Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Pengujian efektivitas berbagai jenis dan konsentrasi sitokinin terhadap multiplikasi tunas mikro pisang (Musa paradisiaca L.) secara In Vitro Ratnasari., Bella Dian; Suminar, Erni; Nuraini, Anne; Ismail, Ade
Kultivasi Vol 15, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.127 KB)

Abstract

Perbanyakan tanaman pisang secara konvensional dengan menggunakan bonggol atau anakan (sucker) secara terus menerus dapat menurunkan kualitas dan memerlukan waktu lama serta meningkatkan terjadinya serangan penyakit. Oleh karena itu, suatu upaya untuk menghasilkan bibit yang memiliki kualitas baik dalam waktu yang cepat dapat menggunakan kultur in vitro. Percobaan ini bertujuan untuk memperoleh laju multiplikasi yang tinggi dengan penggunaan salah satu jenis dan konsentrasi sitokinin pada kultur in vitro tanaman pisang kepok kuning. Percobaan dilakukan pada bulan Oktober hingga Desember 2015 di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 8 perlakuan penggunaan jenis dan konsentrasi sitokinin yang berbeda (2 mg L-1 BAP, 4 mg L-1 BAP, 2 mg L-1  2-iP,    4 mg L-1 2-iP, 0,08 mg L-1 TDZ, 0,2 mg L-1 TDZ, 2 mg L-1 Kn, 4 mg L-1 Kn). Hasil percobaan menunjukkan bahwa 2 mg L-1 BAP merupakan jenis sitokinin yang mampu menghasilkan tingkat multiplikasi yang tinggi pada peubah persentase eksplan bertunas (%), dan tinggi tunas (cm). Kata Kunci : efektivitas, kepok kuning, multiplikasi, pisang, sitokinin, tunas
Pemanfaatan jenis-jenis pisang (banana dan plantain) lokal Jawa Barat berbasis produk sale dan tepung Putri, T. K.; Veronika, D.; Ismail, Ade; Karuniawan, Agung; Maxiselly, Yudithia; Irwan, Aep Wawan; Sutari, Wawan
Kultivasi Vol 14, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (948.199 KB)

Abstract

Pisang merupakan komoditas hortikultura (buah) yang dapat dimakan langsung atau diolah. Pisang merupakan buah yang tidak tahan lama, oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk menjadikannya lebih tahan lama adalah diolah menjadi sale dan tepung.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pemanfaatan beberapa jenis pisang untuk sale atau tepung. Pengujian dilakukan secara organoleptik (uji deskripsi dan uji hedonik) beberapa sampel sale dan tepung pisang. Jumlah panelis yaitu lima orang yang diambil secara acak. Hasil yang diperoleh adalah sale yang terbuah dari pisang Siem/Kepok pada sampel 2 memiliki rasa manis, aroma khas, dan tekstur yang disukai oleh panelis yang berjumlah 5 orang.Kata kunci : Olahan pisang ∙ Sale ∙ Tepung
Skrining fitokimia cangkang dan kulit batang tanaman jengkol asal Ciamis Jawa Barat sebagai inisiasi obat diabetes mellitus berbahan alam Maxiselly, Yudithia; Ismail, Ade; Rosniawaty, Santi; Anjarsari, Intan Ratna Dewi
Kultivasi Vol 14, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.791 KB)

Abstract

Pengembangan obat bahan alam semakin meningkat karena mempertimbangkan pola masyarakat yang kini lebih memilih hidup back to nature.Jengkol merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai obat bahan alam. Kandungan jengkol yang bermanfaat yaitu asam amino, vitamin, mineral, juga zat lain seperti saponin, flavonoid, dan tannin sangat dibutuhkan manusia. Potensi jengkol lainnya adalah mampu menurunkan kadar gula dalam darah sehingga dapat mencegah penyakit Diabetes Mellitus (DM). Bagian jengkol yang diteliti memiliki zat antidiabetes adalah kulit batang, cangkang buah dan bijinya. Penelitian ini bertujuan melihat kandungan fitokimia pada cangkang dan kuit batang jengkol asal Ciamis Jawa Baratyang telah berhasil dikoleksi oleh Laboratorium Produksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Padja-djaran sebagai tahap awal untuk dikembang-kannya jengkol sebagai salah satu obat bahan alam. Penelitian dilakukan pada November 2013 – Januari 2014 di Laboratorium Farmasi Unpad dengan menggunakan 12 sampel yang terdiri dari bagian cangkang dan kulit batang jengkol. Hasil pengujian menunjukan terdapat variasi dari kandungan fitokimia yang ada pada cangkang dan kulit batang jengkol. Sepuluh dari dua belas sampel memiliki kandungan fenolat dan terpenoid sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan alam yang salah satunya berfungsi  untuk menurunkan kadar gula darah. Kandungan lainnya yang terkandung pada sampel yang diuji adalah alkaloid, saponin, kuinon, dan flavonoid yang juga merupakan metabolit sekunder pada tanaman. Kata kunci : Jengkol ∙ Kandungan fitokimia ∙ Jawa Barat
Pola penyebaran tanaman jengkol (Pithecellobium jiringa (Jack) Prain.) di Jawa Barat bagian selatan berdasarkan karakter morfologi Maxiselly, Yudithia; Ustari, D; Ismail, Ade; Karuniawan, Agung
Kultivasi Vol 15, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.643 KB)

