Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Wajah Gelap Birokrasi: Analisis Patologi Birokrasi dalam Kasus Ferdy Sambo Sri Yulianty Mozin; Rahmatia Pakaya; Najwa Safana; Nurul Khikmah; Winda Septiyani Pahude; Adinda Pratiwi Maliki; Alya Febriliya Usman; Khoirullah Lapasau; Intan Nur’Ain Sako
Aktivisme: Jurnal Ilmu Pendidikan, Politik dan Sosial Indonesia Vol. 2 No. 3 (2025): Juli: Aktivisme: Jurnal Ilmu Pendidikan, Politik dan Sosial Indonesia
Publisher : Asosiasi Peneliti dan Pengajar Ilmu Hukum Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/aktivisme.v2i3.951

Abstract

The premeditated murder case involving Inspector General Ferdy Sambo has exposed various institutional pathologies in law enforcement institutions in Indonesia. This study aims to identify forms of bureaucratic deviation in these cases, such as protection of power, violation of professional ethics, attempts to obstruct justice, and the dominance of absolute power in the police structure. Using a qualitative approach and library research methods, this study analyzes scientific literature, legal documents, and media coverage. The findings indicate a systemic failure in internal supervision, weak accountability, and a strong culture of personal loyalty in a hierarchical and feudal bureaucratic structure. This shows that bureaucratic pathology is not solely caused by individuals, but is a product of an unhealthy organizational system with minimal transparency. This study emphasizes the importance of comprehensive structural and cultural reform in order to build credible, accountable, and professional legal institutions. This reform is crucial to forming a bureaucracy that is in the public interest and is able to uphold justice fairly and independently.
Korupsi Nepotisme dan Inefisiensi: Potret Patologi Birokrasi dalam Perspektif Studi Kasus Sri Yulianty Mozin; Rahmatia Pakaya; Jelita Jelifer Darise; Anggun Mokodompit; Cehlsi Olivia Katili; Sitti Miskayatul Jannah; Moh Al Rizky K. Ali; Moh Nabil U.S Tuki; Fitria Nur Amalia Ismail
Aktivisme: Jurnal Ilmu Pendidikan, Politik dan Sosial Indonesia Vol. 2 No. 3 (2025): Juli: Aktivisme: Jurnal Ilmu Pendidikan, Politik dan Sosial Indonesia
Publisher : Asosiasi Peneliti dan Pengajar Ilmu Hukum Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/aktivisme.v2i3.955

Abstract

This study aims to describe the forms of bureaucratic pathology occurring in public administration practices in Indonesia through a case study in local government institutions. The research method used is descriptive qualitative with a case study approach. Data collection techniques were conducted through in-depth interviews, observation, and documentation. The findings show that bureaucratic pathology in the forms of corruption, nepotism, and inefficiency still dominates public service delivery. Corruption appears in budget misuse, nepotism in the appointment of officials based on family ties, and inefficiency is evident in slow and unresponsive bureaucratic procedures. This study emphasizes the need for comprehensive bureaucratic reform to reduce such pathologies.
Penerapan Prinsip Good Governance sebagai Upaya Menghindari Patologi Birokrasi Menuju Birokrasi yang Efisien Sri Yulianty Mozin; Rahmatia Pakaya; Alfridho Musa; Haikal Supu; Sitti Warda Syarif; Siti Sabrina Kadir; Nafisya Datau; Meylis Rasid; Ralda Ivanka A. Labino
Sosial Simbiosis : Jurnal Integrasi Ilmu Sosial dan Politik Vol. 2 No. 2 (2025): Mei : Sosial Simbiosis : Jurnal Integrasi Ilmu Sosial dan Politik
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/sosial.v2i2.1738

Abstract

In the modern government administration system, bureaucracy plays a central role in running the wheels of government and public services, but it often faces bureaucratic pathologies that hinder performance and reduce public trust. This research aims to examine how the principles of good governance are implemented to prevent various issues that often occur within the bureaucracy. The main focus is to identify the types of problems that frequently arise, assess how the principles of good governance are implemented in bureaucratic institutions, and examine the extent to which this affects the efficiency and quality of public services. The research method used is a qualitative approach with a literature study, which involves the analysis of literature related to bureaucratic pathology and good governance. The research results show that bureaucratic pathologies, such as corruption, collusion, and nepotism, as well as inefficiencies in public service, can be addressed through the application of good governance principles that emphasize transparency, accountability, public participation, and the rule of law. The discussion shows that bureaucratic reform needs to address changes in the mindset and values within the organization, while also utilizing information technology to make bureaucratic work more efficient. In conclusion, the consistent implementation of good governance can prevent bureaucratic pathologies and create an efficient, clean, and responsive bureaucracy to the needs of society, thereby increasing public trust in the government.
Peran SIMKARI dalam Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Kejaksaan di Era Digital pada Kejaksaan Tinggi Gorontalo Khairunnisa Ahmad; Selvia Ningsi Panigoro; Wulandari Putri Radjak; Fadillah Abdullah; Indriyani Lumentut; Sri Yulianty Mozin; Rahmatia Pakaya
Jurnal Riset Rumpun Ilmu Sosial, Politik dan Humaniora Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Riset Rumpun Ilmu Sosial, Politik dan Humaniora
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrish.v4i2.4798

