Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Optimalisasi Pendidikan Inklusi di Indonesia : Tantangan, Permasalahan, dan Strategi Peningkatan Mutu Anella Roveriana Sitanggang; Anggia Puteri; Elrita Br. Nduru; Erra Fazira MT; Fuza Anggriana; Intan Br. Nainggolan; Meitya Rachdaika Siregar; Lili Tanslionva; Windi Dwi Ningsih
Jurnal Nakula : Pusat Ilmu Pendidikan, Bahasa dan Ilmu Sosial Vol. 3 No. 2 (2025): Pusat Ilmu Pendidikan, Bahasa dan Ilmu Sosial
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/nakula.v3i2.1675

Abstract

Inclusive education in Indonesia faces various challenges, including limited teacher competency, minimal facilities and infrastructure, and low community support for Children with Special Needs (ABK). In addition, obstacles such as negative stigma, lack of training for educators, and policies that are not yet optimal also hamper its implementation. To overcome this, training and improving the quality of teachers, provision of adequate facilities, changes in community paradigms through socialization, and collaboration between schools, government, and the community are needed. Inclusive education can only be successful if it is supported comprehensively by all parties, with a strategic and sustainable approach.
EKSISTENSI BAHASA BATAK TOBA DI KOTA MEDAN Firman Matias Simanjuntak; Thria Damayanti Manullang; Yuni Yolanda Situmorang; Fuza Anggriana; Abellia Najwa Nabila; Ika Febriana
Asas: Jurnal Sastra Vol. 14 No. 1 (2025): ASAS : Jurnal Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ajs.v14i1.67234

Abstract

Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi serta identitas suatu masyarakat harus terus dijaga. Namun ada sekitar 145 bahasa terus mengalami kemunduran. Bahasa yang berangsur-angsur memudar juga ditemukan di Sumatera Utara, termasuk Bahasa Batak Toba, sebab semakin banyak masyarakat Batak yang tidak bisa lagi berbahasa Batak, terutama yang di kota. Penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan eksistensi bahasa Batak Toba tersebut dan faktor penyebab kondisi yang diperoleh. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang diselaraskan dengan metodologi penelitian linguistik pada fokus secara sosial (rentang usia). Adapun subjeknya adalah masyarakat Batak Toba di Kota Medan. Eksistensi Bahasa Batak Toba di Kota Medan mengalami kemunduran di setiap generasinya. Hasil penelitian membuktikan bahwa terjadi pergeseran penggunaan bahasa. Penggunaan Bahasa Indonesia lebih dominan dibandingkan Bahasa Batak Toba di masyarakat Batak Toba itu sendiri. Berlanjut dari hal tersebut, terdapat faktor eksternal dan internal yang memengaruhinya. Faktor eksternal yang dapat diketahui meliputi (1) migrasi untuk ekonomi, (2) alih generasi, dan (3) pendidikan. Adapun faktor internal adalah (1) kesadaran diri dan rasa kepemilikan terhadap Bahasa Batak Toba serta (2) tindakan untuk merealisasikan rasa kepemilikan tersebut. Masyarakat etnis Batak Toba di Kota Medan sadar terhadap pentingnya Bahasa Batak Toba, namun hal tersebut kurang direalisasikan melalui upaya untuk mau belajar berbahasa Batak Toba, termasuk mengikuti kegiatan atau organisasi berbahasa Batak Toba.
Pergeseran Makna dalam Penggunaan Bahasa Gaul di Tiktok: Analisis Disfemisme dalam Konteks Media Sosial Fuza Anggriana; Inayah Kenia Pratiwi; Zahra Tussyifa Izzati; Yuliana Sari
Hikamatzu | Journal of Multidisciplinary Vol. 1 No. 1 (2024): science for life
Publisher : Hikamatzu | Journal of Multidisciplinary

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pergeseran makna disfemisme dalam bahasa gaul di platform media sosial TikTok. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, di mana data dikumpulkan melalui observasi langsung terhadap komentar-komentar di TikTok dan studi literatur terkait. Analisis dilakukan menggunakan metode agih untuk mengidentifikasi dan menginterpretasikan makna disfemisme dalam bahasa gaul yang ditemukan. Hasil penelitian menunjukkan adanya pergeseran makna disfemisme yang signifikan dalam bahasa gaul di TikTok, dengan beberapa contoh kalimat yang mencerminkan peningkatan tingkat kekasaran dan kekerasan verbal. Pergeseran ini mencerminkan eskalasi dari tindakan verbal yang merugikan menjadi ancaman yang lebih serius. Selain itu, penelitian ini mengidentifikasi dampak negatif dari penggunaan bahasa gaul disfemisme, termasuk memperburuk lingkungan online dan memengaruhi pola pikir serta perilaku pengguna, terutama generasi muda. Solusi yang diusulkan meliputi edukasi pengguna, peningkatan sistem moderasi, pemberlakuan sanksi tegas, promosi konten positif, dan kolaborasi dengan ahli bahasa serta psikolog untuk menciptakan lingkungan online yang lebih aman dan inklusif.