Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Hambatan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien: A Literature Review Aco Mursid; Elly L. Sjattar; Rosyidah Arafat
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12, No 3 (2021): Juli 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v12i3.1288

Abstract

Reports of patient safety incidence at health service provider have yet been optimized. Report rates are still low and health service providers were facing obstacles in reporting incidents. Therefore, the purpose of this study was to identify obstacles in reporting patient safety incidents. A literature review was the method of choice in this study. Literature sources were obtained from the Pubmed and Ebsco Medline databases based on inclusion criteria. Based on the literature search results that have been done, we get as many as six (n = 6) articles. The obstacles that were found in reporting incidents are the negatif impact felt by the reporter, the lack of time in reporting incidents, lack of feedback, certain types of incidents reported, lack of knowledge, incidence reports were not considered as obligation, lack of clarity on who should report, lack of anonymity, and reporting system that has yet been optimized. Meanwhile, the ways to overcome these obstacles are improving and increasing report rates, giving feedback, increasing anonymity and secrecy, as well as giving the reward, education, and training for incident reports. As conclusion, obstacles in reporting incidence surely can hinder patient safety and therefore need to be resolved. Commitment from policy maker were necessary in improving patient’s safety incident reporting system. Keywords: obstacles; incidence report; patient safety ABSTRAK Pelaporan insiden keselamatan pasien di pelayanan kesehatan saat ini belum optimal. Tingkat pelaporan masih rendah, petugas kesehatan masih merasakan kendala dalam melaporkan kejadian. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hambatan dalam pelaporan insiden keselamatan pasien. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah literature review. Sumber literatur didapatkan dari basis data Pubmed dan Ebsco Medline berdasarkan kriteria inklusi. Berdasarkan hasil pencarian literatur yang telah dilakukan, kami mendapatkan sebanyak enam (n=6) artikel. Hambatan pelaporan insiden yang ditemukan dalam penelitian ini adalah adanya dampak negatif yang dirasakan oleh pelapor, kurangnya waktu melaporkan insiden, kurangnya umpan balik, jenis insiden tertentu yang dilaporkan, kurangnya pengetahuan, pelaporan tidak dianggap sebagai kewajiban, kurangnya kejelasan tentang siapa yang harus melaporkan, kurangnya anonimitas, dan sistem pelaporan yang belum optimal. Sedangkan cara mengatasi hambatan atau fasilitator pelaporan insiden adalah mengembangkan dan meningkatkan sistem pelaporan, memberikan umpan balik, meningkatkan anonimitas dan kerahasiaan, serta memberikan penghargaan, pendidikan dan pelatihan tentang sistem pelaporan insiden. Sebagai kesimpulan, hambatan dalam melaporkan insiden tentunya menghambat peningkatan keselamatan pasien sehingga diperlukan upaya untuk mengatasinya. Komitmen para pembuat kebijakan memainkan peran penting dalam meningkatkan sistem pelaporan insiden keselamatan pasien. Kata kunci: hambatan; pelaporan insiden; keselamatan pasien
Relationship of Nurse Motivation with The Implementation of Physical Examination of Patients Muhammad Irwan; Aco Mursid; Risnah; Rosmah
Comprehensive Health Care Vol 5 No 3 (2021): Comprehensive Health Care
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Stikes Panrita Husada Bulukumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37362/jch.v5i3.709

Abstract

Physical examination is one of the efforts to handle health to clients. Physical examination is carried out on the patient's body by means of inspection, palpation, percussion, and auscultation to find out any changes in physiological function in the body. If the physical examination is not done by the nurse in doing nursing care, then the nursing diagnosis he sets will be wrong, and will actually cause new problems in patients. Of course, there are things that are the cause why a nurse does not do a physical examination, so research needs to be done to find the reason. The design used in this study is cross-sectional studies. The results of the study were obtained with questioner and observation sheets on 58 respondents, namely 26 nurses in Cempaka inpatient rooms and 32 nurses in dahlia inpatient rooms, knowing the relationship of motivation.
PENDAMPINGAN PENYUSUNAN PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK) BERDASARKAN 3S DI RSUD KAB. MAJENE Irna Megawaty; Junaedi Yunding; Aco Mursid; Maryati Maryati
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 10 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i10.3748-3752

