Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pelatihan dan Pendampingan Keterampilan Positive Parenting Pada Pengurus PKK Untuk Mencegah Kekerasan Pada Anak (Child Abuse) di Wilayah Perumahan Banten Indah Permai Oktara, Tri Windi Oktara; Septarinjani, Hernindya; Hidayat, Raihan Rahman
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Edisi Januari - Maret
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v6i1.5288

Abstract

Kekerasan pada anak (child abuse) dapat memberikan dampak buruk pada tumbuh kembang anak baik secara fisik maupun psikologis. Oleh karena itu, diperlukan upaya preventif untuk mencegah terjadinya tindakan child abuse sejak dini, salah satunya dengan memberikan edukasi kepada orangtua dan lingkungan sekitar mengenai keterampilan pengasuhan positif atau positive parenting. Sebagai perpanjangan relawan dimasyarakat, para pengurus PKK diharapkan mampu memberikan edukasi dan informasi dasar mengenai pengasuhan positif kepada orang tua upaya mencegah kekerasan pada anak (child abuse) dilingkungan keluarga. Kegiatan PkM dilakukan untuk pengurus PKK di wilayah Perumahan Banten Indah Permai untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan positive parenting yang dapat diberikan kepada masyarakat. Pelatihan dan pendampingan ini melatih pengurus PKK dalam pelaksanaan pemberian edukasi untuk meningkatkan pengasuhan positif atau positive parenting. Dengan dilaksanakannya pelatihan dan pendampingan ini para pengurus PKK memiliki pengetahuan dan keterampilan baru dalam memberikan edukasi dan informasi dasar mengenai pengasuhan positif kepada orang tua upaya mencegah kekerasan pada anak (child abuse) di Wilayah Perumahan Banten Indah Permai.
Profil Tingkat Resiliensi Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin Serta Implikasinya dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling Delano, Vasco; Sinta Dewi, Eneng; Septarinjani, Hernindya; Arrumaisyah Daulay, Annisa
Jurnal Wahana Konseling Vol. 8 No. 1 (2025): JUANG: Jurnal Wahana Konseling
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/juang.v8i1.19544

Abstract

This study aims to describe the level of student resilience in terms of gender and its implications in guidance and counseling services. The study used a quantitative approach with a descriptive-comparative method. The study population was students of SMAN 3 Padang City and SMAN 3 Mukomuko with a sample size of 278 students, consisting of 121 males and 157 females selected through proportional random sampling techniques. The research instrument was a resilience scale that had been tested for validity and reliability. The results showed that in general the level of resilience of male students was higher than that of females, with an average resilience score of male students of 70.95% and females of 69.10%, both in the high category. Significant differences were found in the sub-variables of optimism and emotional regulation. These findings indicate that gender is a factor that influences students' ability to deal with post-disaster stress and trauma. The implications of these results direct BK teachers to design gender-responsive guidance services in order to maintain and improve students' psychological resilience in schools.
Integrasi Psikologi Pendidikan dan Kearifan Lokal dalam Mewujudkan Pembelajaran Kontekstual Septarinjani, Hernindya; Amelia, Silvi; Efendi, Rohmat; Oktara, Tri Windi; Delano, Vasco
Indonesian Journal of Educational Counseling Vol 9 No 2 (2025)
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/001.202592.505

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi keterkaitan antara psikologi pendidikan dan kearifan lokal dalam membentuk proses pembelajaran yang kontekstual dan bermakna. Psikologi pendidikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental dalam konteks pembelajaran memiliki peran sentral dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran yang efektif. Sementara itu, kearifan lokal merupakan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, yang mencerminkan pandangan hidup serta norma yang dijunjung tinggi secara turun-temurun. Integrasi antara psikologi pendidikan dan kearifan lokal diyakini dapat menciptakan proses belajar yang tidak hanya berorientasi pada capaian akademik, tetapi juga menekankan aspek afektif, sosial, dan spiritual peserta didik. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode kajian literatur, mengkaji berbagai teori dan temuan sebelumnya mengenai pendidikan berbasis nilai lokal. Hasil kajian menunjukkan bahwa penerapan psikologi pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai kearifan lokal mampu meningkatkan motivasi, karakter, dan identitas budaya peserta didik. Dengan demikian, pendidikan yang berakar pada kearifan lokal dapat menjadi solusi dalam menghadapi tantangan pendidikan modern yang kerap kali terlepas dari konteks sosialbudaya peserta didik.
PERAN POLA ASUH BERBASIS KEARIFAN LOKAL "RUMASA" DALAM MEMBENTUK RESILIENSI PADA REMAJA DI KOMUNITAS PEDESAAN SUNDA BANTEN Zidni Assalam, Mohamad; Septarinjani, Hernindya; Rahman Hidayat, Raihan; Windi Oktara, Tri
PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/paedagogy.v5i2.6068

