Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

HUBUNGAN SELF-EFFICACY GURU DENGAN SIKAP GURU TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR DI KOTA SEMARANG Sahna, Aufa Rizqia; Ningrum, Nadya Aditya; Febriati, Tuti; Masfia, Irma; Fahmy, Zulfa
Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti Vol. 11 No. 3 (2024)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jipcb.v11i3.3745

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy guru dengan sikap guru sekolah penyelenggaraan pendidikan inklusif di Semarang. Self-efficacy guru merupakan keyakinan guru pada kapasitas pengajaran yang diberikan dalam memberikan dampak positif dan menjadikan siswa sukses dalam pembelajaran. Sikap guru adalah suatu cara guru untuk memberikan tanggapan penilaian yang dapat menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap sesuatu atau seseorang. Subjek penelitian ini sebanyak 97 responden yang merupakan guru sekolah dasar negeri inklusif dari wilayah Semarang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti. Analisis data dilakukan menggunakan metode Spearman's Rho dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 26. Bertujuan untuk menguji hubungan self-efficacy guru dengan sikap guru terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusi di sekolah dasar di semarang. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara kedua variabel tersebut. Artinya, semakin tinggi keyakinan diri guru dalam kemampuan mengajar di Sekolah Dasar inklusi, semakin tinggi pula respons positif guru terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif.
Analisis Peran Guru Dalam Mengenalkan Pendidikan Seksual Pada Remaja Berkebutuhan Khusus Tunanetra Amelia, Risky; Putri, Khoirina Ayudia; Natalia, Nia; Sahna, Aufa Rizqia; Fahmy, Zulfa; Masfia, Irma
Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan (JKIP) Vol. 5 No. 3 (2024): Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan (JKIP)
Publisher : Lembaga Riset dan Inovasi Almatani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55583/jkip.v5i3.909

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis peran guru dalam mengenalkan pendidikan seksual pada remaja berkebutuhan khusus tunanetra. bertujuan untuk mendeskripsikan peran guru dalam memperkenalkan pendidikan seks kepada remaja berkebutuhan khusus tunanetra. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara dengan 4 responden yakni 2 responden guru dan 2 responden santri di Yayasan Sahabat Mata Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru memiliki peranan yang cukup penting dalam mengajarkan dan memperkenalkan pendidikan seks kepada peserta didik. Dalam melaksanakan tugasnya guru memiliki berbagai macam peran diantaranya peran sebagai pengajar dan peran sebagai fasilitator. Dalam mengajarkan pendidikan seksual diperlukan alat bantu agar pembelajarannya dapat lebih mudah dipahami, sehingga tidak sekedar teori saja yang diberikan. Disamping itu dalam pembelajarannya guru perlu memberikan edukasi mengenai masa-masa pubertas, menstruasi, batasan antara lawan jenis, cara melindungi diri dari kejahatan dan nilai-nilai keagamaan. Dibutuhkan juga peran dari orang tua untuk mendukung pengenalan pendidikan seksual pada remaja berkebutuhan khusus tunanetra.
RELIGIUSITAS DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERILAKU CYBERBULLYING PADA REMAJA YANG BERSEKOLAH DI ISLAMIC BASED HIGH SCHOOL Al Afghani, Abdullah Azzam; Sahna, Aufa Rizqia; Amelia, Risky
Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti Vol. 12 No. 1 (2025)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jipcb.v12i1.4754

