Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Kajian Pengaruh Tata Guna Lahan terhadap Debit Banjir: Studi Kasus: DPS Jeneberang Kabupaten Gowa Aunurrafiq; Musa, Ratna; SAR, Mas'ud
Jurnal Flyover Vol. 4 No. 1 (2024): Februari - Juli
Publisher : Magister Teknik Sipil PPs UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jfo.v4i1.2168

Abstract

Perubahan tata guna lahan merupakan salah satu faktor utama yang memengaruhi peningkatan debit banjir pada daerah pengaliran sungai (DPS). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap besarnya debit banjir di DPS Jeneberang, Kabupaten Gowa, selama periode 2015 hingga 2024. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan spasial. Data tutupan lahan diperoleh dari citra satelit Landsat 8 dan dianalisis menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.8, sedangkan perhitungan debit banjir dilakukan dengan metode rasional berdasarkan data curah hujan maksimum tahunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan luas tutupan vegetasi dan peningkatan luas area terbangun dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Hal ini berdampak pada peningkatan nilai koefisien limpasan (C) dan besarnya debit puncak banjir pada kala ulang 50 tahunan. Perubahan tersebut menunjukkan adanya korelasi langsung antara penurunan tutupan lahan hijau dengan peningkatan debit banjir. Temuan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah dan pihak terkait dalam pengelolaan tata guna lahan yang berwawasan mitigasi bencana banjir di wilayah DPS Jeneberang.
Kajian Kehilangan Air Pada Saluran dengan Berbagai Metode: Studi Kasus: D.I. Cibaliung Kabupaten Pandeglang Sibromalisi, Achmad Rizqi; Musa, Ratna; SAR, Mas'ud
Jurnal Flyover Vol. 4 No. 1 (2024): Februari - Juli
Publisher : Magister Teknik Sipil PPs UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jfo.v4i1.2170

Abstract

Air adalah sumber daya alam yang sangat vital bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya di bumi. Dalam konteks irigasi, salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah kehilangan air yang terjadi pada saluran irigasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan membandingkan berbagai metode perhitungan kehilangan air pada saluran irigasi, baik dengan pendekatan langsung maupun tidak langsung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengukuran langsung dengan sistem inflow-outflow, serta estimasi kehilangan air menggunakan metode Sunyoto dan Moritz. Lokasi penelitian dilakukan di saluran irigasi primer kanan Daerah Irigasi (D.I) Cibaliung di Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inflow-outflow menghasilkan kehilangan air sebesar 22,31%, sementara metode Sunyoto dan Moritz masing-masing menghasilkan kehilangan air sebesar 3,44% dan 2,38%. Berdasarkan perbandingan ini, dapat disimpulkan bahwa metode inflow-outflow lebih akurat dalam mengukur kehilangan air, sementara metode Sunyoto dan Moritz lebih cocok digunakan untuk estimasi cepat atau pada kondisi yang memiliki keterbatasan data lapangan.
Kajian Kerusakan Bangunan Pantai pada Kawasan Anaiwoi – Kampung Bajo Kabupaten Kolaka S, Awaluddin Yamin; Ashad, Hanafi; SAR, Mas'ud
Jurnal Flyover Vol. 4 No. 1 (2024): Februari - Juli
Publisher : Magister Teknik Sipil PPs UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jfo.v5i1.2171

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kerusakan bangunan pantai yang terjadi di kawasan pesisir Anaiwoi – Kampung Bajo, Kabupaten Kolaka. Fokus utama penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penyebab utama kerusakan serta mengukur tingkat kerusakan yang terjadi pada bangunan pantai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan mix-method, yaitu menggabungkan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan, wawancara, dokumentasi visual, dan pengolahan data spasial yang didukung dengan analisis tingkat kerusakan pada beberapa titik lokasi pantai (pias). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama kerusakan pantai adalah faktor alam, seperti gelombang dan pasang surut air laut yang berasal dari arah barat (Selat Bone), yang menyebabkan abrasi cukup parah, terutama di Pias 2. Selain itu, faktor manusia juga memberikan kontribusi signifikan terhadap kerusakan, seperti pengambilan pasir secara ilegal, alih fungsi lahan pesisir, serta pencemaran lingkungan yang terjadi di Pias 1 dan 2. Tingkat kerusakan pantai dinilai menggunakan koefisien tingkat kepentingan (1,25) pada setiap pias. Kerusakan terparah tercatat di Pias 2, dengan nilai abrasi sebesar 250 (kategori EA-2), kerusakan permukiman dan fasilitas sebesar 150 (kategori L-1), serta sedimentasi muara sungai sebesar 150. Berdasarkan hasil tersebut, Pias 2 ditetapkan sebagai prioritas utama penanganan, sementara Pias 3 dan 4 menjadi prioritas lanjutan. Adapun Pias 1 hanya direkomendasikan untuk dilakukan penyuluhan masyarakat berupa penanaman mangrove serta kajian banjir, pembangunan sandpocket di middle stream, dan pembangunan jetty di muara Sungai Popalia.
Kajian Sumur Resapan Dalam Mengurangi Risiko Limpasan Permukaan di Kawasan Pondambea Kota Kendari Maya. S. A, Jessy Ariesandy; Musa, Ratna; SAR, Mas'ud
Jurnal Flyover Vol. 4 No. 1 (2024): Februari - Juli
Publisher : Magister Teknik Sipil PPs UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jfo.v4i1.2175

