Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PERBANDINGAN METODE HIDROLISIS ASAM DAN BASA TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ASAM OKSALAT Harlia, Andi Hairil Alimuddin, Irma Ramadhani Febriaty,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 5, No 4 (2016): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.939 KB)

Abstract

Asam oksalat merupakan senyawa dikarboksilat yang dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam sintesis berbagai produk kimia pada industri hilir. Telah dilakukan pada penelitian ini sintesis asam oksalat dari tandan kosong kelapa sawit. Sintesis dilakukan dengan menggunakan dua metode hidrolisis yaitu dengan metode asam (asam nitrat) dan metode basa (natrium hidroksida). Konsentrasi asam nitrat dan natrium hidroksida yang digunakan masing-masing 3, 4, 5 dan 6 M. Waktu reaksi divariasikan 60, 75, 90 dan 105 menit. Kondisi terbaik untuk pembuatan asam oksalat diperoleh dari oksidasi selulosa menggunakan asam nitrat 6 M dengan waktu reaksi 75 menit, rendemen yang dihasilkan sebesar 79,58%. Hasil tersebut lebih banyak daripada reaksi hidrolisis selulosa menggunakan NaOH 6 M dengan waktu reaksi 105 menit. Reaksi hidrolisis pada kondisi tersebut hanya menghasilkan  5,22% rendemen. Berdasarkan rendemen yang dihasilkan, metode hidroilisi asam lebih baik dari pada metode basa. Karakterisasi asam oksalat dilakukan menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan Spektrofotometer Massa (MS). Hasil FTIR metode basa menunjukkan adanya serapan OH (3411,8 cm-1), C=O (1687,6 cm-1), C-O (1263,3 cm-1), C-H alifatik (2925,8 cm-1), Sedangkan untuk metode asam  menunjukkan adanya serapan OH (3402,43 cm-1), C=O (1620,21 cm-1), C-O (1126,43 cm-1), C-H alifatik (2939,52 cm-1). Hasil Analisis GC-MS menunjukkan berat molekul sampel sesuai dengan berat molekul dari asam oksalat. Kata kunci : asam oksalat, TKKS, asam, basa
Transepidermal Water Loss Value Comparison Between Tengkawang and Durian Seed Oil Lotion Febriaty, Irma Ramadhani; Usman, Thamrin; Alimuddin, Andi Hairil
Jurnal Natur Indonesia Vol 18, No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (860.444 KB) | DOI: 10.31258/jnat.18.1.20-30

Abstract

Body epidermis has an important health function to prevent body dehydration. This research aims to compare Transepidermal Water Loss (TEWL) values between durian seed oil and tengkawang oil. Skin that had been applied with tengkawang oil and durian seed oil lotion were tested for irritation and TEWL values. The tengkawang oil had an acid number of 17 g/mol and contained  8.54 % free fatty acid, while the durian seed oil had an acid number of 6.34 g/mol and contained 2.89 % free fatty acid.  Irritation testing was done using lotion containing 100 % of each oil. TEWL analysis on skin applied with the tengkawang oil lotion after 1 hour showed that the lotion could reduce epidermal water evaporation by 35.23 % compared to the skin condition before treatment.  Epidermal water evaporation reduction at the second, third and fourth hours after the tengkawang oil lotion application was 31.33 %, 33.93 % and 27.9 %, respectively. TEWL analysis on skin applied with the durian seed oil lotion after 1 hour showed that the lotion could reduce epidermal water evaporation by 11.34 % compared to the skin condition before treatment.  Epidermal water evaporation was reduced 14.64 %, 10.53 % and 2.99 % at the second, third and fourth hours after application of the durian seed oil. Based on these results, it can be concluded that tengkawang oil gives better TEWL values compared to durian seed oil.
Perancangan Sistem Informasi Monitoring Lingkungan Laboratorium Sains Dasar dan Kelautan Berbasis IoT Robin Saputra; Santoso, Hendi; Saputra, Robin; Bibas, Elpe; Kurnia, Fitriyan; Ramadhani Febriaty, Irma; Tri Utami, Naniek; Siti Shofiyah, Sofi
Informatics and Computer Engineering Journal Vol 5 No 1 (2025): Periode Februari 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/icej.v5i1.7866

