Karengga, Fakhintan Ilza
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERANAN SEKOLAH RAMAH ANAK DALAM RANGKA MENGURANGI TENDENSI SELF-HARM PADA ANAK USIA SD/MI Karengga, Fakhintan Ilza; Marno, Marno
Ibtidaiyyah: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Vol 3 No 3 (2024): Ibtidaiyyah: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/ijpgmi.v3i3.10139

Abstract

Case self-harm in children is believed to be caused by trauma which triggers stress, and the lack of safe and comfortable conditions for children, one of which is in the school environment. This research aims to explore cases of self-harm in elementary school-aged children so that we can understand the triggering factors and the role of child-friendly schools in reducing this tendency. The method used is a case-study in qualitative research. The results of the research stated that cases of self-harm at the Rumah Belajar Cendekia Surabaya were generally caused by psychosocial factors. Due to the urge to conform to what his friends are doing, the child injures his wrist to prove that he is brave enough to feel pain so that he is not considered weak because he succeeds in following the trend. The child's social environment, especially the group of school friends, is the main trigger for self-harm in this case. Therefore, through it, schools can create a safe and comfortable school environment, so that children can grow and develop well, remembering that schools also ensure that children's rights are fulfilled and protect them from acts of violence, discrimination, or mistreatment. Not only does it affect children's academic achievement, but it also has a positive impact on children's mental health at school because the risk of self-harm behavior as a child's coping mechanism for dealing with emotional stress decreases. So it can be concluded that child-friendly schools have an important role in reducing self-harm tendencies in elementary children. ABSTRAK Kasus perusakan diri atau menyakiti diri sendiri (self-harm) pada anak diyakini disebabkan oleh trauma yang memicu stress, dan belum terciptanya kondisi yang aman dan nyaman bagi anak salah satunya di lingkungan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami kasus self-harm pada anak usia SD/MI, sehingga dapat memahami faktor-faktor yang memicu kecenderungan self-harm pada anak dan peran Sekolah Ramah Anak dalam mengurangi kecenderungan self-harm pada anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian menyebutkan bahwa kasus self-harm di Rumah Belajar Cendekia Surabaya sebagian besar disebabkan oleh faktor psikososial. Karena adanya dorongan untuk menyesuaikan diri dengan apa yang dilakukan oleh teman-temannya, anak melukai pergelangan tangannya untuk membuktikan bahwa dirinya berani merasakan rasa sakit, sehingga dia tidak dianggap lemah karena berhasil mengikuti tren. Lingkungan sosial anak terutama kelompok teman sekolah menjadi pemicu utama terjadinya self-harm dalam kasus ini. Maka dari itu, melalui Sekolah Ramah Anak, pihak sekolah dapat menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, mengingat sekolah juga memastikan terpenuhinya hak-hak anak dan melindunginya dari tindak kekerasan, diskriminasi maupun perlakuan yang salah. Tidak hanya berpengaruh pada prestasi akademis anak, hal tersebut juga berdampak baik terhadap kesehatan mental anak di sekolah karena beresiko munculnya perilaku self-harm sebagai mekanisme koping anak untuk mengatasi tekanan emosi yang menurun. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Sekolah Ramah Anak memiliki peran penting dalam rangka mengurangi kecenderungan self-harm pada anak usia SD/MI.
Analisis Problematika Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran IPA dalam Mencapai Tujuan Pendidikan pada Kurikulum Merdeka SD/MI Karengga, Fakhintan Ilza; Rizko, Ulfatur; Bashith, Abdul
Al-Madrasah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Al-Madrasah Vol. 9, No. 2 (April 2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (SIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/am.v9i2.4401

Abstract

Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu bagian integral dalam proses pembelajaran. Evaluasi yang baik yakni yang mampu memberikan gambaran yang akurat terkait pencapaian pembelajaran siswa, salah satunya dalam pembelajaran IPA SD/MI dalam Kurikulum Merdeka. Dikarenakan Kurikulum Merdeka menuntut adanya perubahan paradigma dalam pembelajaran, tentu dalam penerapannya muncul kendala termasuk dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendalam dan mengidentifikasi berbagai problematika atau permasalahan yang terjadi selama proses evaluasi pembelajaran IPA di tingkat SD/MI berlangsung. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa problematika yang dialami oleh guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran IPA guna mencapai tujuan pendidikan Kurikulum Merdeka SD/MI diantaranya: (1) Guru belum memiliki pemahaman mendalam terkait karakteristik dari masing-masing bentuk asesmen; (2) Guru kebingungan dalam menentukan bentuk instrumen yang dapat mengukur kompetensi secara tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran; (3) Guru kesulitan dalam merancang asesmen yang komprehensif; serta (4) Guru kesulitan dalam menjamin instrumen asesmen yang dikembangkan dapat mengakomodasi perbedaan individu secara adil. Implikasi dari permasalahan ini adalah efisiensi waktu menjadi terganggu. Untuk mengatasi hal tersebut, guru perlu mengikuti pelatihan guna mengembangkan kompetensi dalam mengembangkan instrumen asesmen agar sesuai dengan tujuan pembelajaran, kurikulum dan karakteristik siswa; guru dapat melakukan kolaborasi dengan guru lain dan melakukan diskusi dalam komunitas belajar terkait pengembangan instrumen asesmen; serta guru dapat menggunakan teknologi sebagai alat bantu untuk mengelola asesmen.
Persepsi Guru Terhadap Transisi dari Pembelajaran Tematik ke Pembelajaran Berbasis Proyek di SDI Al Ghaffaar Malang Karengga, Fakhintan Ilza; Nasir, Muhammad; Azizah, Azizah; Susilawati, Samsul; Wibowo, Agus Mukti
Al-Madrasah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Al-Madrasah Vol. 9, No. 4 (Oktober 2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (SIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/am.v9i4.5086

Abstract

Implementasi Kurikulum Merdeka di Indonesia, yang mengedepankan pembelajaran berbasis proyek sebagai jawaban atas tantangan Kurikulum 2013, menempatkan guru sebagai penentu keberhasilan transisi ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara spesifik persepsi guru SDI Al Ghaffaar terhadap transisi dari pembelajaran tematik Kurikulum 2013 ke pembelajaran berbasis proyek Kurikulum Merdeka. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transisi pembelajaran tematik dalam Kurikulum 2013 ke pembelajaran proyek Kurikulum Merdeka mengubah persepsi guru terkait aspek-aspek pembelajaran. Pembelajaran berbasis proyek dipandang lebih efektif dalam memicu keaktifan belajar, menumbuhkan kemandirian, merangsang kreativitas, meningkatkan motivasi belajar dan memperkuat karakter siswa. Meskipun demikian, implementasi pembelajaran berbasis proyek menghadirkan sejumlah tantangan signifikan, termasuk kompleksitas persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran berbasis proyek; kebutuhan peningkatan kompetensi guru; adanya variasi individual siswa dalam kemampuan memecahkan masalah, tingkat motivasi, minat belajar, keterampilan kolaborasi serta potensi munculnya kebosanan dan kurang fokus; dan keterbatasan ketersediaan sumber daya pendukung pembelajaran. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya dukungan proaktif dari sekolah melalui pelatihan dan pembimbingan guru, serta penyediaan sumber daya secara berkala menjadi faktor penentu keberhasilan transisi ini.