Claim Missing Document
Check
Articles

PELATIHAN BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK MENINGKATAN KEMAMPUAN TENAGA KERJA SESUAI SKKNI Mulono Apriyanto; Marlina Marlina; Rifni Novitasari; Akbar Alfa
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 5 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i5.17170

Abstract

Abstrak: Ketersediaan lahan yang kecil, pengeluaran yang rendah dan kemampuan pembiayaan, merupakan faktor khas bagi petani muda, sehingga bertanam sayur secara hidroponik merupakan sebuah solusi. Tujuan kegiatan pengabdian adalah untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja dalam mengembangkan pertanian melalui hidroponik sayuran sederhana memiliki kompetensi pembudidaya hidroponik sayuran. Metode pelaksanaan yaitu pelatihan, praktek dan uji kompetensi sesuai SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dengan mitra Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kota Batam sebanyak 30 orang. Pelatihan dilakukan didalam kelas, praktek langsung ke kebun hidroponik. Untuk uji kompetensi menggunakan materi uji kompetensi dari Lembaga Sertifikasi Profesi. Hasil yang dicapai yaitu peserta memiliki kompetensi mengoperasikan dan merawat peralatan tangan, mengenal tanaman, produk dan perlakuannya, mengenal organisme penganggu tanaman dan musuh alami, memilih bahan-bahan kimia dan biologi, menerapkan ketentuan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan di tempat kerja, menanam bahan tanam, menyediakan prasarana pesemaian tanaman, memanen hasil tanaman, melakukan penanganan pasca panen, memelihara sistem hidroponik, memonitor sistem hidroponik, dan memasang sistem hidroponik. Guna mengetahui perubahan pengetahuan memakai metode test tulis dan lisan dari hasil kegiatan dapat disimpulkan terjadi peningkatan kemampuan tenaga kerja muda dalam Bertani hiidroponik sayuran sebesar 40%.Abstract: Small land availability, low expenditure and financing ability are typical factors for young farmers, so growing vegetables hydroponically is a solution. The purpose of service activities is to improve the ability of the workforce in developing agriculture through simple vegetable hydroponics to have the competence of vegetable hydroponic cultivators. The implementation method is training, practice and competency tests according to SKKNI (Indonesian National Work Competency Standards) with 30 partners of the Batam City Government Manpower Office. Training is carried out in the classroom, direct practice to the hydroponic garden. For competency tests using competency test materials from Professional Certification Bodies. The results achieved are that participants have the competence to operate and care for hand tools, know plants, products and their treatment, know plant disturbing organisms and natural enemies, choose chemicals and biology, apply safety, occupational health and environmental provisions in the workplace, plant planting material, provide plant seedling infrastructure, harvest crop products, carry out post-harvest handling, maintain hydroponic systems, monitor the hydroponic system, and install the hydroponic system. In order to determine the change in knowledge using written and oral test methods from the results of activities, it can be concluded that there is an increase in the ability of young workers in vegetable hydrodroponic farming by 40%.
Review On Innovative Flours to Increase The Nutritional Value And Organoleptic Acceptabi;ity of Food, Especially Cakes, Slices of Bread and Pizza Nini, Rifni Novitasari; Tuty Anggraini; Hasbullah; Dini Hervani
Jurnal Karya Ilmiah Multidisiplin (JURKIM) Vol. 3 No. 3 (2023): Jurnal Karya Ilmiah Multidisiplin (Jurkim)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jurkim.v3i3.15716

Abstract

Most cakes, breads, and other snacks are made from wheat flour. Using wheat flour as processed food is not suitable for health because wheat flour contains gluten. With the growing awareness of the importance of health, there have recently been many studies on innovative flour substitutes for wheat flour in food processing, which are rich in beneficial bioactive components. This innovative flour is used in particular types of bread and pizza. This study aims to study the effect of innovative flour on the physical, texture, taste, and nutritional properties of bread and pizza dough. In addition, this research can also describe steps to optimize dough formulations with innovative flours to achieve healthier, low-gluten dough. The method used in writing this scientific work results from a Systematic Literature Review (SLR) from published scientific journals, national and international journals. From the literature obtained, it was found that innovative potato-based flour, peel, and grape seed-based innovative flour, innovative flour from avocado seeds, special flour from the leaves and stems of various colored cauliflower varieties, and a mixture of kamut and wheat flour added with glucomannan were innovations in consumption flour-based food.
PERILAKU PASAR KELAPA TINGKAT PETANI Mardesci, Hermiza; Novitasari, Rifni; Yulianti, Yulianti; Ninsix, Retti; Marlina, Marlina; Apriyanto, Mulono; Ilyas, Ilyas; Widyawati, Widyawati
Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Vol. 10 No. 1 (2024): JURNAL SELODANG MAYANG
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47521/selodangmayang.v10i1.369

