Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Atrophic glossitis and recurrent aphthous stomatitis in patients with anemia and abdominal tuberculosis Putri, Devi Anisya; Laksitasari, Anindita; Pramuditya, Hafizh Zufar; Silva, Ghea De
Journal of Indonesian Dental Association Vol 8 No 1 (2025): May
Publisher : Indonesian Dental Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32793/jida.v8i1.1208

Abstract

Pendahuluan: Anemia merupakan kondisi penurunan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin, yang dapat disebabkan oleh tuberkulosis (TB) abdomen melalui beberapa mekanisme. Tuberkulosis abdomen disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis, melibatkan saluran pencernaan, peritoneum, mesenterika, hati, dan limpa. Penderita anemia sering mengalami masalah rongga mulut. Tujuan: Menguraikan manifestasi klinis dan manifestasi oral pada pasien anemia dan TB abdomen. Studi Kasus: Pasien laki-laki berusia 34 tahun dirawat inap di RSUD Margono Soekarjo mengeluhkan perut membesar, kembung, sulit buang angin dan buang air besar sejak 1 bulan. Nafsu makan menurun. Pasien didiagnosis tuberkulosis abdomen dan anemia. Terdapat lesi ulcer pada gingiva bukal rahang atas dan bawah, serta atrofi papilla lidah sehingga pasien didiagnosis stomatitis aftosa rekuren dan atrofik glossitis. Pembahasan: Anemia dapat disebabkan oleh tuberkulosis abdomen melalui perdarahan, gangguan penyerapan nutrisi, dan efek sistemik. Fungsi usus terganggu sehingga menghambat penyerapan nutrisi seperti zat besi dan vitamin B12 yang penting dalam pembentukan eritrosit. Penderita anemia sering mengalami masalah rongga mulut seperti stomatitis dan glossitis. Glossitis yaitu atrofi pada papilla dorsum lidah ditandai sensasi terbakar. Stomatitis aftosa rekuren dapat terjadi karena transportasi oksigen dan nutrisi terganggu sehingga menghambat diferensiasi dan pertumbuhan sel epitel. Kesimpulan: Anemia salah satunya dapat disebabkan oleh tuberkulosis abdomen dan menimbulkan manifestasi pada oral seperti glossitis dan stomatitis aftosa rekuren. Penegakan diagnosis yang baik dapat menentukan pengobatan yang tepat.
Peningkatan Pengetahuan Lansia dalam Mengenali dan Mencegah Penyakit Jantung Koroner Melalui Penyuluhan di Desa Purwosari Wisesa, Sindhu; Sari, Octavia Permata; Afifah, Afifah; Setiawati, Setiawati; Silva, Ghea De
Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 2 (2024): Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.linggamas.2024.1.2.10150

Abstract

Penyakit jantung koroner (PJK) masih menjadi penyebab utama kematian dan beban kesehatan di Indonesia. Faktor risiko PJK akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia, sehingga lansia merupakan populasi yang rentan terhadap PJK. Peningkatan pengetahuan dalam mengenali dan mencegah PJK diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas pada lansia. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai PJK dengan memberikan edukasi pada lansia dalam cakupan Posyandu lansia di Desa Purwosari, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas. Pretest dan Posttest dilakukan untuk menilai peningkatan pengetahuan pada peserta. Kegiatan dilakukan di Balai Desa Purwosari oleh dosen Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman dengan melibatkan kader Posyandu Lansia. Sebanyak 47 lansia mengikuti kegiatan penyuluhan. Hasil evaluasi menggunakan uji t berpasangan menunjukkan peningkatan rerata nilai posttest peserta secara signifikan dibandingkan dengan nilai pretest (p = 0,008). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kegiatan PkM berupa penyuluhan kesehatan meningkatkan pengetahuan peserta dalam mengenali dan mencegah PJK pada lansia.
Edukasi Pencegahan Hiperkolesterolemia Dan Komplikasinya Pada Peserta Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) Di Puskesmas Purwokerto Timur Harini, Ika Murti; Gumilas, Nur Signa Aini; Nafiisah, Nafiisah; Silva, Ghea De; Tamad, Fatiha Sri Utami
Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2024): Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.linggamas.2024.2.1.13042

