Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Perbedaan Daya Hambat Ekstrak dan Air Perasan Bawang Putih (Allium Sativum) terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Secara In Vitro. Micheel Sarah A; Verawaty Simorangkir; Ade P Simaremare
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.628 KB) | DOI: 10.30596/anatomica

Abstract

Abstrak: Menurut data WHO, diare merupakan penyebab kedua kematian pada anak balita dan setiap tahun diare membunuh sekitar 525.000 anak balita. Rotavirus dan Escherichia coli adalah dua agen etiologi diare paling umum di negara - negara berkembang. Bawang putih (Allium sativum) telah dikenal sejak dahulu sebagai tanaman yang memiliki khasiat obat dan salah satunya bermanfaat dalam pengobatan diare.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak dan air perasan bawang putih memiliki perbedaan daya hambat  pertumbuhan bakteri Escherichia coli secara in vitro. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental analitik laboratorik dan dilakukan pada bulan Juli 2017 sampai November 2017 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan. Sampel dalam penelitian ini adalah bakteri Escherichia coli yang dikultur dalam media agar McConkey. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah bawang putih (Allium sativum) dalam bentuk ekstrak dan air perasan yang dibuat dalam beberapa konsentrasi (5%, 25%, 50%, 75%, dan 100%). Metode yang digunakan adalah metode disk diffusion. Hasil uji One Way ANOVA terhadap rata-rata daya hambat ekstrak dan perasan bawang putih dengan berbagai konsentrasi didapatkan nilai p < 0,05,yang menunjukan adanya perbedaan yang bermakna antara ekstrak dan perasan bawang putih. Setelah dilakukan uji post hoct di dapatkan konsentrasi ekstrak 5% dengan air perasan 100% (p=0,009), ekstrak 75% dengan air perasan 5% (p=0,002) dan 25% (p=0,009) dan ekstrak 100% dengan air perasan 5% (p=0,013) dan 50% (p=0,046). Tidak terdapat perbedaan daya hambat antara konsentrasi 75% dan 100% baik pada ekstrak maupun perasan bawang putih, ini membuktikan tidak adanya perbedaan daya hambat antara ekstrak dan perasan bawang putih. Namun bila di bandingkan dengan obat standar daya hambat ini masih rendah. Simpulan, Tidak ada perbedaan antara ekstrak dan perasan bawang putih.Kata kunci: ekstrak dan perasan air bawang putih, Escherichia coli, Disk diffusion.
Penularan dan Pencegahan Covid-19 Di Kalangan Siswa SMA Santa Maria Medan Ade Pryta Simaremare
Jurnal Visi Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Visi Pengabdian Kepada Masyarakat : Edisi Februari 2021
Publisher : LPPM Universitas HKBP Nommensen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51622/pengabdian.v2i1.164

Abstract

Abstrak Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air bersih, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapapun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Pengabdian masyarakat ini berupa penyuluhan yang bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang benar mengenai COVID-19, penularan dan pencegahannya kepada para pelajar di SMA Swasta Santa Maria Medan sehingga diharapkan akan membantu dalam memutuskan mata rantai penularan COVID-19 yang semakin meraja lela. Abstract Coronaviruses are a large family of viruses that cause illness ranging from mild to severe symptoms. The increase in the number of COVID-19 cases is happening fast enough and there has been a spread between countries. Based on scientific evidence, COVID-19 can be transmitted from human to human through droplets, not through the air. Standard recommendations for preventing the spread of infection are regular hand washing with soap and clean water, practicing coughing and sneezing, avoiding direct contact with livestock and wild animals and avoiding close contact with anyone showing symptoms of respiratory illness such as coughing and sneezing. This community service is in the form of counseling that aims to provide correct information and knowledge about COVID-19, its transmission and prevention to students at Santa Maria Medan Private High School so it is hoped that it will help in breaking the chain of COVID-19 transmission which is increasingly rampant.
Efektivitas Krim Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera Linn) terhadap Proses Penyembuhan Luka Sayat di Kulit Kelinci (Oryctolagus cuniculus) Herald Jonathan Hutabarat; Ade Pryta Simaremare; Novreka Pratiwi Sipayung
Majalah Kedokteran Andalas Vol 46, No 2 (2023): Online April 2023
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v46.i2.p436-442.2023