Abstract

Setiap tahun banjir merupakan salah satu permasalahan yang terjadi di Kota Kendari. Salah satu kawasan yang menjadi kawasan yang paling terdampak adalah lorong segar di Kelurahan Pondambea, Kecamatan Kadia. Secara geografis permukiman Pondambea berada di dataran dan berdekatan dengan sungai Kadia, sehingga setiap kali hujan terjadi banjir di kawasan tersebut. Penaganan banjir telah dilakukan namum belum secara efektif mengatasi permasalahan banjir yang terjadi. Oleh karena itu diperlukan pendekatan yang berbeda untuk mengatasi hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besar debit limpasan di kawasan permukiman Pondambea, dan mementukan besar daya tampung sumur resapan agar dapat mengurangi resiko banjir atau limpasan permukaan. Metodologi yang digunakan adalah kuantitatif fenomologis dengan populasi jumlah unit rumah yang berada pada kawasan permukiman Pondambea, Hasil analisis menunjukkan bahwa besar debit limpasan di kawasan permukiman Pondambea adalah Q2 mencapai 0,045 m3/detik, Q5 mencapai 0,057 m3/detik, dan Q10 mencapai 0,063 m3/detik, dan daya tampung sebuah sumur resapan dengan dimensi tinggi 2 m, diameter 0,5 m adalah 0,00523 m3/detik. Untuk mengurangi debit limpasan di kawasan permukiman Pondambea untuk masing debit limpasan dibutuhkan 9 unit untuk debit limpasan Q2 0,045 m3/detik, 11 unit debit limpasan Q5 0,057 m3/detik, dan 12 unit debit limpasan Q10 0,063 m3/detik. Sedangkan volume air limpasan yang dapat di tampung adalah 32,38 m3.
Analisis Distribusi Kecepatan Aliran pada Saluran Pasangan Batu dan Saluran Tanah : Studi Kasus Saluran Sekunder Billa DI. Lekopancing Kabupaten Maros Anggreni P, Andi Ainun; Bakri, Helmalya Rizky Aulia Putri; Sar, Mas'ud
Jurnal Teknik Sipil MACCA Vol. 9 No. 1 (2024): Jurnal Teknik Sipil MACCA
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/k023q245

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan distribusi kecepatan aliran pada dua jenis saluran terbuka di Kecamatan Recopansing, Kabupaten Maros. Pengukuran dilakukan menggunakan current meter pada saluran pasangan batu dan saluran tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan aliran pada saluran pasangan batu lebih tinggi, yaitu 0,531 m/s, dibandingkan saluran tanah sebesar 0,369 m/s. Perbedaan ini dipengaruhi oleh kekasaran dasar dan tebing saluran, di mana saluran tanah memiliki kekasaran hidraulik yang lebih besar sehingga menyebabkan rugi-rugi energi lebih tinggi. Temuan ini menegaskan bahwa material saluran berpengaruh signifikan terhadap distribusi dan kecepatan aliran, yang dapat menjadi pertimbangan dalam perencanaan dan pengelolaan saluran irigasi maupun drainase.
Analisa Debit Limpasan Akibat Intensitas Curah Hujan Terhadap Permukaan Plat Beton Berpori Febriawan; H, Ikhwanul Muslimin; Musa, Ratna; Sar, Mas'ud; Haris, Muhammad
Jurnal Teknik Sipil MACCA Vol. 9 No. 2 (2024): Jurnal Teknik Sipil MACCA
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/d9ddk957