Abstract

This research aims to analyze the structure, conduct, and performance of the coconut market in the villages of Teluk Dalam, KuIndra Subdistrict. A sampling of farmers using accidental sampling and merchant sampling using the census method. Data analysis descriptively and quantitatively. Descriptively the market structure is seen through the number of market participants and market behavior is seen through the practice of price formation. Quantitatively, market structure analysis uses concentration analysis of market behavior using correlation analysis. The results of this research show Market behavior indicates that factories and traders dominate the market, this is seen from the value of the transmission price <1 are the channels with the lowest margin among the four channels in Teluk Dalam Villages. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur, perilaku dan kinerja pasar kelapa di desa Teluk Dalam, Kecamatan KuIndra. Pengambilan sampel petani menggunakan accidential sampling dan sampel pedagang menggunakan metode sensus. Analisis data dengan deskriptif dan kuantitatif. Secara deskriptif struktur pasar dilihat melalui jumlah pelaku pasar dan perilaku pasar dilihat melalui praktik pembentukan harga. Secara kuantitatif, analisis struktur pasar menggunakan analisis konsentrasi perilaku pasar dengan menggunakan analisis korelasi. Hasil penelitian ini adalah Perilaku pasar menunjukkan bahwa pabrik dan pedagang mendominasi pasar, hal ini dilihat dari nilai harga transmisi <1 merupakan saluran dengan margin terendah di antara empat saluran di Desa Teluk Dalam.
ANALISA PEMBUATAN TEPUNG BIJI ALPUKAT ( Persea americana Mill) DENGAN 3 METODE PENGERINGAN Rifni Novitasari; Tuty Anggraini; Hasbullah; Dini Hervani
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 13 No. 1 (2024)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jtp.v13i1.3192

Abstract

Kerusakan pangan dapat disebabkan oleh faktor intrinsik antara lain aktivitas air (aw) dan kelembaban, kematangan serta sifat makanan. Kerusakan pangan tingkat pencemaran mikroba. Salah satu metode pengawetan yang sederhana dan paling banyak digunakan adalah pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan cara menguapkan sebagian besar air yang terkandung dalam makanan dengan menggunakan energi panas. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk memanfaatkan limbah biji alpukat menjadi Tepung Biji Alpukat (TBA) dengan menggunakan 3 metode pengeringan yaitu; dengan bantuan sinar matahari, dengan menggunakan food dehydrator dan alat roasting Gene Café. Kemudian membandingkan karekteristik TBA dari 2 metode pengeringan dengan alat yaitu metode food dehydrator dan alat roasting Gene Café secara kuantitatif deskriptif terhadap karakteristik fisik dan kadar air dan kadar taninnya. Dari ketiga pengeringan tersebut maka pengeringan terbaik adalah pengeringan dengan alat roasting Gene Café pada suhu 150oC dengan kadar air 5.5 + 0.76 % , kadar tanin 0.723 + 0.004 mg/100 g, dengan tekstur halus, berwarna kecoklatan, dan beraroma khas biji alpukat yang menyerupai aroma buah alpukatnya.
PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP DODOL AIR KELAPA Tiara Pertiwi; Rifni Novitasari; Yulianti
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 13 No. 2 (2024)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jtp.v13i2.3726