Abstract

Kulit merupakan organ terbesar tubuh manusia yang membungkus otot dan organ dalam serta menjadi benteng pertahanan pertama trauma. Salah satu bentuk trauma pada kulit adalah luka sayat yang merupakan luka terbuka yang terjadi karena irisan instrumen benda tajam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sediaan kosentrasi ekstrak krim lidah buaya (Aloe Vera Linn) pada penyembuhan luka sayat terhadap kelinci (Oryctolagus cuniculus). Metode yang digunakan pada penelitian in adalah true experimental dengan pengamatan posttes only control group design, yaitu mengukur pengaruh sediaan krim ekstrak lidah buaya (Aloe vera L) dengan konsentrasi 25%, 50%, dan 75% pada kelompok kontrol perlakuan dengan membandingkan kelompok tersebut dengan kelompok kontrol positif yang diberikan povidon iodine 10% krim dan kontrol negatif dengan aquadest 1 mL. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak lidah buaya memiliki efek klinis pada penyembuhan luka sayat pada kelinci, dimana setiap peningkatan kadar ekstrak aloe vera pada perlakuan semakin cepat pula penyembuhan luka sayatan dibandingkan dengan kontrol negatif. Namun, hasil uji Anova dan Post Hoc test menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap tiap kadar ekstrak krim aloe vera konsentrasi 25%, 50%, dan 75% bila dibandingkan kontrol positif dan negatif.Kata kunci: ekstrak aloe vera; penyembuhan luka sayat
Pengaruh Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Perilaku CERDIK Mahasiswa Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan Ignes Henny Salim; Joseph Partogi Sibarani; Ade Pryta Romanauli Simaremare
Jurnal Kedokteran Meditek Vol 29 No 1 (2023): JANUARI
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v29i1.2444

Abstract

Penyakit tidak menular mempunyai angka mortalitas yang tinggi di dunia. Untuk mengendalikannya, kita perlu meminimalisir faktor risiko yang dapat dimodifikasi, yaitu dengan perilaku CERDIK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik individu (jenis kelamin, suku, pengetahuan, riwayat penyakit tidak menular keluarga) dan dukungan sosial (dukungan emosional, instrumen, informasi dan penghargaan) terhadap perilaku pencegahan penyakit tidak menular. Penelitian ini merupakan desain potong lintang, data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Sampel penelitian ini adalah 221 mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen yang aktif secara akademik yang direkrut dengan simple random sampling. Data dianalisis dengan regresi logistik berganda. Hasil penelitian diperoleh mayoritas responden berjenis kelamin perempuan (72,9%), suku Batak Toba (61,5%), tidak mempunyai riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga (50,2%), mempunyai pengetahuan yang tinggi (94,6%), mendapatkan dukungan sosial (96,5%), melaksanakan perilaku pencegahan CERDIK (66,5%), dan mendapatkan dukungan emosional (98,6%). Faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku pencegahan adalah dukungan sosial (p= 0,014; OR= 7,981), dan riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga (p= 0,021; OR= 0,502). Pada komponen dukungan sosial, faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku pencegahan penyakit tidak menular adalah dukungan instrumental (p = 0,020; OR=  4,333). Untuk penelitian selanjutnya, disarankan dapat melihat sumber dan media dukungan sosial manakah yang paling mempengaruhi perilaku pencegahan.
Antibacterial Activity of Sweet Orange (Citrus sinensis) Peel Tea against Enterobacteriaceae Isolated from a Water Depot Yumiko, Yumiko; Suhartomi, Suhartomi; Nasution, Sri Wahyuni; Syarifah, Siti; Simaremare, Ade Pryta R.
Biology, Medicine, & Natural Product Chemistry Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & Society for Indonesian Biodiversity

