Nur Mutmainna Halim
English Department, Faculty Of Languages And Arts, Universitas Negeri Makassar, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Utilizing TPACK Framework in English Language Instruction for High School Students Rufina Wilda Toding; Abd Halim; Amirullah Abduh; Murni Mahmud; Nur Mutmainna Halim; Rahmah Julianti
JEELS (Journal of English Education and Linguistics Studies) Vol. 11 No. 2 (2024): JEELS November 2024
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kediri, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/jeels.v11i2.3638

Abstract

This century's learning advancement relies on different information technology mediums. Thus, educators must improve their ICT skills to improve learning and academic performance. There are two main goals of this study: 1) to find out how TPACK is used to teach and learn English in high school; and 2) to find out what problems English teachers run into when they try to use TPACK. The type of study being done is qualitative. Interviews, documentation, and observation were some of the methods used to gather information for this study. This study looks at 34 kids from XII IPA and one English teacher. English teachers' TPACK knowledge comes from how well technology fits with their teaching methods and English subject knowledge. Technology lets the teacher apply several instructional strategies for several learning environments. According to the Merdeka Curriculum, technology allows SMA 13 Makassar students to learn at their own pace and according to their choices. The English teacher utilized Quizizz or Google Classroom to handle assignments and provide timely feedback. Network service variability affects student engagement and learning equity. SMA 13 Makassar students may need help with coursework, internet forums, and extracurricular resources. While TPACK-based teaching depends on online resources, unreliable network connectivity limits availability. English teachers needing digital libraries, web-based platforms, or multimedia materials need consistent internet access. Unreliable access to these tools can interfere with courses requiring live quizzes, direct assessments, or online group projects to help students grasp complex English literature.
Peningkatan Literasi Membaca Siswa SD melalui Buku Cerita Bergambar Muhammad Hasbi; Abd. Halim; Fitriani Bakri; Mardiyanah Nasta; Nur Mutmainna Halim
Madaniya Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.1265

Abstract

Literasi membaca merupakan keterampilan fundamental yang menjadi pondasi keberhasilan pembelajaran siswa di semua mata pelajaran. Data terbaru menunjukkan bahwa tingkat literasi membaca siswa di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan negara-negara lain. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi membaca siswa kelas IV SD Inpres Cambaya IV Makassar melalui penggunaan buku cerita bergambar. Pelaksanaan kegiatan berlangsung selama tiga bulan dengan melibatkan 22 orang siswa. Metode pelaksanaan yang digunakan meliputi tiga tahapan: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Implementasi kegiatan diawali dengan melakukan pengenalan dan pembiasaan membaca buku cerita bergambar. Selanjutnya para siswa diajarkan untuk melakukan aktivitas literasi interaktif berbasis buku cerita bergambar. Intervensi berupa program membaca terarah menggunakan 12 judul buku cerita bergambar yang dipilih berdasarkan tingkat keterbacaan dan kesesuaian dengan karakter siswa. Siswa dilibatkan dalam berbagai aktivitas literasi interaktif yang dikembangkan berdasarkan buku cerita bergambar yang telah dibaca. Aktivitas ini mencakup: diskusi terpandu (guided discussion), dramatisasi cerita (story dramatization), dan menulis kreatif (creative writing). Secara umum kegiatan ini dianggap berhasil di mana terdapat peningkatan signifikan rata-rata kemampuan literasi membaca siswa dari kategori rendah dan kurang lancar menjadi kategori sedang dan agak lancar. Hal ini menunjukkan adanya korelasi positif pengaruh media buku cerita bergambar terhadap peningkatan minat baca dan kemampuan literasi siswa. Hasil kegiatan ini dapat menjadi model implementasi program literasi yang efektif dan dapat direplikasi oleh sekolah-sekolah lain dengan karakteristik serupa. Lebih lanjut, kegiatan ini juga diharapkan dapat memperkaya basis pengetahuan mengenai strategi peningkatan literasi membaca yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan siswa di Indonesia.