cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal e-Biomedik
ISSN : 2337330X     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal eBiomedik memuat artikel penelitian, telaah ilmiah, dan laporan kasus dengan cakupan bidang kedokteran dari ilmu dasar sampai dengan aplikasi klinis.
Arjuna Subject : -
Articles 879 Documents
Infeksi parasit usus pada anak sekolah dasar di pesisir pantai Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Tangel, Finka; Tuda, Josef S. B.; Pijoh, Victor D.
e-Biomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i1.10838

Abstract

Abstract: Parasite infection is still an endemic disease that can be found in any place in Indonesiathat can cause problems in public health, especially for children in elementary school age. The purpose of this research is to describe the intestinal parasite infection in children at coastal area in Wori district, North Minahasa regency. The method of this research is descriptive survey. The subject of this research is student class I to VI of GMIM Budo and Kima Bajo elementary school in Wori district.The result of this research according to the finding of the stool examination: hookworm infection 4.7%, Entamoeba coli 39%, Chilomastix mesnili 3.1%, Blastocystis hominis 3.1%, Giardia lambia 3.9% and mixed infection 1.5 %.Keywords: intestinal parasite, children, elementary school.Abstrak: Penyakit akibat parasit usus masih merupakan penyakit endemik yang dapat ditemukan di berbagai tempat di Indonesia yang dapat menyebabkan masalah kesehatan masyarakat, khususnya pada anak yang masih dalam usia sekolah dasar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran infeksi parasit usus pada anak sekolah dasar di pesisir pantai Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian survei deskriptif.Subjek penelitian ini adalah anak SD GMIM Budo dan SD Negeri Kima Bajo kelas I sampai VI. Hasil penelitian berdasarkan pemeriksaan tinja, didapatkan infeksi cacing tambang 4,7%, Entamoeba coli 3,9%, Chilomastix mesnili 3,1%, Blastocystis hominis 3,1%, Giardia lambia 3,9% dan infeksi campuran 1,5%.Kata kunci: parasit usus, anak SD
PENGARUH BERAT BADAN TERHADAP GAYA GESEK DAN TIMBULNYA OSTEOARTHRITIS PADA ORANG DI ATAS 45 TAHUN DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Sumual, Angela Sarah; Danes, Vennetia R; Lintong, Fransiska
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.1605

Abstract

Abstract: The friction changes  happened due to object weight increasement and friction coefficient. This research purpose is to see body weight influence at friction count, and  if there is influence of body weight at friction count with osteoarthritis appearance in people above 45 years old at Prof. Dr. R. D. Kandou General Hospital. The research method that used is descriptive analytic with cross-sectional approach, samples were determined by consecutive sampling that is taken from patients above 45 years old. Data were obtained by measuring body weight and height scale 45 subjects who fulfilled inclusive criterias, then multiply friction coefficient of synovial joint 0,003 with body weight (Newton). Data were analyzed using SPSS 20.00 and Regresi Logistic test. Male (53,3%) more often suffer Osteoarthritis than female (46,7%), with IMT overweight (82,2%) and friction 1,8 (22%). Regresi Logistic test showed that there is a significant correlation between friction (p = 0,026) and osteoarthritis appearance in people above 45 years old. But there was not significant correlation between age which affect friction (p = 0,054) and appearance of osteoarthritis.Conclusion: There was significant correlation between body weight toward friction and osteoarthritis appearance in people above 45 years old. Keywords: Body Weight, Friction, Osteoarthritis   Abstrak: Perubahan gaya gesekan disebabkan kenaikan berat objek dan koefisien gesekan. Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh berat badan terhadap gaya gesek, dan jika terdapat pengaruh dari berat badan terhadap gaya gesek dengan timbulnya osteoarthritis pada orang diatas 45 tahun di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou. Metode dalam penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel ditentukan secara konsekutive sampling, diambil dari pasien berumur diatas 45 tahun. Data diperoleh dengan melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan pada 45 subjek yang memenuhi kriteria inklusi, kemudian mengalikan koefisien gesekan sendi synovial 0,003 dengan berat badan (Newton). Data dianalisis menggunakan SPSS 20.00 dan uji Regresi Logistik. Pria (53,3%) lebih sering menderita Osteoarthritis daripada wanita (46,7%), IMT overweight (82,2%) dan gaya gesekan 1,8 (22%). Hasil uji regresi logistik menunjukan bahwa ada hubungan bermakna antara berat badan yang mempengaruhi gaya gesekan (p = 0,026) dan timbulnya osteoarthritis pada orang diatas 45 tahun. Namun tidak didapatkan hubungan signifikan antara umur yang mempengaruhi gaya gesek (p = 0,054) dan timbulnya osteoarthritis pada orang diatas 45 tahun. Simpulan: Ada hubungan bermakna antara berat badan terhadap gaya gesek dan timbulnya osteoarthritis pada orang diatas 45 tahun. Kata kunci: Berat Badan, Gaya Gesek, Osteoarthritis
GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Akay, Cecilia S.; Tuda, Josef S. B.; Pijoh, Victor D.
e-Biomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i1.7421