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/biomedich.2024.132.449-458

Abstract

Most orange peels are not utilized and become useless waste that is thrown away. Orange peels contain many nutrients and compounds, such as flavonoids, terpenoids, alkaloids, and essential oils, which are secondary metabolites that act as antibacterial agents. This study intends to investigate the antibacterial activity of sweet orange peel tea against isolated Enterobacteriaceae from a random water depot sample around Universitas Prima Indonesia. This experiment used disc diffusion for antibacterial assay. Meanwhile, the sweet orange peel was brewed using two different methods, including infusion and decoction, in two different masses (3 grams and 5 grams). These sweet orange peel tea formulations were compared to standard (chloramphenicol) and control (distilled water). Enterobacteriaceae was isolated and identified from a random water depot sample around Universitas Prima Indonesia, which included colony identification in EMB agar and MacConkey agar, gram staining, and biochemical test. This study showed that a random water depot sample contaminated by Enterobacteriaceae had properties similar to Citrobacter sp. Sweet orange tea formulation inhibited this isolated Enterobacteriaceae growth (P-Value: 0.010). Antibacterial activity was observed in 3-gram infusion, 5-gram infusion, and 5-gram decoction. However, the antibacterial activity was not better than the standard (chloramphenicol). Overall, it can be concluded that the sweet orange peel tea as infusion or decoction has weak antibacterial activity against Enterobacteriaceae bacteria isolated from water depots, which had some properties similar to Citrobacter sp.
KHASIAT KARDIOPROTEKTIF VIRGIN COCONUT OIL (VCO) PADA TIKUS YANG TERPAPAR ASAP ROKOK: CARDIOPROTECTIVE PROPERTIES OF VIRGIN COCONUT OIL IN RATS EXPOSED TO CIGARETTE SMOKE Simorangkir, Saharnauli J. Verawaty; Sitanggang, Ervina Julien; Simaremare, Ade Pryta
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan - Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara Vol. 24 No. 2 (2025): Juli 2025
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/ibnusina.v24i2.885

Abstract

Para peneliti telah menghubungkan antioksidan dalam minyak kelapa murni (VCO) dengan peningkatan kesehatan; meskipun demikian, kemampuan kardioprotektif dan antioksidan VCO terhadap stres oksidatif yang disebabkan oleh kebiasaan merokok masih belum banyak dieksplorasi. Penelitian ini meneliti mengenai efek kardioprotektif dan antioksidan VCO dalam kaitannya dengan kerusakan jaringan jantung. Tikus Wistar jantan yang berjumlah 24 ekor dibagi menjadi empat kelompok: Kelompok 1 (kelompok kontrol) menerima pelet tikus; Kelompok 2 (kelompok kontrol positif) diberi diet dasar dan dipapar asap rokok; Kelompok 3 diberi asap rokok bersama dengan 0,45 ml VCO; Kelompok 4 diberi asap rokok ditambah 0,9 ml VCO. Analisis histologis jaringan jantung dilakukan setelah 28 hari pengobatan. Kelompok 2 menunjukkan tingkat kariolisis yang paling menonjol. Secara bersamaan, hasil dari kelompok pengobatan 3, menunjukkan sedikit kerusakan pada miosit jantung. Studi ini menunjukkan bahwa menghirup asap rokok dapat membahayakan jantung dan menegaskan efek kardioprotektif VCO terhadap kerusakan miokardium akibat asap rokok melalui pengurangan stres oksidatif.
KORELASI CRP DENGAN HEMOKONSENTRASI DAN NILAI TROMBOSIT PADA ANAK DENGAN DBD DAN DD Maduwu, El Yoenay Ivanema; Silaen, Johan Christian; Simaremare, Ade Pryta
Jurnal Visi Eksakta Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Visi Eksakta : Edisi Juli
Publisher : LPPM Universitas HKBP Nommensen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51622/eksakta.v4i2.2791

