Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Potensi Plant Growth Promoting Rhizobacteria Akar Putri Malu sebagai Pupuk Hayati dalam Meningkatkan Produktifitas Kacang Hijau Ridha Ayumnuazmi; M. Taufik Fauzi; Suwardji; A.A. Ketut Sudharmawan; Taslim Sjah; Wayan Wangiyana; Mulyati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jima.v4i2.7284

Abstract

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan komoditas pangan strategis yang kaya protein dan berperan penting dalam ketahanan pangan nasional. Namun, produksi dalam negeri belum mampu untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Salah satu pendekatan untuk meningkatkan produktivitas kacang hijau adalah melalui pemanfaatan pupuk hayati berbasis Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). PGPR merupakan kelompok bakteri rizosfer yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui beberapa mekanisme seperti fiksasi nitrogen, pelarutan fosfat, produksi hormon pertumbuhan, serta peningkatan ketahanan tanaman terhadap cekaman lingkungan. Putri malu (Mimosa pudica) merupakan tumbuhan yang berasosiasi dengan mikroba rizosfer potensial seperti Rhizobium, Azospirillum, dan Pseudomonas yang efektif sebagai PGPR. Studi ini menggunakan metode tinjauan pustaka untuk mengevaluasi efektivitas isolat PGPR dari akar M. pudica dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Hasil studi menunjukkan bahwa aplikasi PGPR dari M. pudica, terutama dengan dosis 25 ml/liter yang dikombinasikan dengan pupuk NPK, mampu meningkatkan tinggi tanaman, jumlah polong, dan bobot biji secara signifikan. Penggunaan PGPR tidak hanya mendukung produktivitas tanaman tetapi juga mendorong pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Peningkatan Produktivitas dan Nilai Ekonomi Pertanian: Tinjauan Keuntungan Penerapan Tumpangsari Tanaman Serealia dengan Kacang-kacangan Abdus Syakur Assopi; A.A. Ketut Sudharmawan; M. Taufik Fauzi; Suwardji; Wayan Wangiyana; Mulyati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jima.v4i2.7556

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk menganalisis manfaat integrasi antara padi gogo (Oryza sativa L.) dan jagung (Zea mays L.) dengan tanaman kacang-kacangan seperti kacang tanah (Arachis hypogaea L.), kedelai (Glycine max L.), dan kacang hijau (Vigna radiata L.) dalam sistem tumpangsari. Metode yang digunakan adalah studi literatur dari berbagai publikasi ilmiah nasional dan internasional. Hasil kajian menunjukkan bahwa tumpangsari serealia dan legum dapat meningkatkan produktivitas lahan, efisiensi penggunaan sumberdaya (air, cahaya, dan hara), aktivitas mikroba dan memperbaiki kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen, serta menekan populasi hama melalui peningkatan keanekaragaman tanaman dan keberadaan musuh alami. Selain itu, aplikasi pupuk hayati mikoriza dan inokulan Rhizobium pada sistem tumpangsari terbukti meningkatkan hasil gabah padi dan biji jagung secara signifikan meskipun dengan pengurangan dosis pupuk anorganik. Dari sisi ekonomi, tumpangsari meningkatkan nilai B/C ratio dan dapat menstabilkan pendapatan petani. Oleh karena itu, sistem tumpangsari serealia dan kacang-kacangan merupakan solusi yang potensial dalam mendukung ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani di lahan kering secara berkelanjutan.
Pemanfaatan Agen Hayati Beauveria Bassiana dalam Pengendalian Hama Boleng (Cylas formicarius) pada Tanaman Ubi Jalar Hariati; M. Taufik Fauzi; A.A. Ketut Sudharmawan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jima.v4i2.7411

