Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

ANALISIS PROGRAM BONGKAR RATOON TANAMAN TEBU UNTUK AKSELERASI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS GULA (STUDI KASUS DI WILAYAH PABRIK GULA SEMBORO KABUPATEN JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR) Badiatud Durroh
AGROISTA : Jurnal Agroteknologi Vol. 2 No. 2 (2018): NOVEMBER
Publisher : Program Studi Agroteknologi INSTIPER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.09 KB) | DOI: 10.55180/agi.v2i2.32

Abstract

The purpose of this research is to know the difference of sugarcane productivity, yield and crystal productivity between sugar cane plant and ratoon unloading system and ratooncane system. The research was conducted on July 17, 2017 to July 31, 2017 at PT. Perkebunan Nusantara XI Semboro Sugar Factory in Rejoagung Semboro, Jember East Java. The research method used in this research is descriptive analysis method. Data types use primary data and secondary data. Variable in this research consist of two independent variable that is sugar cane discharge system of ratoon and sugarcane crop of ratoon cane system. The parameters observed were: p roductivity of sugarcane (ton / ha) during last 4 years (2013 - 2016), Rendement (%) during last 4 years (2013-2016), crystal productivity (ton / ha) during last 4 years (2013 -2016). The data were analyzed by using T test two independent variables were T independent sample test. The results showed that the productivity of sugarcane with ratoon unloading system is higher compared with keprasan system. Or in other words, unloading ratoon can increase the productivity of sugar cane significantly. The yield of sugar cane with ratoon unloading system is higher compared with ratoon cane system. Or in other words, unloading ratoon can increase the rendement of sugar cane significantly. The productivity of sugar cane with ratoon unloading system is higher than the keprasan system. Or in other words, unloading ratoon can increase the productivity of sugar cane significantly. Keywords : sugarcane, productivity, yield, crystal, unloading ratoon, ratoon cane
Analisis Daya Saing Ekspor Kakao Indonesia di Pasar Internasional Naila Rohmah Izzatin; Badiatud Durroh; Masahid Masahid
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/ab.v6i2.1266

Abstract

Kakao memegang peranan penting sebagai komoditas perkebunan subsektor pertanian dalam kegiatan perekonomian Indonesia. Selain minyak dan gas, kakao juga menjadi salah satu komoditas penting penghasil devisa negara ekspor Indonesia. Peningkatan daya saing ekspor kakao Indonesia akan membawa manfaat ekonomi yang signifikan, termasuk peningkatan pendapatan petani, pertumbuhan industri, dan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian nasional. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji tingkat daya saing kakao Indonesia dengan pasar internasional serta mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing ekspor kakao Indonesia di pasar internasional. Metode dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang memiliki cakupan data global. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), databoks, UN Comtrade, DITJENBUN, Trademap, dan International Cocoa Organization (ICCO). Untuk menilai daya saing kakao Indonesia di pasar global, data diolah secara kuantitatif dengan menggunakan analisis Revealed Comparative Advantage (RCA). Kemudian dilanjutkan dengan analisis Regresi Linier Berganda yang mengidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi daya saing ekspor kakao Indonesia di pasar global. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat daya saing ekspor kakao Ekuador dan Nigeria jauh di atas Indonesia. Namun, karena Indonesia memiliki nilai RCA rata-rata 1.960, maka Indonesia lebih berdaya saing dibandingkan negara lain yang mengekspor biji kakao, seperti Jerman dan Kolombia. Volume Ekspor Kakao Indonesia-Dunia adalah satu-satunya faktor yang secara signifikan mempengaruhi hasil dengan nilai Sig. 0,000 dan nilai t hitung 7,884. Harga ekspor kakao dan nilai tukar AS tidak memiliki dampak yang terlihat. Daya saing kakao Indonesia harus ditingkatkan, demikian pula bantuan dan keterlibatan pemerintah, termasuk diseminasi teknologi budidaya kepada petani kakao.
PENERAPAN GHP (GOOD HANDLING PRACTICES) TERHADAP MUTU TEMBAKAU Badiatud Durroh; Masahid Masahid
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 3 (2023): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i3.3043

