Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

STRUKTUR KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM CERPEN “ISTRI SEMPURNA” KARYA AVEUS HAR: PERSONALITY STRUCTURE OF THE MAIN CHARACTERS IN THE SHORT STORY “THE PERFECT WIFE” BY AVEUS HAR Mardatillah, Rahmi; Sri Mulyani R
AUFKLARUNG: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol. 4 No. 3 (2025): FEBRUARI-MARET TAHUN 2025
Publisher : Education and Talent Development Center of Indonesia (ETDC Indonesia).

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51574/aufklarung.v4i3.3163

Abstract

Cerpen “Istri Sempurna” karya Aveus Har merupakan cerpen terbaik pilihan Kompas tahun 2023. Cerpen ini menceritakan tentang tokoh utama (Aku) yang menikahi gynoid (robot). Awalnya pernikahan tersebut berjalan sempurna sesuai keinginan tokoh Aku. Namun, lama-kelamaan, tokoh Aku menyadari bahwa ia telah terperdaya oleh hasrat biologis dan kesempurnaan istrinya yang menyebabkannya mulai mengalami kebangkrutan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur kepribadian tokoh utama dalam cerpen “Istri Sempurna” karya Aveus Har dengan menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Dalam hal ini, teori struktur kepribadian yang terdiri atas id, ego, dan superego. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif. Adapun data yang digunakan beruapa data kualitatif berupa kutipan-kutipan cerpen “Istri Sempurna” karya Aveus Har yang berkaitan dengan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Data tersebut dikumpulkan melalui studi pustaka dengan teknik simak catat. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan teori struktur kepribadian melalui tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur kepribadian tokoh utama dalam cerpen “Istri Sempurna” karya Aveus Har terdiri atas id, ego, dan superego. Namun, kepribadiannya didominasi oleh ego, utamanya pada saat pengambilan keputusan. Tokoh utama lebih mengedepankan egonya dalam pengambilan keputusan-keputusan dalam hidup. Ia cenderung memutuskan sesuatu dengan cara memperhatikan realitas dan mengabaikan moralitas.
ANALISIS NILAI MORAL LAGU “SELALU ADA DI NADIMU” DAN “DENGAR HATIMU” DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN: ANALYSIS OF MORAL VALUES OF THE SONG “SELALU ADA DI NADIMU” AND “DENGAR HATIMU” FROM AN EDUCATIONAL PERSPECTIVE Mardatillah, Rahmi; Hasbi, Nur
AUFKLARUNG: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol. 4 No. 3 (2025): FEBRUARI-MARET TAHUN 2025
Publisher : Education and Talent Development Center of Indonesia (ETDC Indonesia).

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51574/aufklarung.v4i3.3304

Abstract

Lagu seharusnya tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan, tetapi juga dapat menjadi media pembelajaran yang memperluas wawasan, meningkatkan pengetahuan, dan mendorong perubahan positif dalam moralitas pelajar. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis nilai-nilai moral yang terkandung dalam lirik lagu “Selalu Ada di Nadimu” dan “Dengar Hatimu,” yang merupakan soundtrack dari film “Jumbo.” Menggunakan desain deskriptif kualitatif, penelitian ini berfokus pada pemahaman mendalam tentang bagaimana lirik-lirik tersebut dapat diterapkan dalam konteks pendidikan karakter. Proses pengumpulan data melibatkan pembacaan dan dokumentasi lirik, serta analisis bagian-bagian penting yang mengandung makna. Hasil analisis menunjukkan bahwa kedua lagu tersebut menyampaikan pesan-pesan moral yang relevan, seperti ketahanan, penerimaan emosi, dukungan, harapan, serta pentingnya cinta dan kepedulian. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan wawasan baru mengenai penggunaan seni, khususnya lirik lagu, sebagai alat pengajaran yang efektif untuk membentuk karakter dan nilai-nilai moral generasi muda. Penelitian ini juga menyarankan implementasi lirik dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran moral di kalangan peserta didik.
SEXISM AND GENDER CONSTRUCTS IN THE NOVEL TUHAN IZINKAN AKU MENJADI PELACUR: A CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS Hasbi, Nur; Mardatillah, Rahmi; Neyarasmi, Fadilah
JURNAL KONFIKS Vol 12 No 1 (2025): KONFIKS
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/konfiks.v12i1.18000