Abstract

Abstract: Malaria is a disease caused by the protozoa obligate intracellular species of Plasmodium genus. In Indonesia, malaria is a very complex problem of public health. This was a descriptive study, using questionnaires to the respondents. The study was conducted in Silian Raya (Minahasa Tenggara) during October 2014 until January 2015. There were 194 respondents. Sampling system was based on cluster random sampling in each village, then for sampling of each village we used simple random sampling. All respondents had heard about malaria disease (100%), and most respondents obtained that information from health counseling (65.5%). The knowledge that malaria was due to mosquito bites were found among 99.5% respondents, but most respondents did not know about the type of mosquitoes that caused malaria. The knowledge about the time that the mosquitoes transmitting malaria bit at night was found among 57.7% respondents. The knowledge about the breeding of malaria mosquito was found among 99.5% respondents; about signs and symptoms of malaria 99.5% respondents; and prevention of malaria 99.5% respondents.Keywords: malaria, knowledgeAbstrak: Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari genus Plasmodium. Di Indonesia penyakit malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat yang multi kompleks. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, dengan melakukan komunikasi langsung berupa wawancara atau kuesioner kepada responden. Penelitian dilakukan di Kecamatan Silian Raya Kabupaten Minahasa Tenggara dan waktu penelitian di laksanakan selama bulan Oktober 2014 sampai Januari 2015 dengan responden sebanyak 194 orang dan pengambilan sampel berdasarkan sistem Cluster Random Sampling pada masing-masing desa, kemudian untuk pengambilan sampel setiap desa menggunakan Simple Random Sampling. Semua responden pernah mendengar tentang penyakit malaria (100%)dan paling banyak responden mendengar informasi tersebut dari penyuluhan kesehatan (65.5%). Untuk pengetahuan responden tentang gigitan penyebab penyakit malaria ialah oleh gigitan nyamuk (99,5%), tetapi responden paling banyak tidak tahu (68%) tentang jenis nyamuk penular penyebab penyakit malaria. Untuk Pengetahuan responden tentang waktu menggigit nyamuk penular penyebab penyakit malaria ialah malam hari (57.7%). Pengetahuan responden tentang tempat perindukan nyamuk penyebab malaria(99,5%),tanda dan gejala penyakit malaria(99,5%), dan pencegahan penyakit malaria (99,5%).Kata kunci: malaria, pengetahuan
Gambaran kadar triasilgliserol darah pada pekerja kantor Setyawan, Yeremias E.; Kaligis, Stefana H.M.; Tiho, Murniati
eBiomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.2.2016.14600