Abstract

Perilaku cyberbullying merupakan salah satu dampak dari berkembangnya teknologi. Dalam survei yang dilakukan UNICEF di tahun 2019, mengungkapkan bahwa 1 dari 3 remaja di 30 negara termasuk Indonesia mengalami cyberbullying. Salah satu faktor yang mempengaruhi signifikansi dalam kecenderungan seseorang dalam melakukan cyberbullying adalah religiusitas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara religiusitas dengan perilaku cyberbullying pada remaja yang bersekolah di Islamic High School di Kota Semarang. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel sebanyak 251 responden yang dipilih melalui purposive sampling. Analisis data menggunakan teknik uji korelasi Spearman’s Rho yang menunjukkan hubungan signifikan (Sig<0.05) antara religiusitas terhadap perilaku cyberbullying (r = -0.714). Hasil ini menunjukkan pentingnya religiusitas melalui pendidikan untuk mengurangi kecenderungan remaja melakukan perilaku cyberbullying di Islamic Based High School. Abstract Cyberbullying behavior is one of the impacts of the development of technology. In a survey conducted by UNICEF in 2019, revealed that 1 in 3 adolescents in 30 countries including Indonesia experienced cyberbullying. One of the factors that influence the significance in a person's tendency to commit cyberbullying is religiosity. This study aims to see if there is a relationship between religiosity and cyberbullying behavior in adolescents who attend Islamic High School in Semarang City. The research method used a quantitative approach with a sample of 251 respondents selected through purposive sampling. Data analysis using Spearman's Rho correlation test technique showed a significant relationship (Sig<0.05) between religiosity and cyberbullying behavior (r = -0.714). These results indicate the importance of religiosity through education to reduce the tendency of adolescents to engage in cyberbullying behavior at Islamic Based High School.
PENGARUH KELEKATAN PADA ORANG TUA (ATTACHMENT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH Sahna, Aufa Rizqia; Rahmawati, Azizah Nur; Aini, Dewi Khurun
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.37136

Abstract

Kelekatan pada orang tua merupakan Sebuah ikatan emosional yang terbentuk antara anak dan orang tua, yang memiliki implikasi yang signifikan dalam perkembangan anak, termasuk dalam konteks prestasi belajar.Kelekatan yang erat dapat memberikan dasar yang kuat bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial, motivasi intrinsik, dan sikap positif terhadap sikap belajarnya yang berdampak pada prestasi belajar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif kausalitas, dengan menggunakan skala Attachment untuk mengukur variabel kelekatan dan nilai raport siswa untuk mengukur variabel prestasi belajar. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 42 siswa MA Husnul Khatimah Kota Semarang. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis uji regresi sederhana dengan bantuan software SPSS v26. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh signifikan antara kelekatan pada orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas XII di MA Husnul Khatimah di kota Semarang yang dibuktikan dengan nilai sig. 0.000 (<0, 05). Sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. dengan pengaruh kelekatan sebesar 53,1% (R Square = 0.531) dan 40,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.  Dengan demikian kelekatan siswa dengan orang tuanya, memiliki kontribusi terhadap prestasi belajar siswa. Kelekatan  dapat mendorong keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak, yang terbukti memberikan dampak positif pada prestasi belajar.
Penyuluhan Kenali dan Kelola Emosi Melalui "inilah aku, diriku, dan emosiku" Pada Anak-anak Sekolah Dasar Sahna, Aufa Rizqia; Fatikasari, Fajar; Aenika, Uti; Rahmawati, Azizah Nur; Azizah, Eka Nur; Aini, Dewi Khurun
Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2025): Mei 2025 - Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Indonesian Scientific Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59395/altifani.v5i3.640

Abstract

Anak-anak pada fase sekolah dasar berada pada periode penting dalam tahap perkembangan mereka. Aspek-aspek perkembangan yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah perkembangan bahasa, emosi dan sosial. Aspek emosi bagi anak sekolah dasar menjadi penting untuk diperhatikan, karena pada fase ini anak mulai berinteraksi secara intens dengan teman sebaya dan orang dewasa. Emosi yang sulit dikelola dapat menjadi salah satu gangguan mental yang serius, sehingga penting bagi anak untuk memiliki kemampuan pengelolaan emosi yang baik. Penyuluhan ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum, Semarang. Dengan menggunakan metode pendekatan Service Learning (SL), melibatkan 30 orang peserta penyuluhan. Penyuluhan ini dilakukan dengan tujuan sebagai salah satu upaya preventif untuk mencegah agresivitas pada anak sekolah dasar. Hasil yang diperoleh penyuluhan ini memberikan pengaruh positif bagi siswa. Abstrak Children in the elementary school phase are important period in their developmental stage. Aspects of development need to be considered at this stage, such as language, emotional and social development. Emotional aspects for elementary school children are important to note, because in this phase children begin to interact intensely with peers and adults. Emotions that are difficult to manage can become one of the serious mental disorders, so it is important for children to have good emotional management skills. This counseling was conducted at Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum, Semarang. By using the Service Learning (SL) approach method, involving 30 counseling participants. This counseling was conducted with the aim of being one of the preventive measures to prevent aggressiveness in elementary school children. The results obtained by this counseling have a positive influence on students.
Relationship Between Self-Compassion (Welas Diri) and Perceived Stress Parents with Speech Delay Children Sahna, Aufa Rizqia; Nuriyyatiningrum, Nadya Ariyani Hasanah; Wahyuni, Reti
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 8, No 2 (2025): Juli 2025
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v8i2.45465

