Magdalena Paunno
Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI RSUD.DR. HAULUSSY AMBON TAHUN 2015 Magdalena Paunno
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 2, No 3 (2020)
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/mhj.v2i3.827

Abstract

Pre-eklampsia merupakan penyakit hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan yang di tandai dengan tekanan darah tinggi disertai edema, dan proteinuria. Preeklampsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil selain pendarahan dan infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara berat badan, paritas ibu, dan umur ibu saat hamil dan riwayat hipertensi terhadap kejadian preeklampsia di RSUD. Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2015. Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan Cross Sectional Study. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 32 responden. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kejadian preeklampsia adalah paritas (p=0,002), umur ibu saat hamil (p=0,001),  riwayat hipertensi (p=0,001). Variabel yang tidak memiliki pengaruh adalah berat badan (p=0,0835). Ibu hamil diharapkan memeriksakan kehamilannya secara teratur ke pelayanan kesehatan untuk mendeteksi dini keadaan kesehatan dalam mencegah terjadinya preeklampsia dan bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan konseling pada ibu hamil untuk menambah pengetahuan ibu hamil tentang preeklampsia sehingga angka kematian ibu dan angka kematian bayi dapat menurun. 
Pengaruh Pijat Okstitosin pada Ibu Nifas terhadap Kecukupan ASI Bayi Baru Lahir di Praktik Mandiri Bidan Kota Ambon Alisye Siahaya; Olivia Talahatu; Magdalena Paunno
Jurnal Keperawatan Vol 15 No 3 (2023): Jurnal Keperawatan: September 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/keperawatan.v15i3.839

Abstract

Pijat oksitosin adalah pijat yang dilakukan disepanjang tulang belakang (vertebre) sampai costae ke lima atau keenam. Pijat oksitosin ini berfungsi untuk meningkatkan oksitosin yang dapat menenangkan ibu, sehingga ASI pun keluar dengan sendirinya dan salah satu terapi yang efektif untuk mengurangi ketidaknyamanan fisik serta memperbaiki mood. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi komplementer pijit oksitoksin ibu nifas terhadap kecukupan asi bagi bayi baru lahir di praktik mandiri bidan kota Ambon. Penelitian ini adalah penelitian metode kuantitatif dengan jenis desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Experimental Design. Penelitian ini menggunakan tehnik accidental sampling dengan jumlah keseluruhan populasi yaitu 30 ibu nifas. Analisis menggunakan uji Mann Whitney menunjukkan bahwa ada pengaruh kecukupan ASI sebelum dan setelah pijat oksitosin dengan p value <0.05. Kesimpulan yaitu ada pengaruh terapi komplementer pijit oksitoksin ibu nifas terhadap kecukupan asi bagi bayi baru lahir di praktik mandiri bidan di kota Ambon.
Partisipasi Mahasiswa KKN UKIM Desa Wadludan Dalam Menggerakan Ibu Balita Memanfaatkan Posyandu Magdalena Paunno; Reimon Lekiohapy; Mersi Olivia Kowa; Delila Afarik Luturmas; Yunus Alfanay; Aprillia Solfina Kofit; Roy H Wutuwensa; Nova Andrias; Hermina P Ralahalu; Karmalita Louk; Dian Miryam Lambiombir
Karya Kesehatan Siwalima Vol 1, No 2 (2022): September
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/kks.v2i2.782

Abstract

Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan perpanjangan tangan Puskesmas yang memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan dengan sasaran seluruh masyarakat/keluarga, utamanya adalah bayi baru lair, bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, dan pasangan usia subur (PUS). Namun dari hasil pengumpulan data di Desa Wadludan, tanya jawab pengamatan langsung ke sasaran pengguna layanan Posyandu hasilnya bahwa; 1. Sebagian besar bayi dan balita tidak memiliki buku KIA yang berisi grafik berat badan anak menurut umur dan jadwal imunisasi sehingga berdampak kurangnya pengetahuan Ibu tentang manfaat grafik berat badan anak menurut usia dan jadwal imunisasi, 2.Sangat rendah ibu bayi dan ibu balita memanfaatkan sarana posyandu, terlihat dari jumlah yang memanfaatkan posyandu setiap bulan, 3. Kader kurang menggerakan Ibu bayi dan balita saat hari pelaksanaan posyandu. Kegiatan bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Kegiatan posyandu lebih diarahkan kepada upaya promotif dan preventif melalui integrasi 5 kegiatan, dikelolah dari masyarakat dan untuk masyarakat yang dalam kegiatannya dilakukan oleh kader posyandu sesuai ketentuan 5 orang yang secara sukarela mengabdikan dirinya sebagai petugas posyandu, selanjutnya dilatih oleh petugas puskesmas yang bertanggung jawab terhadap posyandu tersebut. Dalam pelatihannya disampaikan terkait pelaksanaan kegiatan posyandu dan pengerakan yang dilakukan oleh kader dibawah penanggung jawab kepala pemerintahan desa. Luaran kegiatan ini telah diupload pada channel YouTube https://youtu.be/eZgQAUKyH1Q. 
Gambaran Penyebab Kematian Neonatal Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2019. Magdalena Paunno; Nenny Parinussa
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 1, No 2 (2019): Agustus
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/mhj.v1i2.130