Abstract

This research examines the role of SIMKARI (Sistem Informasi Manajemen Kejaksaan) in enhancing transparency and accountability at the High Prosecutor’s Office of Gorontalo in the digital era. The implementation of SIMKARI, as a digital management information system, is aimed at improving the efficiency of data management, monitoring, and reporting within the institution. Through qualitative research methods including literature study, observation, and interviews with key stakeholders at the High Prosecutor’s Office of Gorontalo, this study identifies both the benefits and challenges associated with SIMKARI's use. The results indicate that SIMKARI has significantly contributed to the transparency of public information and the accountability of internal performance. However, challenges such as limited digital literacy and infrastructure issues remain. The study concludes that continuous improvement and strategic collaboration are necessary to optimize SIMKARI’s effectiveness in supporting a transparent and accountable justice system.
Implementasi Reformasi Birokrasi Pada Tata Pelaksanaan Layanan Publik Di Kabupaten Bone Bolango: Implementation of Bureaucratic Reform in Public Service Delivery in Bone Bolango Regency Sri Yulianty Mozin; Rahmatia Pakaya; Mohamad Iqshal Botutihe; Tiara Kasih Salihi; Irmawati Aripin; Muhammad Fajri Sulhandi
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 11: November 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i11.9220

Abstract

Reformasi birokrasi merupakan salah satu strategi utama dalam meningkatkan kualitas tata pelaksanaan layanan publik di Indonesia. Kabupaten Bone Bolango sebagai salah satu daerah otonom di Provinsi Gorontalo menghadapi tantangan dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan, akuntabel, dan berorientasi pada pelayanan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi reformasi birokrasi pada tata pelaksanaan layanan publik di Kabupaten Bone Bolango. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui studi literatur dan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi reformasi birokrasi di Bone Bolango telah berjalan melalui penyederhanaan prosedur, pemanfaatan teknologi informasi, dan peningkatan kompetensi aparatur. Namun, tantangan masih muncul berupa keterbatasan sumber daya manusia, resistensi perubahan, serta kurangnya optimalisasi sistem pengawasan. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang lebih adaptif dan inovatif agar tujuan reformasi birokrasi dapat tercapai secara maksimal.
Program Strategis Reformasi Birokrasi Sebagai Upaya Transformasi Tata Kelola Pemerintahan Di Indonesia: Strategic Bureaucratic Reform Program as an Effort to Transform Governance in Indonesia Sri Yulianty Mozin; Rahmatia Pakaya; Nadila Liputo; Zaskia Shalwa Lawani; Fatralisa D. Pulanding; Rini Ramadhani; Rizky Ayulia Sari
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 11: November 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i11.9250

Abstract

Reformasi birokrasi merupakan langkah strategis dalam membangun tata kelola pemerintahan yang efektif, transparan, dan berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan publik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara konseptual program strategis reformasi birokrasi sebagai upaya transformasi tata kelola pemerintahan di Indonesia, dengan penekanan pada penguatan kompetensi aparatur sipil negara dan digitalisasi pelayanan publik. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi literatur yang menelaah berbagai sumber sekunder seperti dokumen kebijakan, artikel ilmiah, laporan penelitian, dan peraturan perundangan terkait reformasi birokrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reformasi birokrasi di Indonesia telah mengarah pada perubahan paradigma dari pola kerja administratif menuju tata kelola berbasis kinerja yang memanfaatkan teknologi digital melalui implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Program strategis reformasi birokrasi berperan penting dalam membangun birokrasi yang profesional, adaptif, dan akuntabel, serta mendorong integrasi kebijakan lintas sektor untuk mewujudkan pelayanan publik yang cepat, transparan, dan partisipatif. Namun, implementasi kebijakan tersebut masih menghadapi tantangan berupa keterbatasan kapasitas sumber daya manusia, kesenjangan infrastruktur digital, dan resistensi budaya birokrasi terhadap perubahan. Implikasi dari penelitian ini menegaskan pentingnya kepemimpinan digital, evaluasi berbasis hasil, serta pemerataan literasi teknologi sebagai kunci keberhasilan reformasi birokrasi menuju pemerintahan yang modern, inovatif, dan berkelanjutan.
Kelembagaan Pemerintahan Di Era Smart Governance: Strategi Reformasi Menuju Pelayanan Publik Berbasis Teknologi: Government Institutions in the Smart Governance Era: Reform Strategies Towards Technology-Based Public Services Sri Yulianty Mozin; Rahmatia Pakaya; Maya Anggraini; Ni Made Amanda; Dea Ayu Lestari; Moh Prayuda Sampara; Astri Hasniyantri Lanio
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 11: November 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i11.9317