Abstract

Speech delay in children can present significant challenges for parents, often having a detrimental effect on their psychological well-being. This is partly due to the numerous negative stigmas that are still firmly associated with children with special needs, including speech delay. Parents of children with speech delay are more likely to experience elevated levels of stress due to the presence of more complex parenting challenges in comparison to parents of children with other special needs. Prolonged exposure to stress without adequate management can give to maladaptive coping strategies. This study aims to examine the relationship between self-compassion and perceived stress in parents with children who have speech delay disorders. A correlational quantitative approach was adopted in this research, with a total of 50 parents who have children with speech delay serving as respondents. The resulting data was analyzed using Spearman's rho correlation test with a value of p0.05, which indicates that the hypothesis in this research is accepted. The correlation coefficient value obtained was r = -0.681. The obtained value indicates a negative correlation, suggesting that as self-compassion among parents of children with speech disorders increases, their stress levels decrease.Abstrak: Kondisi speech delay pada anak dapat menimbulkan tantangan yang besar dan seringkali mempengaruhi kesejahteraan psikologis para orang tua, sebab banyaknya stigma negatif yang masih melekat kuat terkait anak-anak dengan gangguan khusus, salah satunya ialah keterlambatan wicara (speech delay). Orang tua dengan anak yang mengalami keterlambatan bicara rentan terhadap stres sebab dihadapkan dengan tantangan pengasuhan yang lebih kompleks dibanding orangtua dengan anak berkebutuhan khusus lainnya. Stres yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan strategi coping yang maladaptif. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara sikap welas diri dengan perceived stress yang dimiliki orang tua yang memiliki anak dengan gangguan keterlambatan bicara. Pendekatan kuantitatif korelasional digunakan dalam riset ini, dengan jumlah responden 50 orang tua yang memiliki anak dengan keterlambatan bicara. Data yang dihasilkan kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi Spearmans rho dengan nilai p0.05, yang mengindikasikan hipotesis dalam riset ini diterima. Serta nilai koefisiensi korelasi yang didapatkan r = -0.681. Arah korelasi negatif didapatkan sehingga semakin tinggi sikap welas diri yang dimiliki orang tua yang memiliki anak dengan gangguan wicara maka semakin rendah tingkat stres yang dirasakan.
Hubungan Kontrol Diri dengan Gaya Hidup Hedonis pada Mahasiswa Tahun Pertama Sahna, Aufa Rizqia; Al Adawiyah, Tri Robiah; Pertiwi, Puspita Rimba; Alpiah, Ipah; Aisah, Nispahul
Indonesian Research Journal on Education Vol. 4 No. 4 (2024): irje 2024
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/irje.v4i4.1334

