Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

GAMBARAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT X Wulan Safitri; Ilham Rahmansyah; Wiwik Priyatin
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 9 No. 6 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v9i6.10234

Abstract

Latar Belakang : Tindakan operasi adalah salah satu pelayanan yang dilaksanakan oleh rumah sakit. Lembar laporan operasi harus terisi lengkap dan ditandatangani oleh dokter yang melakukan operasi dan harus segera dibuat setelah pembedahan, kemudian dimasukan kedalam rekam medis milik pasien. Catatan operasi yang terlalu singkat dapat mengakibatkan ketidakjelasan urutan prosedur dan hal tersebut dapat menimbulkan permasalahan serius terutama bisa sampai pengadilan. Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan di Rumah Sakit X didapati dari 15 rekam medis pasien rawat inap operasi bedah umum yang dianalisis terdapat 73% rekam medis yang lengkap dan konsisten. Metode : Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi yaitu dokumen rekam medis rawat inap pasien operasi bedah umum bulan Januari – Mei tahun 2024. Sampel berjumlah 99 berkas yang didapat menggunakan rumus Slovin. Hasil : Hasil penelitian menunjukan Kelengkapan Identifikasi sebesar 100%, Autentifikasi sebesar 96%, Laporan Penting sebesar 98%, Pendokumentasian sebesar 98%, Catatan Diagnosis yang Lengkap dan Konsisten sebesar 99%, Kekonsistenan Pencatatan Diagnosa sebesar 99%, Hal-Hal yang Berpotensi Menyebabkan Tuntutan Ganti Rugi sebesar 100%. Kesimpulan : Kelengkapan dokumen rekam medis rawat inap pasien operasi di Rumah Sakit X hampir seluruhnya lengkap yaitu 98%.
TINJAUAN PENERAPAN REKAM MEDIS ELEKTRONIK (RME) RAWAT JALAN MENGGUNAKAN METODE DELONE DAN MCLEAN DI RUMAH SAKIT X Salsa Bila Tri Cahyaning Tyas; Ilham Rahmansyah; Wiwik Priyatin
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 10 No. 1 (2025): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v10i1.10267

Abstract

Background: RME is an electronic method for collecting, storing, and accessing patient medical records. Every hospital is required to implement Electronic Medical Records (RME), in accordance with the Minister of Health Regulation No. 24 of 2022. Meanwhile, the implementation is still not optimal, seen from the quality of information (information quality), system quality (system quality), service quality (service quality), user influence (actual use), user satisfaction (use satisfaction), net benefits (net benefit). From the preliminary study that has been carried out at Hospital X, it is found that there are several problems related to data that is not stored properly whose output is not in accordance with the user's wishes, thus hampering the performance process of outpatient Electronic Medical Records (RME) users at Hospital X. Method: This study is a quantitative descriptive study using a cross sectional approach. This research was conducted in one of the private hospitals in Central Java. The population in this study included employees who used outpatient RME at Hospital X totaling 33 officers in several units, namely the head of medical records, medical records unit and outpatient registration unit, filling unit, and poly nurse in March-June 2024. The sampling technique was done by total sampling. The instrument in this study used a questionnaire with an assessment using a Likert Scale. Results: The results of the research on the implementation of outpatient electronic medical records have been implemented quite well, system quality with a satisfaction level of 87.9% and RME has been implemented well, information quality with a satisfaction level of 84.8% and RME has been implemented well, service quality with a satisfaction level of 78.8% and RME has been implemented quite well, user satisfaction with a satisfaction level of 78.8% and RME has been implemented quite well, and net benefits with a satisfaction level of 84.8% and RME has been implemented well. Conclusion: The implementation of outpatient Electronic Medical Records (RME) at Hospital X using the Delone and Mclean method regarding system quality variables is implemented well with a satisfaction level of 87.9%, information quality is 84.8%, service quality is 78.8%, user satisfaction variables are 78.8%, and net benefit variables are 84.8% of all total respondents.
TINJAUAN KESIAPAN PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP PELAKSANAAN REKAM MEDIS ELEKTRONIK MENGGUNAKAN METODE DOCTOR’S OFFICE QUALITY-INFORMATION TECHNOLOGY (DOQ-IT) DI RUMAH SAKIT X Putri Wardini Dwi Nurjanah; Ilham Rahmansyah; Wiwik Priyatin
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 10 No. 1 (2025): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v10i1.10351