Abstract

Abstract: Triacylglycerol, a type of lipid found in the blood of the body, is the result of the metabolism of food containing lipid and cholesterol. One of the factors that can increase the blood level of triacylglycerol is less of physical inactivity. Physical activity of office workers is considered as low activity. This study was aimed to describe the blood triacylglycerol levels of office workers. This was a descriptive study with a cross sectional design and total sampling method. The reults showed that there were 52 respondents; 48 respondents (92.31%) had normal blood triacylglycerol level and 4 respondents (7.69%) had blood triacylglycerol level above the normal value. The average value of blood triacylglycerol levels was 95.44 mg/dL, median 85.5 mg/dL, mode 77 mg/dL, minimal value 39 mg/dL, maximal value 254 mg/dL, and standard of deviation 46.52 mg/dL. Conclusion: The majority of office workers had normal blood triacylglycerol.Keywords: triacylglycerol, office worker, physical inactivity Abstrak: Triasilgliserol merupakan jenis lemak yang dapat ditemukan di dalam darah dan merupakan hasil uraian tubuh dari makanan yang mengandung lemak dan kolesterol yang dikonsumsi. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kadar triasilgliserol dalam darah yaitu kurangnya aktivitas fisik. Aktivitas fisik pada pekerja kantor tergolong aktivitas fisik yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar triasilgliserol darah pada pekerja kantor. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang dan pengambilan sampel secara total sampling. Hasil penelitian mendapatkan 52 responden. Terdapat 48 responden (92,31%) dengan kadar triasilgliserol darah dalam batas normal dan 4 responden (7,69%) dengan kadar triasilgliserol darah di atas batas normal. Nilai rerata kadar triasilgliserol darah 95,44 mg/dL, median 85,5 mg/dL, modus 77 mg/dL, nilai minimal 39 mg/dL, nilai maksimal 254 mg/dL, dan standar deviasi 46,52 mg/dL. Simpulan: Sebagian besar pekerja kantor memiliki kadar triasilgliserol darah normal. Kata kunci: triasilgliserol, pekerja kantor, aktivitas fisik rendah
GAMBARAN HITOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (WISTAR) SETELAH PEMBERIAN RIFAMPISIN Mappa, Indah S.; Kairupan, Carla; Loho, Lily
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.4368

Abstract

Abstract: Rifampicyn a bactericidal antibiotic drug of the rifamycin group. The drug is made ​​from semisynthetic compound derived from Amycolatopsis rifamycinica (formerly known as Amycolatopsis mediterranei and Streptomyces mediterranei). Rifampicyn dose of 600 mg / day in humans can cause side effects such as kidney renal insufficiency, acute renal failure, urine output, and the orange-red. This study a imsto look at the white rat renal histological (Wistar) after administration of rifampin. This research was conducted at the Research Laboratory of Integrated Pathology Faculty of Medicine University of Sam Ratulangi Manado. Study using 10 rats (Wistar) consisting of 3 treatment groups. The results showed that the use of rifampicyn at a dose of 5 mg in rats (Wistar) showed vacuole-vacuole in the renal tubular cells, where as the use of rifampicyn at a dose of 8 mg in rats (Wistar) causes acute tubular necrosis. Keywords: Kidney White Rat (Wistar), rifampicyn.  Abstrak: Rifampisin adalah obat antibiotik bakterisida dari kelompok rifamycin. Obat  ini   terbuat  dari  senyawa semisintetik yang berasal dari Amycolatopsis rifamycinica (sebelumnya dikenal sebagai Amycolatopsis mediterranei dan Streptomyces mediterranei). Rifampisin dosis 600 mg/hari pada manusia dapat menyebabkan efek samping terhadap ginjal berupa insufiensi ginjal, gagal ginjal akut, dan pengeluaran urin yang berwarna oranye-kemerahan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran histologi ginjal tikus putih (Wistar) setelah pemberian rifampisin. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Terpadu Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Penelitian mengunakan 10 ekor tikus (Wistar) terdiri dari 3 kelompok perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengunaan rifampisin dengan dosis 5 mg pada tikus (Wistar) menunjukkan adanya vakuola-vakuola di dalam sel tubulus ginjal, sedangkan pengunaan rifampisin dengan dosis 8 mg pada tikus (Wistar)  menyebabkan terjadinya nekrosis tubular akut. Kata Kunci: Ginjal Tikus Putih (Wistar), Rifampisin.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil di Puskesmas Lolak Wiraprasidi, I P.A.; Kawengian, Shirley E.; Mayulu, Nelly
eBiomedik Vol 5, No 2 (2017): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.5.2.2017.18602

