Syahid, Ishaq
Unknown Affiliation

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pengaruh Media Pembelajaran Sains Rainbow Walking Water Terhadap Kemampuan Mengenal Warna Anak Usia 5 - 6 Tahun Kelas B Di TK NU Nurul Jannah Syahid, Ishaq
WALADI Vol 1 No 2 (2023)
Publisher : STIT Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/waladi.v1i2.308

Abstract

Pembelajaran sainsuntuk anak usia dini merupakan upaya menumbuhkan kemampuan berfikir yang memerlukan peran serta orang tua, guru dan peserta didik itu sendiri. Guru cenderung bingung mencari media pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan pemahaman tentang pembelajaran sains. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, Subyek penelitian sebanyak 25 orang anak kelas B yang merupakan sampel bagian dari populasi dari 31 orang. Hasil penelitian Penerapan media pemebelajaran sains rainbow walking water di TK NU Nurul Jannah sudah cukup baik dengan prosentase sebesar 41,6%. Sedangkan kemampuan anak dalam mengenal warna tergolong sudah berkembang sesuai harapkan (BSH) dengan prosentase sebesar 42,4%. Sedangkan analisis data tentang penggunaan media pembelajaran sains rainbow walking water terhadap kemampuan anak dalam mengenal warna memiliki pengaruh yang sangantinggihalinisesuai denga hasildari analasis data dengan product moment dengan n = 25 yang di korelasikan dengan harga “r” table dengan nilai kontrol signifikansi 10% = 0,505 dan taraf signifikansi 5%= 0,396. Sedangkan nilai “r” kerja yang diperoleh sebesar 0,937 yang artinya nilainya lebih besar pada harga kritik product moment baik taraf sinifikasi 10% maupun 5% pada table interprestasi berada pada nilai r = 0,800-1,00 yang menunjukkan antara variabel X dan Y terdapat implikasi yang sangat tinggi
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBIASAAN DI SDI AL-ANWAR ASSHOLAH DURIN TIMUR KONANG Amiruddin, Ibnu; Syahid, Ishaq
JEMI Vol 2 No 2 (2024)
Publisher : STIT Al-Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/jemi.v2i2.396

Abstract

Pelaksanaan program penguatan pendidikan karakter melalui pembiasaan sangat membantu dalam meningkatakan Akhlaq siswa. Dengan adanya program penguatan pendidikan karakter melalui pembiasaan serta dukungan dan peranan dari berbagai pihak, baik dari pihak sekolah, orang tua dianggap sebagai penyebab utama timbulnya para siswa dalam memahami, dan mengamalkan ajaran agama islam, Dalam hal ini program penguatan pendidikan karakter melalui pembiasaan bertujuan untuk membantu dan meningkatkan Akhlak siswa baik di ligkungan sekolah, keluarga, maupun di lingkungan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka ada dua permasalahan yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini. Yang pertama yaitu bagaimana proses implementasi program penguatan pendidikan karakter melalui pembiasaan di SDI Al-Anwar Assholah Durin timur Konang Bangkalan. Kedua apa saja faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam implementasi program penguatan pendidikan karakter melalui pembiasaan di SDI Al-Anwar Assholah Durin timur Konang Bangkalan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Sumber data yang di peroleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Informannya adalah kepala sekolah, waka kurikulum, wali kelas 1, wali kelas 5, wali kelas 6. Sedangkan pengecekan keabsahan data dilakukan melalui keikutsertaan, pengamatan, triangulasi atau mencari pembanding data dengan cara yang berbeda, dengan menggali informansi tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama pelaksanaan implementasi program penguatan pendidikan karakter yang bernuansa religius ini ada berbagai macam kegiatan diantaranya sholat duha berjamaah, pembacaan istighotsah setiap hari jum’at, pembacaan do’a bersama sebelum dan sesudah jam pelajaran di mulai, setelah itu di lanjutkan pembacaan pancasila, dan surat-surat pendek sebelum jam pelajaran di mulai. Yang ke dua faktor pendukung ialah dukungan penuh dan peranan penting dari semua pihak sekolah, guru dan orang tua. Yang ke tiga faktor penghamabat, beberapa siswa kurang disiplin dalam kegiatan sholat Dhuha berjamaah, pembiasaan yang dilakukan di sekolah masih kurang di terapkan di rumah (belum istiqomah).
PENGUATAN PERAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN MORAL ANAK Syahid, Ishaq
JEMI Vol 3 No 1 (2025)
Publisher : STIT Al-Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/jemi.v3i1.446