Abstract

Ubi jalar (Ipomoea batatas) merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia, namun rentan mengalami penurunan produktivitas akibat serangan hama penggerek umbi Cylas formicarius. Selama ini, pengendalian hama lebih banyak dilakukan dengan insektisida kimiawi yang berdampak negatif terhadap lingkungan, kesehatan manusia, dan musuh alami. Oleh karena itu, diperlukan alternatif pengendalian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji potensi dan efektivitas cendawan entomopatogen Beauveria bassiana sebagai agen hayati dalam mengendalikan hama C. formicarius pada tanaman ubi jalar. Penulisan dilakukan melalui metode studi literatur dengan menelaah berbagai sumber ilmiah yang relevan, termasuk jurnal, prosiding, dan laporan penelitian. Hasil kajian menunjukkan bahwa B. bassiana mampu menginfeksi serangga target melalui proses penetrasi dan produksi toksin yang mematikan, serta efektif diterapkan di lapangan dengan menyemprotkan suspensi cendawan pada batang, pangkal daun, dan area sekitar akar. Keunggulan lainnya adalah kisaran inang yang luas, aman terhadap lingkungan, dan tidak mengganggu predator alami. Namun, efektivitas aplikasi dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, frekuensi aplikasi, serta konsentrasi konidia. Dengan pengelolaan yang tepat, B. bassiana berpotensi besar menjadi bagian dari strategi pengendalian hama terpadu dalam budidaya ubi jalar yang berkelanjutan.
Produksi Nanoselulosa Berkelanjutan dari Tongkol Jagung untuk Adsorpsi Logam Berat yang Efisien: Sebuah Tinjauan Firman Abadi Saputra; M. Taufik Fauzi; I Wayan Sudika; A.A. Ketut Sudharmawan; Taslim Sjah; Suwardji; Mulyati; Diah Miftahul Aini
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jima.v4i2.7418

Abstract

Kontaminasi logam berat pada tanah pertanian merupakan ancaman signifikan terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat, terutama di wilayah dengan aktivitas industri dan pertanian yang intensif. Meskipun teknik remediasi konvensional banyak digunakan, seringkali terkendala oleh biaya operasional yang tinggi, munculnya polutan sekunder serta efisiensi yang rendah pada konsentrasi kontaminan yang rendah. Menanggapi keterbatasan tersebut, tinjauan ini membahas potensi pemanfaatan limbah tongkol jagung sebagai adsorben logam berat dengan menyajikan sumber informasi yang komprehensif bagi para peneliti dan profesional industri. Metodologi yang digunakan mencakup tinjauan literatur ilmiah secara ekstensif terkait produksi nanocellulose dan adsorpsi logam berat melalui Google Scholar, Mendeley, dan basis data ilmiah lainnya. Hasil kajian menunjukkan bahwa tongkol jagung kaya akan selulosa dan sangat ideal sebagai bahan baku sintesis nanoselulosa. Teknik karakterisasi seperti Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), Scanning Electron Microscopy (SEM), dan X-Ray Diffraction (XRD) mengonfirmasi kesesuaian struktur kimia bahan tersebut. Studi adsorpsi menunjukkan kemampuan yang efektif dalam menghilangkan ion logam berat melalui mekanisme ikatan ionik, kompleksasi, dan pertukaran ion. Temuan ini menyoroti dua manfaat utama dari pendekatan ini: mengubah limbah pertanian menjadi material bernilai tambah dan menyediakan alternatif yang ramah lingkungan serta hemat biaya untuk dekontaminasi tanah. Tinjauan ini menjadi referensi penting bagi peneliti, pelaku agribisnis, dan praktisi yang tertarik pada strategi berkelanjutan untuk remediasi lingkungan, serta menunjukkan arah pengembangan yang menjanjikan di masa depan.
Pemanfaatan IoT dan GIS dalam Pemantauan dan Identifikasi Hama pada Ubi Jalar (Ipomoea batatas) di Lahan Kering M Zul Qurnain; M. Taufik Fauzi; A.A. Ketut Sudharmawan; Suwardji
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jima.v4i2.7425

Abstract

Ubi jalar (Ipomoea batatas) merupakan tanaman pangan penting yang memiliki nilai ekonomis dan sosial tinggi, terutama di daerah tropis. Namun, produktivitasnya sering kali terpengaruh oleh serangan hama, yang seringkali tidak terdeteksi secara dini akibat terbatasnya sistem pemantauan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pemantauan hama pada ubi jalar dengan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) dan Sistem Informasi Geografis (GIS). IoT memungkinkan pemantauan kondisi lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan cahaya secara real-time, sementara GIS digunakan untuk memetakan persebaran hama secara spasial. Dengan integrasi kedua teknologi ini, diharapkan pengendalian hama dapat dilakukan secaralebih efisien, tepat sasaran, dan ramah lingkungan. Sistem ini dapat memberikan notifikasi dini kepada petani terkait serangan hama, sehingga pengambilan keputusan untuk tindakan pengendalian dapat dilakukan secara cepat dan efektif. Selain itu, penggunaan IoT dan GIS diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida berlebihan dan meningkatkan keberlanjutan produksi ubi jalar. Tulisan ini menawarkan solusi inovatif untuk pengelolaan hama berbasis data spasial-temporal dalam konteks agroekosistem lahan kering.
Potensi Plant Growth Promoting Rhizobacteria Akar Putri Malu sebagai Pupuk Hayati dalam Meningkatkan Produktifitas Kacang Hijau Ridha Ayumnuazmi; M. Taufik Fauzi; Suwardji; A.A. Ketut Sudharmawan; Taslim Sjah; Wayan Wangiyana; Mulyati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jima.v4i2.7284

