cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal e-Biomedik
ISSN : 2337330X     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal eBiomedik memuat artikel penelitian, telaah ilmiah, dan laporan kasus dengan cakupan bidang kedokteran dari ilmu dasar sampai dengan aplikasi klinis.
Arjuna Subject : -
Articles 879 Documents
GAMBARAN FAKTOR RESIKO PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II Di POLIKLINIK ENDOKRIN BAGIAN/SMF FK-UNSRAT RSU Prof. Dr. R.D KANDOU MANADO PERIODE MEI 2011 - OKTOBER 2011 Awad, Nadyah; Langi, Yuanita A.; Pandelaki, Karel
eBiomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.1.2013.1160

Abstract

Abstract: Given the high prevalence in patients with type 2 diabetes where the incidence of 650.000 new cases each year. In type-2, the pancreas does not make enough insulin to keep blood sugar levels remain normal, often because the body does not respond well to insulin. Most people do not realize had been suffering from type 2 diabetes, although the situation has become very serious. Type 2 diabetes has become a commonly experienced in the world and in Indonesia, and the numbers continue to grow due to unhealthy lifestyles, obesity and lazy to exercise. Purpose: To determine how the image of risk factors in patients with type 2 diabetes in the clinic Endocrine and Metabolic Section / SMF FK-UNSRAT BLU RSU Prof. Dr. R.D. Manado Kandou the period of May-October2011. Methods: This type of research is a descriptive study using secondary data. Population of type 2 DM patients who come for treatment at the Polyclinic Endocrine and Metabolic Section / SMF FK-UNSRAT BLU RSU Prof.Dr. R.D. Kandou Manado the period of May - October 2011. The number of samples of 138 patients comprising 60 men and 78 women. Result: The case of DM Tiipe 2 in Endocrine and Metabolic Clinic ever found in women than in men. Acquired risk factors for type 2 diabetes mellitus is a BMI> 23 ever found in an obese BMI groups 1 (25-29,9) of 37 patients, patients with stage 1 hypertension (130-159/80-99 mmHg) obtained by 80 patients , patients with dyslipidaemia as many as 22 patients, patients with a family history of as many as 45 patients, patients with age> 40 years as many as 130 patients, and patients who have risk factors for most of the patients with 3 risk factors as many as 74 patients. Conclusion: Risk factors affecting the incidence of type 2 diabetes mellitus in Endocrine and Metabolic Clinic is a BMI> 23, hypertension> 140/90 mmHg, family history,age> 40 years, dyslipidemia. Key words : Risk factors, Diabetes mellitus type 2, Endocrine and Metabolic Clinic.     Abstrak: Mengingat tingginya prevalensi untuk pasien dengan DM tipe 2 dimana insidennya sebesar 650.000 kasus baru tiap tahunnya. Pada tipe-2, pankreas tidak cukup membuat insulin untuk menjaga level gula darah tetap normal, seringkali disebabkan tubuh tidak merespon dengan baik terhadap insulin tersebut. Kebanyakan orang tidak menyadari telah menderita dibetes tipe 2, walaupun keadaannya sudah menjadi sangat serius. Diabetes tipe 2 sudah menjadi umum dialami didunia maupun di Indonesia, dan angkanya terus bertambah akibat gaya hidup yang tidak sehat, kegemukan dan malas berolahraga. Tujuan: Untuk mengetahui bagaimana gambaran faktor risiko pada pasien DM tipe 2 di Poliklinik Endokrin dan Metabolik Bagian/SMF FK-UNSRAT BLU RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Mei - Oktober 2011. Metode: Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data sekunder. Populasi pasien DM tipe 2 yang datang berobat di Poliklinik Endokrin dan Metabolik Bagian/SMF FK-UNSRAT BLU RSU Prof.Dr. R.D. Kandou Manado periode Mei-Oktober 2011. Jumlah sampel 138 pasien yang terdiri dari 60 laki-laki dan 78 perempuan. Hasil: Kasus DM Tiipe 2 di Poliklinik Endokrin dan Metabolik terbanyak didapatkan pada perempuan dibandingkan pada laki-laki. Faktor risiko yang didapatkan untuk terjadinya DM tipe 2 adalah IMT >23 terbanyak didapatkan pada IMT golongan obes 1 (25-29,9) sebanyak 37 pasien, pasien dengan hipertensi stage 1 (130-159/80-99 mmHg) didapatkan sebanyak 80 pasien, pasien dengan dislipidemia sebanyak 22 pasien, pasien dengan riwayat keluarga sebanyak 45 pasien, pasien dengan umur >40 tahun sebanyak 130 pasien, dan pasien yang memiliki faktor risiko paling banyak adalah pasien dengan tiga faktor risiko yaitu sebanyak 74 pasien. Simpulan: Faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian DM tipe 2 di Poliklinik Endokrin dan Metabolik adalah IMT >23, hipertensi >140/90 mmHg, riwayat keluarga, umur > 40 tahun, dislipidemia. Kata kunci : Faktor risiko, diabetes melitus tipe 2, Poliklinik Endokrin dan Metabolik.
HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TANGAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT ANGKATAN 2013 Sambeka, Christanti; Tanudjaja, George N.; Pasiak, Taufiq F.
eBiomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.3.1.2015.7126

