipun dalam redaksi yang berbeda, arti yang mudah dipahami adalah memutus suatu persengketaan. Dalam penerapan yang dapat kita pahami adalah suatu akad dengan maksud untuk mengakhiri suatu persengketaan antara dua orang yang saling bersengketa yang berakhir dengan perdamaian dan tidak merugikan salah satu pihak (win-win solution). Pada umumnya penyelesaian sengketa dilakukan melalui dua proses. Yaitu melalui proses litigasi didalam pengadilan dan penyelesaian sengketa melalui proses kooperatif di luar pengadilan. Proses penyelesaian sengketa melalui jalur litigasi sering dinilai kurang mampu merangkul kepentingan bersama, bersifat adversal, dapat menimbulkan permasalahan baru, mahal dan kurang responsif. Sementara penyelesaian melalui jalur di luar pengadilan justru cenderung menghasilkan “win win solution”, kerahasiaan pihak-pihak terjamin, prosedur mudah, murah, komprehensif dalam kebersamaan dan tetap menjaga hubungan baik.
Supremasi Keadilan dalam Al-Qur’an Ridho, Muhammad Mukharom
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 4 No. 1 (2020): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v4i1.64

Abstract

Keadilan merupakan esensi dari sebuah penegakan hukum. Sedang makna tentang keadilan itu sendiri berbeda-beda tergantung dari mana perspektifnya. Keadilan dalam Al-Qur’an memiliki makna yang luas. Al-Qur’an sebagai kitab suci umat muslim berperan sebagai tibyan, hudan, nur, syifa, furqan dan rahmat bagi seluruh alam, menawarkan kepada umat manusia konsep yang pasti jelas, pasti baik dan pasti adil tentang keadilan itu sendiri. Dari sini penulis merasa perlu untuk menelaah ulang makna dan konsep keadilan yang ditawarkan oleh Al-Qur’an dalam perspektif bagaimana keadilan itu dijelaskan dalam Al-Quran berdasarkan nilai-nilai universal keadilan itu sendiri sebagai landasan epistemologis umat Islam dalam memaknai sebuah supremasi keadilan. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (li- 56 brary research), teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, kemudian dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisa data yang diadopsi dari teori alFarmawi dalam bukunya “Metode Tafsir Maudu’i”. Hasil penelitian menunjukkan adanya perhatian Al-Qur’an dalam penegakan keadilan secara lengkap (syamil) dan menyeluruh (mutakammil). Keyakinan akan kesempurnaan keadilan Allah dan sikap taat kepada aturan yang diturunkanNya merupakan konsekuensi keimanan (lawaazimul iimaan). Sikap sami’na wa atho’na tidak merasa berat dan mau diatur, patuh, tidak ada tawar-menawar, mengikuti seluruhnya, tidak pilih-pilih merupakan satu kesatuan sistem menerima semuanya dengan ikhlas sepenuh hati. Inilah yang dimaksud Islam kaffah. Setelah dimengerti dan dipahami semua hikmah dibalik kata adil dan qist berikut derifasinya menumbuhkan keyakinan bahwa keadilan Allah benar-benar sempurna tiada keraguan didalamnya serta menunjukkan adanya supremasi keadilan Allah Swt. di atas segalanya.
Analisis Ayat-Ayat Jihad Dalam Rawai’u Al-Bayan fi Tafsir Ayat Al-Ahkam Karya Ali Ash-Shabuni Rafly, Muhammad; Sulthoni, Akhmad; Ridho, Muhammad Mukharom
BASHA'IR: JURNAL STUDI AL-QUR'AN DAN TAFSIR Vol 4 No 2 (2024): Basha'ir: Jurnal Studi Al-Quran dan Tafsir
Publisher : Prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47498/bashair.v4i2.3311

