cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Kultivasi
ISSN : 14124718     EISSN : 2581138X     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Kultivasi diterbitkan oleh Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jurnal ini terbit tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret, Agustus, dan Desember. Kultivasi mempublikasikan hasil penelitian dan pemaparan ilmiah dari para dosen dan peneliti di bidang budidaya tanaman. Bidang kajian yang dipublikasikan jurnal ini diantaranya adalah agronomi, pemuliaan tanaman, ilmu gulma, teknologi benih, teknologi pasca panen, ilmu tanah, dan proteksi tanaman.
Arjuna Subject : -
Articles 495 Documents
Pengaruh berbagai jenis surfaktan pada herbisida glufosinat terhadap pengendalian gulma dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) di jatinangor Kurniadie, Denny; Sumekar, Yayan; Buana, Intan
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.62 KB)

Abstract

Penambahan surfaktan diduga dapat mengoptimalkan pengendalian gulma menggunakan herbisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi surfaktan pada pengendalian kimia menggunakan herbisida Glufosinat terhadap gulma di pertanaman jagung (Zea mays L.). Penelitian ini dilakukan dari bulan September sampai dengan Desember 2016 di Kebun Percobaan Ciparanje Unpad. Rancangan perlakuan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan yaitu : Glufosinate + surfaktan nonionik 15% ; Glufosinate + surfaktan anionik 15% ; Glufosinate + surfaktan kationik 15% ; Glufosinate ; Glufosinate + surfaktan nonionik 20% ; Glufosinate + surfaktan anionik 20% ; Glufosinate + surfaktan kationik 20% ; Penyiangan Mekanis ; Kontrol (tanpa perlakuan) ; diulang 3 kali untuk setiap perlakuan. Perbedaan antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji F, sedangkan menguji perbedaan nilai rata-rata perlakuan digunakan uji Duncan pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Glufosinat tanpa surfaktan dapat menekan pertumbuhan gulma sehingga menunjukkan hasil tanaman terbaik dengan bobot rata-rata sebesar 12,41 ton/ha pipilan kering. Kata Kunci : jagung, glufosinat, surfaktan
Respons tanaman jagung (Zea mays L.) toleran herbisida akibat pemberian berbagai dosis herbisida IPA glifosat 486 g/l Wahyudin, Agus; Wicaksono, Fiky Yulianto; Sari, D. F.
Kultivasi Vol 15, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.964 KB)

Abstract

Jagung merupakan salah satu serealia yang strategis di Indonesia. Jagung mempunyai peluang untuk dikembangkan karena fungsinya sebagai bahan pangan utama dan sebagai sumber bahan pakan ternak. Penggunaan tanaman jagung PRG toleran herbisida glifosat diharapkan dapat mengurangi penurunan hasil tanaman jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai dosis herbisida glifosat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) PRG toleran herbisida glifosat. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, kecamatan Jatinangor, kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada bulan Desember 2014 hingga April 2015. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri atas pemberian herbisida dengan dosis 1 L/Ha, 1,5 L/Ha, 2 L/Ha, 2,5 L/Ha, 3 L/Ha, 3,5 L/Ha, 4 L/Ha dan pengendalian secara manual. Satuan petak terdiri atas areal seluas 6,5 x 5 m dengan jarak tanam 25 x 75 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian gulma dengan berbagai dosis herbisida dan pengendalian secara manual tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, indeks luas daun, jumlah tongkol, panjang tongkol, diameter tongkol, bobot tongkol, jumlah baris biji per tongkol, bobot 100 biji dan bobot biji per tanaman. Dosis herbisida 1 L/Ha dapat menekan pertumbuhan gulma pada pertanaman jagung PRG. Kata kunci: Gulma ∙ Glifosat ∙ Jagung toleran  ∙ Glifosat.
Identifikasi morfologi dan agronomi jagung hibrida Unpad pada tumpangsari dengan padi hitam di dataran tinggi Arjasari Jawa Barat Azizah, Elia; Setyawan, A.; kadapi, Muhamad; Yuwariah, Yuyun; Ruswandi, Dedi
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.239 KB)