Abstract

 Neonatal mortality rates in Indonesia in 2010 were still high at 228 / 100,000 live births. Neonatal deaths can occur due to infection, asphyxia or low birth weight. While the medical records of RSUD Dr. M Haulussy Ambon is a referral center Hospital that has PONEK services that the number of neonatal deaths in 2013 was 49 cases out of 2633 live births, in 2014 there were 80 cases of 2483 KH while in 2015 in 6 months (January-July) already as many as 51 of 983 births. From the death data obtained in 2015 the causes of neonatal death are: LBW 16; Asphyxia 15; Sepsis / Infection 14; Respiratory Disorders 4; and atresia ani 2. The purpose of this study was to determine the frequency distribution of neonatal deaths and a description of the causes of neonatal death in Dr. M Haulussy Ambon in 2015. The research method is descriptive. The study population was all neonates who died in Dr. M Haulussy Ambon in 2015 recorded a diagnosis of obstetric gynecology specialist in the medical record with a total of 51 neonatal. namely data on the description of birth attendants, referral system, and maternal age less than 20 years with Neonatal death in Dr. M. Haulussy Ambon 2015. The study population was all neonates who died in Dr. M. Haulussy Ambon 2015 starting from January to July 2015 recorded in the medical record with a total of 51 neonates. The sampling technique used is total sampling. The sample in this study must meet the following criteria: neonatal and died at the age of 0-28 days and a diagnosis was given from the doctor who was on duty at the time of death. Research Instrument The instrument in this study used a checklist, which records the condition of patients who experienced neonatal death in the documentation data, namely medical records. Data The results of further research data are processed in a univariate manner, carried out by tabulating data which is then arranged in a table. The results showed that neonatal mortality of childbirth assistants by 39 health workers (76.47%) neonatal consisted of: midwives 29 (56.9%); obstetric gynecology specialist 10 (19.6%); dukun 12 (23.52%); while due to referral 15 (29.41 %%), and mortality due to maternal age 20 years neonatal mortality 5 (9.8%)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA IBU BERSALIN MENGGUNAKAN JAMINAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RIJALI KOTA AMBON TAHUN 2020 Magdalena Paunno
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 3, No 1 (2021): April
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/mhj.v3i1.608

Abstract

ABSTRACTMaternity insurance (Jampersal) is a program used to increase access to antenatal care, deliveries carried out by health workers to mothers by removing financial barriers for all deliveries from residents who do not have health insurance in order to reduce maternal mortality and infant mortality. The research design used was a cross sectional approach. This research was conducted from January to February 2020 in the working area of the Rijali Health Center with a sample of 86 respondents. The results showed that there was no relationship between knowledge and the use of jampersal with p value = 0.266. There is no relationship between access to information and the use of jampersal with p value = 0.021. There is a relationship between experience and use of jampersal with p value = 0.001. Suggestions are given to puskesmas officers to communicate educational information (KIE), counseling, counseling and motivation that creates mutual trust in order to create a sense of comfort, so that every pregnant woman during childbirth wants to follow, using the Jampersal program so that every delivery occurs in health facilities assisted by health workers. Keywords   : Knowledge, Access to Information, Experience, Use of Jampersal ABSTARKJaminan persalinan (Jampersal) merupakan program yang digunakan untuk meningkatkan akses pemeriksaan kehamilan, persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kepada ibu dengan menghilangkan hambatan finansial diperuntukkan bagi seluruh persalinan dari penduduk yang belum memiliki Jaminan Kesehatan dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah pendekatan Cross sectional. Penelitian ini dilakukan dari bulan januari sampai bulan februari tahun 2020 di wilayah kerja Puskesmas Rijali dengan jumlah sampel 86 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan jampersal dengan nilai p value = 0,266. Tidak ada hubungan antara akses informasi dengan penggunaan jampersal dengan nilai p value = 0, 021. Ada hubungan antara pengalaman dengan penggunaan jampersal dengan nilai p value = 0,001. Saran disampaikan bagi petugas puskesmas untuk melakukan komunikasi informasi edukasi (KIE), penyuluhan, konseling serta motivasi yang menimbulkan saling percaya agar dapat menimbulkan rasa nyaman, sehingga setiap ibu hamil saat bersalin mau mengikuti, menggunakan program jampersal agar tiap persalinan terjadi di fasilitas kesehatan ditolong oleh tenaga kesehatan. Kata Kunci : Pengetahuan, Akses Informasi,  Pengalaman, Penggunaan Jampersal
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN DI FASILITAS KESEHATAN PADA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENTENG Magdalena Paunno
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 2, No 1 (2020): April
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/mhj.v2i1.433

