Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Dinamika Gender dalam Islam : Perspektif Muslimah Terhadap Feminisme di Era Digital Nabila, Nabila; Nur Alia Abdullah, Mirna; Retsa Rizaldi Mujayapura, Muhammad
Sanaamul Quran: Jurnal Wawasan Keislaman Vol. 6 No. 1 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Al-Mukmin (STIM) Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62096/sq.v6i1.123

Abstract

The issue of gender roles continues to develop along with the development of current technology. With the advancement of digital technology that is very significant, it provides a lot of space easily for everyone to build interactions with each other, one of which is a discussion about gender roles in Islam when associated with feminism. This provides Muslim women with an understanding of feminism that is very easy and fast. This study aims to examine how Muslim women's perspectives on current gender issues are when associated with feminism. This research was conducted using a qualitative method and interviews with Muslim women who are aware of issues regarding feminism with the help of literature studies as a data collection tool. The results of this study explain that feminism is a movement to defend and fight for women's rights. With this research, it can increase the insight of Muslim women in utilizing social media as a tool for open discussion with many people about gender equality.
PENGARUH STANDAR TIKTOK TERHADAP KEBIASAAN DAN KESEHATAN MENTAL Firdhi Al Ghifary, Muhammad; Nur Alia Abdullah, Mirna; Retsa Rizaldi Mujayapura, Muhammad
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 5 (2025): Nusantara : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i5.2025.1809-1814

Abstract

TikTok telah menjadi salah satu media sosial yang berperan besar dalam membentuk kebiasaan sosial dan kesehatan mental penggunanya, terutama pada kelompok usia remaja dan dewasa muda. Penelitian ini bertujuan untuk memahami sejauh mana standar sosial yang berkembang di TikTok dapat memengaruhi pola kebiasaan serta dampak psikologis yang ditimbulkannya. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik studi literatur, yang bertujuan untuk menelaah berbagai referensi akademik terkait fenomena ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TikTok berkontribusi dalam pembentukan identitas digital, perubahan pola interaksi sosial, serta munculnya tekanan sosial yang berdampak pada kesejahteraan mental. Selain itu, konsumsi konten yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan tidur, berkurangnya produktivitas, serta meningkatnya kecemasan akibat perbandingan sosial yang tidak realistis. Oleh karena itu, kesadaran pengguna dalam memilah konten serta mengatur waktu penggunaan media sosial menjadi hal yang penting agar dampak negatif dari TikTok dapat diminimalisir tanpa menghilangkan manfaatnya.
ADAPTASI ATAU FRUSTASI? PERGULATAN MAHASISWA BARU DENGAN BEBAN AKADEMIK YANG MENCEKIK Annisa Fitri Ramadhani, Nabila; Nur Alia Abdullah, Mirna; Retsa Rizaldi Mujayapura, Muhammad
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 5 (2025): Nusantara : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i5.2025.2003-2012

Abstract

Transisi akademik dari pendidikan sekolah menengah ke perguruan tinggi kerap menimbulkan tantangan baru bagi mahasiswa tahun pertama. Khususnya dalam beradaptasi dengan lingkungan sosial yang baru sekaligus menghadapi tekanan akademik yang meningkat. Perubahan system pembelajaran, tugas yang semakin kompleks serta munculnya ekspektasi tinggi dari dosen dan keluarga menjadi pemicu utama stress dan potensi burnout akademik mahasiswa baru. Penelitian ini ditujukan untuk mengeksplorasi pengalaman mahasiswa baru dalam proses adaptasi sosial serta strategi coping yang dilakukan mahasiswa baru dalam menghadapi beban akademik. Dengan pendekatan kualitatif fenomenologi serta teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam (in-depth-interview), penelitian ini melibatkan beberapa partisipan dengan latar belakang pendidikan dan asal daerah yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan pengalaman mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami system pembelajaran baru serta kesulitan saat berusaha menguasai fitur-fitur teknologi terbaru. Dalam menghadapi beban akademik yang mencekik, mahasiswa mengembangkan strategi coping berbasis emosi dan tindakan, seperti melepaskan emosi negative lewat tangisan, serta mencoba mencari dukungan sosial dari teman sebaya. Melakukan aktivitas menyenangkan juga menjadi alternative bagi mahasiswa baru untuk memulihkan semangat belajar. Hasil ini menegaskan pentingnya dukungan institusional dalam membentuk lingkungan akademik yang responsive terhadap kebutuhan adaptasi mahasiswa baru. Hal ini dapat membantu mahasiswa baru untuk mendorong penguatan self-efficacy serta manajemen stress sejak awal masa perkuliahan.
PERCERAIAN KARENA KDRT: KETIKA RUMAH TAK LAGI MENJADI TEMPAT BERLINDUNG Putri Rahmadiani, Adisti; Nur Alia Abdullah, Mirna; Retsa Rizaldi Mujayapura, Muhammad
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 5 (2025): Nusantara : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i5.2025.2162-2167

