Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pemberian Ekstrak Rebusan Daun Sirih Sebagai Pengganti Perak Nitrat Dalam Larutan Pengawet Bunga Potong Dendrobium ‘Sonia’ Yane Riana Putri; Dewi Sukma
Buletin Agrohorti Vol. 7 No. 1 (2019): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.326 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v7i1.24387

Abstract

Percobaan dilaksanakan pada April sampai Juni 2014 di Laboratorium Pasca Panen dan Ruang Forum Pasca Sarjana IPB, Dramaga, Bogor. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan komposisi ekstrak rebusan daun sirih yang tepat sebagai anti mikroba pengganti perak nitrat dalam larutan pengawet anggrek potong Dendrobium ‘Sonia’. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan faktor tunggal komposisi larutan pengawet. Terdapat 5 perlakuan yaitu akuades sebagai kontrol larutan pengawet, perak nitrat dan ekstrak rebusan daun sirih 250 g l-1, 350 g l-1 dan 450 g l-1 yang diulang sebanyak 4 ulangan dengan 5 sampel tangkai bunga per ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan berbagai komposisi larutan pengawet tidak berpengaruh nyata dalam memperpanjang umur kesegaran anggrek potong. Kesegaran bunga anggrek Dendrobium ‘Sonia’ dengan penggunaan semua perlakuan larutan pengawet dapat bertahan rata-rata hingga 20 hari. Volume larutan pengawet yang diserap paling besar yaitu penggunaan akuades (7.6 ml). Penggunaan ekstrak rebusan daun sirih konsentrasi 250 g l-1, 350 g l-1 dan 450 g l-1 dengan hasil jumlah bunga terserang cendawan yaitu 2.8, 2.3 dan 2.3 kuntum, hampir separuh jumlahnya dari penggunaan perak nitrat yaitu 5.3 kuntum, menunjukkan adanya kecenderungan positif terhadap penekanan cendawan.
Induksi Multiplikasi Tunas Anthurium Wave of Love (Anthurium plowmanii) secara In Vitro Nurul Khumaida; Riyanti Catrina H S; Dewi Sukma
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 3 No. 1 (2012): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.449 KB) | DOI: 10.29244/jhi.3.1.1-9

Abstract

ABSTRACTAnthurium plowmanii  is one of leafy  ornamental plants known as anthurium  Wave of Love. This plant has a unique characteristic including wave along the leaf  side. The aim of this research was to analyze the effect of basic media composition and BAP concentration on  in vitro  shoot multiplication of Anthurium. Sterile young shoot of Anthurium was used as explant. Three basic media composition including MS, ½MS, and Hyponex and its  combination  with  0.00  µM  BAP,  2.22  µM,  6.66  µM,  and  13.32  µM  were  used  as  treatments.  The  result showed that the best medium to induce shoot multiplication were MS + 6.66 µM BAP and ½MS + 13.32 µM BAP which produced 10.4 and 10.3 shoots respectively, higher than   other treatments. Medium  MS + BAP 13.32 µM    decreased  the  time  of  shoot  initiation.   This  medium  was  useful  for  shoot  multiplication  of  Anthurium plowmanii.Key words: shoot, multiplication, BAP, MS, Hyponex medium, Anthurium ‘Wave of Love’ABSTRAKAnthurium  plowmanii  adalah  tanaman  hias  daun  yang  dikenal  dengan  nama  ‘Gelombang  Cinta’. Tanaman ini memiliki karakteristik unik, yakni gelombang spanjang tepi daun. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh dari komposisi media dan konsentrasi BAP terhadap multiplikasi tunas Anthurium  secara in  vitro.  Eksplan  yang  digunakan  adalah  tunas  Anthurium     yang  sudah  disterilisasi.  Tiga  media  dasar  yang digunakan meliputi MS, ½ MS, dan Hyponex dan dikombinasikan dengan BAP sebesar 0.00 µM, 2.22 µM, 6.66µM, dan 13.32 µM sebagai perlakuan. Hasil menunjukkan bahwa media terbaik untuk multiplikasi tunas adalah MS + 6.66 µM BAP and ½MS + 13.32 µM BAP yang masing-masing menghasilkan 10.4 dan 10.3 tunas. Hasil tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Media MS + 13.32 µM BAP mampu mengurangi waktu inisiasi tunas. Media ini dapat berguna untuk multiplikasi tunas Anthurium plowmanii.Kata kunci: tunas, multiplikasi, BAP, MS, Hyponex, Anthurium ‘Gelombang Cinta’
MULTIPLIKASI IN VITRO ANGGREK HITAM (Coelogyne pandurata Lindl.) PADA PERLAKUAN KOMBINASI NAA DAN BAP Roni Kartiman; Dewi Sukma; Syarifah Iis Aisyah; Agus Purwito
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 5 No. 1 (2018): June 2018
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1006.134 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v5i1.2908

