Pendahuluan: Kekuatan genggaman tangan merupakan indikator penting dari status fungsional dan kesehatan otot secara umum. Penurunan kekuatan otot, khususnya pada perempuan dewasa, berkaitan erat dengan risiko disabilitas, penurunan kemandirian, dan peningkatan kejadian sindrom geriatrik. Usia dan gangguan metabolik seperti hiperglikemia diketahui turut memengaruhi fungsi otot, namun bukti empiris pada populasi perempuan dewasa di Indonesia masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prediktivitas usia dan kadar gula darah puasa terhadap kelemahan kekuatan genggaman tangan pada perempuan dewasa. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang multicenter yang melibatkan 325 perempuan dewasa di DKI Jakarta. Data dikumpulkan melalui pengukuran kekuatan genggaman tangan menggunakan dinamometer digital dan pemeriksaan kadar gula darah puasa (GDP) melalui metode kapiler. Analisis Receiver Operating Characteristic (ROC) dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan prediktif usia dan GDP terhadap kelemahan kekuatan otot (cut-off <18 kg), dengan interpretasi nilai Area Under the Curve (AUC). Uji beda antar kelompok juga digunakan untuk membandingkan rerata usia dan GDP antara kelompok dengan kekuatan otot lemah dan normal. Hasil: Usia menunjukkan kemampuan prediktif yang baik terhadap kelemahan kekuatan genggaman dengan AUC tinggi dan signifikansi statistik kuat. Sementara itu, GDP juga berhubungan signifikan dengan kelemahan otot, namun memiliki AUC lebih rendah, mengindikasikan kekuatan prediksi yang lebih lemah. Kelompok dengan kelemahan genggaman tangan cenderung memiliki usia dan kadar GDP yang lebih tinggi dibandingkan kelompok dengan kekuatan normal. Kesimpulan: Usia merupakan faktor prediktif utama kelemahan kekuatan otot pada perempuan dewasa, sedangkan GDP memberikan kontribusi lebih rendah tapi signifikan. Hasil ini menegaskan pentingnya skrining multifaktorial, sebagai pencegahan dini penurunan fungsi otot.