Abstract

Asuhan keperawatan adalah salah satu bukti dokumentasi tindakan perawatan seorang perawat kepada pasiennya. Pendokumentasian asuhan keperawatan masih dikatakan belum terlaksana dengan optimal. Pedoman pendokumentasian asuhan keperawatan di RSUD Kab. Majene masih menggunakan Nanda NIC dan NOC dan ternyata didapatkan masih banyak perawat yang belum mengetahui tentang askep berbasis SDKI, SLKI, dan SIKI. Adanya aturan pemerintah terkait penggunaan buku SDKI, SLKI, dan SIKI dapat menjadi pedoman dalam rangka menjalankan asuhan keperawatan tepat. Tujuan dari kegiatan yang dilakukan dalam pegabdian kepada masyarakat ini adalah pendampingan penyusunan panduan asuhan keperawatan (PAK) berdasarkan 3S di RSUD Kab. Majene dengan metode pelatihan kepada perawat. Dari hasil pendampingan penyusunan PAK didapatkan 30 standar PAK yang akan digunakan di RSUD Kab. Majene
PEMANFAATAN TERAPI RELAKSASI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI DESA ULIDANG Masyita Haerianti; Indrawati Indrawati; Aco Mursid; Erviana Erviana; Risna Damayanti
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i1.33-38

Abstract

Data menunjukkan sebagian besar masyarakat Indonesia yang berada pada fase lansia mengalami penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi bagi kesehatan lansia seperti stroke, penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal. Untuk mencegah komplikasi yang berkelanjutan dibutuhkan intervensi yang tepat. Salah satu intervensi yang dapat diberikan berupa terapi nonfarmakalogis seperti terapi dzikir. Dzikir merupakan bagian dari meditasi  transendetal yang melibatkan faktor keyakinan. Terapi yang melibatkan keyakinan yang dianut akan mempercepat terjadinya keadaan relaksasi. Semakin kuat keyakinan seseorang berpadu dengan respon relaksasi maka semakin besar pula efek yang didapat. Oleh karena itu tim pengabdian merasa perlu untuk memberikan pendidikan kesehatan mengenai terapi dzikir pada lansia untuk penanganan masalah hipertensi. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat menunjukkan para lansia tampak antusias dan menunjukkan keinginan untuk menerapkan terapi ini sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi tekanan darah tinggi yang dialami lansia. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat juga menunjukkan ada respon peningkatan pemahaman terkait tekanan darah tinggi dan terapi dzikir.
Optimalisasi Pemberian Asuhan Keperawatan Dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Keperawatan Aco Mursid; Ariyanti Saleh; Silvia Malasari; Nur Badriani Amahoru
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7 No 4 (2023): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v6i5.5063

Abstract

Salah satu tugas perawat dalam menyelenggarakan praktik keperawatan adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan sangat penting dalam proses pelayanan keperawatan untuk menunjang penigkatan mutu pelayanan kesehatan. Namun dalam pelaksanaannya seringkali tidak maksimal dikarenakan tidak adanya panduan dalam pemberian asuhan keperawatan. Oleh karena itu, dibutuhkan panduan yang baku sebagai standar pemberian asuhan keperawatan di Rumah Sakit. Sehingga dilakukan pendampingan penyusunan panduan asuhan keperawatan. Metode pelaksanaan ini dimulai dari penentuan masalah, identifikasi dan penentuan prioritas masalah, analisis masalah dan rencana kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi. Kegiatan yang dilakukan dalam pengabdian ini adalah In House Workshop peningkatan mutu dan asuhan keperawatan, serta pendampingan penyusunan panduan. Pelaksanaan in house workshop berjalan dengan baik dan antusias peserta cukup tinggi yang terdiri dari 41 peserta. Sedangkan hasil pendampingan penyusunan Panduan yaitu terdiri dari tim penyusun sebanyak 14 orang telah memahami proses penyusunan dan menyelesaikan Panduan Asuhan Keperawatan 10 penyakit. Kegiatan ini dapat memberikan perubahan positif terhadap sumber daya yang ada di Rumah Sakit. Perubahan tersebut berupa timbulnya motivasi dan upaya dalam meningkatkan pelayanan keperawatan. Hal tersebut dilakukan dengan membentuk tim penyusun Panduan Asuhan Keperawatan dan berhasil menyelesaikan sebanyak 10 penyakit terbanyak di Rumah Sakit. Diharapkan panduan tersebut dapat digunakan dalam pelayanan keperawatan sebagai bentuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Kebutuhan Praktik Keperawatan Keluarga: Tinjauan Literatur Aco Mursid; Erviana Erviana; Muhammad Irwan; Indrawati Indrawati; Evidamayanti Evidamayanti
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 8 No 2 (2023): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v8i2.14712