Abstract

Aliran permukaan lantai beton adalah air yang mengalir di atas permukaan lantai beton, Makin miring permukaan lantai beton, makin besar pula alirannya, Selain kemiringan salah satu faktor yang dapat memperbesar aliran permukaan adalah curah hujan. Dalam penelitian ini menghitung besaran nilai debit limpasan (Q) dengan intensitas 117,5420 mm/jam pada plat beton berpori. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental laboratorium dengan alat rainfall simulator. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini meliputi permeabilitas, intensitas hujan dan pengujian nilai debit limpasan (Q).Dalam penelitian debit limpasan semakin besar intensitas maka semakin besar aliran permukaan. Intensitas hujan mempengaruhi laju dan volume aliran permukaan. Pada hujan dengan intensitas tinggi kapasitas air infiltrasi akan terlampaui sehingga mengakibatkan terjadinya aliran permukaan cukup besar. Hasil penelitian di atas dengan menggunakan intensitas 117,5420 mm/jam dengan hujan sangat lebat dengan tiga sampel yang digunakan didapatkan debit limpasan akibat beton pori dengan sampel 1 sebesar 0,0282 dan sampel dua sebesar 0,0378 sedangan sampel tiga sebesar 0,0410. Kata Kunci: Beton berpori, debit limpasan (Q), intensitas hujan
Kajian Pola Hujan Akibat Pemanasan Global pada DAS Konaweha Provinsi Sulawesi Tenggara Fernanda, Farel; Ashad, Hanafi; SAR, Mas'ud
Jurnal Flyover Vol. 4 No. 2 (2024): Agustus - Januari
Publisher : Magister Teknik Sipil PPs UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jfo.v4i2.2177

Abstract

Perubahan iklim global telah menjadi isu penting dalam beberapa dekade terakhir, salah satu dampak utamanya adalah pergeseran pola curah hujan di berbagai wilayah. Daerah Aliran Sungai (DAS) Konaweha di Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu wilayah yang terdampak, dengan penurunan curah hujan tahunan sebesar 15% dalam tiga dekade terakhir. Perubahan ini berpotensi menimbulkan dampak serius terhadap ketersediaan air, erosi tanah, banjir, kekeringan, serta ketahanan pangan, di mana penurunan produksi pangan hingga 20% telah dilaporkan dalam satu dekade terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola curah hujan akibat pemanasan global dan menganalisis pengaruh variabel iklim (suhu, kelembaban, dan kecepatan angin) terhadap curah hujan di DAS Konaweha menggunakan model regresi linier. Hasil analisis menunjukkan bahwa pola hujan di DAS Konaweha cenderung mengikuti pola ekuatorial dengan dua puncak hujan per tahun. Uji korelasi menunjukkan kecepatan angin sebagai variabel paling berpengaruh terhadap curah hujan dengan nilai korelasi kecepatan angin (W) tertinggi sebesar 0,85. Korelasi dua variabel tertinggi diperoleh dari kombinasi kecepatan angin dan kelembaban (W-RH) sebesar 0,79, sementara korelasi tiga variabel iklim (T-W-RH) menghasilkan nilai sebesar 0,77. Temuan ini dapat menjadi dasar pengembangan strategi adaptasi perubahan iklim di wilayah DAS Konaweha.
Evaluasi Kinerja Sistem Irigasi pada Daerah Irigasi Posso Kabupaten Gorontalo Utara Katili, Nining Puteri R; Musa, Ratna; SAR, Mas'ud
Jurnal Flyover Vol. 4 No. 2 (2024): Agustus - Januari
Publisher : Magister Teknik Sipil PPs UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jfo.v4i2.2180

Abstract

Sistem irigasi memegang peran krusial dalam menunjang ketahanan pangan, namun penurunan kinerja seringkali menghambat produktivitas pertanian, seperti yang terjadi di Kabupaten Gorontalo Utara. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kinerja sistem irigasi Daerah Irigasi (DI) Posso, khususnya aspek prasarana fisik berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No. 12/PRT/M/2015, serta menganalisis skala prioritas penanganan pemeliharaan/perbaikan. Menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), data dikumpulkan melalui observasi lapangan, survei kondisi, dan kuesioner dari responden yang kompeten. Hasil evaluasi kinerja prasarana fisik DI Posso menunjukkan nilai 23.15%, yang dikategorikan 'jelek dan perlu perhatian', mengindikasikan perlunya perbaikan berat atau penggantian segera. Analisis AHP mengidentifikasi Saluran Sekunder 14 sebagai prioritas utama penanganan, diikuti oleh Saluran Sekunder 13, Saluran Sekunder 9, dan Saluran Sekunder 7. Studi ini memberikan rekomendasi strategis untuk alokasi sumber daya yang efektif guna meningkatkan efisiensi distribusi air dan produktivitas pertanian di DI Posso.
Kajian Model Debit Banjir Hidrograf Daerah Aliran Sungai Maros Putri, Adellina Sahnaz Susanto; Ashad, Hanafi; SAR, Mas'ud
Jurnal Flyover Vol. 4 No. 2 (2024): Agustus - Januari
Publisher : Magister Teknik Sipil PPs UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jfo.v4i2.2193