Abstract

In Vitro Multiplication of  Black Orchid (Coelogyne pandurata Lindl.) Using the Combination of NAA and BAPABSTRACTBlack orchid is an indigenous plant from Kalimantan, Indonesia. It becomes endangered because of forest over-exploitation and its low natural reproduction rate. Tissue culture is considered to offer a solution to conserve and propagate this species. The aim of this research was to evaluate the effect of Naphtalene Acetic Acid (NAA) and 6-Benzile Amino Purine (BAP) on shoots multiplication of black orchid. The basic medium used was a half of Murashige & Skoog (MS) composition supplemented with 150 mLL-1 coconut water. Initial explants used were 6-month-old shoots of germinating seeds. The shoot cultures were incubated for 23 weeks. Results showed that the best combination for shoot multiplication was NAA 0.0 mgL-1 with BAP 0.2 mgL-1. Shoot grew better on medium with BAP and without NAA while roots growth was better on medium without the two plant growth regulators. The addition of BAP up to 0.3 mgL-1 increased the leaf number, which however decreased at higher BAP concentration.Keywords: BAP, black orchid, Coelogyne pandurata, multiplication, NAA ABSTRAKAnggrek hitam merupakan flora langka asli Kalimantan, Indonesia. Keberadaa anggrek ini di alam semakin langka akibat eksploitasi berlebihan dan sulitnya perbanyakan secara alami. Kultur jaringan merupakan metode untuk mengatasi kelangkaan anggrek ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi NAA dan BAP terhadap multiplikasi anggrek hitam. Media dasar yang digunakan adalah ½ MS dengan penambahan air kelapa 150 mLL-1. Eksplan yang digunakan adalah tunas hasil semai biji umur 6 bulan. Kultur tunas diinkubasi selama 23 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi terbaik untuk multiplikasi tunas adalah NAA 0 mgL-1 dengan BAP 0,2 mgL-1. Tunas tumbuh lebih baik dalam media dengan penambahan BAP tanpa NAA, sedangkan akar pada media tanpa NAA dan BAP. Penambahan BAP sampai 0.3 mgL-1 mampu meningkatkan jumlah daun, namun menurun dengan penambahan di atas konsentrasi tersebut.Kata Kunci: anggrek hitam, BAP, Coelogyne pandurata, multiplikasi, NAA
Analisis Keragaman Genetik 28 Nomor Koleksi Kakao (Theobroma cacao L.) Berdasarkan Marka SSR Ilham Nur ardhi Wicaksono; Rubiyo Rubiyo; Dewi Sukma; Sudarsono Sudarsono
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 1 (2017): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v4n1.2017.p13-22

Abstract

Analisis keragaman genetik koleksi plasma nutfah kakao menggunakan marka molekuler mempunyai peranan penting dalam program perakitan klon unggul baru. Ketersediaan klon komersial dan klon unggul lokal meningkatkan peluang keberhasilan perakitan klon unggul baru sehingga analisis keragaman genetik materi tersebut perlu dilakukan. Tujuan penelitian adalah menganalisis keragaman genetik 28 nomor koleksi kakao berdasarkan marka SSR yang berguna dalam pemilihan tetua persilangan. Penelitian  dilakukan  di Laboratorium Terpadu Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), Sukabumi, dan Laboratorium Biologi Molekuler Tanaman (PMB), Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, mulai bulan November 2015 sampai Mei 2016. Analisis keragaman genetik dilakukan pada 28 klon kakao yang terdiri dari 13 klon unggul lokal dan 15 klon komersial. Ekstraksi DNA dilakukan dengan menggunakan prosedur berbasis CTAB (cetyltrimethylammonium bromide). Selanjutnya, DNA diamplifikasi dengan teknik PCR (polymerase chain reaction) menggunakan 20 pasang primer SSR (simple sequence repeats). Hasil penelitian menunjukkan semua marka SSR yang digunakan bersifat polimorfik dengan rata-rata nilai PIC (polymorphism information content) cukup tinggi, yaitu 57%. Pohon filogenetik yang dianalisis menggunakan program DARwin (Dissimilarity Analysis and Representation for Windows) versi 6.05 terbagi menjadi 3 kelompok besar yang menempatkan klon unggul lokal dan klon komersial bersama-sama dalam tiap-tiap kelompok. Klon unggul lokal diduga mempunyai asal usul yang dekat dengan klon komersial yang sudah dibudidayakan di Indonesia. Selain itu,beberapa klon kakao berpotensi menjadi tetua persilangan karena mempunyai jarak genetik cukup jauh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa marka SSR merupakan alat bantu cukup potensial untuk menentukan tetua persilangan yang diharapkan dapat meningkatkan peluang heterosis pada keturunannya.
PENGARUH KITOSAN TERHADAP KUALITAS DAN DAYA SIMPAN BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum L.) Ummu Kalsum; Dewi Sukma; Slamet Susanto
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2018.v2i2.2531

