Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMBINAAN KAMPUNG MODERASI BERAGAMA MELALUI SOSIALISASI TANAM KEBERSAMAAN PANEN KEMAKMURAN DI DESA TAWANG KECAMATAN WATES KABUPATEN KEDIRI Huda, M. Thoriqul; Abdillah, Naufal Hasan; Sulton, Habib Sana Budin; Nasor, Azizi Saifun; Wulandari, Putri; Putri, Ayu Septiana; Firdaus, Erina Dita
Abdimas IAI Ngawi Vol 3 No 1 (2025): ABDIANDAYA: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/abdiandaya.v3i1.1753

Abstract

Religious moderation is a way to strengthen relations between religious communities. Forming cooperation and strengthening communication is the most important thing in the process of establishing religious moderation in society. Apart from that, society needs to foster harmony and tolerance to avoid prolonged conflict. By implementing these things, religious people in society can carry out their religious activities safely without worrying about disapproval and rebellion from other religions. Because of this, it is necessary to hold socialization activities in the community regarding the essence of religious moderation and how religious moderation is a way to foster prosperity in society. This then became the reason for the formation of the "Plant Togetherness Harvest Prosperity" activity held by the Wates District KUA in collaboration with the Religions Study Program of the Kediri State Islamic Institute which was carried out in Tawang Village, Wates District, Kediri Regency.  In this program, people from various religious backgrounds are invited to plant sweet potatoes together as a symbol of togetherness and mutual cooperation regardless of differences in beliefs. Sweet potatoes were chosen as the medium because they are easy to grow, have good economic value, and can be consumed by the whole community. By working together in the planting to harvest process, it is hoped that the community can understand the importance of togetherness, mutual respect, and building mutual prosperity. Through this activity, the people in the village are expected to be able to implement religious moderation practices in their daily lives.   Abstrak Moderasi beragama merupakan suatu cara untuk memperkuat hubungan antar umat beragama. Pembentukan kerjasama dan penguatan komunikasi menjadi hal yang terpenting dalam proses pembentukan moderasi beragama di masyarakat. Selain itu, di masyarakat perlu memupuk kerukunan dan toleransi untuk menghindari terjadinya konflik berkepanjangan. Dengan melaksanakan hal-hal tersebut, umat beragama di masyarakat dapat mejalani aktivitas keagamaannya dengan aman tanpa rasa khawatir ketidaksejutuan dan pemberontakan dari agama lain. Oleh karena hal ini, perlu diadakannya kegiatan sosialisasi di masyarakat terkait dengan esensi moderasi beragama dan bagaimana moderasi beragama menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan kesejahteraan di masyarakat. Hal ini kemudian menjadi alasan terbentuknya kegiatan “Tanam Kebersamaan Panen Kemakmuran” yang diadakan oleh KUA Kecamatan Wates yang bekerjasama dengan Program Studi Agama-agama Institut Agama Islam Negeri Kediri yang dilaksanakan di Desa Tawang Kecamatan Wates Kabupaten Kediri.  Dalam program ini, masyarakat dari berbagai latar belakang agama diajak untuk menanam ubi jalar secara bersama-sama sebagai simbol kebersamaan dan gotong royong tanpa memandang perbedaan keyakinan. Ubi jalar dipilih sebagai media karena mudah ditanam, memiliki nilai ekonomi yang baik, serta dapat dikonsumsi oleh seluruh masyarakat. Dengan bekerja bersama dalam proses penanaman hingga panen, masyarakat diharapkan dapat memahami pentingnya kebersamaan, saling menghargai, dan membangun kesejahteraan bersama. Melalui kegiatan ini, masyarakat di desa tersebut diharapkan dapat melaksanakan praktik moderasi beragama dalam kehidupan sehari-harinya. Kata Kunci: Pembinaan, Moderasi Beragama, Sosialisasi
Edukasi dan Pencegahan Pergaulan Bebas bagi Remaja Desa melalui Program LANCER sebagai Sarana Penguatan Nilai Sosial Positif di Desa Kedak Yulaikha, Aida Ayu; Alfuadi, Achmad Fatoni; Nashrullah, Ahmad; Prameswari, Amanda Dwi; Tutuko, Andiny Septi Nurqoyyuum; Saimon, Aqsha Bin; Putri, Ayu Septiana; Choirunnisa, Ayuna; Anggraini, Denada Catur Puri; Egistika, Dewi Chofshoh; Handoko, Fahrizal Surya; Nisa, Khoirun; Setiawan, Muhamad Wahyuli; Alfiyah, Putri Fakhidatul; Alawiyah, Qothrunnada Lu'luatul; Wati, Susi Rahma; Asfia, Uyunu Zam-Zami; Fikriyah, Vanida
Welfare : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2024): Welfare : September 2024
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/welfare.v2i3.1599

