Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : jurnal abdimas saintika

BUDIDAYA TANAMAN PENCEGAH PENYAKIT MENULAR MELEWATI TRANSFUSI DARAH rahmatullah, widia; Sari, Ana Dewi Lukita; Handayani, Reska
Jurnal Abdimas Saintika Vol 7, No 1 (2025): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v7i1.3102

Abstract

Donor darah merupakan suatu proses pengambilan sebagian darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah dan kemudian dapat digunakan untuk transfusi darah bagi pasien yang membutuhkan. Transfusi darah menjadi komponen penting dalam pengolahan pasien dengan luka kecelakaan, kondisi medis lainnya seperti komplikasi kehamilan, anemia, thalasemia, trombositopenia, gagal ginjal akut dan penyakit kelainan darah lainnya. Sebelum seseorang melakukan donor darah, perlu dilakukan seleksi donor sebagai proses awal dilakukan pengambilan darah untuk memastikan keamanan pendonor dan resipien. Calon pendonor juga wajib melakukan pemeriksaan Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) supaya darah yang akan ditransfusikan kepada resipien aman dalam arti tidak mengandung virus, bakteri atau protozoa. Obat alami merupakan metode yang efektif untuk mengatasi masalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri (Ibrahim, 2021).Tanaman memiliki metabolit sekunder yang dapat digunakan sebagai antibiotik, antivirus dan antioksidan. Tanaman merupakan sumber mengobatan yang paling baik karena banyaknya senyawa kimia yang terkandung didalamnya. metabolit sekunder merupakan senyawa alami yang dihasilkan oleh tanaman sebagai adaptasi terhadap lingkungan sekitar, melindungi dari predator sehingga diproduksi untuk melangsungkan kehidupan tanaman. Metabolit sekunder umumnya tidak penting untuk pertumbuhan, perkembangan atau reproduksi tanaman namun dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan terutama bidang farmasi termasuk mencegah penyakit menular melewati transfusi darah (Andrianto, 2011). 
PROMOSI BUDIDAYA TANAMAN ANTIHEPATITIS DALAM UPAYA MENCEGAH PENYAKIT MENULAR MELEWATI TRANSFUSI DARAH rahmatullah, widia
Jurnal Abdimas Saintika Vol 4, No 2 (2022): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v4i2.1568

Abstract

Hepatitis merupakan penyakit yang dapat ditularkan lewat transfusi darah. Meningkatnya kasus penyakit menular melewati darah semakin mengkhawatirkan, meskipun terjadi kemajuan pesat dalam bidang medis. Obat alami merupakan metode yang efektif untuk mengatasi masalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Penggunan obat obatan kimia selain mahal juga dapat berefek jangka panjang bagi kesehatan. Penggunaan tanaman herbal selain murah juga dapat meminimalisir dampak negatif jika menggunakan produk kimia. Saat ini kita mengenal berbagai bahan yang dinyatakan dapat mencegah dan mengobati penyakit hepatitis. Bahan-bahan herbal yang digunakan sebagai antihepatitis antara lain meniran (Phyllanthus niruri Linn), temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), mengkudu (Morinda citrifolia L.) dan pegagan (Centella asiatica L. ).
Basic Life Support (Bhd) Training To Increase The Life Expectancy Of Sudden Cardiac Arrest Victims And Training On The Role Of Erythrocytes In The Respiratory System rahmatullah, widia; Sari, Ana Dewi Lukita; Handyani, Reska
Jurnal Abdimas Saintika Vol 6, No 1 (2024): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v6i1.2531

Abstract

In the United States, around 436.852 adults in 2020 experienced cardiac arrest outside the hospital. Cardiopulmonary resuscitation (CPR) given immediately to someone with cardiac arrest can increase the chances of life expectancy. Cardiovascular disease is the number one cause of death in the world. In Indonesia, there is a shift in diseases from infectious diseases to non-communicable diseases, including heart and blood vessel diseases. According to Riskesdas in 2018, the incidence of heart disease is increasing in Indonesia from year to year, with 15 out of 1000 people or around 2.784.064 individuals in Indonesia suffering from heart disease. Sudden heart attacks can occur anywhere and at any time, can even occur at a young age, and can cause cardiac arrest. The pattern of handling cardiac arrest events in the family shows that the patient's family does not understand the emergency handling of cardiac arrest, where the BHD does not only call the hospital or be taken to the hospital, adjust the position, use ointment and loosen clothes. The target outcome is that students are able to apply the results of BHD training to be applied directly in the community if they find a victim who is unconscious, does not respond to pain stimuli, stops breathing and has no pulse in the carotid artery due to sudden cardiac arrest. Community service plans by providing BHD training to students at Binatama Monjali Vocational School, Sleman Yogyakarta. The training method uses phantom dolls and ambubags for BHD simulation, where students can carry out BHD training independently after receiving training on the correct BHD steps from the instructor.