Abstract

Tobacco is one of the most important trading commodities and a source of state revenue through taxes, foreign exchange, excise, and is a source of income for farmers. Tobacco production is usually used for the manufacture of domestic cigarette products. The Kedungadem District area which tends to be hilly, allows tobacco to grow more optimally. Because the soil structure in hilly areas generally does not store much water, it is very suitable for growing tobacco plants. The purpose of this study was to determine the application of GHP to tobacco quality in Megale Village, Kedungadem District, Bojonegoro Regency. To determine the effect of GHP application on tobacco quality in Megale Village, Kedungadem District, Bojonegoro Regency. This research method is interview, observation, questionnaire, literature study. Data analysis used in this research is six sigma and multiple linear regression analysis. Based on the results of the study, it was shown that the implementation of Good Handling Practices (GHP) by tobacco farmers in Megale Village, Kedungadem District, Bojonegoro Regency was in accordance with the applicable GHP guidelines and SOPs. Quality variable 1 (X1) partially has a significant effect on tobacco GHP. This is evidenced by the results of the tcount 3.028 > ttable 2.048. Quality variable 1 has also passed the classical assumption test. Quality variable 2 (X2) partially has a significant effect on tobacco GHP. This is evidenced by the results of the tcount 2.199 > ttable 2.048. Quality variable 2 has also passed the classical assumption test. Quality variable 3 (X3) partially has a significant effect on tobacco GHP. This is evidenced by the results of the tcount -0.530 <ttable 2.048. This variable has also passed the classical assumption test. The Fcount value is smaller than Ftable (1.340 <2.93) at a significance level of 0.05 (a = 5%). H1 is rejected and H0 is accepted, which means that the variable quality 1 (X1), quality 2 (X2), and quality 3 (X3) simultaneously or together have a significant effect on the GHP variable (Y).INTISARITembakau menjadi salah satu komoditas perdagangan yang sangat penting dan menjadi salah satu sumber pendapatan negara melalui pajak, devisa negara, cukai, dan merupakan sumber pendapatan petani. Produksi tembakau biasanya di gunakan untuk pembuatan produk rokok domestik. Wilayah Kecamatan Kedungadem yang cenderung perbukitan, memungkinkan tembakau bisa tumbuh lebih maksimal. Karena struktur tanah didaerah perbukitan yang umumnya tidak menyimpan banyak air, sehingga sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui penerapan GHP terhadap mutu tembakau di Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro.Untuk mengetahui pengaruh penerapan GHP terhadap mutu tembakau di Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro. Metode penelitian ini adalah wawancara, observasi, kuisioner, study pustaka. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah six sigma dan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan Good Handling Practices (GHP) oleh petani tembakau di Desa Megale Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro sudah sesuai dengan pedoman GHP dan SOP yang berlaku,. Variabel mutu 1 (X1) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap GHP tembakau. Hal  ini dibuktikan dengan hasil nilai thitung 3,028 > ttabel 2,048. Variabel mutu 1 juga telah lolos uji asumsi klasik.Variabel mutu 2 (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap GHP tembakau. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai thitung 2,199 > ttabel 2,048. Variabel mutu 2 juga telah lolos uji asumsi klasik. Variabel mutu 3 (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap GHP tembakau. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai thitung -0,530 < ttabel 2,048. Variabel ini juga telah lolos uji asumsi klasik. Untuk nilai Fhitung lebih kecil dibandingkan Ftabel (1,340 < 2,93) dalam taraf signifikansi 0,05 (a = 5%). H1 ditolak dan H0 diterima yang berarti variabel mutu 1 (X1), mutu 2 (X2), dan mutu 3 (X3) secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel GHP (Y). 
EFISIENSI SALURAN PEMASARAN DAN ELASTISITAS TRANSMISI HARGA KOMODITAS TEMBAKAU VIRGINIA DI DESA POHWATES KECAMATAN KEPOHBARU KABUPATEN BOJONEGORO Badiatud Durroh; Moh Yusuf Dawud
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.3889

