Hutauruk, Febri Ola
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Analisis Manajemen Dalam Upacara Adat Mbaba Belo Selambar Etnik Batak Karo : Kajian Sejarah Adat Dan Budaya Sitompul, Yulia Saftania; Saragih, Dinda Apriani; Hutauruk, Febri Ola; Harefa, Evelina; BrSimatupang, Nori Marta Marselina; Tampubolon, Flansius
JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala Vol 10, No 2 (2025): JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala (Juni)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jupe.v10i2.8854

Abstract

This study examines the analysis of management in the traditional ceremony of Mbaba Belo Selambar, as one of the cultural traditions in the Batak Karo community. Mbaba Belo Selambar is a traditional ritual that has a deep meaning in the social structure system of the Batak Karo community. In this context, it can be explained how the concept of Mbaba Belo Selambar in the socio-cultural structure of the Batak Karo community and the values contained in the Mbaba Belo Selambar ceremony in the Batak Karo community. This study aims to examine in depth the concept of Mbaba Belo Selambar in the socio-cultural structure of the Batak Karo community and identify the values contained therein. This research method uses a qualitative approach with data collection on secondary data sources from literature studies and documents on Batak Karo cultural literature. Data collection techniques include in-depth interviews: conducting structured and semi-structured interviews with key informants of Mbaba Belo Selambar practices in various social contexts. The results of this study indicate that Mbaba Belo Selambar has a complex cultural management structure involving rakut sitelu in the Batak Karo community, including traditional elders, and local communities. This practice is managed through a mutual cooperation system that reflects the strong values of social solidarity in Karo culture. This study contributes to the understanding of the dynamics of traditional cultural management in the context of Indonesian society, especially in terms of how ethnic communities maintain and manage their cultural heritage. 
Comparison Of The Lyrics Of The Song Rudang-Rudang Kegeluhen Of The Karo Batak Ethnic With The Song Margogo Ijur Bari Of The Toba Batak Ethnic Hutauruk, Febri Ola; Saragih, Dinda Apriani; Sitompul, Yulia Saftania; Sinulingga, Jekmen
JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala Vol 10, No 2 (2025): JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala (Juni)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jupe.v10i2.8947

Abstract

This study aims to examine the intrinsic elements and identify the similarities and differences in the lyrics of the song Rudang-Rudang Kegeluhen Ethnik Batak Karo with the lyrics of the song Margogo Ijur Bari Ethnik Batak Toba. This study is included in the type of qualitative descriptive research with a comparative literature approach. The data collection technique used is the reading and note-taking technique. The researcher read both song lyrics and noted the similarities and differences between the two song lyrics. The data analysis technique uses an interactive technique that includes the process of data reduction, data display and drawing conclusions. The results of the study show that the two songs have similarities and differences. The similarities between the two songs lie in the character values of a child expressing gratitude and appreciation for their parents for their love and sacrifice. The differences between the two songs can be seen in terms of the story that the lyrics of the song Rudang-rudang kegeluhen tell more about a child who realizes how important the role of parents is in his life. In addition, the lyrics of the song Margogo Ijur Bari tell of a child expressing gratitude for the love, sacrifice, and character that has been given by his parents. 
Makna Tradisi Mbesur-Mbesuri (Tujuh Bulanan) Pada Masyarakat Batak Karo Saragih, Dinda Apriani; Hutauruk, Febri Ola; Sitompul, Yulia Saftania; Sari, Indah; Purba, Asriaty
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.28516

Abstract

Tradisi mbesur-mbesuri atau dikenal dengan "tujuh bulanan" merupakan ritual kehamilan yang masih dilestarikan dalam budaya Batak Karo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna yang terkandung dalam tradisi mbesur-mbesuri sebagai upacara tujuh bulanan serta memahami nilai budaya yang diturunkan melalui ritual ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data pada sumber data sekunder dari studi pustaka serta dokumen terhadap literatur budaya Batak Karo. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Cingkes Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi ini memiliki makna penting dalam kehidupan masyarakat. Ritual ini mengandung nilai perlindungan spiritual bagi ibu dan bayi dalam kandungan, permohonan keselamatan selama proses persalinan, dan pengharapan kelahiran yang lancar. Secara filosofis, angka tujuh dalam tradisi ini melambangkan kesempurnaan dan keberkahan dalam keyakinan masyarakat Batak Karo. Mbesur-mbesuri berfungsi sebagai media penguatan ikatan kekerabatan, di mana seluruh anggota keluarga besar berkumpul untuk memberikan dukungan moral dan spiritual kepada ibu hamil.
Analisis Teks Naskah Pada Legenda Aek Situmandi Kajian : Filologi Sitompul, Yulia Saftania; Saragih, Dinda Apriani; Hutauruk, Febri Ola; Herlina, Herlina
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.29064