Abstract

Pembentukan moral anak sangat ditentukan oleh pengaruh keluarga. Atas dasar itulah, maka keluarga sebagai pemeran utama dalam pembentukan moral si anak. Upaya pembentukan moral anak di era informasi abad ini memang bukanlah perkara yang mudah, tetapi harus dilakukan sekarang (hic et nunc). Orangtua harus mampu menempatkan diri sebagai pendidik pertama dan utama. Anak adalah foto copy perilaku moral si anak, sehingga orang tua harus menjadi sumber belajar yang utama bagi anak. Jika orangtua mampu memperlihatkan nilai-nilai yang positif, maka anak-anak akan belajar untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar. Keluarga yang terdidik baik merupakan fondasi masyarakat dan bangsa agar sehat dan kuat. Pendidikan dalam keluarga menjadi penting untuk mempersiapkan seorang anak untuk masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya.
DINAMIKA DAN PERUBAHAN SOSIO-RELEGIO KULTURAL PONDOK PESANTREN SALAFIYAH DAN SALAFI Afandi; Mukminin, Moh Amiril; Syahid, Ishaq
AL - IBRAH Vol 6 No 1 (2021)
Publisher : STIT Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/alibrah.v6i1.124

Abstract

Eksistensi pesantren memang telah tumbuh jauh sebelum kemerdekaan Indonesia.Pertumbuhan dan perkembangan pesantren sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan Agama Islam di Indonesia.Perjalanan pesantren sebagai lembaga pendidikan sangat menakjubkan.Pada era berdirinya kerajaan Islam, pesantren memperoleh tempat utama sebagai tempat masyarakat belajar berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi serta ilmu agama Islam.Selanjutnya di jaman penjajahan, Belanda memperkenalkan sistem pendidikan barat yang dinamakan sekolah. Sekolah ini yang kemudian dipandang masyarakat sebagai sarana untuk menuju masyarakat modern, sedangkan pesantren dianggap mempertahankan tradisi kolot. Kondisi ini sengaja diciptakan untuk menggerus pengaruh pesantren, karena pesantren oleh penjajah dianggap sebagai basis para pejuang kemerdekaan. Sedangkan pondok pesantren secara terminologi adalah lembaga pendidikan agama Islam, umumnya kegiatan tersebut diberikan dengan cara non klasikal (bandongan dan sorogan) dimana seorang kyai mengajar para santrinya berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh para ulama besar sejak abad pertengahan, sedangkan para santri biasanya tinggal di asrama tersebut. Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam pertama di Indonesia. Menurut Agus Sunyoto, Menjelang akhir Majapahit, pesantren-pesantren yang menggantikan asrama dan dukuh Syiwa-buddha telah tumbuh berkembang menjadi lembaga pendidikan tempat siswa menuntut ilmu. Menurut Abdurrahman Wahid pesantren adalah lembaga yang diambil dari sistem mandala, lembaga pendidikan pra Islam di jaman Majapahit. Pondok pesantren Salafiyah (PPS) oleh para Sosiolog sering disebut dengan pondok pesantren “tradisional”, artinya pondok pesantren yang selalu melestarikan tradisi masa lalu, sebagai istilah yang lebih menunjukkan pada makna yang lebih umum dan mungkin juga lebih dominannya warna lokal dari pada Timur Tengah. Sedangkan gerakan pondok pesantren Salafi tidak lepas dari istilah gerakan Wahabi. Nama gerakan Wahabi adalah sebuah kelompok yang di-nisbah-kan kepada Muhammad ibn Abdul Wahāb. Asimilasi sosio-kultural yang dilakukan adalah membumikan Islam sesuai budaya setempat, mengislamkan anasir Hindu, memanfaatkan ajaran Kapitayan.Mendirikan lembaga pendidikan seperti asrama syiwa-budha yang nanti disebut pesantren, mengubah ajaran Bhairawa-Tantra dan mengubah kebiasaan dan tradisi keagamaan.
PEMBENTUKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL SURAH AL FATIHAH PADA ANAK USIA DINI : (Studi Kasus dalam keluarga Hafidzul Qur'an di Desa Tlagah) Toyyib, Moh; Syahid, ishaq
AL - IBRAH Vol 6 No 2 (2021)
Publisher : STIT Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/alibrah.v6i2.175