Abstract

Jawa Barat bagian selatan memiliki potensi sumber daya alam yang berlimpah. Salah satu komoditas yang berpotensi dikembangkan di Jawa Barat bagian selatan adalah tanaman jengkol (Pithecellobium Jiringa (Jack) Prain.). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai pola penyebaran tanaman jengkol di Jawa Barat bagian selatan. Penelitian dilakukan dari bulan November sampai bulan Desember 2013. Lokasi survey meliputi beberapa desa di kabupaten Ciamis, kabupaten Tasikmalaya, dan kabupaten Garut dengan menggunakan metode eksplorasi dan penentuan lokasi secara purposive sampling. Pengamatan dilakukan terhadap karakter morfologi dengan metode karakterisasi in situ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principle Component Analysis) terdapat pola penyebaran yang acak atau tidak spesifik wilayah pada aksesi-aksesi jengkol yang dikoleksi dari Jawa Barat Selatan. Terdapat 3 aksesi jengkol yaitu JG 3, JG 7 dan JG 10 yang mengelompok berbeda dengan aksesi-aksesi jengkol yang lain diakibatkan karakter bentuk bunga, posisi bunga, dan lingkar buah yang merupakan karakter paling berkontribusi pada variasi jengkol di Jawa Barat bagian Selatan. Kata kunci: Analisis komponen utama ∙ Jengkol ∙ Purposive sampling 
Pertumbuhan dan hasil kacang hijau kultivar Kenari dan No. 129 dalam tumpangsari bersisipan di antara padi gogo Yuwariah, Yuyun; Ismail, Ade; Hafhittry, I. N.
Kultivasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.771 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapat-kan waktu penyisipan dua kultivar kacang hijau dalam tumpangsari bersisipan yang terbaik  di antara padi gogo terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Percobaan dilaksanakan dari bulan Desember 2010 sampai Juli 2011 di kebun percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Univer-sitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang. Perco-baan ditata dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan yang terdiri atas 10 perlakuan yaitu A25 = kultivar Kenari + Waktu Penyisipan 25 hari sebelum panen padi gogo, A20 = kultivar Kenari + waktu penyisipan 20 hari sebelum panen padi gogo, A15 = kultivar Kenari + waktu penyisipan 15 hari sebelum panen padi gogo, A10 = kultivar Kenari + waktu penyisipan 10 hari sebelum panen gogo, A5 = kultivar Kenari + waktu penyisipan 5 hari sebelum panen gogo, B25 = kultivar No. 129 + waktu penyisipan 25 hari sebelum panen padi gogo, B20 = kultivar No. 129 + waktu penyisipan 20 hari sebelum panen padi gogo, B15 =  kultivar No.129 + waktu penyisipan 15 hari sebelum panen padi gogo, B10 =  kultivar No. 129 + waktu penyisipan 10 hari sebelum panen padi gogo, B5 = kultivar No. 129 + waktu penyisipan 5 hari sebelum panen padi gogo. Hasil penelitian menunjukkan waktu penyisipan kacang hijau di antara padi gogo dengan kisaran 25, 20, dan 15 hari sebelum panen padi gogo, memberikan pertumbuhan dan hasil kedua kultivar Kenari dan No. 129 lebih baik dibandingkan perlakuan 5 dan 10 hari sebelum panen padi gogo, dan menghasilkan nisbah kesetaraan lahan dengan besaran masing-masing kultivar 1,77; 1,53; 1,27 dan 1,77; 1,53; dan 1,63. Kata kunci : kultivar, waktu penyisipan, kacang hijau, relay intercropping, padi gogo. 
Heritabilitas, variabilitas dan analisis kekerabatan genetik pada 15 genotip pisang (Musa paradisiaca) varietas ambon asal Jawa Barat berdasarkan karakter morfologi di Jatinangor Ismail, Ade; Wicaksana, Noladhi; Daulati, Z.
Kultivasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.752 KB)

