Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN DAN KADAR GULA TERHADAP MANISAN KERING SAWO Mirza, Irzam; Novitasari, Rifni
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian Prodi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.321 KB)

Abstract

Penelitian dengan judul “Pengaruh Tingkat Kematangan dan Kadar Gula terhadap Manisan Sawo yang Dihasilkan”, bertujuan untuk mengetahui kadr air, kadar sukrosa dan kadar vitamin C. Penelitian ini menggunkan rancangan acak lengkap (RAL) factorial. Dengan faktor pertama (A) adalah tingkat kematangan buah yang terdiri dari dua perlakuan dan factor kedua (B) adalah kadar gula yang terdiri dari tiga perlakuan kemudian dengan tiga kali ulangan dan diperoleh pola perlakuan 2 x 3 x 3 sehingga didapat 18 unit percobaan. Factor pertama disimbulkan dengan A1 (Matang) dan A2 (Tua) dan factor kedua disimbolkan dengan B1 (Kadar Gula 30%), B2 (Kadar Gula 40%) dan B3 (Kadar Gula 50%).Perlakuan dengan hasil terbaik adalah perlakuan (A1B1) sawo matang dan kadar gula 30%. Dengan hasil pengamatan kadar sukrosa 63.38%, kadar air 21,13% dan kadar vitamin C 0,35%. Kombinasi perlakuan ini secara organoleptik juga disukai oleh panelis, dimana warna manisan sawo tersebut coklat kekuningan, rasanya tidak terlalu manis dan tekstur yang dihasilkan lunak sedikit keras dimana nilai warna (2,55), tekstur (2,40) dan rasa (2,35).
STUDI PERBANDINGAN TEPUNG TAPIOKA DENGAN TEPUNG TERIGU TERHADAP KARAKTERISTIK AMPLANG KERANG SIMPLING (Placuna placenta) YANG DIHASILKAN Yuslinawati, Yuslinawati; Novitasari, Rifni
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian Prodi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian dilaboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri. Penelitian ini dilaksanakan 2 bulan yaitu dari bulan November sampaidenganDesember 2014. Analisa penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Rancangan percobaan yang digunakan didalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari empat perlakuan yaitu: A = Tepung terigu 0% Tepung tapioka 100%, B = Tepung terigu 50% Tepung tapioka 50%, C = Tepung terigu 25% Tepung tapioka 75%, D = Tepung terigu 100% Tepung tapioka 0%. Perlakuan ini diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh pula perlakuan 4 x 3 dengan jumlah 12 perlakuan. Data hasil pengamatan dianalisa menggunakan analisa keragaman (analysis of variance) pada taraf nyata 5% bila terdapat berbeda nyata maka diujilanjut dengan beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5%.Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa perbandingan tepung tapioka dan tepung terigu dalam pembuatan amplang memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap kadar air, kadar protein, kadar lemak, dan uji organoleptik yang meliputi warna, rasa, tekstur,dan aroma. Hasil terbaik untuk standa rmutu berdasarkan komposisi kimia diperoleh dari perlakuan C (Tepung tapioka 75% dan tepung terigu 25%) dengan hasil analisa kimia kadar air 8,27%, kadar lemak 19,86%, kadar protein 13,48%,dengan skor uji organoleptik terhadap warna 2,11%, rasa 2,21%, aroma 2,08% dan tekstur 2,30%.
PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA TERHADAP MUTU DAN NUTRISI NATA DE CASSAVA Jamjami, Jamjami; Novitasari, Rifni
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Pertanian Prodi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.657 KB)