Abstract

Penelitian ini mengkaji untuk menganalisis struktur teks dan kandungan makna dalam naskah legenda Aek Situmandi melalui pendekatan kajian filologi. Legenda Aek Situmandi merupakan salah satu cerita tentang legenda percintaan tragis seorang gadis cantik bernama Boru Situmandi dari marga Hutabarat yang berasal dari Tapanuli Utara, Sumatera Utara, dengan seorang siluman ular yang tertarik oleh kecantikan nya saat Boru Hutabarat sedang membuat tenun di dekat sungai Aek Situmandi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan transliterasi, transkripsi, dan penyuntingan teks pada cerita Aek Situmandi. Metode penelitian yang digunakan pendekatan kualitatif dengan analisis tekstual pada pendekatan filologi untuk mengkaji format deskripsi dimana kerangka standar bertujuan untuk menganalisis naskah bersejarah. Sumber data penelitian berupa teks naskah legenda Aek Situmandi, bahasa Batak Toba yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber, baik dari tradisi lisan maupun dokumentasi tertulis yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa legenda Aek Situmandi memiliki struktur naratif yang khas dengan pola alur yang mengikuti tradisi penceritaan folklor Batak.
Pasahat Napuran dalam Upacara Pernikahan Etnik Batak Toba : Kajian Wacana Struktural Sinulingga, Jekmen; Hutauruk, Febri Ola; Harefa, Evelina
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui suatu konteks Pasahat Napuran Dalam Upacara Pernikahan Etnik Batak Toba kajian Wacana Struktural.Terkait pada konteks dapat diuraikan pada suatu makna dan fungsi yang ditekankan oleh teori SPEAKING Dell Hymes.Metode pengumpulan data kualitatif deskriptif dari hasil penelitian secara Observasi,Wawancara,Dan Dokumentasi menjadi data primer,Lokasi pengambilan data di Desa Meat Kecamatan Tampahan Kabupaten Toba Sumatera Utara.Sedangkan data sekunder dari studi literatur.Pasahat Napuran dalam Upacara Pernikahan Etnik Batak Toba menjadi suatu tradisi yang sudah lama sejak Nenek Moyang orang Batak.Makna dalam suatu Napuran (Sirih) adalah suatu bentuk ucapan terima kasih,kasih sayang,serta bentuk persatuan pada saat menjalani suatu acara adat termasuk saat upacara pernikahan.Sehingga di setiap tradisi sangatlah penting untuk mengetahuinya serta dapat menjaga dan melestarikan norma dan nilai budaya pada peningkatan keberlanjutan tradisi adat Batak Toba.
Bentuk dan Fungsi Ulos Passamot Etnik Batak Toba Kajian Semiotika Sinulingga, Jekmen; Hutauruk, Febri Ola; Harefa, Evelina
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kain ulos pada Batak Toba menjadi pusaka budaya yang selalu dibanggakan.khususnya,pada Ulos Passamot yang memiliki nilai dan makna yang sangat mendalam.kain ulos merupakan warisan budaya yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Batak Toba.Itu sebabnya dalam penelitian ini berfokus memahami Bentuk Dan Fungsi Ulos Passamot Etnik Batak Toba.Teori yang dipakai pada pendekatan Roland Barthes.Serta penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.Pada penggumpulan data menggunakan sumber data sekunder dari studi literatur serta dokumen yang berkaitan pada topik yang dibahas.Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Ulos Passamot adalah ulos yang diserahkan oleh orang tua dari pihak perempuan kepada orang tua pihak laki-laki sebagai fungsi upacara pernikahan adat Batak Toba.Serta warna,ukuran,motif pada bentuk ulos.Ulos Passamot yang mengandung makna dalam memberikan suatu rezeki serta kedekatan agar kedua keluarga menjadi rukun dan satu.
Analisis Tokoh dalam Cerita Batu Umang Etnik Batak Karo Karya Ikwanuddin Nasution Kajian Psikosastra Hutauruk, Febri Ola; Purba, Roma Hotni Uhur; Sinulingga, Jekmen