Abstract

Studi ini menekankan pada strategi reformasi institusi pemerintahan di Indonesia untuk memenuhi tuntutan era smart governance yang mengutamakan peningkatan pelayanan publik melalui teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Makna studi ini terletak pada pentingnya reformasi birokrasi agar dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan digital yang mendorong terbentuknya pengelolaan pemerintahan yang terbuka, efisien, dan melibatkan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kebijakan dan praktik reformasi institusi dalam mendukung pelaksanaan pemerintahan digital. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif dengan pendekatan tinjauan pustaka mengenai kebijakan nasional, artikel ilmiah, dan laporan penelitian yang terkait. Analisis menunjukkan bahwa inisiatif seperti Sistem Pemerintahan Elektronik (SPBE), e-Government, dan kota cerdas terbukti meningkatkan efisiensi administrasi, transparansi informasi, serta partisipasi masyarakat. Walaupun demikian, proses reformasi tetap menghadapi tantangan seperti kesenjangan infrastruktur digital, rendahnya literasi teknologi pegawai, fragmentasi regulasi, dan penolakan budaya birokrasi. Penelitian ini menyatakan bahwa peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pengintegrasian sistem informasi antar lembaga, peremajaan regulasi yang fleksibel, serta pengembangan budaya inovasi merupakan langkah strategis menuju birokrasi yang responsif dan berfokus pada pelayanan publik digital yang berkelanjutan.
Perubahan Pola Pikir Dan Budaya Kerja ASN Dalam Era Digitalisasi Reformasi Birokrasi Di Indonesia: Changes in the Mindset and Work Culture of Civil Servants in the Era of Digitalization of Bureaucratic Reform in Indonesia Sri Yulianty Mozin; Rahmatia Pakaya; Fardan Rumampuk; Fatmawati Latif; Utami Septiyani Dumbela; Adam Abas; Nurul Nazwa Noho
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 11: November 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i11.9319

Abstract

Reformasi birokrasi adalah upaya sistematis dan menyeluruh untuk menciptakan tata k elola pemerintahan yang baik, bersih, efisien, dan berorientasi pada pelayanan publik. Fokus penelitian ini adalah reformasi pada bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur. Temuan utama membahas tiga aspek kunci: (1) Penerapan Sistem Merit dalam seleksi jabatan tinggi ASN yang berprinsip kompetisi terbuka dan adil, meski masih berpotensi terkena intervensi politik pada tahap akhir; (2) Pergantian sistem penilaian kinerja dari DP3 ke Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang lebih terukur, namun implementasinya masih dihantui pola pikir lama yang menjadikannya sekadar formalitas; serta (3) Pengenalan Manajemen Talenta sebagai strategi untuk menyiapkan calon pemimpin masa depan yang kompeten. Disimpulkan bahwa tantangan terbesar reformasi birokrasi SDM bukan hanya pada aspek struktural, tetapi lebih pada perubahan budaya kerja (culture set) dan pola pikir (mindset) aparatur untuk sepenuhnya mengadopsi nilai-nilai meritokrasi, profesionalisme, dan akuntabilitas.
Reformasi Birokrasi SDM Aparatur; Kinerja ASN Dalam Reformasi Birokrasi (Studi Kasus Bandung): Bureaucratic Reform of Human Resources and Civil Servants; Civil Servant Performance in Bureaucratic Reform (Bandung Case Study) Sri Yulianty Mozin; Rahmatia Pakaya; Dwi Sasmindar; Nurferawati Ntelu; Hadidjah Hasan; Vanda Imelda Patuti; Zubaidah Mahmud
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 11: November 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i11.9358

Abstract

Reformasi birokrasi di Indonesia menekankan peningkatan kinerja aparatur sipil negara (ASN) sebagai dasar terwujudnya tata kelola pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel. Kota Bandung menjadi contoh nyata melalui kepemimpinan adaptif, inovasi digital, serta pembenahan manajemen sumber daya manusia aparatur. Artikel ini, yang disusun berdasarkan kajian literatur, menelaah kinerja ASN dalam konteks reformasi birokrasi dengan fokus pada kepemimpinan, kompetensi individu, dan manajemen talenta. Hasil kajian menunjukkan bahwa kemajuan reformasi birokrasi di Bandung banyak dipengaruhi oleh kepemimpinan inovatif serta pemanfaatan teknologi digital dalam pelayanan publik yang meningkatkan efisiensi dan responsivitas. Namun, masih terdapat berbagai tantangan seperti rendahnya disiplin ASN, lemahnya penegakan aturan oleh pimpinan, serta resistensi terhadap perubahan struktural seperti peralihan jabatan. Untuk mewujudkan reformasi yang berkelanjutan, diperlukan konsistensi kebijakan, penguatan kapasitas ASN, serta perubahan budaya organisasi. Peningkatan kinerja ASN dalam aspek-aspek tersebut menjadi kunci utama untuk mendukung tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik di tingkat daerah.