Abstract

Hiperkolesterolemia meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan penyakit lain. Pemerintah mengelola penyakit ini, khususnya diabetes melitus dan hipertensi, melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) termasuk di Puskesmas Purwokerto Timur 1. Data di Puskesmas Purwokerto Timur menunjukkan hanya 53,89% dari 167 anggota Prolanis yang rutin mengikuti kegiatan Prolanis. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya. Diagnosis, pemilihan, dan pemberian obat yang tepat oleh tenaga kesehatan tidak cukup menjamin keberhasilan terapi jika tidak didukung dengan pemahaman yang baik dari pasien. Oleh karena itu, diadakan kegiatan edukasi tentang hiperkolesterolemia dan faktor risikonya untuk mencegah komplikasi lebih lanjut pada peserta Prolanis di Puskesmas Purwokerto Timur 1. Kegiatan ini memberikan manfaat tambahan berupa peningkatan pengetahuan peserta tentang pentingnya mengenali faktor risiko hiperkolesterolemia untuk mencegah komplikasi.
Laporan Kasus: Kandidiasis Oral pada Pasien Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) Dewi, Aisha Tiara; Rimawati, Adninda; Purnama, Ryana Budi; Saksana, Rachmad Aji; Silva, Ghea de
Journal of Dental and Biosciences Vol 2 No 02 (2025): Journal of Dental and Biosciences
Publisher : Jurusan Kedokteran Gigi Fakultas Kedoketaran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jdentbios.2025.2.02.11528

Abstract

Latar belakang : Pasien HIV/AIDS memiliki kekebalan tubuh yang lemah karena imunosupresi yang menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi sistemik. Manifestasi oral pasien HIV/AIDS antara lain kandidiasis oral, penyakit periodontal, xerostomia, Kaposi’s sarcoma, stomatitis aftosa rekuren, oral hairy leukoplakia, hiperpigmentasi oral, serta karies. Kandidiasis oral merupakan lesi yang paling sering terjadi pada pasien HIV/AIDS yang disebabkan oleh infeksi Candida albicans. Kasus : Pasien laki-laki berusia 53 tahun datang ke RSUD Margono Soekarjo, Purwokerto dengan keluhan lapisan putih seperti sariawan dan terasa tidak nyaman sejak 1 bulan yang lalu, demam, nafsu makan dan minum menurun, merasa kebingungan, keringat dingin, dan tangan terkadang tremor. Rapid test anti-HIV menunjukkan hasil positif. Penegakan diagnosis kandidiasis oral pada kasus ini yaitu melalui anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang. Tanda dan gejala klinis dari kandidiasis oral yaitu adanya plak berwarna putih multipel pada mukosa rongga mulut, dapat dikerok yang meninggalkan bekas kemerahan, dan terasa nyeri. Manajemen Kasus : Obat yang diberikan pada pasien HIV dengan kondisi kandidiasis adalah ARV berupa FDC TLD, antijamur berupa Nystatin dan Fluconazole, obat kumur Chlorhexidine Gluconate 0,2%, dan kombinasi antibiotik berupa Azithromycin serta Cotrimoxazole. Simpulan : Keberhasilan pengobatan kandidiasis oral merupakan kombinasi keberhasilan pengobatan penyakit sistemik, pengobatan penyakit mulutnya, serta didukung oleh kedisiplinan pasien dalam menggunakan obat secara benar dan teratur dan menjaga kebersihan rongga mulut.
Ulserasi Labial pada Pasien Systemic Lupus Erythematosus (SLE): Laporan Kasus savira, erica bella; Hidayah, Riski Amalia; Abidi, Muhammad Tampan; Silva, Ghea de
Journal of Dental and Biosciences Vol 1 No 2 (2024): Journal of Dental and Biosciences
Publisher : Jurusan Kedokteran Gigi Fakultas Kedoketaran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah kondisi autoimun yang memengaruhi kolagen dan pembuluh darah, memengaruhi berbagai sistem tubuh seperti mucokutaneus, muskuloskeletal, dan vaskular. Tujuan: Laporan kasus ini menyajikan ulserasi labial pada seorang pasien dengan SLE, beserta manifestasi, patofisiologi, dan manajemen gigi di bidang kedokteran gigi. Kasus: Seorang pasien perempuan berusia 21 tahun datang ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Margono Soekarjo di Purwokerto ke Ruang Mawar pada Oktober 2023, dengan keluhan luka di mulut yang menyebabkan luka di kedua bibir yang sudah dialami selama satu minggu. Manajemen kasus: Manajemen kasus ini memberikan terapi farmakologi berupa antibiotik, analgesic,injeksi antimalaria, antiinflamasi, multivitamin dan obat kumur untuk kondisi pada rongga mulut pasien. Kesimpulan: Penyebab SLE masih belum diketahui hingga saat ini, tetapi diketahui bahwa itu terkait dengan kondisi sistemik dan faktor genetik. Diagnosis SLE dikonfirmasi berdasarkan riwayat medis, pemeriksaan fisik, tes pendukung, dan gejala klinis.