Abstract

Produksi jagung di Indonesia belum mampu menutupi tingginya permintaan jagung nasional. Padi hitam pun secara umum mengalami kondisi yang sama. Upaya peningkatan produksi jagung dapat ditingkatkan melalui penggunaan jagung hibrida. Namun, penggunaan varietas hibrida akan mendatangkan permasalahan lingkungan karena over aplikasi pupuk sintetis. Modifikasi lingkungan secara aktif pada budidaya hibrida jagung dan padi hitam dapat dilakukan dengan cara tumpangsari. Hal ini merupakan salah satu solusi yang ramah lingkungan karena memperkaya bahan organik dan anorganik melalui pemilihan tanaman kedua secara selektif, mencegah gagal panen, diversifikasi pangan dan asupan nutrisi yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan varietas jagung hibrida unpad yang memiliki penampilan morfologi dan agronomi terbaik dalam tumpangsari dengan padi hitam di dataran tinggi. Percobaan lapangan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 18 perlakuan jagung hibrida unpad dan 1 varietas komersil sebagai cek. Untuk mendapatkan Jagung hibrida terpilih analisis dilanjutkan dengan uji Least Significant Increase (LSI). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dalam kondisi tumpangsari dengan padi hitam, karakter panjang daundengan hibrida terpilih JH6, JH17, JH12, dan karakter bobot biji pipilan kering, dengan hibrida terpilih JH17, JH12, JH8, JH1 dan JH14, memberikan hasil tertinggi dibandingkan cek. Panjang daun dan bobot biji pipilan kering merupakan karakter penting terkait dengan hasil yang tinggi pada jagung hibrida. Namun, memberikan hasil yang sama pada tinggi tongkol dan kandungan klorofil. Untuk mendapatkan jagung hibrida unpad yang lebih stabil dan adaptif perlu dilakukan pengujian lebih lanjut pada musim dan ketinggian tempat yang berbeda.Kata kunci : Morfologi-Agronomi, hibrida,  jagung, padi hitam, tumpangsari
Efikasi herbisida oksifluorfen 240 g/l untuk mengendalikan gulma pada budidaya padi sawah (Oryza sativa L) Umiyati, Uum
Kultivasi Vol 15, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.236 KB)

Abstract

Tujuan dari percobaan ini adalah menguji keefektifan dari herbisida Oksifluorfen 240 g/l dalam mengendalikan gulma umum pada budidaya padi sawah sistem pindah tanam. Percobaan dilaksanakan di Balai Penelitian Pertanian Desa Barepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.  Waktu pelaksanaan percobaan dimulai dari bulan  Mei – Agustus 2016. Percobaan dilaksanakan dengan metode eksperimental dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan, rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok. Untuk menguji nilai tengah perlakuan yang berbeda digunakan uji lanjut Duncan pada tingkat kepercayaan 95 %. Perlakuan yang diujikan adalah herbisida Oksifluorfen 240 g/l dosis 1.2 l/ha, Oksifluorfen 240 g/l dosis 1.8 l/ha, Oksifluorfen 240 g/l dosis 2.4 l/ha, Oksifluorfen 240 g/l dosis 3 l/ha, Oksifluorfen 240 g/l dosis 3.6 l/ha, penyiangan manual dan kontrol. Hasil Pengamatan bahwa Herbisida Oksifluorfen 240 g/l efektif mengendalikan gulma dominan dan gulma co dominan pada tanaman padi.  Gulma dominan seperti spesies gulma Fimbristylis miliacea, gulma co dominan seperti Ludwegia perrennis, Monochoria vaginalis, Echinochloa colona dan Leptochloa sinensis, dan gulma lainnya sampai pengamatan 7 MSA dengan kisaran dosis 1.2 – 3.6 l/ha l/ha. Herbisida Oksifluorfen 240 g/l dari  kisaran dosis 1,2  l/ha sampai dosis 3.6 l/ha hingga pengamatan 3 MSA tidak memperlihatkan gejala keracunan pada tanaman padi.  Herbisida Oksifluorfen 240 g/l pada dosis 3.6 l/ha menunjukkan tinggi tanaman yaitu 94,23 cm. Herbisida Bellmac 240 EC dengan bahan aktif  Oksifluorfen 240 g/l dengan kisaran dosis 2.4 l/ha – 3.6 l/ha menunjukkan rata-rata berat  kering panen gabah sebesar 15,21 – 15,38 Kg gabah kering /petak.  Kata Kunci : efikasi, Oksifluorfen 240 g/l, gulma, padi sawah  
Pemanfaatan limbah organik sebagai media tanam dan aplikasi urin ternak pada pembibitan kopi (Coffea arabica L.) Rosniawaty, Santi; Sudirja, Rija; Hidayat, Hendi
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.043 KB)

