Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Inhalasi Buah Galoba (Hornstedtia Sp.) terhadap Penurunan Ansietas Mencit (Mus Musculus) Masaoy, Epo MR; Taihuttu, Yuniasih MJ; Bension, Johan B; Agustin, Rachmawati Dwi
Wal'afiat Hospital Journal Vol 5 No 2 (2024): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/whj.v5i2.140

Abstract

Gangguan kecemasan atau ansietas sampai saat ini masih menjadi salah satu bentuk umum gangguan jiwa yang sering terjadi. Inhalasi aromaterapi merupakan teknik pengobatan dengan memanfaatkan sistem olfaksi untuk memberikan efek ansiolitik atau relaksan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan desain pre post test control group design dan pengambilan sampel dilakukan secara acak (simple random sampling). Sebanyak 20 ekor mencit jantan galur balb/c digunakan dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan dengan memberikan inhalasi dari aroma buah galoba yang direndam dan ditumbuk. Inhalasi diberikan satu jam setiap hari selama empat belas hari. Hasil uji Statistik two way ANOVA taraf (signifikansi 5%) memperlihatkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok percobaan. Namun, menunjukan adanya pengaruh penurunan ansietas pada kelompok perlakuan yang diberikan inhalasi galoba rendam lebih baik dibandingkan kelompok perlakuan yang diberikan inhalasi galoba tumbuk. Kesimpulan dari penelitian ini ialah adanya penurunan ansitetas pada kelompok mencit yang diberikan inhalasi buah galoba rendam namun tidak bermakna secara statistik dibandingkan pemberian inhalasi buah galoba tumbuk
Pemeriksaan Golongan Darah dan Peningkatan Kesadaran Masyarakat tentang Transfusi Darah Aman di Desa Riring Rumahsoal, Maluku Noya, Farah Christina; Rutumalessy, Efatha Irene; Que, Bertha Jean; Taihuttu, Yuniasih Mulyani Jubeliene; Huwae, Laura Bianca Sylvia; Rahawarin, Halidah; Sutantie, Nerissa Alviana; Lekatompessy, Jerome Constantine; Putri, Tsania Ananda; Manuhutu, Kartika Marissa
Jurnal SOLMA Vol. 14 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v14i1.17092

Abstract

Background: Pengetahuan mengenai golongan darah memiliki peran penting untuk menjamin keamanan prosedur transfusi, namun kesadaran Masyarakat untuk melalukan pemeriksaan golongan darah masih sangat rendah. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran Masyarakat tentang pentingya mengetahui golongan darah melalui pemeriksaan golongan darah serta pemberian informasi mengenai jenis golongan darah yang dimiliki anak usia sekolah di Desa Riring Rumahsoal, Maluku Metode: Metode yang digunakan adalah pemeriksaan golongan darah sistem ABO-Rhesus secara langsung dengan metode slide. Penentuan golongan darah dilakukan berdasarkan reaksi aglutinasi antara darah dengan reagen serum golongan darah. Hasil: pemeriksaan pada 191 anak usia 4-17 tahun yang menjadi peserta dalam kegiatan, menunjukkan bahwa golongan darah A merupakan golongan darah yang paling banyak ditemukan (47,6%), sedangkan golongan darah AB merupakan golongan darah yang paling sedikit ditemukan (9,4%). Kesimpulan: Hasil pemeriksaan golongan darah pada kegiatan ini menjadi data awal distribusi golongan darah masyarakat di desa Riring Rumahsoal dan diharapkan semakin banyak Masyarakat yang melakukan pemeriksaan untuk meningkatan efisiensi dan keamanan prosedur transfusi.
ANALISIS DAN PREDIKSI PENYAKIT JANTUNG KORONER DI KOTA AMBON MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Rahakbauw, D. L.; Kondo Lembang, F.; Taihuttu, Y. M. J.
BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Vol 10 No 2 (2016): BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan
Publisher : PATTIMURA UNIVERSITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.898 KB) | DOI: 10.30598/barekengvol10iss2pp97-105