Abstract

Abstract: The first 1000 days of early life nutrition is the golden period of growth and development that does not occur in other age groups. During pregnancy, energy needs and nutrient intake have to be improved. Inadequate nutrition and some factors that influence hemoglobin level in this period may increase the risk for both mother and fetus. This study was aimed to determine the factors associated with hemoglobin levels among pregnant women at Lolak Primary Health Center. This was an analytical study with a cross-sectional design. Samples were obtained by using total sampling method and the target population was pregnant women in the area of Lolak Primary Health Center. The results showed that each variable had no significant relationship with hemoglobin level of pregnant women (P >0.05). Conclusion: There was no statistically significant relationship between hemoglobin level and the age of pregnant women, gestational age, inter-pregnancy interval, mid upper arm circumference (MUAC), occupational status, educational level, family income as well as consumption pattern.Keywords: pregnant women, hemoglobin level, consumption pattern Abstrak: Periode 1000 hari pertama nutrisi awal kehidupan merupakan periode emas terjadinya proses tumbuh kembang yang sangat cepat yang tidak terjadi pada kelompok usia lain. Pada masa kehamilan, kebutuhan energi dan asupan gizi pada diet perlu ditingkatkan. Tidak adekuatnya nutrisi serta beberapa faktor yang memengaruhi kadar hemoglobin pada periode ini dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan pada ibu hamil maupun janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar hemoglobin ibu hamil di Puskesmas Lolak. Jenis penelitian ialah analitik dengan desain potong lintang. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling dengan populasi target ibu hamil di wilayah Puskesmas Lolak. Dari hasil penelitian diperoleh nilai P >0,05 untuk masing-masing variabel. Simpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara kadar hemoglobin dengan usia ibu, usia kehamilan, jarak kehamilan, ukuran LILA, status pekerjaan, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, dan pola konsumsi.Kata kunci: ibu hamil, kadar hemoglobin, pola konsumsi
PERBANDINGAN KADAR KOLESTEROL HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DARAH PADA PRIA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK Gopdianto, Defitson Adolfo
e-Biomedik Vol 1, No 2 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i2.3253

Abstract

AbstractBackground: Decrease or increase in blood HDL cholesterol levels affect smokers and nonsmokers. Cigarettes have chemicals that can lead to several health problems such as nicotine. Nicotine resulted in the production of very low density lipoprotein(VLDL) in order to reduce redundant high density lipoprotein cholesterol levels.Method: This type of researchis anobservationalstudyusing across sectional design. Thisstudy populationisstudents ofthe Faculty ofMedicine, University ofSamRatulangi7th semesterof the school year2012/2013with apopulation of150people. Sampling technique inthis research is byusingpurposivesamplingtechniques, smokersand nonsmokersobtainedusing a questionnaire.Result: Determinedthatthere is astatisticallysignificant differencebetweenHDLcholesterol levelsin theblood ofmalesmokersand nonsmokersp=0.49.Cinclusion: There isstatistically significantdifferences inHDLcholesterol levelsin theblood ofmalesmokersand nonsmokers.Keywords: HDLcholesterol levels, smokers, and nonsmokersAbstrakLatar belakang: Penurunan atau peningkatan kadar kolesterol HDL darah berpengaruh pada perokok dan bukan perokok. Rokok memiliki bahan-bahan kimiawi yang dapat mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan diantaranya adalah nikotin. Nicotineresulted inthe production ofvery low densitylipoprotein(VLDL) in order toreduceexcessivelevels ofhigh densitylipoproteincholesterol.Metode: Jenis penelitian merupakan penelitian observasional dengan menggunakan rancangan cross sectional.Populasi penelitian ini yaitu mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi semester 7 tahun ajaran 2012/2013 dengan besar populasi berjumlah 150 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling, perokok dan bukan perokok didapatkan dengan menggunakan kuesioner.Hasil:Secara statistik ditetapkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar kolesterol HDL darah pada pria perokok dan bukan perokok p=0,49.Kesimpulan: Secara statistik ada perbedaan kadar kolesterol HDL darah pada pria perokok dan bukan perokok.Kata kunci: Kadar kolesterol HDL, perokok, dan bukan perokok.
PENGARUH AKTIVITAS BERLARI TERHADAP TEKANAN DARAH DAN SUHU PADA PRIA DEWASA NORMAL Handayani, Go; Lintong, Fransiska; Rumampuk, Jimmy F.
eBiomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.1.2016.11044