Abstract

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan komoditas pangan strategis yang kaya protein dan berperan penting dalam ketahanan pangan nasional. Namun, produksi dalam negeri belum mampu untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Salah satu pendekatan untuk meningkatkan produktivitas kacang hijau adalah melalui pemanfaatan pupuk hayati berbasis Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). PGPR merupakan kelompok bakteri rizosfer yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui beberapa mekanisme seperti fiksasi nitrogen, pelarutan fosfat, produksi hormon pertumbuhan, serta peningkatan ketahanan tanaman terhadap cekaman lingkungan. Putri malu (Mimosa pudica) merupakan tumbuhan yang berasosiasi dengan mikroba rizosfer potensial seperti Rhizobium, Azospirillum, dan Pseudomonas yang efektif sebagai PGPR. Studi ini menggunakan metode tinjauan pustaka untuk mengevaluasi efektivitas isolat PGPR dari akar M. pudica dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Hasil studi menunjukkan bahwa aplikasi PGPR dari M. pudica, terutama dengan dosis 25 ml/liter yang dikombinasikan dengan pupuk NPK, mampu meningkatkan tinggi tanaman, jumlah polong, dan bobot biji secara signifikan. Penggunaan PGPR tidak hanya mendukung produktivitas tanaman tetapi juga mendorong pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Pemanfaatan Agen Hayati Beauveria Bassiana dalam Pengendalian Hama Boleng (Cylas formicarius) pada Tanaman Ubi Jalar Hariati; M. Taufik Fauzi; A.A. Ketut Sudharmawan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jima.v4i2.7411

Abstract

Ubi jalar (Ipomoea batatas) merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia, namun rentan mengalami penurunan produktivitas akibat serangan hama penggerek umbi Cylas formicarius. Selama ini, pengendalian hama lebih banyak dilakukan dengan insektisida kimiawi yang berdampak negatif terhadap lingkungan, kesehatan manusia, dan musuh alami. Oleh karena itu, diperlukan alternatif pengendalian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji potensi dan efektivitas cendawan entomopatogen Beauveria bassiana sebagai agen hayati dalam mengendalikan hama C. formicarius pada tanaman ubi jalar. Penulisan dilakukan melalui metode studi literatur dengan menelaah berbagai sumber ilmiah yang relevan, termasuk jurnal, prosiding, dan laporan penelitian. Hasil kajian menunjukkan bahwa B. bassiana mampu menginfeksi serangga target melalui proses penetrasi dan produksi toksin yang mematikan, serta efektif diterapkan di lapangan dengan menyemprotkan suspensi cendawan pada batang, pangkal daun, dan area sekitar akar. Keunggulan lainnya adalah kisaran inang yang luas, aman terhadap lingkungan, dan tidak mengganggu predator alami. Namun, efektivitas aplikasi dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, frekuensi aplikasi, serta konsentrasi konidia. Dengan pengelolaan yang tepat, B. bassiana berpotensi besar menjadi bagian dari strategi pengendalian hama terpadu dalam budidaya ubi jalar yang berkelanjutan.
Produksi Nanoselulosa Berkelanjutan dari Tongkol Jagung untuk Adsorpsi Logam Berat yang Efisien: Sebuah Tinjauan Firman Abadi Saputra; M. Taufik Fauzi; I Wayan Sudika; A.A. Ketut Sudharmawan; Taslim Sjah; Suwardji; Mulyati; Diah Miftahul Aini
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jima.v4i2.7418