Abstract

The agricultural sector is one of the sectors that has the potential to be developed in the province of East Java. One of them is that tobacco commodity is a pillar for the East Java economy as well as playing a strategic role in the national economy. The purpose of this study was to analyze (1) the marketing channel for virginia tobacco commodities in Pohwates Village, Kepohbaru District, Bojonegoro Regency; (2) marketing channel efficiency for virginia tobacco commodities in Pohwates Village, Kepohbaru District, Bojonegoro Regency; (3) price transmission elasticity of virginia tobacco commodities in Pohwates Village, Kepohbaru District, Bojonegoro Regency. The sampling technique in this study was carried out by simple random sampling for farmer respondents and snowball sampling for trader respondents. Data collection techniques used are observation, interviews & questionnaires, and documentation. The data analysis carried out was descriptive with a qualitative and quantitative approach. The results showed that (1) there were two marketing channels for Virginia tobacco farming in the form of dry/chopped leaves with the final consumer, namely tobacco warehouses; (2) Virginia tobacco marketing in Pohwates Village has been running efficiently, as evidenced by various marketing indicators, namely the analysis of margin calculations, margin distribution, and Farmer’s Share. Margin value on marketing channel 1 is IDR 2,291 and on channel 2 is IDR 3,458. It can be interpreted that marketing channel 1 is more efficient than marketing channel 2; (3) The price transmission elasticity value is IDR 426.71 (more than one) > 1, which means that the marketing of virginia tobacco in Pohwates Village, Kepohbaru District, Bojonegoro Regency is elastic and forms an oligopsony market structure. Keywords: Virginia Tobacco, Marketing Channel, Efficiency, Price Transmission Elasticity INTISARISektor pertanian menjadi salah satu sektor yang berpotensi untuk dikembangan di wilayah Provinsi Jawa Timur. Salah satunya komoditas tembakau menjadi pilar bagi perekonomian Jawa Timur sekaligus memainkan peran strategis dalam kancah perekonomian nasional. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis (1) saluran pemasaran komoditas tembakau virginia di Desa Pohwates Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro; (2) efisiensi saluran pemasaran komoditas tembakau virginia di Desa Pohwates Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro; (3) elastisitas transmisi harga komoditas tembakau virginia di Desa Pohwates Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan simple random sampling untuk responden petani dan snowball sampling untuk responden pedagang. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara & kuesioner, dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat dua saluran pemasaran usahatani tembakau virginia dalam bentuk daun kering/rajangan dengan konsumen akhir yaitu gudang tembakau; (2) Pemasaran tembakau virginia di Desa Pohwates telah berjalan efisien, dibuktikan dari berbagai indikator pemasaran yaitu analisis perhitungan margin, distribusi margin, dan Farmer’s Share. Nilai margin pada saluran pemasaran 1 sebesar Rp 2.291 dan pada saluran 2 yaitu Rp 3.458. Dapat diartikan bahwa saluran pemasaran 1 lebih efisien dibandingkan saluran pemasaran 2; (3) Nilai elastisitas transmisi harga yaitu sebesar Rp 426,71 (lebih dari satu) >1 dapat diartikan bahwa pemasaran tembakau virginia di Desa Pohwates Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro bersifat elastis dan membentuk struktur pasar oligopsoni. Kata kunci: Tembakau Virginia, Saluran Pemasaran, Efisiensi, Elastisitas Transmisi Harga
STRATEGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA TANAMAN MELON (Cucumis Melo. L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI Durroh, Badiatud; Dawud, Moh Yusuf
Jurnal Sosiologi Pertanian dan Agribisnis Vol 4 No 2 (2022): Juli : Jurnal Sosiologi Pertanian dan Agribisnis
Publisher : Universitas Gajah Putih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55542/juspa.v4i2.312

Abstract

Dalam kegiatan usaha tani, mengorganisasikan sarana produksi pertanian perludilakukan, agar memperoleh hasil atau keuntungan. Didalam usaha tani, juga terdapat hambatan dalam pelaksanaan usaha tani, hama dan penyakit yang menyerang tanaman melon adalah musuh alami petani. Hal ini yang menghambat bahkan membuat kerugian ekonomi dalam usaha tani melon di Desa Kayulemah Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. Rumusan masalah sebagai berikut, besarnya pendapatan petani yang menerapkan sistem pengendalian hama penyakit secara terpadu dan non terpadu sebagai strategi untuk menekan atau menggurangi kerugian ekonomi pada usaha tani melon di desa kayulemah kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi apa yang harus dilakukan dalam rangka menekan kerugian ekonomi yang disebabkan oleh adanya hama dan penyakit pada tanaman melon di desa kayu lemah kecamatan Sumberrejo. Metode pengambilan data yang diperoleh berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara observasi dan wawancara langsung pada petani sampel dengan menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan. Data sekunder diperoleh dengan mencatat atau mengutip dari dokumen resmi di Dinas Pertanian, BPS, Internet, Buku maupun instansi terkait yang relevan yang ada di daerah penelitian serta yang berhubungan dengan tujuan penelitiankabupaten Bojonegoro. Hasil penelitian Berdasarkan perhitungan QSPM tersebut ternyata hipotesis atau dugaan sementara “ Diduga pendapatan petani melon didesa kayu lemah dipengaruhi oleh tidak adanya pemahaman petani terhadap cara penentuan strategi pengendalian hama dan penyakit yang tepat guna pada tanaman melon “ (terbukti)
PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) PADA KELOMPOK PEMUDA DESA BANGGLE KABUPATEN LAMONGAN DALAM MENYIKAPI PERMASALAHAN LINGKUNGAN Moh. Yusuf Dawud; Badiatud Durroh; Joko Hadi Susilo; Fina Sulistiya Ningsih; Eko Wahyu Abriyandoko; deviana diah probowati
Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama Vol. 24 No. 1 (2024):
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/aplikasia.v24i1.3589