Abstract

This study examines acts of sexism in the novel Tuhan Ijinkan Aku Menjadi Pelacur through a qualitative approach using critical discourse analysis. Data collection was carried out through documentation studies. The data were then analyzed through three stages, namely description, interpretation, and explanation. This study focuses on textual excerpts that contain sexist elements against men and women. Through a critical discourse analysis approach, the novel Tuhan Ijinkan Aku Menjadi Pelacur by Muhidin M. Dahlan reveals how language and narrative are used to reproduce, challenge, and deconstruct male power over women and female power over men in society. The research findings reveal two main forms of sexism in the novel. First, sexism against men is depicted through gender stereotypes that depict men as strong, responsible, and the main breadwinners for the family. In addition, men in the novel experience various forms of violence and sexual harassment, including physical violence and verbal abuse. This depiction reinforces rigid gender expectations that limit male identity to certain roles and behaviors. Second, sexism against women is manifested through stereotypes that impose expectations of nurturing, obedience, and moral purity. Women are subjected to acts of violence and sexual harassment, reflecting the broader social injustices they face. The novel illustrates how gender constructs contribute to oppression and inequality. Through its narrative, Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur presents sexism as a multidimensional issue that affects both genders. A critical discourse analysis of the novel reveals that the work not only presents the personal narratives of a woman and a man, but also serves as a tool for social critique that challenges gender constructs and sexism that are deeply rooted in society. The novel encourages readers to reflect on and question social and religious norms that have been accepted uncritically, and advocates for the importance of gender equality and individual freedom.
NILAI KEARIFAN LOKAL MAKASSAR DALAM PUISI AMMAKKU KARYA ANDIS PRATAMA SULASWATI KAHMUS: THE VALUES OF LOCAL WISDOM OF MAKASSAR IN THE POEM AMMAKKU BY ANDIS PRATAMA SULASWATI KAHMUS Mardatillah, Rahmi; Fadilah Neyarasmi
AUFKLARUNG: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol. 4 No. 5 (2025): JUNI-JULI TAHUN 2025
Publisher : Education and Talent Development Center of Indonesia (ETDC Indonesia).

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51574/aufklarung.v4i5.3961

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai kearifan lokal Makassar dalam puisi Ammakku karya Andis Pratama Sulaswati Kahmus. Puisi ini dipilih karena mampu memadukan pengalaman pribadi pengarang dengan nilai budaya Makassar, khususnya prinsip siri’ na pacce, yang menekankan penghormatan, bimbingan moral, dan tanggung jawab sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode analisis teks sastra. Data utama berupa teks puisi Ammakku, sedangkan data pendukung diperoleh dari literatur dan penelitian terdahulu tentang sastra daerah dan kearifan lokal. Analisis dilakukan melalui pendekatan hermeneutik dan thick description dengan menafsirkan simbol, diksi, dan metafora dalam konteks budaya Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puisi Ammakku memuat lima nilai utama kearifan lokal, yaitu: (1) bahasa sebagai identitas budaya; (2) nilai siri’ na pacce sebagai dasar moral; (3) nilai pendidikan dan keteladanan; (4) nilai religius dan etika hidup; serta (5) nilai kasih sayang dan keteguhan. Puisi ini menegaskan bahwa ibu dalam budaya Makassar bukan sekadar figur keluarga, melainkan simbol kebijaksanaan, perlindungan, dan sumber moralitas. Melalui ekspresi puitik yang kaya simbol dan berakar pada bahasa daerah, Ammakku menjadi media pelestarian nilai-nilai luhur dan identitas budaya lokal. Dengan demikian, karya ini tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga relevan sebagai media pendidikan karakter berbasis kearifan lokal Makassar.
KEARIFAN LOKAL DALAM TOPONIMI NAMA JALAN BERBAHASA MAKASSAR DI KOTA MAKASSAR: LOCAL WISDOM IN THE TOPONYMY OF STREET NAMES IN MAKASSAR LANGUAGE IN MAKASSAR CITY Mardatillah, Rahmi
AUFKLARUNG: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol. 4 No. 5 (2025): JUNI-JULI TAHUN 2025
Publisher : Education and Talent Development Center of Indonesia (ETDC Indonesia).