Abstract

Pelapisan buah tomat dibutuhkan untuk menghambat keluarnya gas, uap air dan oksigen sehingga memperlambat penuaan buah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peranan pelapisan kitosan terhadap kualitas dan masa simpan buah tomat. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB dari April sampai Mei 2013. Percobaan disusun menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu factor, yaitu aplikasi kitosan. Perlakuan tanpa pelapis disebut sebagai kontrol, kitosan 25 ppm, kitosan 50 ppm kitosan 75 ppm dan kitosan 100 ppm. Analisis data menggunakan analisis sidik ragam pada level α = 5%, jika sidik ragam menunjukkan hasil berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji berjarak ganda Duncan pada level α = 5%. Hasil menunjukkan bahwa susut bobot terendah selama penyimpanan terjadi pada pelapisan kitosan 50 ppm. Kekerasan buah dipertahankan selama penyimpanan terjadi pada pelapisan kitosan 25 ppm dan 50 ppm. Penurunan kandungan padatan terlarut total (PTT) dan asam tertitrasi total (ATT) pada buah tomat dapat ditekan menggunakan pelapisan kitosan. Pelapisan terbaik untuk memperpanjang masa simpan dan mempertahankan kualitas buah tomat adalah kitosan 50 ppm.
Pengaruh Bahan Kemasan terhadap Kualitas dan Daya Simpan Buah Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.) Ummu Kalsum; Dewi Sukma; Slamet Susanto
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Pertanian Presisi Volume 1, Nomor 1, 2017
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guava (Psidium guajava L.) was horticulture commodity, that has easy damaged and fleshy. Lacking of storage facility, limitation of transportation access and risk of high weight loss resulted in castaway fruit and it has shortened shelf life. Packing could help to prevent or less damages. The aims of this research was to evaluate the effect of packing materials on quality and shelf life of guava. This research has been conducted at Postharvest Laboratory, Agronomy and Horticulture Department of Bogor Agricultural University in March 2013. The experiment was arranged in completely randomized design with one factor, that is materials packing (without packing (control), polypropylene (PP) plastic and wrapping). Data analysis used analysis of variance (anova) at level α = 5%, then Duncan Multiple Range Test (DMRT) at level α = 5%. The result showed that using of packing materials increased shelf life length of guava than control treatment. Packing with PP plastic could be recommended because it has best fruit quality, i.e. shelf life until 7 days after treatment and the fruits still qualified to consume.
Analisis komparatif kandungan metabolit pada daun mutan tanaman Torbangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.): Analisis komparatif kandungan metabolit pada daun mutan tanaman Torbangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.) Syarifah Iis Aisyah; Henny Rusmiyati; Dewi Sukma; Rizal Damanik; Waras Nurcholis
AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian Vol 4 No 1 (2020): AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/agrosainstek.v4i1.109

Abstract

Torbangun (Plectranthus amboinicus) is a medicinal plant belonging to the Lamiaceae family. In Batak society, the torbangun leaves are consumed to increase breast milk production. The phytochemical variability can be improved by gamma-ray irradiation for plant breeding programs. In this work, a non-targeted metabolomics method was followed to evaluate the compounds profile of irradiated mutant and wild-type on leaves of P. amboinicus. GC-MS analyses evaluated the mutant putative (derived from gamma-ray irradiation) and wild-type plantlets. The resulting of GC-MS data were analyzed with chemometric analysis using hierarchical cluster analysis (HCA). The chemical diversity was showed in mutant and wild-type P. amboinicus. The major metabolite in plantlet wild-type were hydroxymethylfurfural (35.15%), brevifolin (7.69%), 3-Dihydro-3,5-Dihydroxy-6-Methyl-4H-Pyran-4-one (DDMP) (13.13%), stigmasterol (6.51%) and ferruginol (8.63%). However, the compound of DDMP (19.57%), neophytadiene (8.47%), linolenic acid (9.10%), ferruginol (7.61%), stigmasterol (14.14%) and gamma-sitosterol (7.08%) were identified in mutant plantlet. HCA showed diversity between wild-type and mutant plantlets, which highest content of DDMP and stigmasterol and lowest of hydroxymethylfurfural of mutant plantlet.
PENGEMBANGAN PENANDA MOLEKULER BERDASARKAN SITUS SNP DAN INDEL GENOM KLOROPLAS KELAPA Freta Kirana Balladona; Ismail Maskromo; Dewi Sukma; Sudarsono Sudarsono
JURNAL AGRONIDA Vol. 6 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.196 KB) | DOI: 10.30997/jag.v6i1.2548