Abstract

Heritabilitas, variabilitas, dan kekerabatan dari suatu populasi sangat penting dalam pera-kitan kultivar unggul pisang. Parameter genetik tersebut merupakan langkah awal dalam suatu kegiatan seleksi pada populasi pisang ambon ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengestimasi nilai hertitabilitas, variabilitas, dan hubungan kekerabatan 15 genotip pisang ambon. Adapun metode penelitian yang digunakan merupakan metode eksperimen dengan tata ruang Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan ulangan dua kali. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Ciparanje, Unpad Jatinangor, dengan ketinggian 753 m di atas permukaan laut (dpl). Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Februari 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai heritabilitas pada semua karakter 15 genotip pisang ambon memiliki nilai yang rendah yang artinya bahwa lingkungan berpengaruh besar terhadap pertum-buhan dan perkembangan tanaman pisang, sedangkan pengaruh genetiknya kecil. Variabilitas genetik yang luas terlihat pada karakter lebar helai daun dan rhizoma (anakan). Sedangkan variabilitas genetik yang sempit terdapat pada karakter panjang petiole. Karakter lebar helai daun dan rhizoma (anakan) dapat mempermudah efektifnya program seleksi. Kemudian pada analisis kekerabatan genetik dari ke-15 genotip pisang ambon asal Jawa Barat, hanya genotip AB13 yang memiliki kekerabatan genetik yang jauh dari genotip lain, berdasarkan jarak koefisien Euclidian dalam karakter kualitatif.Kata kunci: Analisis kekerabatan genetik ∙ Heritabilitas ∙ Jawa Barat ∙ Pisang ambon ∙ variabilitas 
In-situ characterization of Jatigede local Roid banana (Musa spp.) based on morphological and agronomical characteristics Ismail, Ade; Pratiwi, Vika Faraditha; Maulana, Haris; Bari, Ichsan Nurul; Maharani, Yani; Kusumah, Fajar Maulana Wijaya
Kultivasi Vol 22, No 1 (2023): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v22i1.45746

Abstract

Banana (Musa spp.) is one of the agricultural commodities that’s widely cultivated and used by the local community. Currently, only 101 types of local varieties of bananas are registered in Indonesia; one of them is the Roid banana from Jatigede District. Roid bananas grow wild without any mandatory special care. Continuous use without any conservation and preservation efforts can lead to scarcity of Roid banana germplasm as a genetic resource. Therefore, it is necessary to identify the distribution and diversity of Roid bananas through in situ exploration and characterization activities. This study aimed to identify the potential for genetic diversity and develop conservation efforts for the local variety of Roid banana (Musa spp.) in Jatigede District. This research was conducted from November 2021 - March 2022 in three villages in Jatigede District: Ciranggem Village, Jemah Village, and Mekarasih Village. The research used exploratory, survey, and interview methods as data collection techniques. Based on the results of the study, Jatigede District has a wide genetic diversity and distant kinship among Roid banana accessions. Characters that contributed to genetic diversity among accessions were the width of the midrib margin, the diameter of the bunch, and the length of the pseudostem. MS1.3 was the selected accession with its potential characteristics: more combs in bunches, leaf width of 71-80 cm, leaf length of 171-220 cm, and the number of rhizomes > 5 tillers.
Identifikasi Plasma Nutfah Pisang Nangka (Musa acuminata) secara In-situ sebagai Sumber Aksesi Unggul di Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut, Jawa Barat Anggraeni, Tiffani Dias; Ismail, Ade; Karuniawan, Agung
Zuriat Vol 33, No 1 (2022): Mei, 2022
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v33i1.52970