Abstract

Abstract: Identification is important to the victims who have died, because identification is needed to know the person's identity. Body height can be determined using bones measurement, including metacarpal and phalanx. The purpose of this study is to find out the correlation of body height with hand length in the medical student of Sam Ratulangi University class of 2013. This study is an analytic descriptive study with design of cross-sectional study, and total participants of 72 students comprise of 36 male and 36 female. The samples of this study were chosen using the simple random sampling technique and were analyzed with the Pearson correlation analysis and also with the simple linear regression. The result showed a strong correlation between body heights and hand length with the value of ‘r’ in total was 0.855 in the whole subjects and 0.753 in male samples whereas in the female samples the value was 0.603. Based on the result of the simple linear regression analysis we get the formula of male body height = 15.496 + 8.398 x hand length, and the formula of female body height = 85.401 + 4.318 x hand length, and in total body heigth = 42.621 + 6.897 x hand length. Conclusion: There is a same direction and positive relationship between body height and hand length in the medical student of Sam Ratulangi University class of 2013.Keywords: identification, hand length, body height.Abstrak: Identifikasi sangatlah penting pada korban yang telah meninggal, karena identifikasi dilakukan untuk mengetahui kepastian identitas seseorang. Tinggi badan dapat ditentukan menggunakan ukuran tulang-tulang panjang, diantaranya tulang-tulang metakarpal dan tulang-tulang falang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tinggi badan dan panjang tangan pada mahasiswa Fakultas Kedokteraan Unsrat Angkatan 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross-sectional, dengan sampel sejumlah 72 mahasiswa yang terdiri dari 36 mahasiswa laki-laki dan 36 mahasiswa perempuan. Sampel di pilih dengan menggunakan cara simple random sampling dan di analisis dengan analisis korelasi Pearson serta analisis regresi linier sederhana. Didapatkan hubungan yang kuat antara tinggi badan dengan panjang tangan dengan koefisien korelasi (r) pada keseluruhan subjek sebesar 0,855, sedangkan pada laki-laki 0,753 dan pada perempuan 0,603. Dari hasil analisis regresi linier sederhana di dapatkan rumus tinggi badan laki-laki = 15,496 + 8,398 x panjang tangan, tinggi badan perempuan = 85,401 + 4,318 x panjang tangan, dan secara keseluruhan tinggi badan = 42,621 + 6,897 x panjang tangan. Simpulan: Terdapat hubungan searah atau positif antara tinggi badan dengan panjang tangan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi angkatan 2013.Kata kunci: identifikasi, panjang tangan, tinggi badan.
Perbedaan kebahagiaan pada keluarga pra sejahtera dan sejahtera di Desa Modayag Kecamatan Bolaang Mongondow Timur Anwar, Rozaliyanti; David, Lydia; Pali, Cicilia
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.13901