Abstract

Kontaminasi logam berat pada tanah pertanian merupakan ancaman signifikan terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat, terutama di wilayah dengan aktivitas industri dan pertanian yang intensif. Meskipun teknik remediasi konvensional banyak digunakan, seringkali terkendala oleh biaya operasional yang tinggi, munculnya polutan sekunder serta efisiensi yang rendah pada konsentrasi kontaminan yang rendah. Menanggapi keterbatasan tersebut, tinjauan ini membahas potensi pemanfaatan limbah tongkol jagung sebagai adsorben logam berat dengan menyajikan sumber informasi yang komprehensif bagi para peneliti dan profesional industri. Metodologi yang digunakan mencakup tinjauan literatur ilmiah secara ekstensif terkait produksi nanocellulose dan adsorpsi logam berat melalui Google Scholar, Mendeley, dan basis data ilmiah lainnya. Hasil kajian menunjukkan bahwa tongkol jagung kaya akan selulosa dan sangat ideal sebagai bahan baku sintesis nanoselulosa. Teknik karakterisasi seperti Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), Scanning Electron Microscopy (SEM), dan X-Ray Diffraction (XRD) mengonfirmasi kesesuaian struktur kimia bahan tersebut. Studi adsorpsi menunjukkan kemampuan yang efektif dalam menghilangkan ion logam berat melalui mekanisme ikatan ionik, kompleksasi, dan pertukaran ion. Temuan ini menyoroti dua manfaat utama dari pendekatan ini: mengubah limbah pertanian menjadi material bernilai tambah dan menyediakan alternatif yang ramah lingkungan serta hemat biaya untuk dekontaminasi tanah. Tinjauan ini menjadi referensi penting bagi peneliti, pelaku agribisnis, dan praktisi yang tertarik pada strategi berkelanjutan untuk remediasi lingkungan, serta menunjukkan arah pengembangan yang menjanjikan di masa depan.
Pemanfaatan IoT dan GIS dalam Pemantauan dan Identifikasi Hama pada Ubi Jalar (Ipomoea batatas) di Lahan Kering M Zul Qurnain; M. Taufik Fauzi; A.A. Ketut Sudharmawan; Suwardji
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jima.v4i2.7425

Abstract

Ubi jalar (Ipomoea batatas) merupakan tanaman pangan penting yang memiliki nilai ekonomis dan sosial tinggi, terutama di daerah tropis. Namun, produktivitasnya sering kali terpengaruh oleh serangan hama, yang seringkali tidak terdeteksi secara dini akibat terbatasnya sistem pemantauan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pemantauan hama pada ubi jalar dengan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) dan Sistem Informasi Geografis (GIS). IoT memungkinkan pemantauan kondisi lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan cahaya secara real-time, sementara GIS digunakan untuk memetakan persebaran hama secara spasial. Dengan integrasi kedua teknologi ini, diharapkan pengendalian hama dapat dilakukan secaralebih efisien, tepat sasaran, dan ramah lingkungan. Sistem ini dapat memberikan notifikasi dini kepada petani terkait serangan hama, sehingga pengambilan keputusan untuk tindakan pengendalian dapat dilakukan secara cepat dan efektif. Selain itu, penggunaan IoT dan GIS diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida berlebihan dan meningkatkan keberlanjutan produksi ubi jalar. Tulisan ini menawarkan solusi inovatif untuk pengelolaan hama berbasis data spasial-temporal dalam konteks agroekosistem lahan kering.
Peningkatan Produktivitas Ubi Jalar: Review Tentang Peranan Parasitoid Encarsia formosa sebagai Agen Pengendali Hayati Kutu Kebul (Bemisia tabaci) di Lahan Kering Firda Widya Sari; M. Taufik Fauzi; A.A. Ketut Sudharmawan; Suwardji; Mulyati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/4yjagn51

Abstract

Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan tanaman pangan strategis di lahan kering karena toleransinya terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem. Namun, serangan kutu kebul (Bemisia tabaci) menjadi kendala utama dalam budidayanya, terutama karena hama ini juga berperan sebagai vektor penyakit. Review ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi, mekanisme kerja, tantangan, dan strategi penerapan Encarsia formosa sebagai agen pengendali hayati kutu kebul pada ubi jalar di lahan kering, serta implikasinya terhadap peningkatan produktivitas dan keberlanjutan sistem pertanian. Penggunaan parasitoid E. formosa sebagai agen pengendali hayati menawarkan solusi ramah lingkungan untuk mengendalikan kutu kebul, mengurangi ketergantungan pada insektisida kimia, serta mendukung prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Parasitoid ini efektif menyerang stadium nimfa hama dan memiliki potensi meningkatkan hasil ubi jalar hingga 30%. Meskipun demikian, efektivitas E. formosa sangat dipengaruhi oleh kondisi agroekosistem, termasuk suhu, kelembapan, dan ketersediaan tanaman inang.