Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MODEL SAVI DAN SCAFFOLDING DENGAN MEMPERHATIKAN CARA BERPIKIR Deris Astriawan; Edy Purnomo; Tedi Rusman
JEE (Jurnal Edukasi Ekobis) Vol 4, No 7 (2016): JEE (Jurnal Edukasi Ekobis)
Publisher : FKIP Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this research was to know the difference of learning outcomes, the interaction of the use of cooperative learning model of SAVI (SA) and Scaffolding (SC) type by considering the way of thinking. Research methodology used in this research was experiments with comparative approach. The experimental methods were divided into two, which is true experiment and quasi experiment. The methodology that was used in this research was quasi experiment. Data collection was done, by using test. The data which were collected by test of learning outcomes were analyzed by using SPSS program. Based on analysis of the data, it obtained the result that there is a difference in learning outcomes and the interaction of the use of cooperative learning model of SAVI type and Scaffolding by considering the way of thinking.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hasil belajar, interaksi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI (SA) dan Scaffolding (SC) dengan memperhatikan cara berpikir. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Metode eksperimen dibedakan menjadi dua, yaitu eksperimen murni (True Eksperimen) dan eksperimen semu (Quasi Eksperimen). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Pengumpulan data dilakukan tes. Data yang terkumpul melalui tes hasil belajar diolah dengan program SPSS. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa ada perbedaan hasil belajar dan interaksi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe SA dan SC dengan memperhatikan cara berpikir.Kata kunci: cara berpikir, hasil belajar, savi, scaffolding.
PELATIHAN PEMBACAAN PISAAN DAN PEPACCUR KEPADA MULI MEKHANAI DESA MERAK BATIN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Iqbal Hilal; Kahfie Nazaruddin; Eka Sofia Agustina; Deris Astriawan; Yinda Dwi Gustira; Yunita Fitri Yanti
BUGUH: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.148 KB) | DOI: 10.23960/buguh.v2n1.1028