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51574/aufklarung.v4i5.3960

Abstract

Penelitian ini berfokus menyelidiki kearifan lokal yang terdapat dalam penamaan jalan yang berbahasa Makassar di Kota Makassar. Nama-nama jalan tidak hanya berfungsi sebagai penunjuk lokasi, tetapi juga mencerminkan identitas budaya, sejarah, dan pandangan hidup masyarakat. Dalam era modern, makna filosofis di balik penamaan jalan sering kali diabaikan, sehingga penting untuk menyelidiki kembali arti linguistik dan budaya yang diturunkan melalui bahasa Makassar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan analitis. Data yang diperoleh mencakup 105 nama jalan yang dikumpulkan melalui dokumentasi arsip resmi dan pengamatan langsung, lalu dianalisis dari segi semantik dan budaya. Temuan penelitian menunjukkan bahwa penamaan jalan di Kota Makassar dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, yaitu: (1) berbasis alam, mencerminkan flora, fauna, dan lanskap geografis; (2) memuat nilai filosofis, doa, serta harapan kolektif; (3) merekam aktivitas sosial dan kebiasaan masyarakat; serta (4) berkaitan dengan tokoh, gelar, atau struktur sosial. Analisis semantik mengungkap adanya makna leksikal dan konotatif yang saling berlapis, seperti prefiks tama- yang menandakan keteguhan dan ketahanan. Sementara itu, analisis kultural menegaskan bahwa nama jalan merupakan teks budaya yang menyimpan kearifan lokal, religiusitas, serta penghormatan terhadap lingkungan dan tokoh berpengaruh. Temuan ini menegaskan bahwa toponimi berbahasa Makassar memiliki fungsi edukatif, identitas kolektif, sekaligus media pelestarian budaya. Oleh karena itu, pelibatan pengetahuan toponimi dalam pendidikan dan kebijakan publik sangat penting untuk menjaga keberlanjutan identitas lokal di tengah arus globalisasi.
DEKONSTRUKSI KONSEP MORALITAS DALAM CERPEN MENCICIPI SEDIKIT DOSA KARYA ERA ARI ASTANTO: DECONSTRUCTION OF THE CONCEPT OF MORALITY IN THE SHORT STORY TASTING A LITTLE BIT OF SIN BY ERA ARI ASTANTO Mardatillah, Rahmi; HASBI, NUR
AUFKLARUNG: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol. 4 No. 6 (2025): AGUSTUS-SEPTEMBER TAHUN 2025
Publisher : Education and Talent Development Center of Indonesia (ETDC Indonesia).

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51574/aufklarung.v4i6.3962

Abstract

Penelitian ini menganalisis cerpen Mencicipi Sedikit Dosa karya Era Ari Astanto menggunakan pendekatan dekonstruksi Jacques Derrida yang diperkaya teori psikologi sastra mutakhir. Fokus kajian diarahkan pada pembongkaran oposisi biner moralitas (baik–buruk, dosa–pahala), fragmentasi identitas tokoh, serta trauma psikologis akibat benturan norma religius yang kaku dengan pengalaman manusia yang cair. Metode penelitian bersifat kualitatif dengan teknik pembacaan dekonstruktif, triangulasi teori sastra, psikologi, dan filsafat moral, serta analisis teks mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa moralitas dalam cerpen tidak tampil sebagai kebenaran absolut, melainkan konstruksi rapuh yang selalu dinegosiasikan. Tokoh Riung Samudra direpresentasikan sebagai subjek liminal, berada di ruang ambang antara kepatuhan dan pembangkangan. Sementara itu, kematian Jalad menghadirkan trauma yang menyingkap dampak destruktif norma moral rigid. Akhir cerita memperlihatkan moralitas bersifat siklikal, diwariskan lintas generasi melalui narasi yang tidak pernah final.
MANIFESTASI NILAI-NILAI KEMANUSIAAN DALAM PUISI JOKO PINURBO TENTANG PANDEMI COVID-19: MANIFESTATION OF HUMAN VALUES IN JOKO PINURBO'S POETRY ABOUT THE COVID-19 PANDEMIC Mardatillah, Rahmi
AUFKLARUNG: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol. 2 No. 5 (2023): JUNI-JULI TAHUN 2023
Publisher : Education and Talent Development Center of Indonesia (ETDC Indonesia).

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51574/aufklarung.v2i5.3963

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap manifestasi nilai-nilai kemanusiaan dalam dua puisi karya Joko Pinurbo yang bertema pandemi COVID-19, yakni “Maut Tersenyum” dan “Di Rumah Sakit.” Kedua karya tersebut menggambarkan refleksi mendalam atas kondisi manusia yang terjebak antara ketakutan dan harapan di masa krisis global. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan humanisme dan hermeneutik sastra. Data dikumpulkan melalui teknik dokumentasi dan pembacaan mendalam (close reading) terhadap teks puisi. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi dan menafsirkan simbol, citraan, serta diksi yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai kemanusiaan yang terepresentasi dalam puisi Joko Pinurbo meliputi empat aspek utama, yaitu: (1) empati dan solidaritas sosial, (2) kesadaran akan kematian dan kerentanan manusia, (3) kasih sayang dan tanggung jawab moral, serta (4) spiritualitas dan refleksi diri. Keempat nilai tersebut diungkapkan melalui gaya bahasa sederhana namun sarat makna simbolik. Melalui puisinya, Joko Pinurbo menegaskan bahwa pandemi bukan sekadar bencana biologis, melainkan momentum reflektif untuk menumbuhkan kasih, kesadaran, dan harapan dalam diri manusia. Dengan demikian, karya-karya Jokpin tidak hanya berfungsi sebagai ekspresi estetis, tetapi juga sebagai media moral dan spiritual yang meneguhkan kembali hakikat kemanusiaan.