Abstract

Pembentukan kemampuan menghafal yang akan ditulis dalam jurnal ini adalah kemampuan menghafal surah Al fatihah yang merupakan surah pertama dalam Al qur’an. Penanaman nilai-nilai agama melalui hafalan surah Al fatihah ini sangat baik dilakukan terhadap anak sejak usia dini. Kebiasaan yang diajarkan orang tua di rumah dalam membentuk hafalan surah Al fatihah ini menjadi alasan ketertarikan penulis untuk menulis jurnal ini. Tujuan dalam penuisan jurnal ini adalah sebagai bentuk perhatian pada orang tua agar bisa membiasakan serta mengajarkan kebiasaan yang baik sejak dini termasuk membentuk hafalan surah Al fatihah ini. Penelitian ini termasuk penelitian studi kasus di desa Tlagah Galis Bangkalan dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode triangulasi. Subjek yang akan diteliti sebanyak 3 kelurga tahfidzul qur’an yang berdomisili di desa Tlagah. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah ada perbedaan metode dari ketiga keluarga tahfidzul qur’an tersebut yang sudah dibiasakan pada anaknya agar bisa menghafal surah Al fatihah ini, keluarga pertama yakni keluarga Gus Sodik dan Umi Sara yang membiasakan anaknya setiap mau jalan-jalan di atas sepeda motornya dibiasakan memperdengarkan dan melafadzkan ayat-ayat dalam surah Al fatihah tersebut. sedangkan keluarga Gus Toni dan neng Farideh membiasakan anaknya diperdengarkan ayat-ayat surah Al fatihah tersebut melalui media kaset dan hp. Dan keluarga terakhir adalah keluarga Gus Mujally dan Neng Atiqo yang membiasakan anak-anaknya diperdengarkan mulai dari sejak bayi saat masih dalam gendongan orang tuanya. Dari hasil wawancara ini penulis menyimpulkan bahwa ketiga keluarga ini sangat religius yang membiasakan anak-anaknya mulai sejak dini diperdengarkan surah yang dikenal dengan sebutan “Ummul Qur’an”ini meskipun metodenya berbeda tapi tujuannya tetap sama.
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN QUR’AN HADITS BERBASIS PROBLEM POSING DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA Rohman, Syaiful; Syahid, Ishaq
JEMI Vol. 2 No. 1 (2024)
Publisher : STIT Al-Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/jemi.v2i1.357

Abstract

In this research there are three problem formulations, namely: 1) What is the process of developing Islamic education learning based on problem posing in increasing the creativity of basic education students at MI Nurul Karomah. 2) What is the validity and practicality of developing Islamic education learning based on problem posing in increasing the creativity of basic education students. 3) How is student creativity after learning problem posing in basic education. This type of research is development research because the aim of this research is to produce learning tools in the form of lesson plans and worksheets. This development research uses the Thiagarajan design model. The Thiagarajan model consists of 4 stages known as the 4-D model (four D model). The four stages are the definition stage, design stage, development stage and disseminate stage. To obtain research data, 5 data collection techniques were used, namely: interviews, expert validation, observation, questionnaires and tests. Interviews were used to obtain data about the problem posing-based Islamic education learning development process. Expert validation is used to obtain data about the validity and practicality of the lesson plan and student worksheet. Observation is used to obtain data during the testing process which includes student activities, implementation of lesson plan syntax, and observation of student creativity. Student response questionnaires were used to obtain data during the trial process. The research data was analyzed and the results obtained showed that the lesson plan and student worksheet could be categorized as valid and practical so they were suitable for use. Meanwhile, student creativity based on the results of the pre-test and post-test shows that the creativity of medium and high students has increased in the post test.Keywords: Student creativity, problem posing learning.
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBIASAAN DI SDI AL-ANWAR ASSHOLAH DURIN TIMUR KONANG Amiruddin, Ibnu; Syahid, Ishaq
JEMI Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : STIT Al-Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/jemi.v2i2.396

