Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya kasus kekerasan yang melibatkan remaja bahkan anak di bawah umur, seperti tawuran, merokok, mencuri, hingga penyalahgunaan narkoba dan bullying. Fenomena ini menunjukkan kurangnya pendidikan karakter, budi pekerti, dan etika sejak dini. Sistem pendidikan di Indonesia cenderung lebih menekankan mata pelajaran akademik seperti Matematika, IPA, IPS, dan Bahasa, sementara pendidikan karakter dianggap kurang penting. Hal ini mengakibatkan anak-anak tidak memiliki cukup waktu untuk mengembangkan hubungan sosial, mengeksplorasi lingkungan, dan membangun mimpi masa depan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk meminimalisir kasus kekerasan di kalangan anak-anak melalui pengenalan dan penguatan pendidikan karakter. Salah satu inisiatif yang diusulkan adalah program "Kantin Kejujuran" yang diterapkan di SD AL-Musthafawiya, Medan Tembung, Sumatra Utara. Dalam program ini, anak-anak SD akan diperkenalkan dengan konsep kejujuran, etika, dan budi pekerti melalui pengalaman langsung di kantin yang tidak dijaga, di mana mereka diharapkan membayar secara jujur. Penelitian ini melibatkan siswa dengan rentang usia 6 hingga 12 tahun dan dilakukan melalui tiga tahapan: pendefinisian, perancangan, dan pengembangan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mengajarkan pendidikan karakter yang kuat untuk menciptakan generasi unggul di masa depan.