Abstract

Di tengah keberagaman pemikiran, budaya, dan politik, analisis jihad yang sesuai pedoman menjadi penting untuk menciptakan perdamaian dan keamanan. Tapi sangat disayangkan ketika hakikat sesungguhnya dari jihad dalam Islam diidentifikasikan sebagai bagian radikalisme bahkan terorisme. Maka penelitian ini bertujuan menyingkap hakikat sebenarnya dari jihad yang berdasarkan Al-Qur`an, As-Sunnah, dan penjelasan para ulama tentangnya. Salah satu penjelasan tentang hakikat jihad tersebut bisa di dapatkan di dalam kitab Rawai’u Al-Bayan Fi Tafsir Ayat Al-Ahkam karya Muhammad Ali Ash-Shabuni. Rawai’u Al-Bayan merupakan sebuah kitab yang bernuansa fiqhi yang memaparkan penjelasan kekinian bagi pembacanya. Penelitian ini berjenis kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode tematik (maudhu’i). Sumber utama penelitian berasal dari Kitab Rawai’u Al-Bayan Fi Tafsir Ayat Al-Ahkam, sedangkan sumber sekunder diambil dari kitab-kitab yang relevan dengan tema. Al-Qur'an menjelaskan bahwa kaum musyrik dan ahli kitab tidak akan menerima Islam sampai mereka dapat mengembalikan pemeluknya ke kekufuran. Dalam Kitab Rawai’u Al-Bayan Fi Tafsir Ayat Al-Ahkam dijelaskan bahwa orang beriman harus berjuang di jalan Allah, demi tegaknya agamanya, dan seorang mukmin hendaknya berani dan perkasa. Nasib tawanan perang berbuat baik to para tawanan. Perang mempunyai norma dan aturan dan wajib bagi seorang mukmin untuk menaatinya.
Living Qur’an di Pondok Pesantren Mujamma’ Al-Yahya Kamboja Agimayu, M Singgih; Romadlon, Arif Firdausi Nur; Ridho, Muhammad Mukharom
Journal of Innovation in Teaching and Instructional Media Vol 5 No 3 (2025): Journal of Innovation in Teaching and Instructional Media
Publisher : Yayasan Sembilan Pemuda Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52690/jitim.v5i3.1212

Abstract

Pesantren (Boarding School) is an important institution in the formation of character and religious values ​​of Muslim society. This study explores the implementation of the concept of “Living Qur’an” and “Living Hadith” at the Mujamma’ Al-Yahya Islamic Boarding School, Cambodia, a country with a Muslim minority context. Using a qualitative field approach, data were collected through observation, in-depth interviews, and documentation. The results of the study indicate that: (1) the Qur’an is read, memorized, and becomes part of the santri’s routine consistently; (2) the tradition of hadith is maintained through oral, written, and social practice expressions; and (3) pesantren instills Islamic educational values ​​such as religiosity, discipline, and the spirit of seeking knowledge. This study contributes to the discourse on contextual Islamic education and provides a unique case study of Islamic pedagogy in a Muslim minority society.
Developing a Generation Z-Friendly Da’wah Concept Based on Buya Hamka’s Perspective in Tafsir Al-Azhar Yuliantika, Anindhita Arina; Ridho, Muhammad Mukharom; Parwanto, Parwanto; Masuwd, Mowafg Abrahem
Al-Jadwa: Jurnal Studi Islam Vol. 4 No. 2 (2025): March
Publisher : Universitas Islam Internasional Darullughah Wadda'wah Bangil Pasuruan Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38073/aljadwa.v4i2.2322

Abstract

The concept of da’wah is very important in the spread of Islamic knowledge. The occurrence of several mistakes by preachers, especially when they preach to generation z, makes this research important to discuss. Generation z has its own characteristics that result in methods to preach to them must use different methods. Thus, this study aims to examine the concept of gen z friendly da’wah based on Buya Hamka’s perspective in Tafsir Al-Azhar. This research uses a literature study method with an analytical-descriptive approach to explore Buya Hamka’s thoughts, especially related to gen z friendly da’wah methods with the social context of Indonesian society. Tafsir Al-Azhar was chosen as the main reference because of its adab ijtima’i approach that focuses on social issues. The results showed that Buya Hamka offered three main concepts in da’wah, namely first da’wah with wisdom, which prioritizes wisdom, common sense, and a clean heart. Second, da’wah with mau’izhah hasanah, which is giving advice and teaching in a good and polite way. And third, da’wah with mujadalah billati hiya ahsan, namely preaching by discussing or arguing in the best way, full of patience, and respect. These three concepts are considered by Buya Hamka to be relevant for all generations, so this research has important contributions and contributions in the concept of da’wah for generation Z.
ANALISIS KOMPARATIF TENTANG ZHALIM DALAM AL-QUR’AN (TAFSIR AL-MARAGHI DAN TAFSIR AL-MISBAH) Istiqomah, Novita Nissa; Ridho, Muhammad Mukharom; Astuti, Indri
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 19 No 2 (2025): SEPTEMBER
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v19i2.2296