Abstract

Dengue is a disease commonly found in tropical and subtropical regions, with its main vector of transmission being the Aedes aegypti mosquito. Common symptoms experienced by dengue patients include fever followed by severe headache, retro-orbital pain, nausea, vomiting, fatigue, and typically a rash due to minor bleeding. In acute infections, CRP is often used to assess disease activity causing inflammation and can be one of the inflammatory biomarkers in dengue patients. To examine the correlation between CRP levels, hemoconcentration, and platelet count in children diagnosed with Dengue. This study is an observational analytical study using a cross-sectional approach and data collection through consecutive sampling with a total sample size of 60 individuals. In this study, there were 60 pediatric patients diagnosed with Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) and Dengue Fever. Most of 34 patients (56.7%) were male, while 26 patients (43.3%) were female. The majority of DHF and Dengue Fever patients were aged between 5 and 11 years (63.3%). The Chi-Square test analysis between CRP and hematocrit showed p=0.486. The Chi-Square test analysis between CRP and platelet count showed p=0.042 (p<0.005). CRP has no correlation with hemoconcentration, but correlate with trombositopenia level in pediatric patients with Dengue Hemorrhagic Fever and Dengue Fever.
Perbandingan Aktivitas Antibakteri Berbagai Produk Hand Sanitizer terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus In Vitro Simaremare, Ade Pryta Romanauli
Nommensen Journal of Medicine Vol 8 No 2 (2023): Nommensen Journal of Medicine: Edisi Februari
Publisher : Universitas HKBP Nommensen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36655/njm.v8i2.845

Abstract

Background: Hand hygiene is very important because human hands are often contaminated with microorganisms, so that it becomes an intermediary for the entry of disease-causing microorganisms into the body, especially Escherichia coli and Staphylococcus aureus. The use of hand sanitizer has shown an increase in society. Hand sanitizers are available with various types of packaging, dosage forms, variations in the composition of active ingredients and their carriers at quite competitive prices.Objective: To determine the antibacterial effect of various hand sanitizers available in the market and their comparison with antiseptic handwash soap.Methods: Antibacterial effectiveness test using the Kirby Bauer method by measuring the diameter of the clear zone produced on Muller Hinton media by diffusion discs tested with four hand sanitizer products available in the market compared with antiseptic hand soap as positive control and akuades as negative control.Results: Various hand sanitizer products containing 70% alcohol showed moderate to strong inhibition against E. coli and S.aureus. Analysis of differences in the activities of various hand sanitizer products using the KruskalWallis non-parametric method showed a difference with p= 0.003 against E. coli and p=0.002 against S.aureus. Alcohol denatures bacterial proteins so that it interferes with the metabolic processes of bacterial cells which causes bacterial cell death.Conclusion: Hand sanitizer is effectively used to inhibit the growth of E. coli and S.aureus bacteria.
Efek Parakrin Sel Punca Mesenkimal pada Kultur In-Vitro Sibuea, Christine Verawaty; Sitanggang, Ervina Julien; Simaremare, Ade Pryta
Nommensen Journal of Medicine Vol 9 No 2 (2024): Nommensen Journal of Medicine: Edisi Februari
Publisher : Universitas HKBP Nommensen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36655/njm.v9i2.1410