Abstract

Pengelolaan lingkungan laboratorium yang optimal sangat penting untuk menjaga kualitas penelitian dan aktivitas akademik, khususnya di laboratorium Kelautan dan Sains Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan alat monitoring suhu dan kelembaban udara berbasis Internet of Things (IoT) yang terintegrasi dengan platform web. Alat ini menggunakan sensor DHT22 untuk pengukuran suhu dan kelembaban, yang hasilnya ditampilkan secara real-time melalui website https://maritech.id/SmartLabMonitor/. Sistem ini dirancang dengan fitur pemantauan jarak jauh yang didukung oleh database khusus untuk menyimpan data historis. Pengujian menunjukkan bahwa akurasi sensor DHT22 dibandingkan dengan higrometer mencapai lebih dari 95%, membuktikan keandalan alat ini dalam memantau kondisi lingkungan laboratorium. Dengan keberhasilan rancang bangun ini, alat yang dikembangkan diharapkan dapat mendukung efisiensi manajemen lingkungan laboratorium sekaligus memberikan kontribusi nyata dalam penerapan teknologi IoT di bidang pendidikan dan penelitian.
Pemanfaatan Pati Limbah Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) Sebagai Edible Coating Untuk Memperpanjang Umur Simpan Buah Langsat (Lansium Domesticum L.) Febriaty, Irma Ramadhani; Utami, Naniek Tri; santoso, Hendi; Munandar, Rizqan Khairan
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 7, No 1 (2025): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jtpp.v7i1.11999

Abstract

Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, khususnya buah-buahan tropis seperti langsat. Namun, buah langsat memiliki umur simpan yang sangat pendek dengan perubahan warna kulit menjadi coklat setelah 3 hari penyimpanan pada suhu ruang. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan limbah biji rambutan sebagai bahan edible coating untuk memperpanjang umur simpan buah langsat. Metode penelitian mencakup preparasi biji rambutan, pembuatan pati, formulasi edible coating dengan berbagai konsentrasi (0-5%), dan aplikasinya pada buah langsat. Parameter yang diamati selama 7 hari penyimpanan meliputi padatan terlarut, susut bobot, kadar air, dan uji organoleptik, serta karakterisasi FTIR untuk analisis gugus fungsi. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan P2 menunjukkan performa optimal dalam mempertahankan padatan terlarut dengan nilai tertinggi (28,90635%) pada hari ke-7. Perlakuan P1 terbukti paling efektif dalam menghambat susut bobot (4,95840%) dibandingkan perlakuan lainnya yang berkisar antara 23,89951-29,55146%. Untuk kadar air, perlakuan P2 memiliki kemampuan terbaik mempertahankan kadar air (64,94%) pada hari ke-7, jauh lebih tinggi dibandingkan kontrol (56,20%). Uji organoleptik menunjukkan konsentrasi 3-4% memberikan hasil optimal dalam mempertahankan kualitas warna, bau, tekstur, dan rasa hingga hari ke-5. Analisis FTIR mengonfirmasi adanya gugus hidroksil (-OH) pada 3313.33 cm⁻¹, gugus karbonil (C=O) pada 1636.82 cm⁻¹, dan gugus C-O pada kisaran 1000-1200 cm⁻¹, yang membuktikan kemiripan struktur dengan pati kentang. Penelitian ini membuktikan potensi pemanfaatan limbah biji rambutan sebagai bahan edible coating yang efektif untuk memperpanjang umur simpan buah langsat.
Analysis of Lead (Pb) and Zinc (Zn) Heavy Metal Levels in Coastal Waters of Lemukutan Island, Bengkayang Regency Utami, Naniek Tri; Febriaty, Irma Ramadhani; Munandar, Rizqan Khairan; Santoso, Hendi; Bahri, Samsul
Jurnal Perikanan Terpadu Vol 6, No 1 (2025): Jurnal Perikanan Terpadu Volume 6 Nomor 1
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jpterpadu.v6i1.11829