Abstract

Abstract: Happiness is the situation of positive emotion, defined subjectively by everyone. Preprosperous families can not achieve their basic needs meanwhile prosperouos families are based on legal marriage, have achieved basic spiritual life, and material, honor to god, have intense relationship and sustainable with family members and the community. This study was aimed to obtain the difference in happiness between the preprosperous and prosperouos families by using the Seligman questionnaire of happiness with 130 respondents. The results showed that there were 13 (50%) happy preprosperous families and 13 (50%) unhappy prosperouos families. The Shapiro-Wilk test showed that the data were normally distributed. The t test showed a degree of freedom 25 as many as 2.60 (t calculated 8.518 > t table 1.62, p = 0.000). Conclusion :There was a difference in happiness between the preprosperous and prosperous families. Keywords: happiness, family, unstable family, bounding family Abstrak: Kebahagiaan adalah keadaan emosi positif didefinisikan secara subjektif oleh setiap orang. Keluarga prasejahtera yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual, dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perbedaan kebahagiaan antara keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera menggunakan kuesioner kebahagiaan Seligman. Jumlah responden sebanyak 130 kepala keluarga. Hasil penelitian mendapatkan 13 (50%) keluarga prasejahtera yang bahagia dan 13 (50%) keluarga sejahtera yang tidak bahagia (50%). Uji Shapiro-Wilk memperlihatkan data terdistribusi normal dan dilanjutkan dengan uji t dengan derajat kebebasan 25 sebesar 2,60 (t hitung 8,518 > t 1lter 1,62, p = 0,000). Simpulan :Terdapat perbedaan kebahagiaan pada keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera.Kata kunci : kebahagiaan, keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera
HUBUNGAN JUMLAH TROMBOSIT DAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH DENGUE Masihor, Jilly J. G.; Mantik, Max F. J.; Memah, Maya; Mongan, Arthur E.
eBiomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.1.2013.4152

Abstract

Abstract: Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an acute fever disease with high mortality and morbidity in many regions of the world. Leucopenia and thrombocytopenia are two of several laboratory findings that could be found in the course of DHF. This was an analytical retrospective study with a cross sectional design. Samples were patients diagnosed with DHF in Prof. Dr. R.D Kandou General Hospital Manado during the period of 2012. The inclusion criteria were patients <15 years, were diagnosed as DHF according to WHO 1997 criteria, and were examined for platelet and white blood cell count. This study used the medical record data which were analyzed statistically by using the Pearson's correlation test. There were 137 children with DHF during the period of 2012. Samples were 56 children that fulfiled the inclusion criteria. The Pearson correlation test showed a P value 0.801 and correlation coefficient r = -0.034 that indicated that there was a negative correlation which was not significant. Conclusion: There was no significant correlation between the number of thrombocytes and leukocytes in children with dengue hemorrhagic fever.Keywords: dengue hemorrhagic fever, leukocyte, thrombocyteAbstrak: Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit demam akut dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi di banyak daerah di dunia. Leukopenia dan trombositopenia merupakan dua temuan laboratorik yang sering ditemukan pada DBD. Penelitian ini bersifat analitik retrospektif dengan pendekatan potong lintang. Sampel penelitian ialah pasien anak yang terdiagnosis DBD di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado selama periode tahun 2012. Pasien yang masuk dalam kriteria inklusi ialah pasien < 15 tahun, telah terdiagnosis menurut kriteria WHO 1997, serta melakukan pemeriksaan laboratorium trombosit dan leukosit. Penelitian ini menggunakan catatan rekam medik, dan untuk analisis statistik digunakan Pearson’s correlation test. Terdapat 137 anak dengan demam berdarah dengue pada periode 2012 dan 56 anak menjadi sampel dalam penelitian ini. Hasil penelitian melalui uji korelasi Pearson mendapatkan nilai P = 0,801 dan koefisien korelasi r = -0,034 yang berarti bahwa korelasi tidak bermakna, dengan kekuatan korelasi lemah dan arah korelasi negatif. Simpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah trombosit dan leukosit pada pasien anak demam berdarah dengue.Kata kunci: demam berdarah dengue, leukosit, trombosit
Perbandingan Saturasi Oksigen pada Perokok dan Bukan Perokok di Dataran Tinggi Tomohon dan Dataran Rendah Manado Polii, Thalia R.; Rumampuk, Jimmy; Lintong, Fransiska
e-Biomedik Vol 5, No 2 (2017): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v5i2.18311