Abstract

Latar Belakang: Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2022 mewajibkan semua fasilitas kesehatan untuk memiliki rekam medis elektronik. Kendala yang umum terjadi dalam proses peralihan antara lain sumber daya manusia, keuangan, dan peralatan yang tidak memadai. Metode Doctor’s Office Quality-Information Technology (DOQ-IT) dapat membantu menilai kesiapan pelaksanaan RME berdasarkan aspek sumber daya manusia, budaya kerja organisasi, tata kelola kepemimpinan, dan infrastruktur TI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan petugas rekam medis terhadap pelaksanaan RME menggunakan metode DOQ-IT di Rumah Sakit X. Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Cara pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner dengan pengukuran jawaban kuesioner menggunakan skala likert. Penelitian menggunakan analisis univariat yaitu analisis deskriptif. Hasil: Hasil penelitian kesiapan petugas terhadap pelaksanaan RME menggunakan metode DOQ-IT diperoleh sumber daya manusia dengan tingkat kesiapan 81.0%, budaya kerja organisasi dengan tingkat kesiapan 85.7%, tata kelola kepemimpinan dengan tingkat kesiapan 90.5% dan infrastruktur TI dengan tingkat kesiapan 85.7%. Kesimpulan: Kesiapan petugas rekam medis terhadap pelaksanaan RME menggunakan metode DOQ-IT di Rumah Sakit X mengenai sumber daya manusia dengan tingkat kesiapan 81.0%, budaya kerja organisasi dengan tingkat kesiapan 85.7%, tata kelola kepemimpinan dengan tingkat kesiapan 90.5% dan infrastruktur TI dengan tingkat kesiapan 85.7% dinyatakan siap.
GAMBARAN KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP ANAK DI RUMAH SAKIT SWASTA X PURBALINGGA Muhammad agil pratama; Wiwik Priyatin; Khusnul Khotimah Arum
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 10 No. 2 (2025): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v10i2.10355

Abstract

Ketidaklengkapan berkas rekam medis menjadi salah satu masalah karena rekam medis merupakan satu-satunya catatan yang dapat memberikan informasi terinci tentang apa yang sudah terjadi selama pasien melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kelengkapan Berkas Rekam Medis berdasarkan analisis kuantitatif Pasien Rawat Inap Anak di Rumah Sakit swasta x Purbalingga. penelitian dilakukan pada bulan April – Juni 2024. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan popupasi 48 dan menggunakan total sampling.Pada penelitian ini data diperoleh dengan cara observasi menggunakan lembar check list sebagai alat yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan, serta analisis data dilalukan dengan menggunakan analisis univariat yaitu analisis deskriptif dengan mengukur tingkat kelengkapan Dokumen Rekam Medis dalam bentuk prosentase yang dihitung menggunakan rumus. Hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit swasta x Purbalingga tahun 2024 dengan data berkas rekam medis pasien rawat inap anak kelas 3 pada bulan Desember didapatkan kelengkapan identifikasi sebesesar 100%, kelengkapan autentifikasi sebesar 77.77%, kelengkapan pelaporan sebesar 57% dan kelengkapan pendokumentasian sebesar 79.17%.
GAMBARAN ADMINISTRASI PELAYANAN PENDAFTARAN DI RUMAH SAKIT UMUM X TAHUN 2024 Nadia Pertiwi; Wiwik Priyatin; Khusnul Khotimah Arum
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 10 No. 3 (2025): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v10i3.10555