Abstract

Abstract: Movement is a certain habit that never gone from every human being. A Person never stop to move even when he was asleep, because without realizing our heart is settled to pump out blood going to entire body. The quick heart beat can be feel on some situation for example; run, bike or heavy lifting. While run the heartbeat feel faster. Beside heartbeat, breathing and body temperature is also rise where breathing get deeper and faster resembling with body that feel hotter. The aim of this study is to see the influence of running activity toward blood pressure and body temperature. The research methodology used is cross sectional design. The research was conducted between September to November 2015. Subjects are 30 teenager attain the age of 18- 25 years old that selected through inclusion and exclusion criteria. Data analysis performed by Wilcoxon test using SPSS.The result showed that there are 24 people that has rise blood pressure and on the measuring body temperature there are 20 people has decrease of blood temperature after run. Conclusion: Research shows that there are significant contradiction of blood pressure before and after run. On the measure body temperature there are no significant contradiction before and after run.Keywords: run, blood pressure, body temperatureAbstrak: Gerak merupakan suatu kebiasaan yang tidak lepas dari setiap manusia. Manusia tidak pernah berhenti bergerak bahkan disaat seorang tidur, karena tanpa disadari jantung manusia tetap bergerak untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Detak jantung yang kencang dapat kita rasakan pada keadaan-keadaan tertentu, contohnya; berlari, bersepeda atau mengangkat beban. Saat berlari, detak jantung terasa lebih kencang dan lebih cepat. Selain detak jantung, pernapasan dan suhu tubuh juga meningkat, dimana pernapasan lebih dalam dan cepat bersamaan dengan tubuh yang terasa panas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh berlari terhadap tekanan darah dan suhu. Metode penelitian yang digunakan adalah design potong lintang (cross sectional) yang dilaksanakan pada bulan September sampai November 2015. Subjek penelitian adalah 30 orang remaja yang berumur 18-25 tahun melalui kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data dilakukan uji statistik Wilcoxon dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 24 orang yang mengalami peningkatan pada pengukuran tekanan darah dan pada pengukuran suhu ditemukan 20 orang yang mengalami penurunan suhu setelah berlari. Simpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan pada pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah berlari. Pada pengukuran suhu, tidak terjadi perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah berlari.Kata kunci: berlari, tekanan darah, suhu
JENIS DAN KEPADATAN TUNGAU DEBU RUMAH YANG DITEMUKAN DI KELURAHAN TELING BAWAH KECAMATAN WENANG KOTA MANADO Kawulur, Yohanes C. W.; Tuda, Josef S. B.; Wahongan, Greta J. P.
eBiomedik Vol 1, No 3 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.3.2013.3263