Abstract

Air singkong adalah limbah cair dari proses pencucian singkong yang akan diolah menjadi suatu produk olahan. Limbah ini jika tidak diolah dengan baik bisa menimbulkan bau yang tidak sedap dan beberapa penyakit, sehingga diperlukan alternatif lain dalam mengolahnya. Salah satu alternatifnya yaitu mengolah limbah cair ini menjadi nata yang disebut nata de cassava dengan menggunakan bakteri Acetobacter Xylinum. Tujuan penelitian nata de cassava adalah mengedintifikasi pengaruh penambahan kadar gula kelapa dan lama fermentasi terhadap nata de cassava.Dari hasil penelitian ini penambahan kadar gula dan lama fermentasi memilki pengaruh sangat nyata terhadap produk nata yang dihasilkan, sedngkan untuk uji mutu organoleptik tingkat kesukaan terhadap aroma,warna, dan tekstursecara keseluruhan produk nata de cassava disukai oleh para panelis. perlakuan A2B2 dalam pembuatan produk nata de cassava menghasilkan nata dengan kadar sukrosa optimum yaitu; 2,43, sedangkan untuk untuk kadar sukrosa terendah ditunjukan pada perlakuan A1B1 (gula kelapa 15% dan lama fermentasi 7 hari) yakni 0,40 . pada ujiorganoleptik produk nata de cassava yang di sukai adalah perlakuan A1B1 (gula kelapa 15% dan lama fermentasi 7 hari) dengan nilai rata-rata untuk warna (5,05), aroma (5,15), tekstur (4,60).
PENGARUH PERBANDINGAN SARI BUAH MARKISA DENGAN SARI TERUNG PIRUS TERHADAP MUTU SIRUP YANG DIHASILKAN Novitasari, Rifni
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Pertanian Prodi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tentang  “ Pengaruh Perbandingan Sari Markisa dengan Sari Buah Terung Pirus terhadap Sirup yang Dihasilkan.” Telah dilakukan si Laboratorium Teknologi Pangan , Fakultas Pertanian, Universitas Islam Indagiri Hilir, Tembilahan pada bulan Juli – Agustus  2011.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat perbandingan sari buah yang optimal sehingga dihasilkan sirup dengan karakteristik yang baik serta memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh SNI.Rancangan percobaan yang dipakai adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan, perlakuan yang dicobakan adalah A (perbandingan sari markisa : sari terung pirus = 2 : 1) ; B (perbandingan sari markisa : sari terung pirus = 2 : 2) ; C (perbandingan sari markisa : sari terung pirus = 2: 3) dan D (perbandingan sari markisa : sari terung pirus = 2 : 4). Kemudian sirup yang dihasilkan diamati kadar gula, total asam, kadar vitamin c, pH, nilai terhadap organoleptik, viscositas, total padatan terlarut, lempeng total dan stabilitas suspensi. Hasil pengamatan tersebut kemudian dilakukan analisis sidik ragam dan uji lanjutan dengan metoda Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%.Hasil penelitian menunjukkan pencampuran sari buah markisa dengan sari buah terung pirus berpengaruh terhadap: total asam, kadar vitamin C, viscositas larutan, padatan terlarut dan tingkat penerimaan panelis secara organoleptik dari segi rasa dan aroma serta tidak berpengaruh terhadap kadar gula dan pH larutan. Pada tingkat perbandingan sari markisa dengan terung pirus = 2 : 2 (perlawanan B) terbukti lebih diminati dari uji organoleptik, dengan hasil analisa : kadar gula 70.15 0Brix, total asam 5,4 , kadar vitamin C 16,02%, pH 4,1 , viscositas 35,21 Cps, total padatan 77,28% dan negative terhadap pertumbuhan mesofil aerob juga pengendapan selama penyimpanan.
PENGARUH PERBANDINGAN SARI BUAH MARKISA DENGAN SARI TERUNG PIRUS TERHADAP MUTU SIRUP YANG DIHASILKAN Novitasari, Rifni
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.817 KB) | DOI: 10.32520/jtp.v1i1.36