Abstract

Sungai Maros, yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan salah satu sungai utama yang memiliki fungsi strategis dalam mendukung keberlanjutan sistem tata air wilayah. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kawasan ini menghadapi peningkatan risiko banjir akibat intensifikasi curah hujan, perubahan penggunaan lahan, serta kompleksitas topografi Daerah Aliran Sungai (DAS). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bentuk pola dan model persamaan debit banjir Sungai Maros melalui pendekatan metode HSS Nakayasu dan HSS Snyder, serta untuk mengidentifikasi besarnya debit puncak banjir yang terjadi pada berbagai kala ulang. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa model persamaan debit pada HSS Nakayasu dan Snyder condong ke bentuk polinomial orde enam, dengan R² masing-masing sebesar 0,9638 dan 0,977, mengindikasikan bahwa kedua metode tersebut mampu merepresentasikan karakteristik debit banjir dengan lebih rinci dan akurat. Dari segi debit puncak, Metode HSS Nakayasu menunjukkan nilai Q200 sebesar 1139,807 m³/dtk yang terjadi pada jam ke-8, sedangkan metode HSS Snyder memberikan debit maksimum tertinggi, yaitu Q200 sebesar 1205,8443 m³/dtk yang terjadi pada jam ke-13.
Kajian Geometrik dan Kapasitas Penampang Sungai Klagison Kota Sorong Menggunakan Metode HEC-RAS Priyanto, Rahayu Eka; Musa, Ratna; SAR, Mas'ud
Jurnal Flyover Vol. 4 No. 2 (2024): Agustus - Januari
Publisher : Magister Teknik Sipil PPs UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jfo.v4i2.2197

Abstract

Sungai Klagison adalah sungai yang membelah kota Sorong, bermuara di selat Dampier dan melewati 3 Kecamatan yaitu Sorong Kota, Sorong Manoi dan Sorng Utara. Sungai Klagison memiliki panjang sungai utama 7.81 km dengan luas DAS 21.33 km2. Kejadian banjir di Kota Sorong, khususnya 3 Kecamatan Sorong Kota, Sorong Manoi dan Sorong Utara hampir setiap tahun terjadi disebabkan karena tingginya intensitas curah hujan, ditambah dengan penyempitan beberapa penampang sungai, pendangkalan akibat sedimentasi dari hulu, beberapa belokan disepanjang sungai sehingga volume air di Sungai Klagison meluap ke pemukiman dan perkantoran, menyebabkan kerugian Masyarakat. Untuk mengkaji permasalahan banjir tersebut, penulis melakukan Kajian Geometrik dan Kapasitas Penampang Sungai Klagison Kota Sorong menggunakan metode Hec-Ras. Tujuan penelitian adalah 1) Mengetahui kemampuan geometrik Sungai Klagison dalam menampung banjir, 2) Mengetahui besar debit banjir pada kondisi geometrik Sungai Klagison dan 3) Mengetahui debit banjir berapa menyebabkan muka air melebihi kapasitas penampang Sungai Klagison. Metode yang digunakan adalah 1) Analisa hidrologi mencakup analisa frekuensi curah hujan dengan metode distribusi Gumbel, Normal, Log Normal dan Log-Pearson type III. Analisa banjir rancangan menggunakan metode HSS Nakayasu. 2) Analisa Hidrolika menggunakan Aplikasi HEC-RAS. Hasil analisis hidrologi dan hidrolika diperoleh kesimpulan : 1. Geometrik Sungai Klagison tidak mampu menampung banjir dengan debit kala ulang Q25 = 198,48 m3/dtk, 2. Besarnya debit banjir kala ulang dengan metode HSS Nakayasu masing-masing Q2 = 94.58 me/dtk, Q5 = 138.04 m3/dtk, Q10 = 165.79 m3/dtk dan Q25 = 198.48 m3/dtk, 3. Saat banjir kala ulang Q2 = 94.58 m3/dt terjadi, muka air di penampang Sungai Klagison sudah meluap melebihi kapasitas tampungan dengan total panjang terdampak 2,4 km.