Abstract

The waters of Teluk Surau, Lemukutan Island, Bengkayang Regency are part of a Conservation Area that is the center of economic activities such as pearl shell cultivation, fishing, tourist transportation and settlement. These activities have the potential to pollute waters with heavy metals lead (Pb) and zinc (Zn) which can disrupt ecosystems and public health. This study aims to analyze the concentration of heavy metals Pb and Zn based on location characteristics and human activities in the waters. Sampling was conducted at four strategic points representing residential areas, pearl mussel farms, docks and control areas (no activity). Water samples were taken at a depth of 30 cm, then preserved with HNO₃ until pH ≤ 2 and analyzed using Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). The results showed that Pb concentrations ranged from 0.1385-0.1763 mg/L, with the highest concentrations found in residential areas and docks (0.1763 mg/L) and the lowest concentrations in areas without activities (0.1385 mg/L). Zn concentrations ranged from 0.0061-0.0140 mg/L, the highest concentration in the dock area (0.0140 mg/L) and the lowest concentration in the pearl mussel cultivation area (0.0061 mg/L). All sampling locations showed Pb concentrations far exceeded the seawater quality standard for marine tourism (0.005 mg/L) according to Government Regulation No. 22 of 2021 appendix VIII on the Implementation of Environmental Protection and Management, while Zn concentrations were still below the standard.
Production of Liquid Organic Fertilizer from Pineapple Peel Waste Using EM4 as a Bioactivator Mandasari, Weni; Prawiranti, Yulizar; Shofiyah, Sofi Siti; Febriaty, Irma Ramadhani; Utami, Naniek Tri
Jurnal Kimia Fullerene Vol 10 No 2 (2025): Fullerene Journal Of Chemistry
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37033/fjc.v10i2.741

Abstract

Pineapple peel waste is an abundant agricultural residue that remains underutilized. This study aims to produce liquid organic fertilizer (LOF) from pineapple peels using EM4 bioactivator, cow manure, rice-washing water, and palm sugar through a 30-day fermentation process. Fermentation performance was monitored via daily temperature and pH, along with nutrient content analysis including nitrogen (N), phosphorus (P), potassium (K), and organic carbon (C-organic). The results showed temperature ranged from 27.9–32.3°C and pH between 3.0–4.0, within the optimal range for microbial activity. However, nutrient concentrations of N (0.153%), P (0.116%), K (0.105%), and C-organic (1.58%) did not meet the Indonesian National Standard (SNI 261/2019). This indicates that pineapple peel alone requires nutrient-rich additives to produce standard-compliant LOF. This study highlights the potential of pineapple peel waste as an eco-friendly LOF source, emphasizing the need for further formula optimization.
Perancangan Sistem Informasi Monitoring Lingkungan Laboratorium Sains Dasar dan Kelautan Berbasis IoT Santoso, Hendi; Saputra, Robin; Bibas, Elpe; Kurnia, Fitriyan; Ramadhani Febriaty, Irma; Tri Utami, Naniek; Siti Shofiyah, Sofi
Informatics and Computer Engineering Journal Vol 5 No 1 (2025): Periode Februari 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/icej.v5i1.7866

Abstract

Pengelolaan lingkungan laboratorium yang optimal sangat penting untuk menjaga kualitas penelitian dan aktivitas akademik, khususnya di laboratorium Kelautan dan Sains Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan alat monitoring suhu dan kelembaban udara berbasis Internet of Things (IoT) yang terintegrasi dengan platform web. Alat ini menggunakan sensor DHT22 untuk pengukuran suhu dan kelembaban, yang hasilnya ditampilkan secara real-time melalui website https://maritech.id/SmartLabMonitor/. Sistem ini dirancang dengan fitur pemantauan jarak jauh yang didukung oleh database khusus untuk menyimpan data historis. Pengujian menunjukkan bahwa akurasi sensor DHT22 dibandingkan dengan higrometer mencapai lebih dari 95%, membuktikan keandalan alat ini dalam memantau kondisi lingkungan laboratorium. Dengan keberhasilan rancang bangun ini, alat yang dikembangkan diharapkan dapat mendukung efisiensi manajemen lingkungan laboratorium sekaligus memberikan kontribusi nyata dalam penerapan teknologi IoT di bidang pendidikan dan penelitian.