Abstract

Abstract: Cigarette smoking has many negative impacts to human body inter alia declined oxygen saturation due to binding of CO to Hb. Aside from smoking, declined barometric pressure on higher surface can also decrease the oxygen saturation. This study was aimed to understand the comparison of oxygen saturation between smokers and non-smokers in highland of Tomohon and lowland of Manado. This was an analytical study with a cross-sectional design. There were 60 subjects, smokers and non-smokers, from highland and lowland. The results showed that there was a significant difference in mean oxygen saturation between smokers of highland and of lowland (P=0.002) but there was no significant difference in mean oxygen saturation between non-smokers of highland and of lowland (P=0.0255). There was a significant difference in mean oxygen saturation between smokers of highland and non-smokers of lowland (P=0.001) but there was no significant difference in mean oxygen saturation between non-smokers of highland and smokers of lowland (P=0.424). There was a significant difference in mean oxygen saturation between smokers and non-smokers of highland (P=0.010) but there was no significant difference in oxygen saturation between smokers of highland and non-smokers of lowland (P=0.714). Conclusion: There were significant differences in oxygen saturation between smokers of highland and of lowland; smokers of highland and non-smokers of lowland; as well as smokers and non-smokers of highland. On the other hand, there were no significant differences in oxygen saturation between non-smokers of highland and of lowland; non-smokers of highland and smokers of lowland; as well as smokers and non-smokers of lowland.Keywords: oxygen saturation, smokers, non-smokers, highland, lowland Abstrak: Rokok memiliki dampak buruk pada kesehatan manusia, salah satunya ialah menurunnya saturasi oksigen akibat ikatan yang terjadi antara CO dengan Hb. Selain merokok, penurunan tekanan barometrik pada ketinggian juga dapat menurunkan kadar saturasi oksigen dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan saturasi oksigen pada perokok dan bukan perokok di dataran tinggi Tomohon dan di dataran rendah Manado. Jenis penelitian ialah analitik dengan desain potong lintang. Subyek penelitian berjumlah 60 orang yang terdiri dari perokok dan bukan perokok di dataran tinggi dan rendah. Hasil penelitian mendapatkan perbedaan rerata saturasi oksigen yang bermakna antara perokok dataran tinggi dan perokok dataran rendah (P=0,002). Tidak terdapat perbedaan rerata saturasi oksigen yang bermakna antara bukan perokok dataran tinggi dan bukan perokok dataran rendah (P= 0,255). Terdapat perbedaan rerata saturasi oksigen yang bermakna antara perokok dataran tinggi dan bukan perokok dataran rendah (P=0,001). Tidak terdapat perbedaan rerata saturasi oksigen yang bermakna antara bukan perokok dataran tinggi dan perokok dataran rendah (P=0,424). Terdapat perbedaan rerata saturasi oksigen yang bermakna antara perokok dan bukan perokok di dataran tinggi (P=0,010). Tidak terdapat perbedaan rerata saturasi oksigen yang bermakna antara perokok dan bukan perokok di dataran rendah (P= 0,714). Simpulan: Terdapat perbedaan rerata saturasi oksigen yang bermakna antara perokok dataran tinggi dan perokok dataran rendah; perokok dataran tinggi dan bukan perokok dataran rendah; serta perokok dan bukan perokok di dataran tinggi. Tidak terdapat perbedaan rerata saturasi oksigen yang bermakna antara bukan perokok dataran tinggi dan bukan perokok dataran rendah; bukan perokok dataran tinggi dan perokok dataran rendah; serta perokok dan bukan perokok di dataran rendah.Kata kunci: saturasi oksigen, perokok, bukan perokok, dataran tinggi, dataran rendah
Gambaran Kadar Kreatinin Serum dan Estimasi Laju Filtrasi Glomerulus (eLFG) pada Wanita Hamil Normal Sumardiani, .; Rambert, Glady I.; Mongan, Arthur E.
e-Biomedik Vol 5, No 2 (2017): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v5i2.18607