Abstract

Pisang nangka (Musa acuminata) dapat dijadikan sebagai sumber energi yang baik karena mengandung kalori yang cepat diserap oleh tubuh. Selain itu, pisang nangka mengandung enam komponen utama yang diperlukan oleh tubuh manusia yaitu air, gula, protein, lemak, vitamin dan mineral, serta asam folat yang cukup tinggi dan dapat juga dikatakan sebagai sebagai pangan fungsional karena memiliki pati resisten. Saat ini pisang yang lebih dikembangkan yaitu Cavendish, sedangkan Jawa Barat memiliki varietas lokal yaitu pisang nangka yang dapat dimanfaatkan. Karakterisasi merupakan salah satu prosedur awal program pemuliaan tanaman untuk mendapatkan plasma nutfah dan kultivar unggul baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi mengenai keragaman genetik pisang nangka di Kecamatan Cibalong. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey purposive sampling dan eksplorasi in-situ yang dilakukan di beberapa desa yaitu Desa Karyasari, Mekarsari, Karyamukti, dan Sagara di Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut, Jawa Barat dari bulan Januari 2016 sampai dengan Maret 2016. Analisis data dilakukan untuk mendapatkan nilai variasi genetik dan varians fenotipik. Hubungan kekerabatan dan analisis PCA menggunakan program XL-STAT 2016. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat keragaman yang luas pada pisang nangka berdasarkan hasil karakterisasi dari karakter vegetatif dan generatif menurut deskriptor pisang di Kecamatan Cibalong dan terdapat sumber plasma nutfah pisang nangka di Kecamatan Cibalong. Jenis pisang nangka  memiliki nilai INP yang lebih besar dibandingkan jenis pisang lain yaitu 88.56%. Hasil dendogram dari analisis cluster memperlihatkan bahwa variasi yang terdapat pada jenis pisang nangka adalah tinggi.
Karakterisasi Varietas Pisang Lokal (Musa spp.) Di Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat Hasibuan, John Hendra Parlindungan; Qosim, Warid Ali; Rostini, Neni; Kusumah, Fajar Maulana Wijaya; Ismail, Ade
Zuriat Vol 35, No 1 (2024): Mei, 2024
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v35i1.54925

Abstract

Pisang yang terdapat di Jawa Barat memiliki varietas lokal yang bervariasi. Pisang lokal (Musa spp.) yang terdapat di Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat belum dieksplorasi sebagai sumber data awal untuk program pemuliaan tanaman pisang. Analisis vegetasi dan keragaman pisang salah satu prosedur awal dengan melakukan karakterisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi tentang keragaman pisang lokal (Musa spp.). Penelitian ini dilakukan di tiga desa di Kecamatan Cipatujah (Desa Sindangkerta, Desa Cikawung Ading, dan Desa Kertasari) Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat dari bulan Mei sampai Juni 2016. Metode yang digunakan pada penelitian ini dengan metode survei dan eksplorasi. Hasil dari penelitian ini adalah Tanaman tahunan dengan nilai indeks keragaman 1,59 dengan kriteria sedang diposisi pertama, dan tanaman pisang dengan nilai indeks keragaman 1,47 kriteria sedang diposisi kedua dan tanaman semusim dengan nilai indeks keragaman 0,54 dengan kriteria rendah posisi ketiga. Nilai indeks keragaman tanaman tahunan tidak berbeda jauh dibanding tanaman pisang tetapi berbeda jauh dengan tanaman semusim. Jenis pisang yang mendominasi di Wilayah Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya adalah Pisang Raja Siem posisi pertama yaitu 43,51%, Pisang Kapas posisi kedua yaitu 43,43%, Pisang Bangka Wulu posisi ketiga yaitu 31,31% dan Pisang Ambon Jepang posisi keempat yaitu 31,14% berdasarkan perhitungan INP (Indeks Nilai Penting) serta ditemukan 14 jenis Pisang pada 11 titik lokasi pengamatan ditemukan
Keragaman Jenis Pisang Sub-Grup Banana pada Dataran Rendah di Kabupaten Bandung Barat, Sukabumi, dan Sumedang Nugraha, Shandy; Rostini, Neni; Kusumah, Fajar Maulana Wijaya; Ismail, Ade
Zuriat Vol 35, No 1 (2024): Mei, 2024
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v35i1.54986

Abstract

Pisang merupakan komoditas hortikultura yang mendapat prioritas untuk diteliti dan dikembangkan karena sangat potensial dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri ataupun ekspor. Karakterisasi merupakan salah satu prosedur awal program pemuliaan tanaman untuk mendapatkan kultivar unggul baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data tingkat keragaman dan kekerabatan jenis pisang sub-grup banana pada dataran rendah di tiga Kabupaten di Jawa Barat berdasarkan karakter morfologi dan agronomi. Penelitian dengan metode survey dan eksplorasi yang dilakukan di beberapa daerah di Jawa Barat (Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Sukabumi) dari bulan Juli sampai dengan Agustus 2014. Penentuan lokasi sampel dilakukan secara purposive sampling. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat keragaman jenis pisang sub-grup banana serta tingkat keragaman hayati agroekosistem pada dataran rendah di tiga Kabupaten di Jawa Barat adalah tinggi. Keragaman genetik dari jenis pisang sub-grup banana pada dataran rendah di tiga Kabupaten di Jawa Barat adalah tinggi. Variasi dipengaruhi oleh seluruh karakter morfologi dan agronomi yang digunakan kecuali karakter bentuk daun dan warna marjin petiolus. Hasil dendogram setiap jenis memperlihatkan variasi yang terdapat pada jenis pisang lokal sub-grup banana adalah luas.