Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SISWA AUDITORIAL KELAS X SLTA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Mubarik
Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako Vol. 1 No. 1 (2013)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk memperoleh deskripsi profil pemecahan masalah siswa audi­torial kelas X SLTA pada materi SPLDV. Penelitian ini mengggunakan metode kualitatif de­ngan pendekatandeskriptif kualitatif didasarkan pada langkah Polya. Hasil penelitian menun­jukkan profil siswa auditorial dalam memecahkan masalah SPLDV adalah cenderung meng­gunakan ciri siswa visual dan siswa kinestetik. Kata kunci: Profil Pemecahan Masalah; Masalah SPLDV; Gaya Belajar. Abstract:This research to get the description of profile problerm solving auditorial student of class X senior high school at items LESTV. This research used is qualitative method by using descriptive approach qualitative which is by a problem solving Polya phase. The result of research showed that the profile of student auditorial in solved the problem is tend to use thekinesthetic student characteristic and visual student characteristic. Keyword: Profile of problem solving; LESTV Problem; Learning Styles.
Analisis Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS Materi Bangun Ruang Siswa SMP ditinjau dari Level Berpikir Van Hiele Moh. Habil S. Saleh; Sukayasa; Mubarik; Pathuddin
JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol 9 No 1 (2025)
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jnpm.v9i1.10478

Abstract

This study aims to describe students' creative thinking abilities in solving HOTS geometry problems as viewed from Van Hiele's thinking levels. This study uses a qualitative descriptive approach with a method of analyzing the creative thinking process based on Van Hiele's thinking levels, which include: level 0 (visualization), level 1 (analysis), level 2 (informal deduction), level 3 (deduction), and level 4 (rigor). The research subjects consisted of three students: one at level 0, one at level 1, and one at level 2. The research subjects were selected based on the results of the VHGT test. Data collection techniques were conducted through the VHGT test, HOTS questions, and unstructured interviews, then analyzed using data condensation, data presentation, and conclusion/verification. The results of the study indicate that students' creative thinking levels are related to Van Hiele's thinking levels. The higher the Van Hiele thinking level of the students, the more complex and creative the problem-solving strategies used.  
Jejak Kebenaran Matematika Menurut Platonisme Setyaningrum, Elisa; Nurhidayah, Nurhidayah; Damayanti, Dina; Andini, Desi Putri; Handayani, Anggun Putri; Mubarik
Pedagogy: Journal of Multidisciplinary Education Vol. 2 No. 1 (2025): Mei 2025
Publisher : Lontara Digitech Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61220/pedagogy.v2i1.260

Abstract

Platonisme dalam matematika mencerminkan keyakinan Plato bahwa ada dunia bentuk atau ide yang lebih nyata dan abadi dibandingkan dunia fisik yang kita lihat sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri kebenaran matematika dalam filsafat matematika ditinjau dari aliran Platonisme. Dalam penelitian ini, digunakan metode kualitatif dengan pendekatan study literature berdasarkan data-data referensi atau kepustakaan. Hasil pembahasan dari penelitian ini bahwa platonisme dalam matematika adalah pandangan bahwa objek-objek matematika memiliki keberadaan yang nyata dan obyektif dalam suatu alam ideal. matematika dianggap sebagai penemuan, bukan ciptaan manusia, di mana para matematikawan menemukan hubungan dan kebenaran yang sudah ada di alam ideal tersebut. Platonisme telah banyak dikritik oleh para filsuf yang disebut “nominalisme” dengan dua kelemahan utama. Pertama, Platonisme tidak dapat memberikan penjelasan yang memadai tentang bagaimana para matematikawan memperoleh akses ke pengetahuan tentang bidang yang bersifat platonis. Kedua, Platonisme tidak dapat memberikan penjelasan yang memadai tentang matematika, baik secara internal maupun eksternal. Manfaat dari penelitian ini dapat membantu pemahaman akan pandangan Platonisme terhadap kebenaran serta keberadaan matematika.