Abstract

Studi pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya oleh penulis, terdapat 4 petugas pendaftaran rawat jalan yang belum memenuhi kualifikasi, koneksi internet yang terkadang bermasalah, dan belum adanya mesin antrian otomatis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber daya manusia, penerapan prosedur pendaftaran rawat jalan, sarana dan prasarana dalam pelayanan pendaftaran di Rumah Sakit Umum X. Jenis penelitian adalah deskriptif-kualitatif. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum X pada bulan April-Juli 2024. Populasi berjumlah 5 orang dengan menggunakan total sampling, 4 orang petugas pendaftaran, dan 1 orang petugas sebagai informan kunci. Metode pengumpulan data meliputi observasi dan wawancara. Hasil penelitian didapatkan bahwa petugas yang berjumlah 4 orang dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan job description. Seluruh petugas berlatar belakang pendidikan SMA dan belum pernah mengikuti pelatihan khusus terkait administrasi pelayanan pendaftaran. Penerapan prosedur pendaftaran rawat jalan dalam penelitian ini tidak dilaksanakan. Hal tersebut disebabkan karena rumah sakit masih memakai Standar Prosedur Operasional kebijakan lama yang dilakukan secara manual. Sarana dan prasarana untuk administrasi pelayanan registrasi antara lain komputer, handphone, koneksi internet (wifi), printer, mesin antrian otomatis, pengeras suara, genset, scanner, dan fingerprint. Hambatan yang biasanya dialami oleh petugas adalah listrik karena terkadang mati, selain itu koneksi internet (wifi) yang terkadang trouble atau error sehingga akan menghambat antrian dan pekerjaan. Pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan seminggu sekali.
GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT X Noviana Nawang Putri; Wiwik Priyatin; Khusnul Khotimah Arum
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 11 No. 4 (2025): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v11i4.10669

Abstract

Rekam medis adalah dokumen yang berisikan data, identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Sistem penyimpanan dokumen rekam medis sangat penting untuk dilakukan dalam fasilitas pelayanan kesehatan karena dapat mempermudah dalam megambil dan mengembalikan dokumen rekam medis dengan cepat, melindungi kerahasiaan dokumen rekam medis dan menghindari terjadinya kerusakan fisik dokumen rekam medis. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Gambaran Pelaksanaan Sistem Penyimpanan Dokumen Rekam Medis di Rumah Sakit X di jawa tengah. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem penyimpanan di Rumah Sakit X menggunakan sentralisasi yaitu dokumen rekam medis rawat jalan, rawat inap maupun instalasi gawat darurat dijadikan satu file dan disimpan dalam satu ruangan, sistem penomoran menggunakan Unit Numbering System (UNS) dan penjajaran menggunakan sistem angka akhir (Terminal Digit Filling/TDF). Peminjaman dokumen rekam medis tidak menggunakan buku ekspedisi. Dari hasil wawancara dan observasi faktor yang memengaruhi penyimpanan dokumen rekam medis adalah petugas penyimpanan, prosedur dan fasilitas yang mendukung dalam penyimpanan dokumen rekam medis.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. I GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN FOKUS TINDAKAN MENGONTROL HALUSINASI : TEKNIK MENGHARDIK DIRUMAH SAKIT JIWADAERAH Dr. RM SOEDJARWADI KLATEN Angga Dwiyanto; Sudiarto; Wiwik Priyatin
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 13 No. 3 (2025): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v13i3.11293

Abstract

Latar belakang : Skizofrenia adalah keadaan dimana seseorang merasakan kesulitan dalam memilih kenyataan/imajinasi yang mengganggu dalam pola pikir, berinteraksi, menerima, merasakan, melupakan emosi. Ditandai dengan halusinasi, delusi, perubahan tingkah laku. Berdasarkan data Riskesdas (2018) sekitar 90% pasien skizofrenia mengalami halusinasi pendengaran yang apabila tidak ditangani dapat menyebabkan perilaku kekerasan/bunuh diri. Salah satu cara mengontrol halusinasi secara non farmakologi yaitu menggunakan teknik mengha rdik yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesadaran pasien untuk mengontrol halusinasi yang dialaminya. Tujuan : Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran dengan fokus tindakan mengontrol halusinasi : teknik menghardik. Metode : Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil : Setelah dilaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran dengan fokus tindakan mengontrol halusinasi teknik menghardik dapat menurunkan frekuensi presepsi sensori : halusinasi pendengaran. Kesimpulan : Teknik menghardik dapat menurunkan frekuensi presepsi sensori : halusinasi pendengaran.
FAMILY NURSING CARE FOR Mr. S ON THE PATIENT TYPE II DIABETES MELLITUS WITH A FOCUS ON ACTION FOOT EXERCISES TO LOWER BLOOD SUGAR BLOOD AT THE PUBLIC HEALTH CENTER AREA MANDIRAJA I DISTRICT BANJARNEGARA Pramudipta Fajar Sulaiman; Sudiarto; Wiwik Priyatin
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 2 No. 2 (2025): Vol. 2 No. 2 Edisi April 2025
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v2i2.491