Abstract

Penelitian tentang “ Pengaruh Perbandingan Sari Markisa dengan Sari Buah Terung Pirus terhadap Sirup yang Dihasilkan.” Telah dilakukan si Laboratorium Teknologi Pangan , Fakultas Pertanian, Universitas Islam Indagiri Hilir, Tembilahan pada bulan Juli – Agustus 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat perbandingan sari buah yang optimal sehingga dihasilkan sirup dengan karakteristik yang baik serta memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh SNI.Rancangan percobaan yang dipakai adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan, perlakuan yang dicobakan adalah A (perbandingan sari markisa : sari terung pirus = 2 : 1) ; B (perbandingan sari markisa : sari terung pirus = 2 : 2) ; C (perbandingan sari markisa : sari terung pirus = 2: 3) dan D (perbandingan sari markisa : sari terung pirus = 2 : 4). Kemudian sirup yang dihasilkan diamati kadar gula, total asam, kadar vitamin c, pH, nilai terhadap organoleptik, viscositas, total padatan terlarut, lempeng total dan stabilitas suspensi. Hasil pengamatan tersebut kemudian dilakukan analisis sidik ragam dan uji lanjutan dengan metoda Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%.Hasil penelitian menunjukkan pencampuran sari buah markisa dengan sari buah terung pirus berpengaruh terhadap: total asam, kadar vitamin C, viscositas larutan, padatan terlarut dan tingkat penerimaan panelis secara organoleptik dari segi rasa dan aroma serta tidak berpengaruh terhadap kadar gula dan pH larutan. Pada tingkat perbandingan sari markisa dengan terung pirus = 2 : 2 (perlawanan B) terbukti lebih diminati dari uji organoleptik, dengan hasil analisa : kadar gula 70.15 0Brix, total asam 5,4 , kadar vitamin C 16,02%, pH 4,1 , viscositas 35,21 Cps, total padatan 77,28% dan negative terhadap pertumbuhan mesofil aerob juga pengendapan selama penyimpanan.
DRY CURLY KOPAY CHILI (Capsicum Annum VAR. GLABIUSCUM) BY USING VAKUM OVEN STUDIED Novitasari, Rifni
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 1 No 2 (2012)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.456 KB) | DOI: 10.32520/jtp.v1i2.40

Abstract

This research about “dry curly kopay chilli (Capsicum annum var. glabiuscum) by using vakum oven studied” has been done in Pilot Plant Agriculture Harvest Technologi, Technologi Of Agriculture Faculty, Islamic University of Indragiri, on Desember 2010 until Pebruari 2011. The aim of this research was find the best treatment to get optimum salt dry curly copay chilli and the rehidration.Method has used in this experiment was trifaktorial whit 3 pattern of group. The treatment was : (A) pressing ; A1= without pressing A2= by pressing. The second factor (B) was level of temperature, temp of B1 = 45oC, B2 = 60oC, B3 = 75oC. The third factor (C) was timed duration, timed of C1 = 6 hour, C2 = 7 hour, C3 = 8 hour. This research to find out water solubility, percentage of β caroten, hot storey level, rehidration, rehidration timed and organoleptic tests by used F test then continued DNMRT (Duncan`s new multiple range test). The capcaisin just only done at once. perception to growth of microbe only presented in the form of tables. Observered of β caroten only in the best treatment based on organoleptik.The result showed that chili dried 75oC for 8 hour by giving press has the best treatment based organoleptik ( colour, tasted, smell). Best treatment contained water solubility 10,04%, capcisin 23%, β karoten 2.390,95 μg/100g, The organoleptik of the best treatment compared whit import dried chili from Singapore that sold in Pekanbaru showed very significantly based on colour, significantly based on teksture and taste, non significantly based on smell.
STUDI PEMBUATAN DODOL PISANG Novitasari, Rifni
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 2 No 1 (2013)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.787 KB) | DOI: 10.32520/jtp.v2i1.50

Abstract

Buah-buahan secara umum mudah mengalami kerusakan mekanis, fisiologis, kimiawi dan mikrobiologis apabila ditangani secara tidak tepat termasuk buah pisang. Akibatnya buah menjadi tidak segar dan kualitas buah itu sendiri menjadi turun yang mengakibatkan nilai jualnya menjadi rendah. Berbagai cara pengolahan buah pisang telah dikembangkan sehingga menjadikan berbagai produk dengan rasa yang bervariasi. Selain bertujuan untuk mengolah buah segar, pembuatan dodol buah pisang juga bertujuan menyelamatkan buah pisang yang cacad secara fisik dalam arti kata buah berukuran kecil dengan kulit buah yang jelek. Studi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara pengolahan dodol pisang yang tepat sehingga dihasilkan dodol pisang yang enak dengan penampilan yang menarik.
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG MENJADI PANGANAN OLAHAN KRIPIK PEDAS Novitasari, Rifni
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.251 KB) | DOI: 10.32520/jtp.v2i2.53

