Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumber daya alam berupa kayu yang melimpah, Salah satu sumberdaya alam yang melimpah adalah kayu. Tahapan pengambilan data serta pengujian di laboratorium yaitu untuk mengetahui kadar air, dan berat jenis pada kayu yang diolah menjadi benda uji dengan dimensi ±125 cm3 dengan jumlah benda uji untuk setiap jenis kayu sebanyak 3 sampel kayu dalam kondisi kering udara selama 2-3 hari, dan dioven pada suhu 110 oC selama ±24 jam.dapat dilihat bahwa dari 3 jenis kayu yang diuji pada Tempat Penjualan Kayu (TPK), diperoleh bahwa tiga jenis kayu memiliki kode mutu yang berbeda-beda untuk setiap TPK nya. Kayu dengan hasil rata-rata modulus elastisitas lentur dengan kode mutu terendah yaitu kayu Matoa (Pometia spp.) dengan rata-rata 11243,63 Mpa memiliki kode mutu E12, kemudian dengan kode mutu tengah-tengah yaitu Damar (Araucaria spp.) dengan rata-rata 11770,36 Mpa memiliki kode mutu E12, dan dengan kode mutu tertinggi yaitu kayu Besi (Eusideroxylon zwageri.) dengan rata-rata 14264,81 Mpa memiliki kode mutu E14.Jenis kayu yang beragam pada Tempat Penjualan Kayu (TPK), penguji hanya mengklasifikasikan 3 jenis dari kayu-kayu yang ada, dan sering digunakan dalam bahan konstruksi bangunan. Dengan klasifikasi kode mutu kayu ini, memberi fleksibilitas dalam menyesuaikan kualitas kayu.