Abstract

The agricultural cultivation system in Banggle Village, Lamongan Regency, has several problems that are worrying the youth of the Danyang Youth Association of Banggle Village. Farmers in this village still rely heavily on the use of chemical fertilizers as protection and nutrition for their plants. The training program for making liquid organik fertilizer in Banggle village provides a long-term solution for farmers and a more productive soil life. Another problem that occurs is the management of household waste that has accumulated and been wasted in the village, which has the potential to be used as liquid organik fertilizer. The program implementation method is carried out by examining several existing problems, then holding joint discussions to find solutions to the problems faced, and then implementing them through training and outreach. The results of community service generally went well and were in accordance with the planned PKM objectives, namely managing household waste well and effectively and training partners to make liquid organik fertilizer from household waste. ===================================== Sistem budidaya pertanian di desa Banggle Kabupaten Lamongan terdapat beberapa permasalahan yang menjadi keresahan pemuda Paguyuban Danyang desa Banggle, petani di desa tersebut masih sangat mengandalkan penggunaan pupuk kimia sebagai proteksi dan nutrisi tanaman mereka. Program pelatihan pembuatan pupuk organik cair di desa Banggle memungkinkan menjadi solusi jangka Panjang bagi petani dan umur tanah yang lebih produktif.  Permasalahan lain yang terjadi adalah pengelolaan sampah rumah tangga yang menumpuk dan terbuang di desa tersebut cukup memiliki potensi untuk dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair. Metode pelaksanaan program dilakukan dengan mengkaji beberapa permasalahan yang ada, selanjutnya melakukan diskusi secara Bersama untuk mencari solusi permasalahan yang dihadapi kemudian diimplementasikan dengan pelatihan dan sosialisasikan. Hasil dari pengabdian masyarakat secara umum berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan PKM yang direncanakan yaitu mengelola sampah rumah tangga dengan baik dan efektif dan melatih mitra membuat pupuk organik cair berbahan dasar sampah rumah tangga.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR DI DESA SIMBATAN KECAMATAN KANOR KABUPATEN BOJONEGORO Durroh, Badiatud; Masahid, Masahid
JURNAL AGRIMANSION Vol 26 No 1 (2025): Jurnal Agrimansion April 2025
Publisher : Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v26i1.1769

Abstract

Usaha peternakan ayam petelur merupakan usaha sebagai penghasil sumber protein yang murah dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya, sehingga siklus perputaran usaha sangat besar dan cepat. Namun demikian usaha peternakan ayam petelur masih sangat fluktuatif harganya karena komponen yang mendukung proses produksinya sangat bergantung pada faktor produksi lainya seperti pakan dan lain-lain. Pengembangan usaha adalah proses yang melibatkan upaya untuk memperluas atau meningkatkan bisnis yang sudah ada, baik melalui ekspansi produk atau layanan, penetrasi pasar baru, diversifikasi portofolio, atau inovasi produk dan proses. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pengembangan peternakan ayam petelur di Desa Simbatan Kecamatan Kanor. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analis SWOT dan Analisis QSPM. Analisis SWOT dan QSPM merupakan metode yang digunakan untuk menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan saat ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi tepat yang dapat diterapkan oleh usaha peternakan ayam petelur di Desa Simbatan saat ini adalah strategi grow and build (tumbuh dan bina) dengan cara menjalin kerjasama dengan instansi terkait. Dikarenakan alternatif strategi ini memperoleh Total Attractive Score (TAS) sebesar 6,33 yang paling tinggi dibandingkan dengan alternatif strategi lainnya.
Model Pengembangan Agribisnis Tembakau Berkelanjutan dengan Menggunakan Metode Analytic Network Process (ANP) di Kabupaten Bojonegoro Muafidah, Lailia; Durroh, Badiatud; Masahid, Masahid
Mimbar Agribisnis : Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 10, No 2 (2024): Juli 2024
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v10i2.14207