Abstract

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi keputusan perceraian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan perceraian akibat KDRT dan mengkaji dampak yang ditimbulkan baik bagi korban maupun keluarga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan fenomenologi dan studi kasus untuk memahami pengalaman subjektif para korban. Data dikumpulkan melalui analisis terhadap dokumen yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan fisik, psikologis dan ketergantungan ekonomi adalah faktor-faktor utama yang memicu perceraian. Dampak dari KDRT tidak hanya dirasakan secara fisik, tetapi juga mengarah pada gangguan psikologis yang mendalam, seperti trauma dan depresi. Selain itu tantangan yang dihadapi korban seperti ketakutan terhadap balas dendam dan stigma sosial memperburuk kondisi mereka. Peran pemerintah dan lembaga sosial dalam memberikan perlindungan dan dukungan kepada korban KDRT sangat diperlukan untuk mencegah dampak jangka panjang.
ANALISIS PSIKOLOGIS TERHADAP PERILAKU HATE COMMENT DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM Akbar Saputro, Zacky; Nur Alia Abdullah, Mirna; Retsa Rizaldi Mujayapura, Muhammad
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 5 (2025): Nusantara : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i5.2025.1803-1808

Abstract

Fenomena hate comment di media sosial, khususnya Instagram, semakin marak dan berdampak negatif bagi individu maupun masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor psikologis yang melatarbelakangi perilaku hate comment serta dampaknya terhadap kesehatan mental korban. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi literatur, yang mengkaji berbagai teori dan hasil penelitian sebelumnya terkait dengan psikologi perilaku di media sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor psikologis seperti anonimitas, efek disinhibisi online, bias kognitif, serta tekanan sosial berperan dalam mendorong individu untuk melakukan hate comment. Dampaknya terhadap korban meliputi stres, kecemasan, penurunan harga diri, hingga risiko depresi dan isolasi sosial. Kesimpulan dari penelitian ini menekankan pentingnya strategi pencegahan melalui edukasi literasi digital, pengelolaan emosi, serta penguatan regulasi untuk menciptakan lingkungan media sosial yang lebih sehat dan aman.
ANALISIS DAMPAK CANCEL CULTURE DI TWITTER DAN PENGARUHNYA TERHADAP MASYARAKAT Hasya, Vila; Nur Alia Abdullah, Mirna; Retsa Rizaldi Mujayapura, Muhammad
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 5 (2025): Nusantara : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i5.2025.1787-1791

Abstract

Fenomena cancel culture di Twitter berkembang sebagai bentuk reaksi kolektif terhadap individu atau institusi yang dianggap melanggar norma sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab cancel culture, dampak positif dan negatifnya, serta keterkaitannya dengan teori interaksionisme simbolik. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka, dengan mengkaji berbagai literatur yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cancel culture dipicu oleh kecepatan penyebaran informasi, mentalitas massa, dan pengaruh opini publik. Dampak positifnya meliputi peningkatan akuntabilitas dan kesadaran sosial, sedangkan dampak negatifnya mencakup tekanan psikologis, penghakiman yang tidak adil, dan pembatasan kebebasan berekspresi. Jika tidak dikelola dengan bijak, cancel culture dapat memperburuk polarisasi dan menghambat diskusi yang sehat. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman kritis dan regulasi yang lebih baik di media sosial agar fenomena ini dapat tetap menjadi alat kontrol sosial yang efektif tanpa menimbulkan dampak yang merugikan.
DARI CINTA KE CITA: PERAN HEALTHY RELATIONSHIP TERHADAP KESEHATAN EMOSIONAL DAN KEHIDUPAN AKADEMIK GEN Z Almudhia, Salisa; Nur Alia Abdullah, Mirna; Retsa Rizaldi Mujayapura, Muhammad
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 5 (2025): Nusantara : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i5.2025.1940-1947

Abstract

Hubungan yang sehat dengan pasangan memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk Kesehatan emosional. Ketika seseorang memiliki kestabilan Kesehatan emosional, mereka cenderung lebih mampu untuk berkomunikasi dengan baik, menjalani hari hari dengan baik dan membangun ikatan yang kuat. Begitupun sebaliknya, jika seseorang terkena gangguan emosional maka akan cenderung kurang baik dalam menjalani hari harinya dan akan berdampak buruk kedalam kehidupannya sehari hari dan juga kehidupan akademik. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran Healthy Relationship dengan pasangan terhadap Kesehatan emosional dan kehidupan akademik seseorang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode menyebarkan angket dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa hubungan yang sehat (Healthy Relationship) dengan pasangan tidak hanya meningkatkan kualitas emosional tetapi juga mendukung kesuksesan akademik dengan cara meningkatkan fokus, motivasi dan semangat dalam belajar. Kesehatan emosional yang stabil akibat hubungan yang sehat memberikan dampak positif pada kualitas pembelajaran dan hasil akademis. Sebaliknya, hubungan yang penuh konflik dapat mengganggu proses belajar. Temuan ini memberikan wawasan bagi individu untuk menemukan dan menciptakan hubungan yang sehat untuk mendukung perkembangan akademik.
SAAT X (TWITTER) MENJADI TEMPAT BERKELUH KESAH : EKSPRESI BEBAS ATAU PELARIAN YANG BERBAHAYA? Early Wulanda, Agiva; Nur Alia Abdullah, Mirna; Retsa Rizaldi Mujayapura, Muhammad
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 5 (2025): Nusantara : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i5.2025.1847-1853

