AbstractThis article aims to provide an overview of Gen-Z's political choices on the upcoming 2024 presidential election, an overview of the presence of buzzers in political activities, and how buzzers influence the political choices of voters, especially Gen-Z. This article also tries to provide an agenda setting perspective in relation to new media. The approach used in this article is the study of literature, which are related to the buzzer phenomenon in Indonesia.The results of the study show that the term buzzer has shifted. Currently, buzzers exist because of social media and the emergence of political buzzers must be accompanied by public awareness to be vigilant and criticize messages on social media. Communities must be able to filter themselves from information disseminated by buzzers, by increasing scientific literacy. Not all information disseminated by the buzzer can be forwarded without checking the truth of the information. Gen-Z as people who are literate in information technology need to continue to be given awareness on how to use social media properly and correctly, by following the nation's cultural norms. In the 2024 presidential election contestation, Gen-Z can play a role in avoiding polarization in society.Keywords: Buzzer, Social media, Hate Speech, Hoax, Gen –z, Presidential Election 2024, Agenda Setting                                                    AbstraksiArtikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran pilihan politik Gen-Z pada kontestasi Pilpres 2024 yang akan datang, melihat kehadiran buzzer dalam kegiatan politik, dan bagaimana buzzer ikut mempengaruhi pilihan politik pemilih, khususnya Gen-Z. Artikel ini juga coba memberikan perspektif agenda setting dalam kaitannya dengan media baru. Pendekatan yang digunakan adalah studi literatur yang mengkaji fenomena buzzer di Indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa istilah buzzer mengalami pergeseran. Saat ini buzzer hadir karena media sosial dan munculnya buzzer politik harus dibarengi dengan kesadaran masyarakat untuk waspada dan mengkritisi pesan-pesan di media sosial. Masyarakat harus mampu memfilter dirinya sendiri dari informasi-informasi yang disebarkan oleh buzzer, dengan cara meningkatkan literasi keilmuan. Tidak semua informasi yang disebarkan oleh buzzer, dapat dikirimkan ulang (forward) tanpa mengecek kebenaran informasi tersebut. Gen-Z sebagai kalangan yang melek teknologi informasi perlu terus diberikan kesadaran bagaimana bermedia sosial dengan baik dan benar, dengan mengikuti norma-norma budaya bangsa. Dalam kontestasi Pilpres 2024, Gen-Z dapat memainkan peranan untuk menghindari polarisasi di masyarakat.Kata Kunci: Buzzer, Media Sosial, Ujaran kebencian, Berita bohong, Pilpres 2024, Agenda Setting