Abstract

ABSTRACT The quality of public health facilities greatly influences the degree of health services. Health facilities are means to provide individual health service (UKP) and public health services (SMEs), either to outpatient or to inpatient services. Utilization of health facility for childbirth is one of the indicators in the health sector strategic plan. Factors that can affect maternal care service include K4 antenatal care visits and access to P4K counseling fees. This is an analytical study using a cross-sectional approach. The study used Simple random sampling with a sample size of 63 women. The data were analyzed using chi-square. The results showed that 46 women (73%) used health facility-based delivery 17 women (27%) used non health facility-based delivery. Based on the results of the bivariate statistical test, the variables associated with labor and delivery at the public health facility were K4 antenatal care visits (p = 0.021), and access costs (p = 0.000), while the non-health facility variable was P4K sticker counseling (p = 0,532). It is, therefore, recommended for women to be more aware and comprehend about the utilization of  health facility-based delivery so that the condition of both mother and the fetus can be monitored for the safety and normal delivery.  Keywords: Antenatal Care, Cost, Counseling labor in Health Facilities ABSTRAKKualitas sarana pelayanan kesehatan sangat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Fasilitas kesehatan merupakan fasilitas yang memberikan pelayanan kesehatan berupa upaya kesehatan perorangan (UKP) maupun upaya kesehatan masyarakat (UKM), berupa pelayanan rawat jalan maupun rawat inap. Persalinan pada fasilitas kesehatan merupakan salah satu indikator kinerja dalam rencana strategi bidang kesehatan. Faktor yang dapat mempengaruhi persalinan di fasilitas kesehatan antara lain : kunjungan antenatal care K4, akses biaya dan konseling P4K. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah Simple Random Sampling  dengan besar sampel sebanyak 63 ibu bersalin. Data dianalisis menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persalinan di fasilitas kesehatan sebanyak 46 orang (73%) dan persalinan di Non fasilitas kesehatan sebanyak 17 orang (27%). Berdasarkan hasil uji statistik bivariat didapatkan variabel yang berhubungan dengan persalinan di fasilitas kesehatan yaitu Kunjungan antenatal care K4 (p=0,021), dan Akses biaya (p=0,000). Sedangkan yang tidak mempunyai hubungan yaitu Konseling P4K (p=0,532). Saran bagi ibu bersalin untuk perlu ditingkatkan kesadaran dan pemahaman terkait pemakaian fasilitas kesehatan agar kondisi ibu dan janin dalam kandungan dapat dipantau sehingga kehamilan dan persalinan dapat berjalan aman dan normal.Kata Kunci : Antenatal Care, Biaya, Konseling Persalinan di Fasilitas                       Kesehatan. 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP BAYI 0-11 BULAN DI WILAYAH PUSKESMAS TEPA KECAMATAN PULAU-PULAU BABAR KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA TAHUN 2019 Magdalena Paunno
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 3, No 2 (2021): Agustus
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/mhj.v3i2.655