Abstract

Adolescent development in the modern era faces complex challenges due to the friction between local cultural values and the currents of globalization. Amidst these challenges, local wisdom has the potential to be an essential foundation for mental health. This study focuses on "Rumasa," a noble value in Sundanese culture that emphasizes self-awareness, empathy, and humility.This study aims to explore and describe in-depth the role and manifestation of "Rumasa"-based parenting in the process of resilience formation among adolescents in a Sundanese rural community. This research employed a qualitative approach with an ethnographic case study design. The participants consisted of five Sundanese families (parents and adolescents aged 15–18) who were purposively selected from an agrarian village in Tasikmalaya Regency, West Java. Data were collected through in-depth interviews, participant observation over a three-month period, and analysis of related cultural documents. Data analysis was conducted using a thematic approach, which includes six stages: data familiarization, initial coding, theme searching, theme reviewing, theme naming, and reporting.The findings identified three main practices of "Rumasa" parenting: (1) ngajénan (teaching respect for oneself and others), (2) teu adigung (educating not to be arrogant and to be aware of one's limitations), and (3) ngaragap rasa (training sensitivity and empathy toward the feelings of others). These practices directly contribute to the development of adolescent resilience pillars such as emotional regulation, social competence, and realistic optimism. "Rumasa" functions as vital cultural capital in Sundanese parenting. This value is not only taught verbally but also internalized through daily practices, equipping adolescents with resilience to face life's challenges. This research affirms the importance of integrating local wisdom into developmental psychology studies in Indonesia. ABSTRAK Perkembangan remaja di era modern menghadapi tantangan yang kompleks akibat adanya gesekan antara nilai-nilai budaya lokal dengan arus globalisasi. Di tengah tantangan tersebut, kearifan lokal berpotensi menjadi landasan penting bagi kesehatan mental. Penelitian ini berfokus pada "Rumasa", sebuah nilai luhur dalam budaya Sunda yang menekankan kesadaran diri, empati, dan kerendahan hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mendeskripsikan secara mendalam peran dan manifestasi pola asuh berbasis "Rumasa" dalam proses pembentukan resiliensi pada remaja di masyarakat pedesaan Sunda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus etnografi. Partisipan terdiri dari lima keluarga Sunda (orang tua dan remaja berusia 15-18 tahun) yang dipilih secara purposive dari sebuah desa agraris di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipan selama tiga bulan, dan analisis dokumen budaya terkait. Analisis data dilakukan dengan pendekatan tematik, yang mencakup enam tahap: familiarisasi data, pembuatan kode awal, pencarian tema, peninjauan tema, penamaan tema, dan pelaporan. Temuan penelitian mengidentifikasi tiga praktik utama pola asuh "Rumasa": (1) ngajénan (mengajarkan rasa hormat kepada diri sendiri dan orang lain), (2) teu adigung (mendidik untuk tidak sombong dan menyadari keterbatasan diri), dan (3) ngaragap rasa (melatih kepekaan dan empati terhadap perasaan orang lain). Praktik-praktik ini secara langsung berkontribusi pada pengembangan pilar-pilar ketahanan remaja, seperti regulasi emosi, kompetensi sosial, dan optimisme yang realistis. "Rumasa" berfungsi sebagai modal budaya yang vital dalam pola asuh orang Sunda. Nilai ini tidak hanya diajarkan secara lisan tetapi juga diinternalisasi melalui praktik sehari-hari, membekali remaja dengan ketahanan untuk menghadapi tantangan hidup. Penelitian ini menegaskan pentingnya mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam studi psikologi perkembangan di Indonesia.