Abstract

Abstract: Creatinine is the end result of the metabolism of muscle creatine phosphate which was synthesized in the kidney. Serum creatinine level can normally decrease during pregnancy due to hyperfiltation of the renal glomeruli. Estimation of glomerular filtration rate (GFR) with CKD-EPI formula is beneficially used in populations with GFR >60 ml/min/1.73m2 especially in pregnant women. The creatinine levels of normal pregnant women are lower than of non-pregnant women and pregnant women with pre-eclampsia. This study was aimed to obtain the serum creatinine level and estimated GFR (eGFR) in normal pregnant women. This was a descriptive observational study with a cross sectional design. Samples were obtained by using non-probability sampling of purposive sampling method. Blood samples of 30 normal pregnant women were obtained at three Public Health Centers (Minanga, Sario, and Bahu Manado) from October to November 2017. The laboratory examinations revealed that all samples (100%) showed decreased serum creatinine levels with a mean of 0.53 mg/dL and increased eGRF >90 ml/min/1.73m2. Conclusion: During pregnancy, there was an increase in eGFR and a decrease in serum creatinine level in all trimesters.Keywords: normal pregnant women, serum creatinine, eGFR Abstrak: Kreatinin merupakan hasil akhir metabolisme dari kreatin fosfat otot, yang awalnya disintesis di ginjal. Pemeriksaan kreatinin sering digunakan untuk mengetahui fungsi ginjal. Kadar kreatinin serum normalnya dapat menurun selama kehamilan karena terjadi hiperfiltasi glomerulus ginjal. Estimasi Laju Filtrasi Glomerulus (eLFG) dengan formula CKD-EPI lebih baik digunakan pada populasi dengan laju filtrasi glomerulus >60 ml/min/1,73m2 khususnya wanita hamil. Kadar kreatinin wanita hamil normal lebih rendah daripada wanita tidak hamil dan wanita hamil dengan pre-eklampsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gamabaran kreatinin serum dan eLFG pada wanita hamil normal. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Sampel diambil dengan cara non-probability sampling jenis purposive sampling. Sampel penelitian ialah sampel darah dari 30 wanita hamil normal yang memeriksakan diri di Puskesmas Minanga, Sario, dan Bahu selama bulan Oktober-November 2017. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan 30 orang (100%) wanita hamil normal mengalami penurunan kreatinin dengan rerata 0,53 mg/dL dan peningkatan laju filtrasi glomerulus dengan nilai eLFG >90 ml/min/1,73m2. Simpulan: Selama kehamilan terjadi peningkatan eLFG dan penurunan kreatinin serum pada semua trimester.Kata kunci: wanita hamil normal, kreatinin serum, eLFG
SURVEY PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP POPULASI TUNGAU DEBU RUMAH DI SEKITAR RUMAH PENDUDUK KELURAHAN RANOTANA WERU KECAMATAN WANEA Tjandra, Winner S.
eBiomedik Vol 1, No 2 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.2.2013.5490

Abstract

Abstract: House Dust Mites are found in damp houses, mattresses, pillows, bolsters, carpets as well as the other variety of home furnishings. House Dust Mites can be a serious problem for human health. For people who are susceptible to house dust mites can trigger allergic reactions such as asthma, rhinitis, conjunctivitis and atopic dermatitis. The location of the research was held in Ranotana Village of Wanea District. In this location there are many home stay, that most of the residents has less attention to the hygiene of their rooms. Purpose of this thesis research is to find a picture of the behavior the society courses on house dust mites araound the house people in Ranotana Village of Wanea District. Advance research methodsin use is a descriptive study using a questionnaire survey method. Sample is determined by simple random sampling method. Number of sampe in this study as many as 95 house holder and were collected using a questionnaire containing a list of questions. Based on research done the people in Ranotana Village of Wanea District has the poor level of knowledge, in attitude most have  good attitude, and have good in action. Keywords: Behavior, House Dust Mites, Population     Abstrak: Tungau Debu Rumah banyak ditemukan pada rumah yang lembab, kasur, bantal, guling, karpet serta berbagai perabot rumah yang lain.TDR dapat menjadi masalah yang serius bagi kesehatan manusia. Bagi orang yang rentan TDR dapat menjadi pencetus timbulnya reaksi alergi seperti asma, rhinitis, konjungtivitis dan dermatitis atopik. Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Ranotana Weru Kecamatan Wanea. Lokasi ini banyak terdapat rumah kost, dimana sebagian besar penghuni kost kurang memperhatikan kebersihan kamarnya. Tujuan penelitian ini adalah mencari gambaran perilaku masyarakat terhadap populasi tungau debu rumah di sekitar rumah penduduk Kelurahan Ranotana Weru Kecamatan Wanea. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode survey menggunakan kusioner, sampel dalam penelitian ini sebanyak 95 Kepala Keluarga dan dikumpulkan dengan menggunakan kusioner yang berisikan pertanyaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penduduk Kelurahan Ranotana Weru Kecamatan Wanea masih memiliki pengetahuan yang kurang baik, dalam hal sikap memiliki sikap yang baik, dan dalam hal tindakan memiliki tindakan yang baik. Kata Kunci : Perilaku, Tungau Debu Rumah, Populasi
Hubungan tingkat kepercayaan diri dengan jerawat (acne vulgaris) pada remaja di SMAN 7 Manado Ompi, Elga Elfina; David, Lydia; Opod, H.
eBiomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.1.2016.11049