Abstract

ABSTRACTImmunization is an attempt to provide immunity to an infant or child by inserting a vaccine into the body so that the body makes antibodies to prevent certain diseases. The immunization program is a success in preventing infectious diseases such as diphtheria, pertussis, and tetanus. This study aims to determine the factors associated with the Completeness of Basic Immunization in Infants in the Work Area of Tepa Health Center, Babar Pulau Subdistrict, MBD Regency. The research method used is the Analytic method with cross sectional approach. Sampling using total sampling with a sample size of 71 samples. Data were collected by interview using a questionnaire. Data collection using a questionnaire. Data analysis includes univariate and bivariate analysis. The results of bivariate analysis found a relationship between knowledge and completeness of basic immunization (p = 0.007), distance (p = 0.004), birth attendants (p = 0.001), vaccine availability was found to be associated with immunization completeness (p = 0,000). The conclusion of this study is that there is a significant relationship between knowledge, distance, delivery assistance and availability of vaccines with basic immunization completeness in the Tepa Health Center Work Area. Suggestions for respondents to be able to use health service facilities and facilities to obtain health services. Keywords: Completeness of Basic Immunization, Knowledge, Distance, Birth Assistance, Vaccine Availability ABSTARKImunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi atau anak dengan memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti bodi untuk mencegah penyakit tertentu.Program imunisasi merupakan sebuah keberhasilan dalam mencegah penyakit infeksi yaitu difteri, pertussis, dan tetanus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap bayi 0-11 bulan Di Wilayah Puskesmas Tepa Kecamatan Pulau-Pulau Babar Kabupaten Maluku Barat Daya. Metode penelitian yang di gunakan adalah metode Analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan Total sampling dengan jumlah sampel yaitu 71 sampel. Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Pengumpulan data menggunakan kuesioner.Analisis data mencakup analisis univariat dan bivariat.Hasil analisis bivariat didapatkan adanya hubungan antara pegetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar (p = 0,007), jarak (p = 0,004), penolong persalinan (p = 0,001), ketersediaan vaksin ditemukan hubungan dengan kelengkapan imunisasi (p = 0,000). Kesimpulan penelitian ini adalah adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan, jarak, penolong persalinan dan ketersediaan vaksin dengan kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Tepa.Saran bagi responden agar dapat memanfaatkan fasilitas dan sarana pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.Kata Kunci : Imunisasi dasar lengkap, Pengetahuan, Jarak, Penolong Persalinan, Ketersediaan Vaksin.   
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI RSUD.DR. HAULUSSY AMBON TAHUN 2015 Magdalena Paunno
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 2, No 3 (2020): Desember
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/mhj.v2i3.827

Abstract

Pre-eklampsia merupakan penyakit hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan yang di tandai dengan tekanan darah tinggi disertai edema, dan proteinuria. Preeklampsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil selain pendarahan dan infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara berat badan, paritas ibu, dan umur ibu saat hamil dan riwayat hipertensi terhadap kejadian preeklampsia di RSUD. Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2015. Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan Cross Sectional Study. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 32 responden. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kejadian preeklampsia adalah paritas (p=0,002), umur ibu saat hamil (p=0,001),  riwayat hipertensi (p=0,001). Variabel yang tidak memiliki pengaruh adalah berat badan (p=0,0835). Ibu hamil diharapkan memeriksakan kehamilannya secara teratur ke pelayanan kesehatan untuk mendeteksi dini keadaan kesehatan dalam mencegah terjadinya preeklampsia dan bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan konseling pada ibu hamil untuk menambah pengetahuan ibu hamil tentang preeklampsia sehingga angka kematian ibu dan angka kematian bayi dapat menurun. 
Gambaran kematian neonatal di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon. Magdalena Paunno
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 1, No 3 (2019): Desember
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/mhj.v1i3.269