Abstract

Objective:  The purpose of this study was to synthesize literature related to family nursing practice to become an evidence-based practice guideline. Methods:  A literature analysis was carried out by synthesizing research articles from international publications. Results: 13 synthesized articles. Two themes emerged from the analysis, namely: 1) the development of education and learning systems, and 2) involving family members or caregivers in nursing practice. Conclusion: Any findings needed. Applying the results of this study is considered to be a guide for practitioners and academics in carrying out the family nursing practice. The results of this study put forward a special approach that can be carried out by higher nursing education institutions and health service providers
Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana Pada Masa Pendemic Covid-19 Di Rumah Sakit: Studi Cross-Sectioanal Mursid, Aco; Irwan, Muhammad; Yunding, Junaedi
Journal of Health Education and Literacy Vol 5 No 1 (2022): Journal of Health, Education and Literacy (J-healt)
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/j-healt.v5i1.1613

Abstract

Latar belakang: Gaya kepemimpinan yang diterapkan setiap manajer dapat mempengaruhi kepuasan kerja para pengikutnya. Sehingga setiap manajer perlu menerapkan keterampilan dalam menerapkan gaya kepemimpinan. Oleh karena itu, perlu untuk mengidentifikasi gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh setiap manajer terutama pada masa pandemic. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Metode: desain yang digunakan adalah cross-sectioanal dilakukan disalah satu Rumah Sakit di Sulawesi Barat, sampel dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana sebanyak 110. Hasil: mayoritas gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala ruangan adalah gaya kepemimpinan transformational dengan presentasi 93%. Sedangkan tingkat kepuasan kerja perawat dominan pada tingkat kepuasan ambivalent dengan presentasi 66.7%. Untuk hasil temuan utama didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana selama pandemi covid-19 di Rumah Sakit.
Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Work Engagement di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Majene Yanti, Pipin Krisna; Mursid, Aco; Maryati, Maryati; Husaeni, Hermin; Muzdalia, Ika; Adhisty, Weny Anggraini; r, Muhammad Amin; Evidamayanti, Evidamayanti
Journal Nursing Care Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Gorontalo Vol 10, No 2 (2024): JOURNAL NURSING CARE
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jnc.v10i2.1147

Abstract

 ABSTRACT Background: Work Engagement is an attitude or condition of a person who has a positive attitude regarding his behavior at work which is indicated by increased performance at a higher level and commitment to the organization or work. Work Engagement is characterized by vigor, dedication, and absorption in work.Purpose: The aim of this research is to determine the relationship between nurse characteristics and work engagement. Methods: This type of research is quantitative research with a cross-sectional approach. The number of samples in this study was 168 respondents who were determined based on the Slovin formula and selected using the Stratified Random Sampling technique. Results: The research results based on the chi-square test show that there is no significant relationship between nurse characteristics and work engagement in working in hospitals. However, there was a significant relationship between nurse characteristics and employment status and work engagement (p=0.008), especially vigor (p=0.001) and Working Time with absorption (p=0.039). Conclusion: The conclusion of this study shows that nurses still need to maintain and maintain the quality of their service to their work because someone can feel attached to their work if they enjoy their work, are confident in their work and are committed to their work. ABSTRAKLatar Belakang : Keterikatan Kerja merupakan suatu sikap atau kondisi seseorang yang memiliki sikap positif terhadap perilakunya di tempat kerja yang ditunjukkan dengan peningkatan kinerja pada level yang lebih tinggi dan komitmen terhadap organisasi atau pekerjaan. Keterikatan Kerja ditandai dengan semangat, dedikasi, dan konsentrasi dalam bekerja.Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik perawat dengan keterikatan kerja.Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 168 responden yang ditentukan berdasarkan rumus Slovin dan dipilih menggunakan teknik Stratified Random Sampling.Hasil : Hasil penelitian berdasarkan uji chi-square menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik perawat dengan work engagement pada perawat yang bekerja di rumah sakit. Namun, terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik perawat dengan status kepegawaian dan work engagement (p=0,008), terutama vigor (p=0,001) dan Lama Kerja dengan absorption (p=0,039).Kesimpulan : Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa perawat tetap perlu menjaga dan mempertahankan mutu pelayanannya terhadap pekerjaannya karena seseorang dapat merasa terikat dengan pekerjaannya jika ia menyenangi pekerjaannya, yakin dengan pekerjaannya dan berkomitmen terhadap pekerjaannya.
Peran Perawat Selaku Caregiver Sebagai Prediktor Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien di Ruang Rawat Inap Indriani, Indriani; Haerianti, Masyita; Sastriani, Sastriani; Megawaty, Irna; Mursid, Aco
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 16, No 1 (2025): Januari-Maret 2025
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v16i1.4762

