Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Deteksi Dini Gangguan Gizi Melalui Pengukuran Status Gizi di Sekolah Dasar Negeri Caringin Nunggal, Ciherang Ernawati , Ernawati; Destra, Edwin; Kurniawan, Junius; Enike, Syilvia Cendy; Khoto, Anthon Eka Prayoga; Fajarivaldi, Kresna Bambang; Syarifah, Andini Ghina
KREATIF: Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara Vol. 4 No. 2 (2024): Juni : Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/kreatif.v4i2.3021

Abstract

Nutritional status is an important determinant of overall health and well-being, having a major influence on growth, development, and overall health outcomes. The prevalence of stunting, wasting, and underweight among children in low- and middle-income countries around the world decreased by 29.1%, 6.3%, and 13.7% respectively between 2006 and 2018. For this investigation, PDCA (Plan-Do-Check-Action Method) is used. A total of 165 people participated in a community outreach initiative conducted in March 2024 at an elementary school located in West Java, Indonesia. Early detection of nutritional status is carried out by taking anthropometric measurements. Nutrition during childhood and adolescence is critical for optimal development, growth, and long-term health. Rapid assessment of nutritional status will facilitate timely interventions aimed at preventing disease and reducing premature mortality
Gambaran Estimasi Laju Filtrasi Glomerulus (eGFR) dan Kreatinin sebagai Indikator Fungsi Ginjal di Yayasan Baptis Cengkareng Indah Hendrawan, Siufui; Santoso, Alexander Halim; Destra, Edwin; Hartono, Eric; Soeltanong, Dianova; Khoto, Anthon Eka Prayoga
SEWAGATI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol. 4 No. 2 (2025): Juni : SEWAGATI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia
Publisher : BADAN PENERBIT STIEPARI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56910/sewagati.v4i2.2355

Abstract

The number of cases of kidney disorders continues to rise, often going unnoticed due to the absence of symptoms in the early stages. Examination of creatinine levels and estimation of glomerular filtration rate (eGFR) can identify impaired kidney function before permanent damage occurs. The habit of drinking enough water is one simple way to maintain kidney function. The activity was carried out using the Plan-Do-Check-Act (PDCA) approach. Officers took venous blood samples aseptically for analysis in the laboratory to assess creatinine levels and calculate eGFR. Participants received the results of the examination along with education about the role of hydration in supporting kidney excretion. The examination involved 62 participants aged 23 to 76 years. The median eGFR value was recorded as 97.0 mL/minute, and creatinine levels ranged from 0.60 to 3.77 mg/dL. Kidney function screening identified participants at risk of decreased excretory capacity. Education about the importance of drinking water regularly needs to be provided to prevent further kidney damage and maintain optimal filtration function.
ASSOCIATION OF GLOMERULAR FILTRATION RATE AND DIABETES PARAMETERS WITH SYMPTOMATIC GERD IN THE ELDERLY POPULATION Martin, Alfianto; Limas, Peter Ian; Santoso, Alexander Halim; Setiawan, Fiona Valencia; Khoto, Anthon Eka Prayoga; Cendi, Sylvia; Firmansyah, Yohanes
Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmmpk.v4i1.34339

Abstract

Background: Gastroesophageal reflux disease (GERD) is common in the elderly, with diabetes and impaired kidney function being potential contributing factors. Poor blood glucose control and declining glomerular filtration rate (GFR) may influence GERD symptoms through metabolic disturbances, delayed gastric emptying, and esophageal dysfunction. Purpose: This study aims to analyze the relationship between GFR, diabetes parameters, and symptomatic GERD in the elderly population to provide insights into their clinical significance. Methods: A cross-sectional study was conducted in 2024 with 93 elderly residents of Bina Bhakti Nursing Home, recruited through total sampling. Symptomatic GERD was assessed using the GERD-Q questionnaire, while GFR was estimated using the CKD-EPI equation. diabetes parameters, including fasting blood glucose, HbA1c, and fasting insulin, were measured via venous blood sampling. Spearman’s correlation test was used to determine associations between these variables. Results: Fasting blood glucose significantly correlated with GERD-Q scores (r = 0.223, p = 0.031), indicating that higher glucose levels were associated with more severe GERD symptoms. However, eGFR (r = 0.034, p = 0.750), HbA1c (r = 0.106, p = 0.310), and fasting insulin (r = -0.075, p = 0.475) demonstrated weak and statistically insignificant correlations with GERD severity. Age also had no significant relationship with GERD-Q scores (r = 0.015, p = 0.884). Conclusion: Poor blood glucose control is significantly associated with GERD severity in the elderly, whereas kidney function and other diabetes parameters show weaker correlations. Optimizing glycemic control may help reduce GERD symptoms and improve overall health outcomes in the elderly population.
KEGIATAN PENGUKURAN KEKUATAN GENGGAMAN TANGAN SEBAGAI BAGIAN DARI SKRINING DAN EDUKASI KESEHATAN OTOT LANSIA Tambunan, Nicholas Albert; Santoso, Alexander Halim; Gunaidi, Farell Christian; Khoto, Anthon Eka Prayoga; Hartono, Eric
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 3 No. 3 (2025): Juni
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v3i3.2575

