Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SONGKET NAGARI UNGGAN KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI Yondra, Nofri; nofrial, nofrial; Rahmi, Hijratur
Relief : Journal of Craft Vol 3, No 3 (2024): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/relief.v3i3.4917

Abstract

The research conducted in Nagari Unggan aims to describe the form of motifs and product forms produced by songket craftsmen, as well as to find out what the functions of Nagari Unggan songket are. The theory used in this study is the theory of form, function, songket, motifs, clothing and products, while the method used in this study is qualitative, data collection is carried out by observation, documentation and interviews. Songket Unggan has 30 motifs that are typical of the area, 15 motifs are very popular in the market, namely the Unggan thousand hills, lansek manih, tampuak manggi, cantik manis, cemara, lotus, chain, kelok lontiak, itiak pulang patang, makota, bintang, rangkiang, rumah gadang, pucuak rebung and pintuek motifs. Songket Nagari Unggan also uses other regional motifs, namely motifs from Pandai Sikek, Halaban and Silungkang. Products produced by songket craftsmen in Nagari Unggan include Koko shirts, skirts or kodek, kuruang shirts or tunics, gamis shirts, jackets, tingkuluak, shawls, scarves, deta, outer, shirts, wallets, bucket hats, peci, bags, and household items such as tablecloths. The function of songket in Nagari Unggan is used for traditional events, and parties, and also used as everyday clothing.
Prosesi Perkawinan Angkap Di Kampung Pining Kecamatan Pining Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh Sempurna, Anisa; Yurisman, Yurisman; Rahmi, Hijratur
Ethnography : Journal of Cultural Anthropology Vol 2, No 1 (2023): Vol 2, No 1 (2023): Januari - Juni 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/ethnography.v2i1.3352

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang “Prosesi perkawinan angkap di Kampung Pining Kecamatan Pining Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh”. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi, teknik pengumpulan datanya yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Prosesi perkawinan di Kampung Pining terdiri dari tahap permulaan berupa: resek, rese, kono, dan tahap pelaksanaan berupa: nginte, beguru, naik rempele dan mah bai. Makna dalam prosesi perkawinan angkap  yaitu: 1. resek bermakna keinginan orang tua untuk melanjutkan kehidupan baru bagi anaknya. 2. Telangke (perantara) bermakna penghubung kedua keluarga mengenai tentang perjodohan. 3. Ikat lidah bermakna  agar calon pengantin tidak ingkar janji terhadap perjanjian. 4. Penyerahan mahar bermakna bukti berlanjutnya tahap pelaksanaan perkawinan. 5. Pemberian nasehat bermakna doa selamat bagi pengantin 6. Alang-alang bermakna rombongan keluarga pengantin laki-laki telah sampai tujuan 7. Air putih bermakna suci dalam membanagun kehidupan. Benda dalam prosesi perkawinan angkap yaitu: Batil bersap (cerana beserta perlengkapan sirih) bermakna pembuka pembicaraan dan penghormatan terhadap tamu yang hadir. Oros senare (beras 1 liter) bermakna sebagai penghidupan baik. Biji-bijian bermakna semoga pengantin berketurunan baik.
KREASI DESAIN MOTIF “KELUK PAKU” DALAM PEMBUATAN TAS KULIT Wahyu, Muhammad; Hendra, Hendra; Rahmi, Hijratur
CREATIVA SCIENTIA Vol 2 No 1 (2025): CREATIVA SCIENTIA
Publisher : Universitas Utpadaka Swastika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70429/creativascientia.v2i1.160

Abstract

Motif keluk paku merupakan ragam hias yang berasal daribentuk tanaman pakis masih muda, yang mempunyai keunikanrelung indah sehingga dijadikan motif ragam hias di Kerinci. Prosespenciptaan kreasi desain motif keluk paku pada tas kulit ini melaluitiga tahapan metode. Metode ini terdiri dari eksplorasi,perancangan, dan perwujudan. Tahap eksplorasi pengkaryamelakukan pengamatan langsung terhadap motif keluk paku sertamenggunakan beberapa sumber tulisan sebagai acuan. Selanjutnyatahap perancangan merupakan tahap penerapan ide atau gagasanyang dituangkan dalam bentuk sketsa alternatif lalu menjadi desainterpilih hingga menghasilkan gambar kerja. Kemudian tahapterakhir yaitu perwujudan karya. Tahap perwujudan karyaberangkat dari desain dan gambar kerja. Pada tahap ini, pengkarya menggunakan bahan kulit samak nabati dengan teknik pyrographydan tatah timbul dengan terakhir adalah finishing. Finisihingdilakukan dengan mengoleskan clear mink oil kesemua permukaantas sehingga hasilnya maksimal. Hasil karya yang terdiri dari taskulit model jinjing yang dihiasi dengan kreasi motif keluk paku. Tasini didesain sebagai tempat meletakkan peralatan kantor sepertisurat – surat, berkas dan laptop. Selain itu, keberadaan tas ini jugamampu sebagai benda pelestarian budaya, yaitu motif keluk pakuKerinci yang saat ini sudah jarang dikenali oleh masyarakat.
Pembuatan Kertas Daur Ulang dari Kertas Bekas, Ampas Tebu dan Kulit Buah Naga sebagai Alternatif Kertas Seni Rahmi, Hijratur; Oktayanti, Yetty
Corak Vol 13, No 1 (2024): Mei 2024
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v13i1.11084

Abstract

AbstractPembuatan kertas seni menggunakan kertas bekas, amaps kulit tebu, dan kulit buah naga merupakan salah satu bentuk pemanfaatan limbah organik untuk menghasilkan benda bernilai seni dan bernilai jual. Berdasarkan kandungannya, ampas tebu yang kaya kandungan selulosa dapat menjadi bahan utama selain kertas bekas dalam pembuatan kertas seni. Penelitian ini menggunakan metode Practice based research melalui percobaan langsung dengan mengikuti empat tahapan penciptaan karya yaitu tahapan eksplorasi, perencanaan, perwujudan dan evaluasi. Berdasarkan metode praktikum secara fisika ini didapatkan hasil bahwa kertas yang dihasilkan memiliki tekstur lebih kasar dan bercorak serta kulit buah naga tidak dapat memberikan pengaruh terhadap warna kertas. Pada pembuatan kertas seni , dibutuhkan analisa terhadap beberapa aspek seperti aspek teknik pembuatan, bahan, estetis, dan fungsi.