Abstract

Background: MSC, IL-10, TNF-a, IFN-g, PGE2. Background: The high proliferation and differentiation capabilities, paracrine effects and immunomodulatory functions of Mesencymal Stem Cells (MSCs) have been utilized in cellular therapy approaches for infectious and degenerative diseases in the last decade. Paracrine effects MSCs contain growth factors and cytokines, including IL-10, TNF-a, IFN-g and PGE2. There are still debates regarding the role and performance of the levels of paracrine effects of MSCs IL-10, TNF-a, IFN-g and PGE2, so it is necessary to have a model of the performance of these paracrine effects. Objective: To determine the levels of IL-10, TNF-a, IFN-g and PGE2 in basal in-vitro culture conditions, which can be used as a model for MSC immunomodulatory performance. Methods: This research is an in-vitro culture study of MSCs in basal conditions. MSCs were cultured for 21 days and levels of IL-10, TNF-a, IFN-g and PGE2 were examined on the 7th, 14th and 21st days in the culture medium, using the ELISA method. Results: IL-20 was not found in the culture medium until the 21st day, meanwhile TNF-a levels continued to increase until the 21st day. IFN-g was only found on day 7 of culture. PGE2 levels were found to be the highest secreted among the cytokines analyzed, but were not found on day 21. Conclusion: Paracrine effects secreted by MSCs in basal culture conditions due as a response to cell damage that occurs during the duration of culture. The paracrine effects of MSCs can influence each other, so that there can be suppression or induction of secretion of paracrine effects. Keywords: MSC, IL-10, TNF-a, IFN-g, PGE2. Abstrak Latar belakang: Kemampuan proliferasi dan diferensiasi yang tinggi, efek parakrin serta fungsi imunomudulator Mesencymal Stem Cells (MSCs) dimanfaatkan dalam pendekatan terapi seluler penyakit infeksi dan degeneratif dalam dekade terakhir. Efek parakrin MSCs mengandung growth factor dan sitokin, diantaranya IL-10, TNF-a, IFN-g dan PGE2. Banyak perbedaan pendapat tentang peran dan gambaran kadar efek parakrin MSCs IL-10, TNF-a, IFN-g dan PGE2 sehingga diperlukan adanya model gambaran efek parakrin tersebut. Tujuan: Mengetahui kadar IL-10, TNF-a, PGE2 dan IFN-g pada kondisi basal kultur in-vitro, yang dapat digunakan sebagai model gambaran imunomodulator MSC. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kultur in-vitro MSCs pada kondisi basal. MSCs dikultur selama 21 hari dan dilakukan pemeriksaan kadar IL-10, TNF-a, PGE2 dan IFN-g pada hari ke-7, ke-14 dan ke-21 pada medium kultur, dengan menggunakan metode ELISA. Hasil: IL-20 tidak ditemukan pada medium kultur hingga hari ke-21, sedangkan kadar TNF-a semakin meningkat hingga hari ke-21. IFN-g hanya ditemukan pada kultur hari ke-7. Kadar PGE2 ditemukan paling tinggi disekresikan diantara sitokin yang dianalisa, tetapi tidak ditemukan pada hari ke-21. Kesimpulan: Efek parakrin disekresikan MSC pada kultur kondis basal sebagai respon kerusakan sel yang terjadi selama durasi kultur. Efek parakrin MSC dapat saling mempengaruhi, sehingga dapat terjadi supresi atau induksi sekresi efek parakrin. Kata Kunci: MSC, IL-10, TNF-a, IFN-g, PGE2.
Encapsulated Mesenchymal Stem Cell as Regenerative Alternative for MDR-TB: A Gene Expression Analysis of ABCG2 Efflux Sibuea, Christine Verawaty; Marpaung, Dina Octafrida; Sitanggang, Ervina Julien; Simaremare, Ade Pryta; Masal, Cindy Destasya; Laia, George Azriel Buala Nama; Tambunan, Octora Angelica Violyn; Samosir, Wanda Lucia; Sidabalok, Cici Kres
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 11 No 8 (2025): August
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v11i8.12040

Abstract

Multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB) poses a significant global health challenge due to poor treatment outcomes. Encapsulated mesenchymal stem cells (MSCs) have emerged as a potential alternative therapy; however, their role in modulating bacterial drug sensitivity remains unclear. This study aimed to evaluate the expression of the ABCG2 efflux pump gene in encapsulated MSCs co-cultured with MDR-TB, and to explore its implications for bacterial sensitivity to anti-tuberculosis drugs. An in vitro experimental design was employed using encapsulated MSCs cultured with MDR-TB. Total RNA was isolated, converted into complementary DNA (cDNA), and analyzed using quantitative real-time PCR (RT-PCR). Gene expression levels were quantified using the Livak (ΔΔCt) method. Results demonstrated a progressive increase in ABCG2 gene expression on days 2, 7, and 14. Although this increase may reduce the direct antibacterial capacity of MSCs, previous studies have shown that their preserved paracrine function remains beneficial for immunomodulation. These findings support the continued investigation of encapsulated MSCs as an adjunctive therapy for MDR-TB, particularly through immunoregulatory mechanisms despite increased ABCG2 expression.