Abstract

Produksi kopi ditentukan mulai dari awal pembudidayaannya. Pembibitan merupakan salah satu tahapan budidaya untuk menghasilkan bibit yang baik dan  akan menghasilkan tanaman yang berproduksi tinggi. Media tanam dan pemupukan merupakan salah satu hal penting dalam menghasilkan bibit yang baik.  Pemanfaatan limbah kulit buah kopi  dan serasah daun sebagai campuran media tanam serta penambahan urin kelinci dan urin sapi diharapkan dapat menghasilkan bibit kopi yang baik.  Percobaan telah di laksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 Percobaan dilaksanakan di Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) Sindanglaya Bandung  Perlakuan yang digunakan adalah kombinasi antara media menggunakan kompos daun atau  kompos kulit kopi  dengan konsentrasi urin kelinci, atau konsentrasi urin sapi.  Urin kelinci dan urin sapi difermentasikan terlebih dahulu sebelum digunakan.  Konsentrasi urin kelinci dan urin sapi sebesar 25 %.  Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok, terdapat 10 perlakuan yang di ulang 3 kali.  Hasil percobaan menunjukkan bahwa Media tanah dan kompos kulit kopi (2:1 ataupun 3:1) dan urin kelinci berpengaruh baik pada tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun.  Media tanah dan kompos daun  (3:1) dan urin kelinci  berpengaruh baik pada volume akar dan luas daun. Media tanah : kompos kulit buah kopi (2:1) dan Urin sapi hanya berpengaruh baik pada variabel tinggi tanamanKata kunci: kopi, urine sapi, urine kelinci
Respons pertumbuhan dan hasil benih kentang G0 di dataran medium terhadap waktu dan cara aplikasi paklobutrazol Azima, Nuzula Suci; Nuraini, Anne; Sumadi, Sumadi; Hamdani, Jajang Sauman
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.081 KB)

Abstract

Aplikasi paklobutrazol pada penanaman kentang di dataran medium dapat mengurangi sintesis giberelin yang menyebabkan penurunan hasil kentang. Efektifitas paklobutrazol tidak hanya dipengaruhi oleh konsentrasi, tetapi juga waktu dan cara aplikasinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh waktu dan cara aplikasi paklobutrazol yang memberikan pengaruh paling baik dalam meningkatkan hasil benih kentang G0 di dataran medium. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 3 ulangan. Perlakuannya terdiri dari waktu aplikasi paklobutrazol yaitu 28, 35 dan 42 HST (Hari Setelah Tanam) dan cara aplikasi paklobutrazol yaitu disemprot ke daun, disiram ke media tanam dan kombinasi antara penyemprotan ke daun dan penyiraman ke media tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi waktu dan cara aplikasi paklobutrazol terhadap bobot segar ubi per hektar. Aplikasi paklobutrazol pada 42 HST dengan kombinasi cara penyemprotan ke daun dan penyiraman ke media tanam menghasilkan bobot segar ubi 8,23 ton per hektar. Aplikasi paklobutrazol pada28 HST meningkatkan persentase stolon membentuk ubi dan aplikasi pada 42 HST meningkatkan jumlah ubi kelas S. Aplikasi paklobutrazol dengan cara penyiraman ke media tanam meningkatkan persentase stolon membentuk ubi dan jumlah ubi kelas S dan M.
Heritabilitas, variabilitas dan analisis kekerabatan genetik pada 15 genotip pisang (Musa paradisiaca) varietas ambon asal Jawa Barat berdasarkan karakter morfologi di Jatinangor Ismail, Ade; Wicaksana, Noladhi; Daulati, Z.
Kultivasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.752 KB)

