Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Tradisi Ritual Manganjab di Nagori Sihaporas Kecamatan Pematang Sidamanik: Kajian Kearifan Lokal Munthe, Alex Mujur Immanuel; Purba, Asriaty
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 2, No 3 (2024): Madani, Vol. 2, No. 3 2024
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.11093049

Abstract

This article is entitled "Manganjab Ritual Tradition in Nagori Sihaporas, Pamatang Sidamanik District, Simalungun Regency". This research aims to describe the stages in the Manganjab Tradition and describe the local wisdom values in the Manganjab Ritual Tradition in Nagori Sihaporas. The theory used is the local wisdom theory put forward by Robert Sibarani. The method used in this research is descriptive method. The results of the research show that the stages before the day of implementation are (1) Determining the Day, (2) Determining the Place of the Ritual, (3) and the stages of the day of the Manganjab Ritual. Local Wisdom in the Manganjab Ritual Tradition with 7 local wisdom values, namely: (1) Wisdom of Commitment, (2) Wisdom of Cultural Preservation and Creativity, (3) Wisdom of Mutual Cooperation, (4) Wisdom of Hard Work, (5) Wisdom of Gratitude , (6) Care for the Environment, (7) Politeness.
Ragam Bahasa Dan Identitas Pada Masyarakat Tutur Di Etnik Batak Toba : Analisis Sosiolinguistik Purba, Asriaty; Saragih, Risdo; Saragih, Dinda Apriani; Sitompul, Yulia Saftania; Hutagalung, Andreas
Kopula: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Vol. 7 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/kopula.v7i1.6422

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam hubungan antara ragam bahasa dan kaitannya dengan pembentukan identitas pada masyarakat tutur di etnik Batak Toba. Melalui pendekatan sosiolinguistik, ragam bahasa sebagai manifestasi dari identitas sosial tetapi juga cerminan nilai-nilai, norma, dan sejarah suatu komunitas. Analisis ini akan mengkaji variasi bahasa yang digunakan dalam berbagai konteks sosial, mulai dari interaksi sehari-hari dalam keluarga hingga dalam ranah publik seperti komunitas adat atau pertemuan formal. Selain itu, penelitian ini juga akan mengidentifikasi faktor-faktor sosial budaya dan histori yang secara signifikan mempengaruhi penggunaan ragam bahasa tertentu, seperti status sosial, usia, pendidikan, dan kontak bahasa. Dengan demikian, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika bahasa dan identitas pada masyarakat Batak Toba. Dengan memahami ragam bahasa yang digunakan, kita dapat lebih menghargai kekayaan budaya dan keragaman bahasa di Indonesia. Hasil penelitian ini tidak hanya relevan bagi kajian sosiolinguistik, tetapi juga memiliki implikasi yang luas bagi pemahaman tentang keberagaman budaya dan pentingnya pelestarian bahasa daerah ditengah arus globalisasi.
Makna Tradisi Mbesur-Mbesuri (Tujuh Bulanan) Pada Masyarakat Batak Karo Saragih, Dinda Apriani; Hutauruk, Febri Ola; Sitompul, Yulia Saftania; Sari, Indah; Purba, Asriaty
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.28516

Abstract

Tradisi mbesur-mbesuri atau dikenal dengan "tujuh bulanan" merupakan ritual kehamilan yang masih dilestarikan dalam budaya Batak Karo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna yang terkandung dalam tradisi mbesur-mbesuri sebagai upacara tujuh bulanan serta memahami nilai budaya yang diturunkan melalui ritual ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data pada sumber data sekunder dari studi pustaka serta dokumen terhadap literatur budaya Batak Karo. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Cingkes Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi ini memiliki makna penting dalam kehidupan masyarakat. Ritual ini mengandung nilai perlindungan spiritual bagi ibu dan bayi dalam kandungan, permohonan keselamatan selama proses persalinan, dan pengharapan kelahiran yang lancar. Secara filosofis, angka tujuh dalam tradisi ini melambangkan kesempurnaan dan keberkahan dalam keyakinan masyarakat Batak Karo. Mbesur-mbesuri berfungsi sebagai media penguatan ikatan kekerabatan, di mana seluruh anggota keluarga besar berkumpul untuk memberikan dukungan moral dan spiritual kepada ibu hamil.
Sulang-Sulang Pomparan Ethnic Batak Toba Study: Oral Tradition Nainggolan, Amoy Karamoii; Damanik, Ramlan; Sinaga, Warisman; Sinulingga, Sinulingga; Purba, Asriaty
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 9, No 3 (2025): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan) (Juli)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jisip.v9i3.9035