Abstract

Background: Indonesia is currently facing a double burden of diseases, namely infectious diseases and non-communicable diseases, one of which is diabetes mellitus. Diabetes mellitus is a metabolic disorder with insufficient insulin produced by the body. Objective: The purpose of this study was to carry out family nursing care with diabetes mellitus using foot exercises to reduce blood sugar levels during. Methods: The subject of this study was a patient with diabetes mellitus who focused on family nursing care foot exercises as a complementary therapy. The research was conducted in the Mandiraja 1 health center area of Banjarnegara district. This research uses descriptive methods in the form of case studies. Results: Case studies on Mr. S clients with diabetes mellitus, the results showed that foot exercises can reduce blood sugar levels during the 3 visits to do foot exercises a week. Conclusion: The conclusion of the family case of Mr. S as a patient with diabetes mellitus is that the problem is resolved as expected. After implementation for 3 visits, the evaluation results found that Mr. S family for the diagosa found. S's family for the diagosa found.
DESCRIPTION OF POSTPARTUM EXERCISE FOR UTERINE INVOLUION IN Mrs. A WITH SPONTANEOUS POSTPARTUM IN SELAKAMBANG Umu Nurul Azizah; Priyatin Sulistyowati; Wiwik Priyatin
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 2 No. 2 (2025): Vol. 2 No. 2 Edisi April 2025
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v2i2.492

Abstract

Background: Uterine involution is the process by which the uterus returns to its pre-pregnancy condition and weighs around 60 grams. This process begins immediately after the placenta is delivered due to contraction of the smooth muscles of the uterus, measurement of uterine involution and also by expulsion of the lochea. One way to treat uterine involution is through postpartum exercise to accelerate the decrease in the height of the uterine fundus. Objective: To determine the description of postpartum exercise on the speed of uterine involution in postpartum mothers. Method: This research is a type of qualitative research designed as a case study method. Results: After doing postpartum exercise for 7 days with a duration of 10- 15 minutes, the height of the uterine fundus can be reduced by 9 cm from 12 cm on the first day to 3 cm on the 7th day. Conclusion: postpartum exercise can influence the uterine involution process in postpartum mothers, and the speed of uterine involution in postpartum mothers who do exercise is fast
APPLICATION OF KEGEL EXERCISES IN HEALING PERINEAL WOUNDS IN Mrs. A POST PARTUM IN THE VILLAGE KARANGBANJAR PURBALINGGA Sriwan Mugi Rahayu; Priyatin Sulistiowati; Wiwik Priyatin
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 2 No. 2 (2025): Vol. 2 No. 2 Edisi April 2025
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v2i2.576

Abstract

Latar belakang: Post partum atau masa nifas merupakan keadaan dimana masa pemulihan alat-alat reproduksi seperti sebelum hamil. Proses persalinan hampir 90% yang mengalami robekan perineum, baik dengan episiotomi atau tanpa episiotomi. Pada saat persalinan ibu bisa mengalami laserasi perineum yang terjadi pada waktu proses persalinan. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh penerapan senam kegel terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu post partum. Metode: Metode pengumpulan data menggunakan observasi langsung dan studi kasus. Hasil: Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya penurunan skala REEDA dari skor 12 menjadi 2. Kesimpulan: Implementasi pemberian terapi nonfarmakologis berupa senam kegel dilakukan 2 kali sehari selama 7 hari 10-15 menit efektif untuk mempercepat penyembuhan luka perineum dengan hasil sebelum dilakukan skala REEDA skor 12 (luka buruk) menurun menjadi 2 dengan kategori luka sedang.