Pembelajaran berdiferensiasi dirancang untuk menyesuaikan karakteristik, kebutuhan dan kemampuan individual siswa, sehingga terciptanya lingkungan belajar yang inklusif. Penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis implementasi pembelajaran berdiferensiasi di kelas inklusi SDN Benua Anyar 8 Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Peneliti melakukan observasi langsung, wawancara dengan wakil kepala sekolah, wali kelas, guru pendamping khusus (GPK) dan siswa dalam pengumpulan data. Adapun analisis dokumen juga dilakukan, seperti lembar kerja siswa, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan cacatan akademik siswa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa wali kelas telah melaksanakan tiga bentuk diferensiasi, yaitu diferensiasi konten, proses, dan produk. Dengan diferensiasi tersebut bertujuan agar setiap siswa, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK) dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Implementasi pembelajaran diferensiasi ini terbukti berdampak positif terhadap antusiasme, partisipasi, pemahaman konsep, serta sosial dan emosional diri siswa ABK. Namun, terdapat tantangan dalam penerapannya yaitu keberagaman karakteristik siswa, keterbatasan sumber daya, dan pemahaman konsep yang belum merata bagi sebagian guru. Solusi yang diterapkan meliputi kerja sama wali kelas dengan GPK dan orang tua, pemanfaatan media sederhana, manajemen kelas positif, serta pelatihan dan refleksi guru. Penelitian ini menegaskan pentingnya guru meningkatkan kompetensi dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi di kelas inklusi untuk menciptakan pendidikan yang adil dan berpihak pada siswa secara menyeluruh