Abstract

Sarkopenia merupakan kondisi degeneratif yang sering terjadi pada lansia, ditandai dengan penurunan massa dan kekuatan otot yang berdampak signifikan terhadap kualitas hidup dan kemampuan fungsional. Kehilangan massa otot terjadi secara bertahap sejak usia 30 tahun dan meningkat tajam setelah usia 65 tahun, memicu risiko disabilitas, penyakit kardiovaskular, hingga mortalitas. Deteksi dini sarkopenia melalui pengukuran kekuatan genggaman tangan (handgrip strength) dianggap metode efektif dan praktis karena bersifat non-invasif dan mudah dilakukan di lapangan. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan skrining kekuatan genggaman tangan pada populasi dewasa di Cengkareng guna mendeteksi potensi sarkopenia dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kekuatan otot. Metode yang digunakan adalah pendekatan Plan-Do-Check-Action (PDCA) yang bersifat berkelanjutan terhadap suatu proses atau kegiatan. Kegiatan ini dilakukan di Panti Werdha Hana, Tangerang Selatan yang diikuti oleh 36 peserta. Hasil menunjukka bahwa sebanyak 6 orang laki-laki (16.67%) dan 25 orang perempuan (69.44%) masing-masing memiliki Hand Grip Strength yang lemah. Skrining kekuatan genggaman efektif dalam mendeteksi risiko sarkopenia, memungkinkan intervensi dini yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi di usia lanjut. Kata Kunci: Sarkopenia, Kekuatan Genggaman Tangan, Deteksi Dini, Skrining
PEMERIKSAAN LEMAK SUBKUTAN EMPAT TITIK DAN EDUKASI GIZI UNTUK PENCEGAHAN OBESITAS SENTRAL PADA USIA DEWASA Herdiman, Julia; Santoso, Alexander Halim; Destra, Edwin; Khoto, Anthon Eka Prayoga; Philo, Andrew
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 3 No. 3 (2025): Juni
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v3i3.2606

Abstract

Obesitas sentral merupakan faktor risiko utama berbagai gangguan metabolik. Akumulasi lemak di area subkutan sering kali tidak disadari hingga menimbulkan keluhan klinis. Pemeriksaan ketebalan lemak subkutan dengan skinfold caliper empat titik dapat digunakan sebagai metode skrining awal untuk mendeteksi distribusi lemak tubuh yang tidak seimbang akibat asupan kalori berlebih. Kegiatan pemeriksaan dan edukasi dilaksanakan pada 71 peserta dewasa di Sekolah Santo Yoseph, Jakarta Timur. Pemeriksaan ketebalan lipatan kulit dilakukan menggunakan skinfold caliper pada empat titik: biseps, trisep, suprailiaka, dan subskapula. Data dianalisis secara deskriptif berdasarkan kategori nilai rujukan. Hasil kemudian dijadikan dasar penyampaian edukasi kelompok mengenai risiko obesitas sentral. Rerata ketebalan lipatan kulit tertinggi ditemukan pada titik suprailiaka (15,77 mm) dan skapular (13,87 mm). Mayoritas peserta berada dalam kategori rendah, namun proporsi dengan kadar lemak normal hingga tinggi mencapai 30,99% pada suprailiaka dan 30,99% pada subskapula. Titik biseps dan trisep didominasi oleh kategori rendah (94,37% dan 80,28%). Distribusi ini menunjukkan potensi risiko penumpukan lemak sentral pada sebagian peserta. Skinfold caliper empat titik efektif digunakan sebagai alat skrining lapangan untuk mendeteksi potensi obesitas sentral. Hasil pengukuran menjadi dasar edukasi berbasis data yang mampu meningkatkan kesadaran peserta terhadap hubungan antara asupan kalori dan penumpukan lemak subkutan, serta mendorong perubahan perilaku hidup sehat secara preventif. Kata Kunci: Obesitas Sentral, Fat Caliper, Lemak Subkutan, Pemeriksaan Antropometri, Deteksi Dini
Hubungan Kadar 25(OH)D3 dengan Lingkar Betis Pada Kelompok Lanjut Usia di Panti Santa Anna: Studi Potong-Lintang Santoso, Alexander Halim; Lontoh, Susi Olivia; Firmansyah, Yohanes; Yogie, Giovanno Sebastian; Goh, Daniel; Syarifah, Andini Ghina; Teguh, Stanislas Kotska Marvel Mayello; Khoto, Anthon Eka Prayoga
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 7 (2024): Volume 6 Nomor 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i7.13124