Abstract

Dodol merupakan makanan yang umumnya terbuat dari campuran tepung beras ketan, santan kelapa, dan gula merah, Indragiri Hilir merupakan salah satu kabupaten penghasil kelapa terbanyak khsusnya di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan dodol dengan memanfaatkan air kelapa sebagai bahan utama dan untuk melihat tingkat kesukaan konsumen terhadap dodol yang dihasilkan. Penelitian ini melalui proses persiapan bahan baku, pengolahan dan uji organoleptik. Hasil penelitian uji organoleptik terhadap dodol air kelapa didapatkan perlakuan terbaik yaitu perlakuan B dengan nilai rata-rata pada warna 3,25% (agak suka), aroma 3,70% (suka), tekstur 3,45% (agak suka) dan rasa 3,55% (suka). Pembuatan dodol dengan air kelapa dapat meningkatkan pemanfaatan air dan menghasilkan dodol dengan cita rasa yang spesifik. Kata Kunci: Air kelapa, Dodol, Uji Organoleptik
Impact of roasting temperature on the chemical composition and quality of avocado seed flour (Persea americana Mill.) Novitasari, Rifni; Anggraini, Tuty; Hasbullah; Hervani, Dini
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 22 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah Pertanian
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jip.v22i1.21450

Abstract

Avocado seeds (Persea americana Mill.) are an underutilized agricultural byproduct with significant starch content, making them a potential raw material for flour production. Roasting is a key processing method that enhances drying efficiency and improves sensory attributes. This study investigates the impact of roasting temperature (120°C, 130°C, 140°C, and 150°C) on the chemical composition and quality of avocado seed flour (ASF). The experiment was conducted using a Completely Randomized Design (CRD) with three replications. Proximate analysis and tannin content were determined through standard laboratory methods. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) followed by the Least Significant Difference (LSD) test. The results indicate that the optimal roasting temperature for ASF is 150°C, yielding the following composition: moisture content (5.47±0.76%), tannin content (0.0723±0.0004%), protein content (1.66±0.033%), carbohydrate content (86.45±0.91%), fat content (2.08±0.23%), and ash content (4.34±0.03%). Higher roasting temperatures resulted in lower moisture and tannin levels, which are beneficial for improving ASF quality. This study provides valuable insights into optimizing roasting conditions for ASF production, enhancing its potential application in food processing.
PENGARUH SUHU PENGERINGAN DENGAN FOOD DEHIDRATOR TERHADAP KADAR PROKSIMAT DAN TANIN TEPUNG BIJI ALPUKAT (Persia americana Mill.) Novitasari, Rifni; Anggraini, Tuty; Hasbullah, Hasbullah; Hervani, Dini
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 29, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.29.1.11-22.2025

Abstract

Pada umumnya untuk memperoleh khasiat yang terdapat pada biji alpukat (Persea americana Mill) dilakukan dengan cara mengiris biji alpukat dan merebusnya. Air rebusan yang diperoleh dengan warna kecoklatan kemudian disaring dan air hasil penyaringan tersebut diminum sebagai obat dengan rasa pahit, dan sisa bijinya hanya memiliki daya simpan berkisar dua sampai 3 hari. Untuk mempertahankan nutrisi yang diinginkan, dan untuk menikmati biji alpukat dengan segala khasiatnya dalam bentuk yang berbeda dan tanpa rasa pahit, maka dilakukan pengolahan biji alpukat menjadi Tepung Biji Alpukat (TBA) dengan metode teknologi pengeringan. Metode eksperimen pengeringan dilakukan dengan menggunakan  food dehydrator dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan suhu pengeringan yaitu : 50oC, 60oC, 70oC dan 80oC dengan 3 kali ulangan.  Variabel yang diamati adalah kadar  kadar proksimat dan tanin.  Analisa data dilakukan dengan mengunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT).  Tujuan penelitian ini adalah  untuk menentukan suhu pengeringan yang tepat pada proses pembuatan TBA dengan menggunakan food dehydrator terhadap kualitas dari TBA yang dihasilkan.  Hasil pengeringan terbaik diperoleh dengan pengeringan menggunakan food dehydratord pada suhu 80oC dengan  karakteristik ; warna TBA agak kecoklatan, kadar air 5,12+0,41%, tanin 0,1900+0,0002%, kadar, protein 1,97+0,63%, lemak 2,88+0,17%, karbohidrat 87,47+0,46%, dan kadar abu 2,55+ 0,54%.