Abstract

Abstrak. Remaja dengan penampilan fisik berjerawat yang tidak sesuai dengan gambaran idealnya, dikatakan memiliki kepercayaan diri tinggi apabila ia mampu menerima dengan realistis dan mensyukuri serta bertindak positif sedangkan kepercayaan diri rendah apabila remaja tersebut merasa tidak puas, malu, kecewa dan menolak keadaan dirinya. Jerawat atau acne vulgaris adalah peradangan folikel sebasea yang ditandai oleh komedo, papula, pustula, kista dan nodulus di wajah, leher, badan atas dan lengan atas. Jerawat cukup merisaukan karena berhubungan dengan menurunnya kepercayaan diri akibat berkurangnya keindahan wajah penderita. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat kepercayaan diri dengan jerawat. Jenis penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan waktu cross sectional (potong lintang). Subyek penelitian adalah siswa/i kelas X-XII SMA Negeri 7 Manado yang berjerawat dengan jumlah 90 responden yang dipilih dengan cara purposive sampling. Untuk menganalisis hubungan antara tingkat kepercayaan diri dengan jerawat digunakan teknik analisis Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi antara jerawat dengan kepercayaan diri sebesar -0,068, artinya jerawat dengan kepercayaan diri memiliki hubungan negatif dimana keeratan korelasinya sangat lemah (<0,20) sehingga dapat dikatakan tidak terdapat hubungan signifikan antara kepercayaan diri dengan jerawat (Sig=0,523). Artinya, kondisi fisik dalam hal ini jerawat bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri. Konsep diri, pengalaman, pendidikan merupakan faktor internal dan orang tua, teman sebaya dan masyarakat merupakan faktor eksternal yang bisa mempengaruhi kepercayaan diri. Responden yang memiliki kepercayaan diri tinggi walaupun berjerawat tidak berorientasi pada penampilan fisik semata, karena mereka merasa yakin akan kemampuan dan potensi dirinya pada hal-hal yang lain.Kata kunci: Remaja, Kepercayaan Diri, Jerawat.Abstract. Adolescents with acne in physical appearance that doesn’t like the ideal appearance, is said that have confidence when he can accept realistically, still feel grateful and act positively while low confidence if these adolescents are not satisfied, embarrassed, disappointed, and rejected themselves. Acne vulgaris is the inflammation of the sebaceous follicles characterized by comedones, papules, pustules, cysts and nodules on the face, neck, upper trunk and upper arms. Acne is troubling because it is related to the degradation of self confidence due to the beauty of the face.This study aimed to analyze the relationship between the level of confidence with acne. This type of study is correlational with cross sectional approach. The subjects are SMAN 7 Manado students who have acnes with 90 respondents chosen by purposive sampling. Spearman Rank analysis techniques is used to.The results showed that the correlation coefficient between acne with confidence at -0.068, meaning the relationship between acne and confidence is negative which the closeness of the correlation is very weak (<0.20) so that it canbe said there is no significant relationship between confidence with acne (Sig = 0.523). It means, the physical appearance in this case the acne is not the only factor affecting confidence. Self-concept, experience, education is the internal factors and their parents, peers and the community are the external factors that can affect confidence. Respondents with high self confidence eventhough have acnes are not oriented on their physical appearance alone, , because they feel confident in the ability and potential for him in other things.Keywords: Adolescents, Confidence, Acne.
PENGARUH PENGGUNAAN SEPATU HAK TINGGI TERHADAP RISIKO TIMBULNYA VARISES PADA TUNGKAI BAWAH Maha, Bretha Arih Kitami S.; Ticoalu, S. H. R.; Wongkar, Djon
eBiomedik Vol 1, No 3 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.3.2013.3270