Abstract

Sulang-sulang pomparan (tradition of feeding parents) is a family tradition carried out as a form of respect for both parents, usually when one of the parents is sick or critical. This study aims to describe the stages, performance (text, co-text and context) and values of oral tradition contained in the Sulang-sulang pomparan Ethnic Batak Toba. The theory used in this study is the theory of local wisdom proposed by Robert Sibarani (2014). The method used in the study is a qualitative method that is descriptive. The stages in the Sulang-sulang pomparan Ethnic Batak Toba are divided into two stages, namely the stages before which include: 1) The Sirarion Fellow (Discussion) between siblings and the stages of implementing the tradition which include: 1) Worship Event,2) Mampasahat Tudu-tudu Sipanganon Sian Sude Pomparan Event, 3) Manulangi Sian Sude Pomparan Event, 4) Mampasahat Dengke, Ulos, Dohot Manulangi Sian Hula-hula/Paraman Event. Performance in this tradition is divided into three parts, namely: 1) Text analysis, 2) Co-text analysis, and 3) Context analysis. The values in this tradition include: 1) Religious values / gratitude, 2) Cooperation values, 3) Art values, 4) Politeness values, 5) Social solidarity, 6) Gender management, 7) Harmony and conflict resolution attitudes, 8) Environmental care.
Gaya Bahasa Pada Umpasa Marhata Sinamot Etnik Batak Toba: Kajian Stilistika Togatorop, Julhayati; Purba, Asriaty; Tampubolon, Flansius; Sinulingga, Jekmen; Sinaga, Warisman
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berjudul Gaya Bahasa Pada Umpasa Mahata Sinamot Etnik Batak Toba: Kajian Stilistika. Umpasa adalah salah satu jenis yang berbentuk pantun atau syair yang mengandung makna seperti makna restu, harapan, doa ataupun nasehat yang dimiliki etnik Batak Toba dan dituturkan di upacara adat Batak Toba dan disampaikan oleh raja parhata. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gaya bahasa atau majas pada umpasa marhata sinamot etnik Batak Toba. Teori majas sesuai untuk penelitian ini adalah teori Stilistika oleh henry Guntur Tarigan 2013. Penelitian ini menggunakan adalah metode kualitatif bersifat deskriptif. Sumber data dalam adalah studi pustaka dan narasumber/raja parhata dalam upacara marhata sinamot. Dari penelitian ini hasil yang diperoleh adalah: Pada umpasa marhata sinamot etnik Batak Toba ialah: 1). Gaya bahasa pengulangan terdapat 4 jenis yaitu Asonansi, Mesodilopsis, Antanaklasis, anafora. 2). Gaya bahasa perbandingan terdapat 4 jenis yaitu: Perumpamaan, defersonifiksi, pleonasme, perifeasis. 3). Gaya bahasa pertentangan terdapat 4 jenis yaitu: oksimoron, ironi, inuendo, sarkasme. 4). Gaya bahasa pertautan terdapat 2 jenis yaitu: metonimia dan antonomasia. Makna dari umpasa marhata sinamot etnik Batak Toba adalah berupa ungkapan pengharapan, nasehat, dan penderitaan pada setiap kalimat umpasa marhata sinamot upacara adat etnik Batak Toba.
Ragam Bahasa Dan Identitas Pada Masyarakat Tutur Di Etnik Batak Toba : Analisis Sosiolinguistik Purba, Asriaty; Saragih, Risdo; Saragih, Dinda Apriani; Sitompul, Yulia Saftania; Hutagalung, Andreas
Kopula: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Vol. 7 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/kopula.v7i1.6422

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam hubungan antara ragam bahasa dan kaitannya dengan pembentukan identitas pada masyarakat tutur di etnik Batak Toba. Melalui pendekatan sosiolinguistik, ragam bahasa sebagai manifestasi dari identitas sosial tetapi juga cerminan nilai-nilai, norma, dan sejarah suatu komunitas. Analisis ini akan mengkaji variasi bahasa yang digunakan dalam berbagai konteks sosial, mulai dari interaksi sehari-hari dalam keluarga hingga dalam ranah publik seperti komunitas adat atau pertemuan formal. Selain itu, penelitian ini juga akan mengidentifikasi faktor-faktor sosial budaya dan histori yang secara signifikan mempengaruhi penggunaan ragam bahasa tertentu, seperti status sosial, usia, pendidikan, dan kontak bahasa. Dengan demikian, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika bahasa dan identitas pada masyarakat Batak Toba. Dengan memahami ragam bahasa yang digunakan, kita dapat lebih menghargai kekayaan budaya dan keragaman bahasa di Indonesia. Hasil penelitian ini tidak hanya relevan bagi kajian sosiolinguistik, tetapi juga memiliki implikasi yang luas bagi pemahaman tentang keberagaman budaya dan pentingnya pelestarian bahasa daerah ditengah arus globalisasi.