Jalan merupakan pilar utama konektivitas, karena memiliki peranan yang sangat berpengaruh pada kegiatan dan aktivitas sehari-hari. RAP (Reclaimed Asphalt Pavement) adalah limbah sisa dari perkerasan jalan yang telah rusak dan telah habis umur rencananya. Pada umumnya rehabilitasi jalan dilakukan dengan menambah lapis perkerasan namun penambahan lapisan perkerasan secara terus menerus dapat mengakibatkan bertambahnya elevasi jalan. Daur ulang menjadi suatu pilihan yang menarik untuk merehabilitasi perkerasan. Satu dari upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas bahan campuran aspal RAP adalah menggunakan aspal yang dimodifikasi dengan bahan aditif seperti styrofoam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan RAP terhadap campuran laston AC-WC yang dilihat melalui parameter Marshall dan pengaruh penggunaan styrofoam pada campuran yang menggunakan material RAP terhadap campuran laston AC-WC yang dilihat melalui parameter Marshall. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode Marshall. Adapun persentase variasi RAP yang digunakan yaitu 18%, 22%, dan 26% dan persentase variasi styrofoam yaitu 9,5%, 11,5%, dan 13,5%. Hasil dari penelitian ini diperoleh parameter Marshall terbaik pada kadar aspal 5,54%, RAP 18%, dan styrofoam 13,5% dengan nilai stabilitas 1740,57 kg. Pengujian durabilitas digunakan variasi styrofoam 13,5% dengan tujuan pemanfaatan limbah yang lebih banyak dan diperoleh nilai durabilitas sebesar 94,86% yang telah memenuhi Spesifikasi Bina Marga 2018 Revisi 2 (2020) yaitu minimal 90%. Dari nilai stabilitas dan durabilitas tersebut, menunjukkan lapisan AC-WC memiliki ketahanan yang baik terhadap lalu lintas, lebih tahan lama, dan mampu bertahan diberbagai kondisi cuaca.