Abstract

ABSTRACTMost child deaths in Indonesia today occur in the newborn period (neonatal), the first month of life. The probability of a child dying at different ages is 19 per thousand during neonatal mass, 15 per thousand from ages 2 to 11 months and 10 per thousand from ages 1 to 5 years. Delivery assistance by midwives is one of the strategies in reducing maternal and child health problems. In Indonesia the use of delivery assistance by midwives is still low compared to established indicators. One of the efforts to reduce maternal, infant and under-five mortality rates is the provision of Basic Emergency Neonatal Obstetric Services (PONED) facilities in care centers and Comprehensive Emergency Neonatal Obstetric Services (PONEK) in hospitals. This type of research uses descriptive research. The study was conducted on November 4 - December 15, 2019 at Dr. M. Haulussy Ambon. A sample of 51 infants using total sampling techniques. The results of the study found that deliveries performed by health workers more than 50% were performed by mothers, neonatal deaths with a referral system were smaller compared to non-referral neonatal deaths and the age of mothers giving birth 90% were at productive age.Keywords: Neonatal DeathABSTRAK Sebagian besar kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa baru lahir (neonatal), bulan pertama kehidupan. Kemungkinan anak meninggal pada usia yang berbeda adalah 19 per seribu selama massa neonatal, 15 per seribu dari usia 2 hingga 11 bulan dan 10 per seribu dari usia 1 hingga 5 tahun. Pertolongan persalinan oleh bidan merupakan salah satu strategi dalam mengurangi masalah kesehatan ibu dan anak. Di Indonesia pemanfaatan pertolongan persalinan oleh bidan masih rendah dibandingkan dengan indikator yang telah ditetapkan.  Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita adalah penyediaan fasilitas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di puskesmas perawatan dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit. Jenis penelitian mengunakan penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan pada tanggal 04 November – 15 Desember 2019 di RSU Dr. M. Haulussy Ambon. Sampel sebanyak 51 bayi dengan menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian ditemukan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lebih dari 50% dilakukan oleh ibu, kematian neonatal dengan sistem rujukan lebih kecil presentasinya dibandingkan dengan kematian neonatal yang bukan rujukan serta umur ibu yang melahirkan 90% berada pada usia produktif. Kata Kunci : Kematian Neonatal
Dampak Psikologi dan Sosial Terhadap Kesehatan Mental Anak Korban Broken Home di Desa Hattu Kabupaten Maluku Tengah Mamuly, Wilma Fransisca; Paunno, Magdalena
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 11, No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik11104

Abstract

Broken Home is often labeled as a child who is a victim of divorce by their parent, whereas in fact Broken Home is not only a child who comes from divorced parents, but also a child who comes from a disharmonious family. Divorce cases registered with the Religious High Court, in 2018 there were 164 Broken Home cases (Central Maluku District Data), this was also experienced by several children, especially in Hatu Village which was the research location. The purpose of this study was to discuss the psychological and social impacts on the mental health of children from Broken Home families (case study in Hattu Village). The background of this research is that there are still many children in Hatu Village who come from Broken Home families, mostly due to domestic violence (KDRT), after observation, there are several children who come from Broken Home families which definitely have an impact on their mental health which affects their daily behavior. The type of research used is descriptive qualitative research. In this study, there were 6 children who were victims of broken home from different families. The research instrument was an interview guide. The data collection techniques used in this study were in-depth interviews, observation, and documentation. The data validity uses triangulation technique, namely the data source. Meanwhile, the data analysis techniques used were data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results showed that the condition of a family that is not harmonious, unstable, broken (broken home) can lead to the development of an unhealthy personality in children. This form of mental health includes the emotional, responsibility and sociability aspects of the child. The forms of frustrating reactions shown by the informants were aggression, withdrawal, and compensation. Keywords: mental health; child; broken home ABSTRAK Broken Home sering dilabelkan kepada anak yang menjadi korban perceraian orang tuannya, padahal sebenarnya Broken Home bukan hanya anak yang berasal dari orang tua yang bercerai, tetapi juga anak yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis. Kasus perceraian yang terdaftar pada Pengadilan Tinggi Agama, pada tahun 2018 sebanyak 164 kasus Broken Home (Data Kabupaten Maluku Tengah) hal ini dialami juga oleh beberapa anak, terkhusus di Desa Hatu yang menjadi lokasi penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membahas dampak psikologi dan juga sosial terhadap kesehatan mental anak dari keluarga Broken Home (study kasus di Desa Hattu). Yang melatarbelakangi penelitian ini adalah karena masih banyak anak-anak di Desa Hatu yang berasal dari keluarga Broken Home, yang kebanyakan diakibatkan oleh kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), setelah dilakukan observasi, terdapat beberapa anak yangberasal dari keluarga Broken Home yang pasti berdampak terhadap kesehatan mentalnya yang berimbas kepada perilaku kesehari-hariannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah anak-anak korban broken home yang berjumlah 6 orang anak dari keluarga yang berbeda, instrument penelitian adalah pedoman wawancara, Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi yaitu dengan sumber data. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajiandata, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi keluarga yang tidak harmonis, tidak stabil, broken home dapat menyebabkan berkembangnya kepribadian yang tidak sehat pada anak. Bentuk kesehatan mental yang dimaksudkan meliputi aspek emosi, tanggung jawab dan sosiabilitas anak. Adapun bentuk-bentuk reaksi frustrasi yang ditunjukkan informan adalah agresi, withdrawl, dan kompensasi. Kata kunci: kesehatan mental; anak; broken home