Abstract

Spiritual needs are the need to find meaning and purpose in life, the need to love and be loved, the need to feel connected, and the need to give and receive forgiveness. Spiritual needs are part of providing nursing care. Nurses are expected to be able to implement the role of caregivers that aims to meet biological, psychological, social, and spiritual needs. The purpose of this study was to determine the relationship between the fulfillment of patients' spiritual needs and the role of nurses as caregivers in hospital inpatient rooms. This study applied a cross-sectional design. The subjects of the study were 67 nurses selected using purposive sampling techniques. Data were collected by filling out questionnaires, then analyzed descriptively and continued with the Chi square test. The results of the analysis showed a p value of <0.001, so it can be interpreted that there is a relationship between the fulfillment of patients' spiritual needs and the role of nurses as caregivers in hospital inpatient rooms. Thus, it can be concluded that the role of nurses as caregivers is a predictor for the fulfillment of patients' spiritual needs in hospital inpatient rooms.Keywords: caregiver; nurse; spiritual needs ABSTRAK Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, kebutuhan untuk merasa terhubung, dan kebutuhan untuk memberi dan mendapat maaf. Kebutuhan spiritual menjadi salah satu bagian dalam pemberian asuhan keperawatan. Perawat diharapkan mampu menerapkan peran sebagai caregiver yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemenuhan kebutuhan spiritual pasien dengan peran perawat sebagai caregiver di ruang rawat inap rumah sakit. Penelitian ini menerapkan rancangan cross-sectional. Subyek penelitian adalah 67 perawat yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner, selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan diteruskan dengan uji Chi square. Hasil analisis menunjukkan nilai p adalah <0,001, sehingga bisa diinterpretasikan bahwa ada hubungan antara pemenuhan kebutuhan spiritual pasien dengan peran perawat sebagai caregiver di ruang rawat inap rumah sakit. Maka dapat disimpulkan bahwa peran perawat selaku caregiver merupakan prediktor bagi pemenuhan kebutuhan spiritual pasien di ruang rawat inap rumah sakit.Kata kunci: caregiver; perawat; kebutuhan spiritual
Peran Keluarga Berhubungan dengan Kualitas Hidup Lansia: Studi Cross-Sectional Nurmadinah, Nurmadinah; Mursid, Aco; Muzakkir, Muzakkir; Irwan, Muhammad; Djalaluddin, Nurgadima Achmad; Irfan, Irfan; Indrawati, Indrawati; Evidamayanti, Evidamayanti
Nursing News : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 9, No 1 (2025): EDISI APRIL
Publisher : Tribhuwana Tunggadewi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/nn.v9i1.3125

Abstract

Seiring bertambahnya usia, semakin rentan terhadap berbagai masalah kesehatan yang dapat memengaruhi kualitas hidup lansia. Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam mendampingi, memberikan bantuan, dan mengatasi berbagai tantangan yang dialami oleh lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara peran keluarga dan kualitas hidup lansia. Desain penelitian observasional dengan metode cross sectional. Populasi berjumlah 507 lansia, dengan sampel sejumlah 100 orang didapatkan, melalui purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner peran keluarga dan kualitas hidup (kuesioner OPBQL-Brief), diadopsi dari Radiani, Z. F. R. (2018). Analisa data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan hampir separuh lansia (49%) mempunyai peran keluarga yang bagus; sebagian besar lansia (66%) memiliki kualitas hidup yang baik; dan ada hubungan peran keluarga dan kualitas hidup lansia (p value 0,000). Temuan ini mengindikasikan pentingnya pengembangan intervensi atau program yang dapat meningkatkan peran keluarga dalam upaya memperbaiki kualitas hidup lansia. Direkomendasikan untuk penelitian lanjutan ialah mengkaji intervensi atau program dalam meningkatkan peran keluarga terhadap peningkatan kualitas hidup lansia.