Abstract

Heritabilitas, variabilitas, dan kekerabatan dari suatu populasi sangat penting dalam pera-kitan kultivar unggul pisang. Parameter genetik tersebut merupakan langkah awal dalam suatu kegiatan seleksi pada populasi pisang ambon ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengestimasi nilai hertitabilitas, variabilitas, dan hubungan kekerabatan 15 genotip pisang ambon. Adapun metode penelitian yang digunakan merupakan metode eksperimen dengan tata ruang Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan ulangan dua kali. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Ciparanje, Unpad Jatinangor, dengan ketinggian 753 m di atas permukaan laut (dpl). Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Februari 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai heritabilitas pada semua karakter 15 genotip pisang ambon memiliki nilai yang rendah yang artinya bahwa lingkungan berpengaruh besar terhadap pertum-buhan dan perkembangan tanaman pisang, sedangkan pengaruh genetiknya kecil. Variabilitas genetik yang luas terlihat pada karakter lebar helai daun dan rhizoma (anakan). Sedangkan variabilitas genetik yang sempit terdapat pada karakter panjang petiole. Karakter lebar helai daun dan rhizoma (anakan) dapat mempermudah efektifnya program seleksi. Kemudian pada analisis kekerabatan genetik dari ke-15 genotip pisang ambon asal Jawa Barat, hanya genotip AB13 yang memiliki kekerabatan genetik yang jauh dari genotip lain, berdasarkan jarak koefisien Euclidian dalam karakter kualitatif.Kata kunci: Analisis kekerabatan genetik ∙ Heritabilitas ∙ Jawa Barat ∙ Pisang ambon ∙ variabilitas 
Pengaruh kerapatan naungan dan frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan bibit kemiri sunan (Reutealis trisperma (BLANCO) Airy Shaw) Audina, Nadiyah Mia; Maxiselly, Yudithia; Rosniawaty, Santi
Kultivasi Vol 15, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.266 KB)

Abstract

Intensitas cahaya matahari dan penyiraman tanaman memegang peranan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta merupakan bahan baku proses fotosintesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kerapatan naungan dan frekuensi penyiraman yang optimal terhadap pertumbuhan bibit kemiri sunan. Penelitian ini telah dilakukan di kebun percobaan Ciparanje, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan ketinggian tempat 725 meter di atas permukaan laut pada bulan November 2015 sampai Januari 2016. Rancangan yang digunakan adalah rancangan petak terbagi dengan empat ulangan. Petak utama adalah perlakuan kerapatan naungan yang terdiri dari tiga taraf yaitu: tanpa naungan, naungan 35% dan naungan 25%. Anak petak adalah perlakuan frekuensi penyiraman yang terdiri dari tiga taraf yaitu: sehari sekali, dua hari sekali dan tiga hari sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara kerapatan naungan dengan frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan bibit kemiri sunan. Tidak terdapat pengaruh mandiri terbaik dari faktor kerapatan naungan, namun terdapat pengaruh mendiri terbaik dari faktor frekuensi penyiraman yaitu pada taraf satu hari sekali dilihat dari komponen pertumbuhan diameter batang, jumlah daun, tinggi tanaman, indeks luas daun, bobot basah dan bobot kering kemiri sunan.Kata kunci : Kemiri Sunan, Frekuensi Penyiraman, Naungan
Pengaruh keberadaan gulma (Ageratum conyzoides dan Boreria alata) terhadap pertumbuhan dan hasil tiga ukuran varietas kedelai (Glycine max L. Merr) pada percobaan pot bertingkat Kilkoda, Abdul Karim; Nurmala, Tati; Widayat, Dedi
Kultivasi Vol 14, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.887 KB)