Abstract

Government policy to strive for the welfare of farmers, allocate the Tobacco Product Excise Revenue Sharing Fund (DBHCHT) to the form of fiscal decentralization which is distributed to tobacco-producing provinces to be used as improving the quality of raw materials, industrial development, social environment development, subsidence and assistance for seeds, seeds, fertilizers and production infrastructure as well as socialization of provisions in the excise sector to achieve sustainable agricultural development goals. The largest tobacco producing areas in Bojonegoro Regency include Kedungadem, Kepohbaru, Sugihwaras, Sumberjo and Baureno.  Therefore, with this policy, it is necessary to know the strategic priorities in the development of environmentally friendly tobacco agribusiness in accordance with the concept of the dimension of sustainable agricultural development which uses five dimensions, namely ecological, economic, social, institutional and technological with the Analytic Network Process (ANP) method. The study used primary data with questionnaire tools to expert respondents, namely the Head of the Bojonegoro Food Security and Agriculture Office, 5 agricultural extension workers and heads of farmer groups and 100 tobacco farmers in Bojonegoro Regency. There are 6 sustainable agribusiness development strategies, namely improving the production and quality of tobacco organically, regular counseling, tobacco agribusiness integrating between subsystems, the existence of financial institutions for the expansion of farmer capital, expanding partnerships between tobacco farmers and the private sector and the government and finally agricultural technology assistance for farmers. The main priority of the sustainable agribusiness development strategy is to improve the production and quality of tobacco organically.
PENDAMPINGAN UMKM KRIPIK TEMPE MELALUI INOVASI KEMASAN PRODUK SEBAGAI UPAYA STRATEGI PEMASARAN DI DESA BENDO KEC. KAPAS KAB. BOJONEGORO Durroh, Badiatud; Yusuf , Moh.
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 6 (2023): Volume 4 Nomor 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i6.20941

Abstract

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia.Peranan UMKM di Indonesia dalam menopang perekonomian di Indonesia cukup signifikan. Permasalahan yang dihadapi mitra saat ini adalah Peralatan dan teknologi yang digunakan dalam proses pengemasan produk masih sangat sederhana sehingga kurang produktif dan hasilnya kurang bagus.,Mitra masih belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang cara mengelola usaha dengan baik dan bagaimana memasarkan produknya secara luas. Adapun tujuan dari Kegiatan Pengabdian Kepada masyarakat (PKM) ini antara lain adalah memperbaiki proses produksi dan pemasaran menjadi lebih baik, produktif, dan lebih cepat dengan menggunakan peralatan yang lebih modern , memperkenalkan produk mitra kepada masyarakat yang lebih luas dan meningkatkan pengetahuan mitra tentang mengelola usaha yang baik dan cara memperluas jaringan pemasaran bagi produk yang dihasilkan. Solusi yang ditawarkan pada program pengabdian masyarat ini adalah Pendampingan terkait pengemasan produk, mulai dari desain kemasan hingga pacaking , memberikan pelatihan dan pendampingan terkait proses pemasaran dengan digital marketing. Hasil yang di dapatkan adalah UMKM sudah memiliki kemasan produk dan kemasan produk. UMKM keripik tempe mukadas Sudah memiliki media promosi melalui offline yaitu berupa papan nama, dan mempunyai media online berupa wa bisnis, facebook, dan Instagram.
Aplikasi Waktu Inokulasi Mikoriza Untuk Untuk Peningkatan Pertumbuhan Berbagai Macam Bibit Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum) Durroh, Badiatud; Margianti, Yenny Sri; Rahmanto, Ardian
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v6i1.3859

Abstract

AbstrakPeningkatan produksi tanaman tebu dapat dilakukan melalui cara ektensifikasi dan intensifikasi. Peningkatan produksi secara ekstensifikasi yaitu dengan cara melakukan perluasan areal untuk tanaman tebu sehingga produksi yang dihasilkan meningkat jika lahan yang diusahakan bertambah. Kemudian intensifikasi yaitu dengan cara melalakukan peningkatan kualitas teknologi budidaya tanaman tebu salah satunya dengan penggunaan varietas yang unggul. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan dimulai bulan Agustus sampai Oktober 2021 di Kebun Percobaan Mandiri Desa Bendo Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode percobaan factorial dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 2 perlakuan yaitu: berbagai macam bibit (B) yang terdiri dari 3 aras dan waktu inokulasi mikoriza (M) terdiri dari 4 aras. Diperoleh 12 kombinasi perlakuan yaitu 3 macam bibit tebu, 4 macam waktu inokulas imikoriza, dengan 5 ulangan. Jumlah bibit yang digunakan adalah 3 berbeagai macam bibit tebu x 4 macam waktu inokulas imikoriza x 5 ulangan = 60 bibit tebu. Untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan dilakukan pengujian dengan menggunakan DMRT pada jenjang nyata 5%.Kata Kunci: Mikoriza, Bibit Budchip, Budshet, Bagal