Abstract

Abstract: Use of high heels above five centimeters can cause problems in the blood vessels. That is, akhiles tendon which is behind the heel and calf muscles are constantly in a state of tension. Depressed blood vessels, occurs dam and eventually lead to varicose veins. Varicose veins are veins are dilated tortuous so prominent on the surface of the skin. Objective: To determine the effect of use high heels on the risk of varicose veins in the lower limbs. Method: The type of this research used an observational research and using a cross sectional design. Result: The statistics determined that there was significant effect of use high heels on the risk of varicose veins in the lower limbs and P value was 0.0001.  Conclusion:The statistics determined that there was significant effect of use high heels on the risk of varicose veins in the lower limbs. Keywords: High heels, varicose veins.  Abstrak: Pemakaian sepatu hak tinggi di atas lima sentimeter dapat menyebabkan masalah pada pembuluh darah. Artinya, tendon Akhiles yang berada di tumit belakang dan otot betis terus-menerus dalam keadaan tegang. Pembuluh darah tertekan, terjadi bendungan dan akhirnya mengakibatkan varises. Varises adalah pembuluh darah balik yang melebar yang berliku-liku sehingga menonjol pada permukaan kulit. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh penggunaan sepatu hak tinggi terhadap resiko timbulnya varises pada tungkai bawah. Metode: Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian observasional dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Hasil: Secara statistik ditetapkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan sepatu hak tinggi terhadap risiko timbulnya varises pada tungkai bawah dengan p=0,0001. Simpulan: Secara statistik terdapat pengaruh penggunaan sepatu hak tinggi terhadap risiko timbulnya varises pada tungkai bawah. Kata kunci: Sepatu hak tinggi, varises.
KARAKTERISTIK TROMBOSIT PADA PASIEN ANAK DENGAN INFEKSI VIRUS DENGUE DI MANADO Motulo, Cindy Y.; Mongan, Arthur E.; Memah, Maya F.
eBiomedik Vol 3, No 2 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.3.2.2015.8514

Abstract

Abstract: Dengue virus infection is a global health problem since outbreaks have been reported in many countries. Children still occupy the top position in dengue infection. The information about dengue infection can help reduce the incidence of dengue infection. One of the laboratory tests that support the diagnosis is the platelet count. This study used a cross sectional design and was conducted from December 2014 until January 2015 at Robert Wolter Mongisidi Hospital, Advent Manado Hospital, and GMIM Pancaran Kasih Hospital. Samples were 37 patients who fulfilled the inclusion criteria. There were 17 males and 20 females. The results showed that 21 patients had thrombocytopenia meanwhile the others had thrombocyte count within normal limit. The PDW and the MPV were within normal limit.Keywords: dengue, platelet count, PDW and MPVAbstrak: Infeksi virus dengue merupakan masalah kesehatan global. Kejadian luar biasa penyakit telah sering dilaporkan dari berbagai negara. Anak-anak masih menempati posis teratas dari kejadian infeksi dengue. Informasi tentang infeksi dengue dapat membantu mengurangi kejadian infeksi dengue. Banyak pemeriksaan laboratorium yang diperlukan, salah satunya ialah pemeriksaan trombosit. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang, dan dilakukan pada bulan Desember 2014 sampai Januari 2015 di RSAD Robert Wolter Mongisidi, RS Advent Manado, dan RSU GMIM Pancaran Kasih Manado. Terdapat 37 pasien yang memenuhi kriteria penelitian, terdiri dari 17 laki-laki dan 20 perempuan. Hasil penelitian menunjukkan 21 pasien yang mengalami trombositopenia sedangkan 16 lainnya masih dalam batas normal. Nilai PDW dan MPV dalam batas normal.Kata kunci: dengue, jumlah trombosit, PDW, MPV