Abstract

Percobaan dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran,  Jati-nangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji eksudat akar yang terdapat pada gulma Ageratum conyzoides dan Borreria alata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Percobaan dilakukan mulai dari bulan Oktober 2014 sampai dengan bulan Desember 2014 dengan menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial. Faktor perlakuan pertama adalah jenis gulma terdiri dari 3 taraf antara lain gulma A. Conyzoides, gulma  B. alata dan tanpa gulma (kontrol). Perlakuan kedua adalah ukuran benih varietas kedelai yang terdiri dari 3 taraf. Total kombinasi perlakuan adalah 9 kombinasi perlakuan, dengan 3 kali ulangan, sehingga diperoleh 27 perlakuan. Rancangan perlakuan adalah Tanpa Gulma + varietas Gepak Kuning (benih ukuran kecil);  Tanpa Gulma + varietas Gema (benih ukuran sedang); Tanpa Gulma + varietas Grobogan (benih ukuran besar); Gulma A. conyzoides + Gepak kuning (benih ukuran kecil);  Gulma A. conyzoides + Gema  (benih ukuran sedang);  Gulma A. conyzoides + Grobogan (benih ukuran besar); Gulma B. alata + Gepak kuning (benih ukuran kecil); Gulma B. alata + Gema (benih ukuran sedang);  Gulma B. alata + Grobogan (benih ukuran besar). Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa hampir sebagian besar parameter yang diamati pada komponen pertumbuhan memperlihatkan pengaruh perlakuan ukuran benih varietas yang dicobakan tidak berbeda nyata, kecuali pada pengamatan jumlah daun 8 mst komponen pertumbuhan, dimana varietas Grobogan mempunyai jumlah daun yang lebih banyak dibandingkan kedua jenis varietas lainnya, begitupun pada pengaruh interaksi hanya terdapat pada parameter tinggi tanaman pengamatan 8 mst. Kata kunci : Gulma ∙ Ageratum conyzoides ∙ Borreria alata ∙ Pertumbuhan ∙ Hasil
Aplikasi sitokinin untuk pematahan dormansi benih kentang G1 (Solanum tuberosum L.) Nuraini, Anne; Sumadi, Sumadi; Pratama, R.
Kultivasi Vol 15, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.327 KB)

Abstract

Kentang merupakan komoditas pertanian yang mempunyai arti penting di dunia. Kentang mempunyai berbagai macam keunggulan seperti sumber protein yang tinggi, tidak mudah rusak seperti sayuran lain, dan berpotensi dalam program diversivikasi pangan. Salah satu kendala dalam produksi kentang adalah adanya fase dormansi pada masa pertumbuhan kentang. Upaya mempercepat masa dormansi tanaman adalah dengan penambahan hormon pemacu pertumbuhan. Sitokinin merupakan salah satu hormon pemacu pertumbuhan yang berperan dalam pembelahan sel. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi sitokinin terhadap dormansi benih kentang. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Sitokinin yang digunakan pada penelitian ini adalah Benzyl amino purine (BAP). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan  6 perlakuan dan diulang empat kali, dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Perlakuan tersebut adalah berbagai  macam konsentrasi BAP yang terdiri dari 0 mgL-1, 50 mgL-1, 100 mgL-1, 150 mgL-1, 200 mgL-1 dan 250 mgL-1. Pengamatan dilakukan terhadap waktu muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas, bobot tunas, bobot benih dan diameter benih. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian BAP berpengaruh nyata terhadap waktu muncul tunas, jumlah tunas, dan panjang tunas pada tanaman kentang, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan bobot basah benih dan penurunan diameter benih.  Kata kunci: Benih kentang, benzyl amino purine (BAP), dormansi tunas

Page 7 of 50 | Total Record : 495