Abstract

The program implemented in Kedak Village aims to increase adolescent awareness of the importance of building healthy social relationships and preventing promiscuity. This program aims to strengthen positive social values through collaboration with the Youth Posyandu. The methods used include a community-based approach, educational activities, group discussions, and direct socialization. The program involves adolescents, the local community, and support from educational institutions and the village government. The results of the program show active participation of adolescents and positive acceptance from the community. However, the significant impact on changes in social behavior has not been fully measured. The conclusion of this program emphasizes the importance of synergy between various parties to create an environment that supports adolescent development. Future recommendations are to improve monitoring, evaluation, and development of follow-up programs to maintain the sustainability and effectiveness of this community service.
POTRET KAMPUNG MODERASI BERAGAMA KELURAHAN PAKELAN, KOTA KEDIRI Putri, Putri Wulandari; Huda, M Thoriqul; Mujib, Abdul; Sakinah, Siti; Humaidi, Zuhri; Putri, Ayu Septiana; Muna, Alfina Nailul
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 18 No 1 (2024): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsutjurnalstudiislamdansosial.v18i1.1531

Abstract

Abstrak Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keanekaragaman. Keanekaragaman tersebut memiliki keunikan, kekuatan, dan pluralitas tersendiri di mana tercipta masyarakat. Bagi masyarakat Indonesia keragaman diyakini sebagai anugerah dan pemberian dari Tuhan. Dan karenanya, keanekaragaman ini, Indonesia memiliki semboyan yaitu Bhineka Tunggal Ika yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Keanekaragaman Indonesia ini tertuang dalam banyaknya suku, budaya, bahasa dan dan juga agama yang tersebar dalam berbagai daerah di Indonesia. Sehingga sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Indonesia disebut sebagai negara Multikultural. Jadi untuk tetap menjaga kelestarian multikultural ini, masyararakat harus hidup saling menghormati dan melengkapi tanpa membeda-bedakan. Di Indonesia sendiri terhitung ada 6 agama yang telah diakui dan disahkan keberadaannya, antara lain yakni Islam, Budha, Hindu, Katolik, Protestan, Konghuchu. Oleh karenanya, diperlukan adanya pelestarian praktik moderasi beragama agar dapat meminimalisisr terjadinya konflik dan dapat menciptakan kehidupan yang damai antar umat beragama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana praktik moderasi yang ada di Kelurahan Pakelan, Kota Kediri. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang dilakukan dengan cara observasi lapangan. Subjek dari penelitian ini adalah warga yang tinggal di Kelurahan Pakelan, Kota Kediri. Hasil dari pada penelitian ini adalah dapat diketahui bagaimana hubungan antar agama dapat terjalin dengan baik di keluraha ini serta bagaimana praktik moderasi beragama yang diwujudkan dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan di kelurahan ini dapat menjadi bukti nyata adanya bentuk toleransi di masyarakat.
Nilai-Nilai Islam Dalam Tradisi Tingkeban di Kelurahan Ngampel Kota Kediri Putri, Ayu Septiana; Khayu, Abdul; Aprilia, Try Heni
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 18 No 1 (2024): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsutjurnalstudiislamdansosial.v18i1.1534

Abstract

Abstract: Tingkeban is a traditional Javanese ceremony associated with the age of the baby seven months in them womb. The Tingkeban ceremony at seven months of pregnancy is the last ceremony before childbirth, in which prayers are offered for the safety and normal delivery of mother and child. "Mitoni" is another name for the Tingkeban tradition which comes from the word "pitu" meaning "seven", another name for the Tingkeban tradition. This traditional ceremony aims to celebrate seven months of pregnancy. Tingkeban in Javanese culture is an ancient custom that is passed down from one generation to the next. Tingkeban, a tradition popular among Javanese people, has strong and deep Islamic values. In the tradition, Islamic values are clearly visible in various aspects. Firstly, there is a joint prayer led by an ustadz or kiaiKiyai. This prayer invokes God's protection for the mother and child, as well as a smooth delivery process. Secondly, the tradition reflects the Islamic principle of gratitude, where families express their gratitude to God for the blessing of pregnancy. This research aims to find out the tradition of tingkeban in Ngampel Village, Mojoroto Kec, Kediri City. The method used is a qualitative method through field observations and interviews with several local communities, with residents of Ngampel Village, Kediri City as the research subject. Through the results of the research, it can be seen that the tradition of tingkeban until now by the local community is still used to create harmony between customary practices and religious beliefs.Keywords: Tingkeban Tradition, Javanese Culture and Society