Abstract

Gaya hidup hedonisme sendiri merupakan salah satu contoh gaya hidup yang menganggap bahwa hidup merupakan kesenangan untuk menikmati serta memiliki segalanya yang menjadi tujuan hidup manusia yang memilih gaya hidup hedonisme, khususnya dalam tingkatan mahasiswa. Oleh karena itu perlu adanya kontrol diri di dalamnya, agar gaya hidup tersebut memiliki pengaturan dan koordinasi, agar dampak negatif tidak berlanjut lebih panjang, terlebih mahasiswa belum memiliki penghasilan sendiri dan masih dibiayai oleh orang tua.. Kontrol diri sendiri merupakan upaya yang dilakukan oleh individu secara sadar dalam hidupnya untuk mengatur tingkah lakunya di lingkungan, tentu hal tersebut dapat dilakukan oleh individu agar bisa menahan diri dari godaan dan nafsu dalam dirinya. Oleh karena itu pada penelitian ini, peneliti berusaha meneliti apakah terdapat hubungan yang signifikan anntara kontrol diri dengan gaya hidup hedonisme. Dengan metode kuantitatif regresional yang menggunakan skala likert sebagai alat pengumpulan data dan melibatkan mahasiswa program studi psikologi angkatan 2023 UIN Walisongo Semarang. Dari penelitian yang telah dilakukan ini, didapatkan hasil bahwa H0 yang diajukan diterima dan dapat dinyatakan bahwa ada hubungan negatif antara kontrol diri dengan gaya hidup hedonisme pada mahasiswa.
HUBUNGAN SELF-EFFICACY GURU DENGAN SIKAP GURU TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR DI KOTA SEMARANG Sahna, Aufa Rizqia; Ningrum, Nadya Aditya; Febriati, Tuti; Masfia, Irma; Fahmy, Zulfa
Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti Vol. 11 No. 3 (2024)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jipcb.v11i3.3745

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy guru dengan sikap guru sekolah penyelenggaraan pendidikan inklusif di Semarang. Self-efficacy guru merupakan keyakinan guru pada kapasitas pengajaran yang diberikan dalam memberikan dampak positif dan menjadikan siswa sukses dalam pembelajaran. Sikap guru adalah suatu cara guru untuk memberikan tanggapan penilaian yang dapat menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap sesuatu atau seseorang. Subjek penelitian ini sebanyak 97 responden yang merupakan guru sekolah dasar negeri inklusif dari wilayah Semarang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti. Analisis data dilakukan menggunakan metode Spearman's Rho dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 26. Bertujuan untuk menguji hubungan self-efficacy guru dengan sikap guru terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusi di sekolah dasar di semarang. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara kedua variabel tersebut. Artinya, semakin tinggi keyakinan diri guru dalam kemampuan mengajar di Sekolah Dasar inklusi, semakin tinggi pula respons positif guru terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif.
RELIGIUSITAS DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERILAKU CYBERBULLYING PADA REMAJA YANG BERSEKOLAH DI ISLAMIC BASED HIGH SCHOOL Al Afghani, Abdullah Azzam; Sahna, Aufa Rizqia; Amelia, Risky
Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti Vol. 12 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jipcb.v12i1.4754

Abstract

Perilaku cyberbullying merupakan salah satu dampak dari berkembangnya teknologi. Dalam survei yang dilakukan UNICEF di tahun 2019, mengungkapkan bahwa 1 dari 3 remaja di 30 negara termasuk Indonesia mengalami cyberbullying. Salah satu faktor yang mempengaruhi signifikansi dalam kecenderungan seseorang dalam melakukan cyberbullying adalah religiusitas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara religiusitas dengan perilaku cyberbullying pada remaja yang bersekolah di Islamic High School di Kota Semarang. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel sebanyak 251 responden yang dipilih melalui purposive sampling. Analisis data menggunakan teknik uji korelasi Spearman’s Rho yang menunjukkan hubungan signifikan (Sig<0.05) antara religiusitas terhadap perilaku cyberbullying (r = -0.714). Hasil ini menunjukkan pentingnya religiusitas melalui pendidikan untuk mengurangi kecenderungan remaja melakukan perilaku cyberbullying di Islamic Based High School. Abstract Cyberbullying behavior is one of the impacts of the development of technology. In a survey conducted by UNICEF in 2019, revealed that 1 in 3 adolescents in 30 countries including Indonesia experienced cyberbullying. One of the factors that influence the significance in a person's tendency to commit cyberbullying is religiosity. This study aims to see if there is a relationship between religiosity and cyberbullying behavior in adolescents who attend Islamic High School in Semarang City. The research method used a quantitative approach with a sample of 251 respondents selected through purposive sampling. Data analysis using Spearman's Rho correlation test technique showed a significant relationship (Sig<0.05) between religiosity and cyberbullying behavior (r = -0.714). These results indicate the importance of religiosity through education to reduce the tendency of adolescents to engage in cyberbullying behavior at Islamic Based High School.