Abstract

Pelaksanaan program penguatan pendidikan karakter melalui pembiasaan sangat membantu dalam meningkatakan Akhlaq siswa. Dengan adanya program penguatan pendidikan karakter melalui pembiasaan serta dukungan dan peranan dari berbagai pihak, baik dari pihak sekolah, orang tua dianggap sebagai penyebab utama timbulnya para siswa dalam memahami, dan mengamalkan ajaran agama islam, Dalam hal ini program penguatan pendidikan karakter melalui pembiasaan bertujuan untuk membantu dan meningkatkan Akhlak siswa baik di ligkungan sekolah, keluarga, maupun di lingkungan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka ada dua permasalahan yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini. Yang pertama yaitu bagaimana proses implementasi program penguatan pendidikan karakter melalui pembiasaan di SDI Al-Anwar Assholah Durin timur Konang Bangkalan. Kedua apa saja faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam implementasi program penguatan pendidikan karakter melalui pembiasaan di SDI Al-Anwar Assholah Durin timur Konang Bangkalan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Sumber data yang di peroleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Informannya adalah kepala sekolah, waka kurikulum, wali kelas 1, wali kelas 5, wali kelas 6. Sedangkan pengecekan keabsahan data dilakukan melalui keikutsertaan, pengamatan, triangulasi atau mencari pembanding data dengan cara yang berbeda, dengan menggali informansi tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama pelaksanaan implementasi program penguatan pendidikan karakter yang bernuansa religius ini ada berbagai macam kegiatan diantaranya sholat duha berjamaah, pembacaan istighotsah setiap hari jum’at, pembacaan do’a bersama sebelum dan sesudah jam pelajaran di mulai, setelah itu di lanjutkan pembacaan pancasila, dan surat-surat pendek sebelum jam pelajaran di mulai. Yang ke dua faktor pendukung ialah dukungan penuh dan peranan penting dari semua pihak sekolah, guru dan orang tua. Yang ke tiga faktor penghamabat, beberapa siswa kurang disiplin dalam kegiatan sholat Dhuha berjamaah, pembiasaan yang dilakukan di sekolah masih kurang di terapkan di rumah (belum istiqomah).
PENGUATAN PERAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN MORAL ANAK Syahid, Ishaq
JEMI Vol. 3 No. 1 (2025)
Publisher : STIT Al-Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/jemi.v3i1.446

Abstract

Pembentukan moral anak sangat ditentukan oleh pengaruh keluarga. Atas dasar itulah, maka keluarga sebagai pemeran utama dalam pembentukan moral si anak. Upaya pembentukan moral anak di era informasi abad ini memang bukanlah perkara yang mudah, tetapi harus dilakukan sekarang (hic et nunc). Orangtua harus mampu menempatkan diri sebagai pendidik pertama dan utama. Anak adalah foto copy perilaku moral si anak, sehingga orang tua harus menjadi sumber belajar yang utama bagi anak. Jika orangtua mampu memperlihatkan nilai-nilai yang positif, maka anak-anak akan belajar untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar. Keluarga yang terdidik baik merupakan fondasi masyarakat dan bangsa agar sehat dan kuat. Pendidikan dalam keluarga menjadi penting untuk mempersiapkan seorang anak untuk masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya.
Hermeneutical Dynamics in Islamic Exegesis: Al-Thabari and the Integration of Riwayah and Linguistic Rationalism Toyyib, Moh.; Syahid, Ishaq; Aziz, Abd; Afandi, Afandi
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 4 No. 1 (2025): June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2025.4.1.144-160