Abstract

Penyakit jantung koroner disebabkan oleh pembentukan plak yang terdiri atas kolesterol, kalsium dan bahan lain di dalam pembuluh darah yang lama-kelamaan menumpuk di dalam dinding pembuluh darah jantung (arteri koronaria) serta arteri di tempat lain. Di Indonesia 36 juta penduduk menderita penyakit ini dan 80% diantaranya meninggal akibat serangan jantung mendadak, selain itu indonesia menduduki urutan 5 dunia untuk PJK. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan keadaan dimana terjadi penimbunan plak pembuluh darah koroner. Diperlukan diagnosa yang tepat dari pihak medis untuk pemberian pengobatan yang tepat bagi penderita PJK. Dalam penelitian ini akan diprediksi PJK ini menggunakan metode pengenalan pola dari data catatan rekam medis penderita penyakit jantung koroner yang ada di kota Ambon periode 2014-2015 menggunakan metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Backpropagation . Berdasarkan data rekam medis penderita penyakit jantung koroner dan orang sehat tersebut dilakukan pelatihan terhadap JST ini, yang nantinya JST ini mampu mengenali polanya. Terdapat 13 faktor risiko yang merupakan node input jaringan dan juga merupakan penyebab timbulnya penyakit jantung koroner, node input tersebut adalah: jenis kelamin, merokok, kelebihan berat badan, pengguna alkohol, pola makan garam yang tinggi, pola makan lemak yang tinggi, olahraga, keturunan, tekanan darah, kolesterol, tekanan gula, tekanan jantung, dan kebiasaan sehari-hari. Dalam penelitian ini data akan langsung diuji dengan 5 pola jaringan: 13-2-1, 13-3-1, 13-4-1, 13-5-1, dan 13-6-1 dimana 13 node input sebagai masukkan, unit hidden layer ditentukan secara acak dengan rentang 2 sampai 6 dan 1 unit output dengan fungsi aktivasi sigmoid. Pengujian jaringan saraf tiruan ini dilakukan secara berulang sampai menghasilkan error keluaran yang terkecil pada setiap output data jaringan bersamaan dengan mengubah setiap fungsi aktivasi yang ada pada setiap lapisan pola jaringan saraf tiruan yang dipakai. Setelah proses pelatihan dilakukan, diperoleh konfigurasi jaringan yang terbaik dari 5 tipe yang diuji yaitu tipe dengan 13 input dan 6 hidden layer dengan 1 output (13-6-1) dengan bobot terbaik yang sudah diperoleh dengan kemampuan jaringan mendeteksi seseorang terkena penyakit jantung koroner dengan skala error 0,0009 sampai 0,0727 yang dipandang sangat kecil error yang diperoleh dengan persamaan regresi yang terbentuk adalah y= 0,91T+0,079 dengan koefisien korelasi sebesar 0,91205.
Kepatuhan Minum Obat Pencegahan Filariasis di Wilayah Kerja Puskesmas Waihaong dan Air Salobar Kota Ambon Iwan, Ressita Fannia; Titaley, Christiana Rialine; Taihuttu, Yuniasih; Krentel, Alison
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Volume 16 No.2 Agustus 2021
Publisher : Master Program of Health Promotion Faculty of Public Health Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpki.16.2.44-55

Abstract

Background: Lymphatic Filariasis (LF) is an infectious disease caused by filarial worms and transmitted by mosquitoes. Mass drug administration (MDA) for LF is used in endemic areas to stop transmission and prevent disability due to LF. This study aims to identify factors associated with overall compliance with the MDA in 2018 in the catchment areas of Waihaong and Air Salobar Health Centers, Ambon. Method: This analysis used data derived from a survey conducted by the Faculty of Medicine Pattimura University, Ambon, in January 2019. We used information from 745 subjects who received LF drugs in both study areas. Logistic regression analysis was employed to determine factors associated with community compliance with taking filariasis drugs. Results: Our study found that only 67% of the community swallowed LF drugs (60,3% in Waihaong and 72,6% in Air Salobar). Higher compliance with swallowing the LF drugs was found in respondents living in the catchment area of Air Salobar Health Center (OR=2,01, 95%CI:1,42-2,86, P-value<0,001);with a high level of knowledge (OR=1,91, 95%CI:1,34-2,74, P-value<0,001 and with a high sense of trust towards the drugs deliverers (OR=4,93, 95%CI:2,17-11,22, Pvalue<0,001). Furthermore, respondents who felt a high moral obligation to take the drugs (OR=2,39, 95%CI:1,15-4,94, P-value=0,019); and received social support to take the drugs (OR=5,12, 95%CI:3,18-8,23, P-value<0,001) were also more likely to comply with treatment. This study shows that health promotion interventions to increase community awareness and knowledge are still required in Ambon City despite many rounds of mass drug administration. Various educational media and efforts to increase knowledge and capabilities of the drug deliverers are essential to improve community compliance with taking LF drugs.