Sistem evaluasi dan asesmen pendidikan memegang peran penting dalam memastikan keberhasilan proses pembelajaran serta peningkatan kualitas pendidikan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara komparatif model evaluasi pendidikan di Indonesia dan beberapa negara maju, terutama terkait filosofi asesmen, instrumen, kebijakan tata kelola, serta dampaknya terhadap peningkatan mutu pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan mengkaji berbagai sumber ilmiah seperti jurnal internasional, laporan kebijakan OECD dan UNESCO, serta dokumen resmi terkait asesmen nasional dan global, termasuk PISA. Temuan penelitian menunjukkan bahwa negara maju cenderung menerapkan asesmen holistik yang menekankan perkembangan kompetensi abad ke-21, karakter, kreativitas, dan kemampuan problem-solving melalui asesmen formatif dan autentik. Sebaliknya, praktik asesmen di Indonesia masih didominasi oleh ujian sumatif dan nilai akhir sebagai tolok ukur keberhasilan akademik. Implementasi ANBK menjadi langkah awal menuju asesmen yang lebih komprehensif, namun masih menghadapi tantangan berupa ketimpangan fasilitas digital, kompetensi guru dalam asesmen formatif, dan kesenjangan mutu pendidikan antarwilayah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan kualitas asesmen nasional, diperlukan penguatan kebijakan, pemerataan akses teknologi, dan peningkatan kapasitas guru secara berkelanjutan. Hasil dari kajian ini diharapkan menjadi rujukan dalam pengembangan kebijakan asesmen yang lebih inklusif, adaptif, dan sejalan dengan kebutuhan global guna mendukung pemerataan pendidikan berkualitas di Indonesia.