Abstract

Abstract: Based on data from district Wenang health centers, there are many known cases of asthma and dermatitis. Asthma and dermatitis can be caused by the presence of dust mites. House dust mites are found in damp houses, mattresses, pillows, bolsters, carpets and many other home furnishings. It highest population was found in the bedroom of dust, especially in mattress dust.. The purpose of this study to determine the species and density of house dust mites in the Teling Bawah Village, District of Wenang Manado City. This research method is descriptive survey with a cross-sectional approach (cross-sectional). Samples were collected from people's homes in the Teling Bawah Village, District of Wenang Manado City then examined in the laboratory of Parasitology, Faculty of Medicine, University of Sam Ratulangi Manado. Results of this study found four species of house dust mites are Dermatophagoides spp, acarus spp, Glycyphagus destrucor spp, and Tarsonemus spp. House dust mite densities obtained an average of 2.21 in the bedroom and 2.13 in the living room. Conclusion: TDR type most commonly found are Dermatophagoides spp and TDR density in the bedroom is higher than in the living room.Keywords: house dust mites, species, densityAbstrak: Berdasarkan data dari puskesmas Kecamatan Wenang, diketahui banyak terdapat kasus asma dan dermatitis. Asma dan dermatitis bisa diakibatkan oleh keberadaan tungau debu rumah. Tungau debu rumah banyak ditemukan pada rumah yang lembab, kasur, bantal, guling, karpet serta berbagai perabot rumah yang lain. Populasi TDR terbanyak didapatkan pada debu kamar tidur terutama pada debu kasur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis dan kepadatan tungau debu rumah di Kelurahan Teling Bawah Kecamatan Wenang Kota Manado. Metode penelitian ini secara survey deskriptif dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Sampel penelitian dikumpulkan dari rumah-rumah penduduk di Kelurahan Teling Bawah Kecamatan Wenang Kota Manado kemudian diteliti di laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi Manado. Hasil penelitian ini ditemukan 4 jenis tungau debu rumah yaitu Dermatophagoides spp, Acarus spp, Glycyphagus destrucor spp, dan Tarsonemus spp. Kepadatan tungau debu rumah didapatkan rata-rata 2,21 di kamar tidur dan 2,13 di ruang tamu. Simpulan: Jenis TDR yang paling banyak ditemukan yaitu Dermatophagoides spp serta kepadatan TDR di kamar tidur lebih tinggi dibandingkan di ruang tamu.Kata kunci: Tungau debu rumah, jenis, kepadatan
KAJIAN TERHADAP KADAR IMUNOGLOBULIN A (IgA) SERUM YANG DIINDUKSI OLAHRAGA PADA PAGI HARI Penelitian pada Rattus novergicus (Sprague Dawley) Sapulete, Ivonny M.
eBiomedik Vol 3, No 2 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.3.2.2015.8388

Abstract

Abstract: Immunoglobulin A (IgA) is a glycoprotein molecule which is produced by plasma cells. It functions as an antibody and the first line defender towards assorted pathogens that get into the body. Physical exercise is influenced by circardian rhythm. This circardian rhythm causes physiological changes in the body including the immune system. Doing physical exercise in the morning decreases the level of IgA serum due to the increase of cortisol hormone. IgA secretion is influenced by physical exercise which depends on the intensity, time of duration, and type of physical exercise. The physical exercise of medium intensity increases glutamine production due to glutaminase enzyme causing proliferation of T and B lymphocytes. These B lymphocytes secrete IgA resulting in the increase of immune system. However, the physical exercise of heavy intensity degrades the production of glutamine, therefore, lymphocyte proliferation decreases resulting in the decrease of IgA secretion. This decrease of IgA secretion is caused by the existence of stress, cortisol hormone, and oxidative stress. Conclusion: Regular physical exercise of medium intensity can prevent the decrease of IgA serum level in Rattus Novergicus (Sprague Dawley) rats in the morning.Keywords: physical exercise, IgAAbstrak: Imunoglobulin A (IgA) adalah molekul glikoprotein yang dihasilkan oleh sel plasma yang berfungsi sebagai antibodi dan garis pertahanan pertama terhadap berbagai macam patogen yang masuk ke dalam tubuh. Olahraga dipengaruhi oleh irama sirkardian. Irama sirkardian ini menyebabkan perubahan dalam tubuh termasuk sistem kekebalan. Olahraga pada pagi hari menurunkan kadar IgA serum karena adanya peningkatan hormon korisol. Sekresi IgA dipengaruhi oleh olahraga yang tergantung dari intensitas, durasi dan jenis olahraga. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kadar IgA setelah olahraga intensitas sedang dan berat. Penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan pre post control group design. Sampel yang digunakan ialah 15 ekor Rattus novergicus (Sprague Dawley) berjenis kelamin jantan, usia 12 minggu, dan berat badan 200-300g. Sampel dibagi atas 3 kelompok: kelompok kontrol (K1), kelompok olahraga intensitas sedang (K2), dan kelompok olahraga intensitas berat (K3). Hasil penelitian memperlihatkan selisih kadar IgA (%) setelah olahraga terbesar pada K1 (-15,8±6,3), diikuti oleh K3 (-12,5±18,7), dan K2 (-2,2±26,2). Simpulan: Olahraga teratur intensitas sedang dapat mengurangi penurunan kadar IgA serum tikus Rattus novergicus (Sprague Dawley) pada pagi hari.Kata kunci: olahraga, IgA