Abstract

Al-Thābarī's Tafsīr holds a strategic position in the classical Islamic scho­larly tradition and is often regarded as the primary representation of tafsīr bi al-riwāyah. However, scholarly approaches to his methodology have frequently been confined to a textual-narrative dichotomy, overlooking the deeper interpretive dimen­sions within his work. This study aims to reconstruct Al-Thābarī's exegetical methodology by examining the implicit hermeneutical principles that inform his approach to the Qur'an. Employing a qualitative method through textual analysis and a philosophical hermeneutic approach—particularly Gadamer's theory of the fusion of horizons—this research explores how Al-Thābarī synthesizes the authority of transmitted reports (riwāyah) with linguistic reasoning and historical assessment of isnād. The findings reveal that Al-Thābarī was not merely a transmitter of tradi­ti­on but an active exegete who engaged in a synthesis of tradition and rationality. This study underscores the importance of rereading classical exegesis within a dynamic and contextual modern hermeneutical framework, contributing to the development of a more responsive contemporary tafsīr methodology.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS TAKSONOMI FINK Rohman, Syaiful; Syahid, Ishaq
JEMI Vol. 1 No. 2 (2023)
Publisher : STIT Al-Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/jemi.v1i2.307

Abstract

Taksonomi Fink adalah taksonomi yang diciptakan oleh L.Dee Fink pada tahun 2003 yang mengekspresikan kebutuhan untuk jenis belajar yang baru, yaitu jenis yang melampaui domain kognitif. Taksonomi Fink mengacu pada enam aspek pembelajaran yaitu foundational knowledge, application, integration, human dimension, caring, learning how to learn. Taksonomi Fink memiliki penekanan pada penilaian aspek afektif, metakognitif dan kognitif. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan proses, validitas dan reliabilitas pengembangan instrumen penilaian hasil belajar matematika berbasis taksonomi Fink. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research Development). metode penelitian pengembangan (Research Development) merupakan dasar untuk mengembangakan produk tertentu yang akan dihasilkan, yaitu pada penelitian ini akan mengembangkan instrumen penilaian hasil belajar berbasis taksonomi Fink dengan menggunakan teknik penilaian tes tertulis dan penilaian observasi sikap. Metode dalam penelitian ini mengacu pada metode pengembangan Thiagarajan yaitu hanya dibatasi pada 3D, yaitu define (pendahuluan), design (perancangan), develop (pengembangan). Uji coba dilakukan pada 30 siswa kelas VI di MI Raudlatul Mubtadiin Ketapang Sampang. Data penelitian dianalisis dan diperoleh data sebagai berikut: kevalidan instrumen soal diperoleh butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 masing-masing dengan rata-rata total adalah 30,5, 30, 29, 30, 31,5, 30,5, 29,5 dan nilai akhir masing-masing butir soal 84,8, 83,3, 80,5, 83,3 87,5, 84,8 dan 82 dengan predikat B yaitu dapat digunakan dengan sedikit revisi, kevalidan instrumen pengamatan sikap memiliki rata-rata total 36,5 dengan nilai akhir yang diperolah adalah 83 dengan predikat B dapat digunakan dengan sedikit revisi. Perhitungan validitas menggunakan rumus korelasi product moment dan uji-t dibantu dengan perhitungan aplikasi Microsoft Excel, diketahui bahwa nilai butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, dan 7 berturut-turut 1.613995, 1.813196, 1.533539, 1.613995, 4.652325, dan 6.422057 yang lebih besar dari nilai = 1,071. Dengan demikian, keenam butir soal tersebut dinyatakan valid. Sedangkan butir soal ke 5 dengan nilai adalah -1.31546 yang lebih kecil dari nilai = 1,071, maka butir soal tersebut tidak valid. Perhitungan reliabilitas instrumen penilaian, diperoleh nilai = 0.46096 dan reliabilitas instrumen penilaian dinyatakan reliabel dengan mendapat kategori moderat atau sedang.