Abstract

Pisang merupakan salah satu komoditi buah tropis yang cukup berpotensi di Indonesia termasuk di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Selama ini masyarakat hanya meman-faatkan buah dan jantung pisang sebagai olahan panganan, sedangkan kulit pisang hanya menjadi limbah olahan produk. Padahal kulit pisang tersebut mengandung karbohidrat18,5%, air 68,90% , sejumlah vitamin C, beragam vitamin B kompleks diantaranya B6, lemak, lutein, anti oksidan, kalsium, minyak nabati, serat, serotonin dan protein yang cukup. Dengan teknologi pengolahan pangan yang sederhana, kulit pisang ini dapat diolah menjadi kripik kulit pisang pedas yang dapat menjadi makanan cemilan keluarga yang memiliki nilai gizi dan otomatis dapat mengurani limbah organik serta mendatangkan pendapatan tersendiri bagi keluarga.
PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiacal formatypica) TERHADAP KARAKTERISTIK MIE KERING YANG DIHASILKAN Yuliana, Yuliana; Novitasari, Rifni
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 3 No 1 (2014)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.185 KB) | DOI: 10.32520/jtp.v3i1.57

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui substitusi yang tepat pada pembuatan mie kering dengan substitusi tepung terigu dan tepung pisang kepok hasil penelitian pendahuluan dan mengetahui formulasi terbaik dari kombinasi perlakuan terhadap karakteristik mie kering. Tepung pisang kepok dibuat dengan dua perlakuan yaitu dengan metode blanching dan non blanching, dari analisa fisik yang dilakukan tepung pisang dengan metode blanching memiliki warna yang lebih putih. Analisa dilakukan untuk penentuan kadar air, kadar abu, kadar protein, dan swelling index serta dilakukan uji organoleptik mutu hedonik terhadap warna dan tekstur mie kering, serta rasa dan kekenyalan mie goreng.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan perbandingan tepung pisang 20 % : terigu 80 % menghasilkan mie kering dengan kualitas terbaik ditunjukkan dengan kadar air 8,33 %, kadar abu 2,067 %, kadar protein 38,76 %, dan swelling index 121,28%. Skor uji mutu hedonik terhadap perlakuan A2 tersebut adalah: 2,4% warna, 3,25% tekstur, 3,35% rasa dan 3,4% kekenyalan.
PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA TERHADAP MUTU DAN NUTRISI NATA DE CASSAVA Jamjami, Jamjami; Novitasari, Rifni
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 3 No 1 (2014)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.877 KB) | DOI: 10.32520/jtp.v3i1.60

Abstract

Air singkong adalah limbah cair dari proses pencucian singkong yang akan diolah menjadi suatu produk olahan. Limbah ini jika tidak diolah dengan baik bisa menimbulkan bau yang tidak sedap dan beberapa penyakit, sehingga diperlukan alternatif lain dalam mengolahnya. Salah satu alternatifnya yaitu mengolah limbah cair ini menjadi nata yang disebut nata de cassava dengan menggunakan bakteri Acetobacter Xylinum. Tujuan penelitian nata de cassava adalah mengedintifikasi pengaruh penambahan kadar gula kelapa dan lama fermentasi terhadap nata de cassava.Dari hasil penelitian ini penambahan kadar gula dan lama fermentasi memilki pengaruh sangat nyata terhadap produk nata yang dihasilkan, sedngkan untuk uji mutu organoleptik tingkat kesukaan terhadap aroma,warna, dan tekstursecara keseluruhan produk nata de cassava disukai oleh para panelis. perlakuan A2B2 dalam pembuatan produk nata de cassava menghasilkan nata dengan kadar sukrosa optimum yaitu; 2,43, sedangkan untuk untuk kadar sukrosa terendah ditunjukan pada perlakuan A1B1 (gula kelapa 15% dan lama fermentasi 7 hari) yakni 0,40 . pada ujiorganoleptik produk nata de cassava yang di sukai adalah perlakuan A1B1 (gula kelapa 15% dan lama fermentasi 7 hari) dengan nilai rata-rata untuk warna (5,05), aroma (5,15), tekstur (4,60).