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini merupakan kajian psikologi sastra terhadap buku yang berjudul Batu Umang karya Ikwanuddin Nasution. Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis unsur-unsur intrinsik dan mendeskripsikan aspek id, ego, superego serta menganalisis nilai-nilai sosial masyarakat pada cerita Batu Umang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan hasil analisis data dengan cara studi pustaka. Penelitian ini menggunakan teori psikologi sastra struktur kepribadian Sigmund Freud. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa cerita Batu Umang menceritakan tentang makhluk gaib yang berada di Desa Durian tani. Oleh Sebab itu Penelitian ini dapat membantu dan memahami serta memperkaya nilai-nilai sosial masyarakat hingga pengkajian unsur intrinsik dan id, ego, superego dalam cerita Batu Umang.
Analisis Legenda Gunung Tinggi Raja Etnik Batak Simalunggun Kajian: Sosiologi Sastra Purba, Roma Hotni Uhur; Hutauruk, Febri Ola; Halimatussakdiah, Halimatussakdiah
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menganalisis Legenda Gunung Tinggi Raja karya M.B. Rahimsyah, A.R melalui kajian sosiologi sastra untuk mengungkap unsur intrinsik, pandangan masyarakat Simalungun, dan nilai-nilai sosial yang terkandung di dalamnya. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dengan teknik baca-catat, melalui analisis mendalam terhadap teks legenda dan literatur terkait budaya Batak Simalungun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa legenda ini memiliki tema konflik keluarga kerajaan dan penghormatan terhadap adat, dengan penokohan yang mencerminkan hierarki sosial. Latar tempat menonjolkan keindahan alam Simalungun, disampaikan melalui sudut pandang orang ketiga serba tahu. Gaya bahasa yang sederhana namun kaya makna memperkuat amanat tentang pentingnya keadilan, kasih sayang, dan menghormati tradisi. Legenda ini juga mencerminkan pandangan masyarakat Simalungun sebagai warisan budaya yang memperkuat identitas mereka. Nilai-nilai sosial yang ditemukan meliputi kepercayaan (Trinitas), peran marga sebagai identitas, hierarki adat (tolu sahundulan lima saodoran), dan penghormatan terhadap hubungan kekerabatan. Selain itu, legenda ini juga merepresentasikan karya budaya seperti rumah adat dan tarian tradisional. Kesimpulan penelitian menegaskan bahwa legenda ini tidak hanya sebagai cerita rakyat tetapi juga media pelestarian budaya dan pengajaran nilai-nilai sosial bagi masyarakat Simalungun.
Pasu-Pasu Raja dalam Perkawinan Masyarakat Adat Batak Toba : Kajian Norma dan Etika Hutauruk, Febri Ola; Harefa, Evelina; Batubara, Monika Uli; Manulang, Doan; Tampubolon, Flansius
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas tentang Pasu-Pasu Raja dalam perkawinan adat Batak Toba. Pasu-Pasu Raja merupakan suatu perkawinan yang sudah ada sejak nenek moyang dahulu, sehingga pada proses perkawinan pasu-pasu raja hanya di berkati oleh penatua adat atau raja-raja ni huta (orang tua-tua kampung) setempat. Teori yang digunakan pada penelitian ini ialah pendekatan H. Burhanudin tentang suatu nilai-nilai dan norma yang dapat menentukan perilaku manusia dalam kehidupanya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data yang diperlukan pada penelitian ini adalah membahas norma dan etika pasu-pasu raja dan faktor penyebab terjadinya pasu-pasu raja. Perkawinan pasu-pasu raja memiliki aturan dan pembelajaran agar dapat di terima secara agama. Maka sebab itu perkawinan pasu-pasu raja memberikan pandangan kepada anak muda serta masyarakat Batak Toba agar tidak melanggar aturan hukum yang tidak diterima oleh agama dan negara.