Abstract

ABSTRACT The research on vitamin D is still developing until its role in the immune system, the absorption of phosphate from the intestine, and preventing its excretion in the kidneys are known. The prevalence of low levels of vitamin D is high, and recently, it was discovered that there was a relationship between vitamin D deficiency and the incidence of sarcopenia in the elderly. Determining vitamin D levels and the incidence of sarcopenia in the elderly at the Santa Anna Nursing Home. This study was an analytical study with a cross-sectional design conducted on elderly residents of the Santa Anna Nursing Home in July 2023 to assess vitamin D levels and calf circumference to assess sarcopenia. The data obtained were analyzed using Mann-Whitney. Result Of the 32 respondents, the average age was 72.66 years, and 22 (68.7%) respondents were women. It was found that 30 (93.8%) respondents experienced vitamin D deficiency, and 15 (46.9%) respondents experienced sarcopenia. The results of statistical tests showed that there was no difference in the mean levels of vitamin D between the sarcopenic and non-sarcopenic groups. However, the group of patients with sarcopenia had vitamin D levels that tended to be lower compared to the group without sarcopenia (18 vs. 21 ng/mL; MR 15.50 vs. 17.38). There was no statistically significant difference in mean vitamin D levels between the groups with and without sarcopenia. However, there is a tendency for groups of patients with sarcopenia to have vitamin D levels that tend to be lower than those in groups without sarcopenia. Keywords: Vitamin D, Sarcopenia, Elderly  ABSTRAK Hingga saat ini, penelitian terhadap vitamin D terus berkembang hingga diketahui perannya dalam sistem imun, absorpsi fosfat dari usus dan mencegah terekskresinya pada ginjal. Tingginya prevalensi kurangnya kadar vitamin D dan baru-baru ini, diketahui ada hubungan defisiensi vitamin D dengan kejadian sarkopenia pada lansia. Mengetahui kadar vitamin D dengan kejadian sarkopenia pada lansia di Panti Werda Santa Anna. Penelitian ini adalah analitik dengan desain potong lintang yang dilakukan pada lansia penghuni Panti Werdha Santa Anna pada Juli 2023 untuk menilai kadar vitamin D dan lingkar betis untuk menilai sarkopenia. Data yang didapat kemunian dianalisis menggunakan Mann-Whitney. Didapat 32 responden dengan rerata usia 72,66 tahun dan sebanyak 22 (68,7%) responden adalah perempuan. Didapat 30 (93,8%) responden mengalami defisiensi vitamin D dan 15 (46,9%) responden mengalami sarkopenia. Hasil uji statistic didapat hasil tidak terdapat perbedaan rerata kadar vitamin D antara kelompok sarkopenia dan tidak. Namun dapat terlihat bahwa kelompok pasien dengan sarkopenia memiliki kadar vitamin D yang cenderung lebih rendah dibandingan dengan kelompok tanpa sarkopenia (18 vs 21 ng/mL; MR 15,50 vs 17,38). Tidak terdapat perbedaan rerata kadar vitamin D yang bermakna secara statistik antara kelompok dengan atau tanpa sarkopenia. Namun terdapat kecenderungan kelompok pasien dengan sarkopenia memiliki kadar vitamin D yang cenderung lebih rendah dibandingan dengan kelompok tanpa sarkopenia. Kata Kunci: Vitamin D, Sarkopenia, Lanjut Usia