Abstract

Fenomena nyambat di Twitter atau yang kali ini dikenal dengan X merupakan kebiasaan mengeluh atau mencurahkan perasaan negatif terkait kehidupan pribadi, akademik, pekerjaan, maupun isu sosial yang semakin marak terjadi di era digital. Penelitian ini bertujuan untuk memahami hubungan antara nyambat di twitter dengan regulasi emosi individu, apakah aktivitas ini memberikan efek katarsis atau justru memperburuk kondisi psikologis pengguna. Menggunakan kualitatif, penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara mendalam, studi literatur, dan observasi media sosial terhadap pengguna twitter yang aktif nyambat dalam tiga bulan terakhir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nyambat dapat memberikan kelegaan emosional dan dukungan sosial bagi sebagian individu, namun bagi yang lain, justru dapat memburuk keadaan, meningkatkan stres, dan memperkuat emosi negatif. Anonimitas di twitter memungkinkan individu lebih bebas mengekspresikan perasaannya, tetapi juga berisiko memunculkan respons negatif dari pengguna lain. Selain itu, akun komunitas seperti “Nanti Kita Sambat Tentang Hari Ini” menjadi wadah bagi pengguna untuk menyalurkan emosi secara anonim. Kesimpulannya, nyambat di twitter dapat menjadi strategi regulasi emosi yang efektif jika digunakan secara sadar, tetapi juga berpotensi berdampak negatif jika dilakukan secara berulang tanpa solusi nyata. Oleh karena itu, penting bagi pengguna media sosial untuk mengembangkan strategi regulasi emosi yang lebih sehat dan seimbang.
CHILD ABUSE DAN KEKERASAN KELUARGA: ANCAMAN BAGI MASA DEPAN ANAK Anggrayani, Sista; Nur Alia Abdullah, Mirna; Retsa Rizaldi Mujayapura, Muhammad
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 5 (2025): Nusantara : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i5.2025.1792-1797

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kekerasan terhadap anak (child abuse) dan kekerasan dalam keluarga terhadap perkembangan fisik, emosional, dan sosial anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka (library research) untuk mengkaji berbagai faktor penyebab, bentuk kekerasan, serta dampak jangka panjang yang ditimbulkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan terhadap anak disebabkan oleh faktor internal, seperti ketidakmampuan orang tua dalam mengelola emosi dan pola asuh yang keras, serta faktor eksternal, seperti tekanan ekonomi dan kurangnya dukungan sosial. Dampak kekerasan ini tidak hanya terbatas pada fisik tetapi juga mempengaruhi perkembangan psikologis dan sosial anak, meningkatkan risiko trauma, kecemasan, serta perilaku agresif di masa depan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan komprehensif dalam pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak melalui peningkatan kesadaran masyarakat, penguatan regulasi hukum, serta penerapan pola asuh yang lebih positif. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa tanpa intervensi yang tepat, kekerasan terhadap anak dapat menjadi siklus yang berkelanjutan dan berdampak negatif bagi masyarakat.
KEKERASAN SIMBOLIK DALAM OSPEK DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBENTUKAN IDENTITAS MAHASISWA Zahra, Siti; Nur Alia Abdullah, Mirna; Retsa Rizaldi Mujayapura, Muhammad
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 5 (2025): Nusantara : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i5.2025.2151-2156

Abstract

Ospek merupakan kegiatan orientasi bagi mahasiswa baru yang bertujuan untuk memperkenalkan budaya akademik dan sosial kampus. Namun, dalam praktiknya, ospek sering kali mengandung unsur kekerasan simbolik yang menempatkan mahasiswa baru dalam posisi subordinat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk kekerasan simbolik dalam ospek dan dampaknya terhadap pembentukan identitas mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara terhadap mahasiswa angkatan 2024 dari Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ospek tidak hanya berfungsi sebagai ajang pengenalan kampus tetapi juga sebagai mekanisme reproduksi kekuasaan yang sering kali bersifat otoriter. Tekanan yang diberikan tidak hanya berupa tuntutan kepatuhan sosial, tetapi juga dalam bentuk beban fisik, mental, dan finansial yang membebani mahasiswa baru. Dampak dari ospek ini bersifat ambivalen, di mana beberapa mahasiswa merasa bahwa ospek membantu mereka beradaptasi dengan kehidupan kampus, sementara yang lain merasa tertekan dan mengembangkan sikap perlawanan terhadap sistem. Oleh karena itu, diperlukan reformasi dalam pelaksanaan ospek agar dapat menghindari praktik kekerasan simbolik dan lebih mengedepankan pendekatan edukatif yang inklusif dan konstruktif bagi mahasiswa baru.