Abstract

Abstarct The objective of this study is to examine and compare the interpretations of verses related to zulm in Tafsir Al-Maraghi and Tafsir Al-Misbah by M. Quraish Shihab, as well as how these interpretations can be applied in daily life. Given that Tafsir Al-Maraghi is one of the monumental works of Qur'anic exegesis in the modern era, it holds significant relevance for this research. On the other hand, Tafsir Al-Misbah offers a contemporary interpretation of the Qur'an presented in an accessible and contextual style. This study explores the similarities and differences in how both scholars understand the concept of zulm in the Qur'anic discourse, employing a comparative approach and library research methodology. The findings indicate that zulm is perceived as both a spiritual and social phenomenon that disrupts individual and communal harmony. These interpretations are highly relevant in addressing contemporary social issues, such as the negative impact of social media on social cohesion and spiritual well-being. This research not only enriches academic discourse on Qur'anic exegesis but also offers practical insights for Muslims on how to embody Islamic values in daily life through virtuous behavior, meaningful living, and the promotion of social justice in modern society. Keywords: Tafsir Al-Maraghi, Tafsir Al-Misbah, Zulm, Social Justice, Qur’anic exegesis.
Studi Penafsiran Doa Nabi Ibrahim Dalam Kitab Tafsir Al-Munir Sandi Gunawan, Indra; Sulthoni, Akhmad; Ridho, Muhammad Mukharom
El-Wasathy: Journal of Islamic Studies Vol 2 No 2 (2024): El-Wasathy: Journal of Islamic Studies
Publisher : Lembaga Swadaya Masyarakat Asosiasi Masyarakat Madani Indonesia (AMMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61693/elwasathy.vol22.2024.265-282

Abstract

Doa merupakan suatu bentuk ritual ibadah yang wajib bagi setiap muslim. Penulis memilih doa nabi Ibrahim karena nabi Ibrahim memiliki keistimewaan yang tidak ada pada nabi lainnya, sehingga menarik untuk dikaji lebih karena nabi Ibrahim juga merupakan tokoh teladan bagi umat islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penafsiran ayat-ayat doa nabi Ibrahim dalam kitab tafsir al-Munir karya Wahbah az-Zuhaili. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan kepustakaan (library research). Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam kitab tafsir al-Munir, Wahbah az-Zuhaili menafsirkan doa-doa nabi Ibrahim dengan menekankan pada aspek kepatuhan, ketakwaan, dan ketauhidan nabi Ibrahim kepada Allah. Doa-doa nabi Ibrahim dalam tafsir tersebut juga diimplementasikan sebagai teladan dalam kehidupan sehari-hari, seperti doa memohon petunjuk, doa memohon perlindungan, dan doa memohon keturunan. Secara umum, penafsiran az-Zuhaili tentang doa-doa nabi Ibrahim mengarahkan pada peningkatan hubungan hamba dengan Allah serta menggunakan nilai-nilai ketakwaan dan kepatuhan dalam beribadah.
Kikir dalam Al-Qur’an (Kajian Lafadz Al-Bukhl dan Asy-Syuhh Menurut Tafsîr Fii Zhilalil Qur’an) Addini, Nur Futiha; Iqbal, Ipmawan Muhammad; Ridho, Muhammad Mukharom
Hamalatul Qur'an : Jurnal Ilmu Ilmu Alqur'an Vol. 5 No. 2 (2024): December 2024
Publisher : Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an Jogoroto Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/hq.v5i2.196

Abstract

This study examines the meaning and consequences of the Qur'an with a focus on the analysis of the Faazaz al-Bukhl and Asy-Syuhh in the interpretation of the Quran by Sayyid Quthb. The Quran is one of the most famous interpretations for its thematic and in-depth approach to the Quran, providing valuable insight into this topic. The results of the research show that al-Bukhl and asy-Syuhh are perverse properties that are rooted in liver disease and have a negative impact on individual and social lives. The Quran reveals the profound meaning of both of these affairs, linking them with the concepts of tauhid, zakat, and infak, and emphasizing the importance of avoiding the nature of kikir as an effort for the salvation of the world and the Hereafter.
Konsep Akhlak pada Surah Al-A’raf ayat 199 (Studi Komparatif Tafsir Al-Munir dan Tafsir Ath-Thabari) Safitri, Ummi Cahya; Romadlon, Arif Firdausi Nur; Ridho, Muhammad Mukharom
Hamalatul Qur'an : Jurnal Ilmu Ilmu Alqur'an Vol. 5 No. 2 (2024): December 2024
Publisher : Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an Jogoroto Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/hq.v5i2.234

Abstract

This study examines the meaning of ethics in Surah Al-A'raf, verse 199, using a comparative method between the Tafsir Al-Munir and Tafsir Ath-Thabari. Tafsir Ath-Thabari is one of the exegetes who lived during the classical era, while Tafsir Al-Munir is an exegete from the contemporary period. The purpose of this research is to understand the meaning of the concept of morality in Surah Al-A'raf verse 199 according to Al-Munir and Ath-Thabari, as well as to examine the comparison between the two interpreters regarding that verse. This research is based on a literature review that utilizes books available in libraries as well as digital resources that can be easily accessed. Based on the research findings, there are three fundamental morals contained in this verse, namely forgiving, doing good, and avoiding foolish people. The meaning of Al Afw is forgiveness, which is also referred to as noble character; the meaning of maruf is to do good and encourage others to do good, while turning away from foolish people is interpreted as protecting oneself from the negative influence of foolish individuals. Both interpretations have the same meaning, but there are differences in emphasis on several aspects.