Abstract

Pengabdian ini bertujuan agar muli mekhanai Desa Merak Batin Kabupaten Lampung Selatan memiliki kemampuan membacakan, mengekspresikan dan mengembangkan tradisi lisan pisaan dan pepaccur. Hasil yang diharapkan melalui pengabdian ini adalah tecapainya optimalisasi kompetensi dan kemampuan muli mekhanai dalam membacakan dan mengekspresikan tradisi lisan pisaan dan pepaccur. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini yaitu metode latihan instruksi kerja. Jumlah peserta pelatihan ini ditargetkan sebanyak 25 orang. Keberhasilan kegiatan ini diukur dari penilaian hasil maupun proses. Keberhasilan hasil diukur dengan melakukan penilaian terhadap unjuk kerja membacakan pisaan dan pepaccur yang dilakukan peserta pelatihan secara individu. Selanjutnya, penilaian proses diukur melalui instrumen berbentuk angket yang menitikberatkan pada aspek kebermanfaatan dan keberhasilan penyelenggaraan pelatihan baik yang meliputi materi pelatihan maupun sarana dan prasarana pelatihan
PELATIHAN SENI PERTUNJUKAN SASTRA LISAN LAMPUNG PEPANCOKH BAGI MULI MEKHANAI DESA NEGERI SAKTI KABUPATEN PESAWARAN Farida Ariyani; I Wayan Mustika; Iing Sunarti; Eka Sofia Agustina; Deris Astriawan
Education Language and Arts (ELA) Vol. 1 No. 2 September (2022): Education, Language, and Arts: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu upaya dalam mengembangkan dan melestarikan sastra lisan Lampung khususnya pepancokh. Tujuan pengabdian ini adalah muli mekhanai Desa Negeri Sakti mampu mengolah, mengembangkan, dan mengekspresikan sastra lisan Lampung pepancokh menjadi seni pertunjukan yang menarik dan bernilai. Hasil yang diharapkan melalui pengabdian ini adalah muli mekhanai mampu mengembangkan dan melestarikan sastra lisan Lampung pepancokh. Selanjutnya, pelatihan ini menerapkan pelatihan aktif yakni seluruh peserta bereksplorasi melalui pengalamannya sehingga tujuan dapat diperoleh secara optimal. Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, dan evaluasi. Peserta pelatihan ini sebanyak 25 orang yang tergabung dalam Muli Mekhanai Desa Negeri Sakti. Keberhasilan kegiatan ini diukur dari proses dan hasil pelatihan. Keberhasilan proses diukur dengan melakukan observasi terhadap beberapa aspek diantaranya keaktifan, ketekunan, kerjasama, dan tanggung jawab. Evaluasi terhadap hasil kegiatan diukur berdasarkan berdasarkan penguasaan materi pelatihan baik yang meliputi konsep maupun praktik sastra lisan sebagai bagian dari seni tradisi masyarakat.   Community service is one of the efforts in developing and preserving Lampung oral literature, especially pepancokh. The purpose of this service is that muli mekhanai Desa Negeri Sakti can process, design, and express Lampung pepancokh oral literature into exciting and valuable performing arts. The expected result through this service is that muli mekhanai can develop and preserve Lampung pepancokh oral literature. Furthermore, this training applies active training in which all participants explore their experiences to obtain goals optimally. The method used is lecture, question and answer, discussion, demonstration, and evaluation. The participants of this training are 25 members of the Muli Mekhanai, Negeri Sakti Village. The success of this activity is measured by the process and results of the movement. The success of the process is measured by observing several aspects, including activeness, perseverance, cooperation, and responsibility. Evaluation of the results of the activities is measured based on the mastery of the training material, which includes the concept and practice of oral literature as part of the traditional arts of the community.
NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM TRADISI KEKICERAN MASYARAKAT PUGUNG PESISIR BARAT LAMPUNG Siti Tiara Ulfa; Farida Ariyani; Deris Astriawan
Jurnal Tiyuh Lampung Vol 7, No 1 JUN (2023): JURNAL TIYUH LAMPUNG
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In the Saibatin Marga Pugung community, there are traditions and ways to preserve Lampung culture. They use the momentum of Eid as a place to apologize en masse and introduce Lampung culture to the wider community. This tradition is called Kekiceran. The Kekiceran tradition is a cultural art performance performed by muli mekhanai for generations in order to enliven Eid Al-Fitr. This tradition is very strange for people who do not know clearly how the implementation of  Kekiceran. In this tradition, of course, there are local wisdom values that we can find. In this study, the author conducted research on the Lampung Saibatin community of Pugung Tampak Clan, North Pesisir District, West Pesisir Regency, Lampung Province. The method used in this research is descriptive method using qualitative data analysis techniques. While the data collection techniques used are interviews, observation and documentation. The results of this study indicate that the Kekiceran tradition is still well implemented and deserves to be known by the wider community because this tradition has functions and uses in order to maintain the original culture of Indonesia, especially Lampung culture. The value of local wisdom contained in it includes 6 aspects, namely religious values, aesthetic values, economic values, educational values, historical values and mutual cooperation values. To find out this tradition can be seen from the implementation process. Based on the results of this study, it can be concluded that the Kekiceran tradition is still carried out today and has three stages in the implementation process, namely the planning stage, the implementation stage and the closing stage and there are also local wisdom values that are owned that must be known by the community.Keywords: Kekiceran, local wisdom, Saibatin Marga Pugung
Evaluasi Implementasi Standar Homestay Di Kabupaten Lampung Barat: Indonesia Yanti, Yunita Fitri; Astriawan, Deris; Simbolon, Rifka; Pratama, Yudha Sakti
Journal of Mandalika Review Vol. 3 No. 1 (2024): Journal of Mandalika Review
Publisher : Politeknik Pariwisata Lombok