Abstract

Saat ini informasi dasar mengenai silsilah, keragaman dan hubungan evolusi kekerabatan menggunakan marka molekuler pada kelapa di Indonesia masih kurang. Hal ini dibuktikan dengan belum banyak dilaporkan urutan sekuens genom kelapa Indonesia yang dapat dijadikan dasar dalam pembuatan marka molekuler tersebut. Salah satu genom tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai penanda adalah sekuens genom kloroplas (cpDNA). Genom kloroplas merupakan penanda yang efisien untuk mempelajari evolusi dan sejarah populasi tanaman melalui filogenetik karena bersifat sangat konservatif, diwariskan secara maternal, memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan genom inti. Tujuan dari penelitian ini adalah pengembangan primer berdasarkan genom kloroplas berbasis situ SNP dan indels. Berdasarkan sembilan sekuens genom kloroplas pada tanaman palma, telah berhasil didisain 10 primer berdasarkan situs SNP dan 5 primer berdasarkan situs insersi delesi. Hasil validasi primer tersebut menggunakan DNA kelapa Indonesia didapatkan hasil bahwa 10 primer SNP berhasil teramplifikasi sedangkan indels hanya 2 primer berbasis PCR.
Pengaruh Pupuk Lengkap dan Kitosan terhadap Pertumbuhan Anggrek Phalaenopsis Hibrida secara In Vitro Halida Adistya Putri; Dewi Sukma
JURNAL CITRA WIDYA EDUKASI Vol 13 No 3 (2021): JCWE Edisi Desember 2021
Publisher : Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tissue culture succes is affected by medium composition. Murashige and Skoog (MS) basic medium composition is a medium tissue culture made from pure chemical substances which relatively expensive. Complete fertilizer commonly used as a replacement for MS basic medium is a complete fertilizer, which is relatively inexpensive and practical. Besides use suitable of basic medium composition, the addition of certain organic compound can also increase growth, development and resistance to disease of plant, such as chitosan. The research aims were to study the effect of complete fertilizer and chitosan on growth of PLBs and planlet Phalaenopsis Orchid Hybrids. The results showed that the basic medium composition complete fertilizer (N: P: K = 20:20:20) (2 g L-1) can be used as an alternative basal medium, because it can be increased the number of leaves , PLBs and plantlets higher than MS1/2 medium. Chitosan 5 ppm could not increased PLBs clump growth.
Evaluation of Chili Nazla IPB as An Ornamental Chilli for Releasing Variety Abdul Hakim; Muhamad Syukur; Sobir; Awang Maharijaya; Syarifah Iis Aisyah; Dewi Sukma; Arya Widura Ritonga; Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal; Sulassih; Bagas Akmala Putra; Arum Sholikhah
Jurnal Biologi Tropis Vol. 23 No. 3 (2023): July - September
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v23i3.4976

Abstract

Chili (Capsicum annuum L.) exhibits a wide range of variations in terms of crown shape, fruit shape, fruit color, leaf color, leaf shape, and taste. While chili is commonly known as a food plant, it also serves as an attractive ornamental plant. Specifically, ornamental chili plants are desired to possess specific traits, such as compact growth, high fruit yield, and a variety of fruit colors within a single plant. This study aims to comprehensively describe the quantitative and qualitative superiority of the Nazla IPB variety in terms of its characteristics. The research was conducted in the Leuwikopo Darmaga experimental garden's greenhouse, located in Bogor, utilizing a randomized complete block design with four replications. The Nazla IPB variety, which is an open-pollinated (OP) cultivar, stands out due to its short plant height, ranging from 17.83 to 26.42 cm, making it highly suitable for ornamental purposes. Furthermore, the chili plants of the Nazla IPB variety possess a compact crown shape, enhancing their visual appeal, coupled with their short stature (ranging from 21.83 to 26.69 cm). The primary distinguishing features of the ornamental chili variety Nazla IPB include: 1) the color of the leaves, which transition from green (Green 137 C) to purple (Purple N186 A); 2) the black color of the young chili fruit (Black 203 A); 3) the fruit shape of Nazla IPB, which can be described as moderately triangular; and 4) the fruit undergoes a color transformation from black to dark green and finally to red. Nazla IPB has potential to serve as an attractive decorative plant option.