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55701/mandalika.v3i1.135

Abstract

Latar Belakang : Salah satu kebutuhan pokok wisatawan dalam berkunjung ke suatu destinasi wisata adalah akomodasi. Homestay merupakan salah satu pilihan akomodasi tempat menginap. Selain untuk memenuhi kebutuhan menginap wisatawan, homestay juga menawarkan pengalaman budaya dan kehidupan masyarakat lokal yang menarik serta autentik, namun permasalahan saat ini adalah kurangnya pemahaman pengelola homestay terkait standar kebersihan, keamanan, dan fasilitas yang ditawarkan di homestay tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan hasil penerapan standar nasional menurut Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Permenparekraf) Nomor 9 Tahun 2014 tentang standar dalam pengelolaan homestay di Lampung Barat khususnya Kecamatan Lumbok Seminung, Suoh, Belalau, dan Way Tenong . Metodologi: Penelitian ini menggunakan metode kulitatif deskriptif. Rentang waktu penelitian ini di bulan Juli- Desember 2023. Sumber data diperoleh melalui teknik observasi, kuesioner, dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Temuan: Berdasarkan hasil pengolahan data terkait penerapan standar homestay, homestay yang memiliki skor tertinggi yakni homestay sari rasa dengan skor 106 atau setara 84,1% dengan kategori cukup mendekati baik dengan rincian pada Aspek produk 81, aspek pelayanan 16, dan aspek pengelolaan 9, sedangkan homestay yang memiliki skor terendah yakni chandra homestay dengan skor 29 atau setara dengan 17,5% dengan rincian pada aspek produk 26, aspek pelayanan 3, dan aspek pengelolaan 0. Kesimpulan: Berdasarkan data yang telah diakumulasikan, rata-rata penerapan standar homestay dari 17 homestay yang ada di Kabupaten lampung Barat yakni 53,32% dengan kategori cukup, tetapi terdapat beberapa homestay yang kurang bahkan belum memiliki aspek pengelolaan dalam menjalankan homestay-nya. Keywords: Identifikasi, Homestay, Lampung Barat
PELESTARIAN BAHASA LAMPUNG DALAM RANAH KEBIJAKAN BAHASA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGUATAN PARIWISATA LOKAL Astriawan, Deris; Yanti, Yunita Fitri; Ariyani, Farida
J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 12, No 2 Sep (2024): J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research responds to the challenges and threats of the extinction of the Lampung language by providing concrete and comprehensive language policy recommendations. The study aims to formulate language policy recommendations to enhance the effectiveness of Lampung language preservation efforts and their implications for strengthening local tourism. The main findings of this research are categorized into two types: constitutional and institutional. The distinction between them lies in the scope of authority and the extent of their impact. In principle, constitutional policy recommendations focus on legal and formal aspects within the context of binding legal products through established regulations. These constitutional policy formulations are recommended to have a broader scope, ranging from government, schools, to the wider community. On the other hand, institutional policies target the optimization of the roles and functions of relevant institution in the effort to preserve the Lampung language. The conclusion of this study emphasizes the importance of language policy as a coercive tool to drive the optimization of Lampung language preservation efforts, which directly impacts the strengthening of local tourism through binding regulations and the involvement of various related institutions. Penelitian ini merespon tantangan dan ancaman kepunahan bahasa Lampung dengan menghadirkan rekomendasi kebijakan bahasa yang konkrit dan menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan rekomendasi kebijakan bahasa untuk meningkatkan efektivitas upaya pelestarian bahasa Lampung dan implikasinya terhadap penguatan pariwisata lokal. Hasil temuan utama penelitian ini dikategorikan dalam dua jenis, secara konstitusional dan institusional. Perbedaan diantara keduanya terletak pada cakupan kewenangan dan keluasan dampak yang ditimbulkan. Secara prinsip, rekomendasi kebijakan secara konstitusional mengarah pada aspek legal formal dalam konteks produk hukum yang mengikat melalui peraturan yang ditetapkan. Rumusan kebijakan konstitusional yang direkomendasikan memiliki cakupan yang lebih luas pada tataran pemerintah, sekolah, hingga masyarakat. Sedangkan, kebijakan secara institusional menyasar pada optimalisasi peran dan fungsi lembaga terkait dalam upaya pelestarian bahasa Lampung. Kesimpulan penelitian ini merumuskan pentingnya kebijakan bahasa sebagai alat pemaksa untuk mendorong optimalisasi upaya pelestarian bahasa Lampung yang berimplikasi secara langsung terhadap penguatan pariwisata lokal melalui peraturan yang mengikat dan keterlibatan berbagai lembaga terkait.
Language Attitude of Lampung Native Speakers: An Overview of Age, Gender, Educational Level, and Length of Stay Deris Astriawan; Farida Ariyani; Ag Bambang Setiyadi; Mulyanto Widodo; Nurlaksana Eko Rusminto
Jurnal Pendidikan Progresif Vol 15, No 1 (2025): Jurnal Pendidikan Progresif
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpp.v15i1.pp01-14

Abstract

Abstract: Language Attitude of Lampung Native Speakers:  An Overview of Age, Gender, Educational Level, and Length of Stay. Objective: The local language variety used is always related to the language attitudes that are accepted or ignored in the speech community. This study aims to describe the language attitudes held by native speakers and relate them to variables such as age, gender, education level, and length of stay. Methods: This research method uses a mixed method approach, which is a combination of quantitative and qualitative. Quantitative is used to process data sourced from instruments, while qualitative is used to reveal and describe information in the research. This research was sourced from the language attitudes of native speakers of Lampung language in Bandar Lampung City. Questionnaires were used for data collection. Findings: The results of research on language attitudes of Lampung language native speakers of 110 people who became respondents obtained 52.7% had negative language attitudes, neutral language attitudes amounted to 8.2%, positive language attitudes amounted to 34.5%, very positive language attitudes amounted to 4.5%. Conclusion: From testing the correlation of intervening variables, it was found that there was a correlation between age and language attitude. However, no correlation was found between gender and language attitude and between education level and language attitude. In addition, there is a relationship between length of stay and language attitude. Keywords: language attitudes, native speakers, lampung language.